Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOCKDOWN
Suka
Favorit
Bagikan
11. Message from the Abyss (Part 3)

15. INT. HARMONY APARTMENTS. LT. 1 - SORE

Anne yang memakai masker hitam menghampiri pos security. 

POV ANNE : Pos security yang kosong. 


Tomy baru sampai saat Anne menemukan kartu akses milik security yang tergantung di satu sisi.


CUT TO :

 

16. INT. HARMONY APARTMENTS. LIFT LT. 1 - SORE

Tomy dan Anne baru saja masuk ke dalam lift, memindai kartu, lalu menekan nomor lantai pada lift.


CUT TO : 


17. INT. HARMONY APARTMENTS. LT. 5 - SORE

Anne dan Tomy menelusuri lorong dengan Tomy masih memantau perangkatnya.

Tomy lalu berhenti di depan Apartemen No. 507. Anne ikut berhenti, melihatnya.

Tomy mengeluarkan alat untuk membuka kunci pintu itu, lalu mereka masuk. 

POV ANNE : Ruangan apartemen yang kosong.


Anne bergegas memeriksa ruangan lain dalam apartemen.


ANNE

Yakin dari sini?

(melihat Tomy, lalu apa yang dilihat Tomy)


Tomy mengambil tab yang terhubung dengan flashdisk hitam.

Anne dan Tomy saling lihat.


TOMY

Dari awal ini terlalu gampang, Anne.


Anne terlihat kesal. 


CUT TO : 


18. EXT. TEMPAT PARKIR DEPAN HARMONY APARTMENTS - SORE

Imran memasang alat penyadap di dalam mobil Anne. Dia lalu turun untuk memasang alat pelacak di bagian bawah mobil,


CUT BACK TO :


Anne dan Tomy waspada. Tomy mendorong pintu kamar mandi dengan kaki, melihat keadaan di dalamnya.


POV TOMY : Kamar mandi itu kosong.


Anne merapat ke dinding dekat balkon, lalu mengintip ke luar gedung.


POV ANNE : Di tempat parkir ada seorang laki-laki (30 thn) berbaju santai baru saja keluar dari mobil, mengunci pintu mobilnya.


SFX : Terdengar bunyi bip dari mobil sebagai tanda terkunci.


Anne lalu melihat Tomy.


CUT TO :


19. INT. HARMONY APARTMENTS. LIFT LT. 5 - SORE

Anne dan Tomy berada di depan lift, menunggu.

Pintu lift terbuka. Di dalam lift hanya ada pria yang sebelumnya dilihat Anne.

Anne dan Tomy masuk ke dalam lift. Pintu lift menutup. 

Tak lama kemudian, Anne menyerang pria itu menggunakan Taser hingga pingsan.

Anne mengambil kunci mobil milik pria itu, sementara Tomy menekan angka 1 pada lift.


CUT TO : 


20. INT. HARMONY APARTMENTS. LIFT LT. 1 - SORE

Lift baru saja membuka. Di depan lift, seorang security mengacungkan tongkat pada Anne dan Tomy. 


SECURITY

Jangan bergerak!


Anne tersentak, melihat Tomy, tapi lalu berusaha merampas tongkat milik security itu. Security mencoba bertahan, tapi Anne terlalu tangkas. 


IMRAN

(baru datang, melihat perkelahian di depan lift)

Hey!!

(bergegas menghampiri)


Anne melemparkan Taser pada Tomy. Tomy menangkapnya.

Anne berhasil merebut tongkat dan memukul jatuh security.

Sementara Tomy bersiap dengan serangan dari Imran.


IMRAN

(berusaha untuk tidak panik)

Tenang, oke?
Kalian mau pergi??
Kalian boleh pergi ....


Anne saling lihat dengan Tomy.


IMRAN

Silakan pergi, oke?


Anne memberi kode pada Tomy, mengajak pergi. 

Imran melihat Anne dan Tomy berjalan keluar gedung. Dia lalu bergegas menolong security.


CUT TO : 


21. EXT. TEMPAT PARKIR HARMONY APARTMENTS - SORE

Anne menekan tombol unlock pada kunci mobil. Sebuah mobil hitam berbunyi bip dan lampu depannya menyala sebentar. Anne dan Tomy melihatnya, lalu segera masuk ke dalam mobil.

Tomy yang menyetir, melajukan mobil itu pergi.


CUT TO : 


22. EXT. JALAN RAYA. MOBIL DEVA - SORE 

Deva sedang menyetir mobil. Andien duduk di sampingnya, sementara Lucky di belakang.

Deva menerima telepon dari Imran. 


IMRAN (O.S)

Target kabur.


DEVA

Bukannya aku minta biarin dia pergi?


Andien lalu melihat Deva.


INTERCUT WITH IMRAN 


23. EXT. TEMPAT PARKIR HARMONY APARTMENTS - SORE

Imran melihat mobil Anne yang terparkir di dekatnya.


IMRAN

Ya. Tapi dia kabur bawa mobil orang lain.


DEVA

(tersentak memikirkannya)

Oke. 
Kirim aja datanya. 


IMRAN

Siap.

(terlihat kecewa)


CUT TO : 


24. INT. PASAR MALAM - MALAM

ESTABLISH : PASAR MALAM


Deva dan Andien menghampiri satu kios ketangkasan menembak. 


POV DEVA : Boneka panda berukuran besar yang ada di etalase.


DEVA

Ini berapa harganya?

(menunjuk boneka panda)


PENJAGA I

(melihat boneka panda itu sebentar, lalu tersenyum)

Ini nggak dijual, Kak. 
Kalau mau harus ngumpulin minimal 1000 poin. 


Penjaga memberikan penjelasan, sementara Andien melihat sasaran tembak—berupa papan angka dalam berbagai ukuran—Deva mengeluarkan uang dari dompet, meletakkan uang itu di meja. Penjaga tersentak melihatnya.


ANDIEN

(melihat uang itu, lalu Deva)

Nggak mau coba dulu?


DEVA

Buang-buang waktu.


PENJAGA I

(agak canggung)

Maaf, tapi ini nggak dijual, Kak.


Penjaga II baru datang, melihat Deva menambahkan uang seratus ribu di meja.


DEVA

Masih kurang?


PENJAGA II

Mau yang itu ya, Kak?

(menghampiri, sembari mengambilkan boneka panda yang dimaksud Deva)


PENJAGA I 

Emang boleh dijual?

(berbisik pada penjaga II)


PENJAGA II

(tidak memedulikan Penjaga I, tersenyum memberikan boneka panda pada Deva)

Ini, Kak.


INSERT : Reffrain melihat keadaan di kios dari jauh menggunakan teropong.


REFFRAIN

(menurunkan teropongnya, tidak habis pikir)

Dasar curang!


CUT BACK TO : 


DEVA

(membawa boneka panda)

Makasih.


PENJAGA II 

Terima kasih kembali.

(tersenyum, melihat Deva dan Andien pergi, lalu mengambil uang ratusan ribu di meja, berbisik pada temannya)

Biar aja ... kemarin ada yang jual ke sini cuma lima puluh ribu.


PENJAGA I

Oh ya?

(masih tidak mengerti)


Andien dan Deva berjalan meninggalkan kios itu.

Andien memegang boneka itu sementara Deva melepas baju boneka itu, melihat tulisan yang ada di satu sisi lengan.


BCU : Tulisan yang ada pada lengan baju panda bagian dalam : 

Stand roti bakar, Lantai 2. 


DEVA

Kalau ada yang sulit kenapa pilih yang mudah?


Andien hampir tertawa melihat Deva.


CUT TO : 


25. EXT. PASAR MALAM. STAND ROTI BAKAR LT. 2 - MALAM

Reffrain duduk di satu sisi, melihat Andien dan Deva menghampirinya.

Deva memberikan boneka panda itu pada Reffrain. 


REFFRAIN

(menerima boneka itu, lalu melihat Deva)

Curang.
Aku cuma mau lihat seberapa hebat kalian menembak.


ANDIEN

Kami cuma detektif. 


REFFRAIN

(melihat Andien)

Dapat buktinya?


JUMP CUT TO : 


Deva menunjukkan satu video pengakuan dari saksi di ponselnya. Reffrain melihatnya. 


REFFRAIN

(melihat Deva)

Cuma ini? 


DEVA

Ada rekaman CCTV juga. 
Tapi ada kemungkinan kesaksian itu palsu.


Reffrrain terenyak mendengarnya.


DEVA (CONT'D)

Kamu pasti juga sempet mikir gitu, kan?
Kalau nggak, kamu nggak mungkin takut ketemu detektif itu sendirian.


REFFRAIN

(mengalihkan pandangan sebentar)

Kenapa kalian nggak nangkap mereka?


DEVA

Kita bukan polisi. 


Reffrain lalu kembali melihat video itu.


CUT TO : 


26. EXT. JALAN DI SEBERANG PASAR MALAM. MOBIL DEVA - MALAM

Lucky menurunkan kaca mobil dari dalam, melihat Deva. Reffrain tersentak melihatnya.


LUCKY

Nanti jadi beli pizza, kan?


Deva masuk ke dalam mobil, duduk di kursi sopir, melihat Andien dan Reffrain masuk dan duduk di belakang.


DEVA

Nggak mau kenalan dulu?


Lucky melihat Reffrain sebentar, lalu kembali melihat ke depan, malu. Reffrain melihatnya, lalu Deva yang melajukan mobilnya pergi.


CUT TO :


27. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN ANDIEN - MALAM

Andien, Deva, Lucky, dan Reffrain sedang makan pizza. Reffrain memperhatikan suasana di sekitar.


POV REFFRAIN : Meja rias dengan beberapa botol obat di atasnya.


REFFRAIN

(melihat Andien dan yang lain)

Kalian survivor?


ANDIEN

(melihat Refrrain)

Ya.

(makan lagi)


REFFRAIN

(terenyak)

Aku minta maaf ... buat ... semuanya.


DEVA

(lalu melihat Reffrain)

Bukan kamu yang ledakin Abyssium-nya.


REFFRAIN

(makan lagi)

Tetep aja.


DEVA

Jadi nama aslinya Elevenium?


REFFRAIN

(mengangguk)

Tanggal 11 ... waktu aku nemuin itu.


DEVA

Dokter Harris bilang, kamu kerja untuk Archen.
Tapi namanya nggak ada di penerbangan itu.
Kamu tau dia di mana?


REFFRAIN

(mengingatnya)

Dia ikut.


Deva heran.


REFFRAIN (CONT'D)

(kembali melihat Deva)

Siapa aja nama yang ada di situ?


ANDIEN

Lyla, Andra, Tomy, Anne ... Kafka ... kamu.


REFFRAIN

Archen julukannya. Nama aslinya Andra. 


Andien dan Deva mengerti. Sementara Lucky hanya memperhatikan. Dia segera mengalihkan pandangan saat Reffrain melihatnya.


REFFRAIN (CONT'D)

(mengalihkan pandangan)

Jadi kapan Dokter Harris ke sini?


DEVA

Secepatnya.

(jeda)

Dia bilang dia temen ayahmu ....


REFFRAIN

Ya. 

(menghabiskan pizza)


Hening. Hanya ada suara aktivitas makan.


JUMP CUT TO : 


Andien baru saja menutup pintu apartemen dari dalam, lalu melihat Reffrain yang duduk di sofa. 


REFFRAIN

(juga melihat Andien)

Anak laki-laki tadi bisa apa selain makan pizza?


ANDIEN

(hampir tertawa, mengambil minum, lalu duduk)

Lucky?


REFFRAIN

Ya. 


ANDIEN

Dia ....

(memikirkannya sebentar)

Hacker.


REFFRAIN

(tersentak, melihat Andien yang sedang minum)

Kelihatan polos.


ANDIEN

(tersenyum simpul, melihat Reffrain)

Siapa yang langsung percaya kamu pembuat Elevenium?


REFFRAIN

(menghela napas, bersandar)

Tampang bisa menipu ya?


Andien lalu melihat ke luar jendela.


REFFRAIN (CONT'D)

Yang nggak bisa mata.


ANDIEN

(kembali melihat Reffrain)

Mata?


REFFRAIN

(melihat Andien)

Mata bisa mengungkap perasaan seseorang.


ANDIEN

Ya ... kadang.


REFFRAIN

Kakak nggak lihat itu?


ANDIEN

(memikirkannya)

Mata siapa maksud kamu?


REFFRAIN

Kak Deva.


Andien tersentak. 


REFFRAIN (CONT'D)

Kalian kelihatan nggak sedekat itu, tapi ... dari matanya—


ANDIEN

Kalau mau ganti baju nanti di kamar mandi aja.

(beranjak dari duduk)


REFFRAIN

(melihat Andien pergi)

Oke ....


ANDIEN

(mengambil selimut dari lemari, menaruhnya di tempat tidur, lalu melihat Reffrain)

Mereka ngawasin kita dari sebelah.


REFFRAIN

(segera melihat sekitar)

Dari mana?


ANDIEN

Nggak tau. 
Yang jelas ada kamera di ruangan ini. 


Reffrain masih mengamati setiap sudut. Dia lalu menghampiri speaker di sebelah TV.


Reffrain melambai sambil tersenyum ke kamera tersembunyi yang ada di dalam celah pada speaker. 


CUT TO :


28. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN DEVA - MALAM


BCU : Layar ponsel Lucky : Rekaman kamera tersembunyi : Reffrain tersenyum melihat kamera.


Lucky terenyak melihatnya, lalu tersenyum, tidak habis pikir. 


CUT TO : 


29. EXT. JALANAN SEPI - MALAM

Anne dan Tomy menunggu di satu sisi. Tak lama kemudian, Faizal, seorang laki-laki (25 thn) menghampirinya, memberikan bungkusan berwarna cokelat. 

Anne mengeluarkan isi bungkusan itu, dua paket identitas palsu.

Tomy melihat sekeliling, lalu melihat identitas palsu di tangan Anne.


FAIZAL

Sesuai permintaan.
Uangnya?


ANNE

Mobilnya?


Faizal berbalik, berjalan menunjukkan arah. Anne dan Tomy mengikutinya.


CUT TO : 


30. EXT. JALANAN - MALAM

Tomy menyetir mobil, Anne duduk di sampingnya. 


TOMY

Kamu nggak lapar?


ANNE

(lalu melihat Tomy)

Nggak kerasa. Tapi daripada tau-tau mati kita makan dulu.


CUT TO :


31. EXT. DEPAN WARUNG MAKAN PINGGIR JALAN - MALAM

Tomy baru akan keluar mobil saat Anne bicara.


ANNE

Aku tunggu di sini aja.
Antisipasi.


Tomy lalu keluar, menutup pintu mobil.


ANNE (CONT'D)

(melihat Tomy memasuki warung)

Tomy!


Tomy menoleh melihat Anne. 


ANNE

Nasinya yang banyak.


TOMY

Oke.

(lalu pergi memesan makanan)


POV ANNE : Tomy menunjuk lauk yang ada di etalase, lalu mengambil kerupuk di sisi lain. 


Anne memperhatikannya, lalu ada segerombolan preman yang masuk—mereka berisik.


CUT TO : 


PREMAN 1

Boss ... biasa ya!


PENJUAL

Siap!


Tomy melihat preman itu sekilas.


PREMAN 2

Aku nggak pakai sambel, Pak Dhe.


PREMAN 1

Pak Dhe lu apa?

(tidak habis pikir melihat Preman 2, lalu penjual)

Musik mana musik, Boss??
Sepi gini kayak kuburan!

(melihat Tomy yang baru saja mengalihkan pandangan)


PENJUAL

Sabar ... saya sendirian ini.

(sambil bekerja)


Preman 2 menyalakan musik. Suara yang terlalu keras membuat Tomy menutup telinganya, tidak habis pikir. 


PREMAN 1

Kecilin bego!
Lu kira Sound Horeg?!


PREMAN 2 

Saabaar!

(memutar tombol volume)


Suara musik berkurang.


PREMAN 1

Mantaap.

(lalu duduk, sambil bernyanyi mengikuti lagu)


Tomy menekan pelipisnya, merasa pusing.


PENJUAL

Mas.

(memanggil Tomy, menyerahkan pesanan)


Tomy beranjak dari duduk.


TOMY

Jadi berapa, Pak?


CUT TO :


32. EXT. DEPAN WARUNG PINGGIR JALAN - MALAM

Tomy baru saja keluar dari warung, membawa bungkusan makanan. Tapi dia lalu tersentak saat menyadari sesuatu. Mobil yang ditumpangi Anne sudah tidak ada. Dia mencari ke sekitar, tapi tidak menemukan apa pun.

Tomy akhirnya berhenti, sambil menghela napas, mengalihkan pandangan, tidak habis pikir. 


CUT TO : 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)