Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOCKDOWN
Suka
Favorit
Bagikan
6. The Inventor's Enigma (Part 2)

18. EXT. KOTA JAKARTA - PAGI

ESTABLISH : Matahari terbit menyinari kota Jakarta. 

ON SCREEN : Tiga bulan kemudian ....


Gedung-gedung yang ditinggalkan mulai terlihat kotor. Dedaunan kering berserakan. Jalanan yang sepi.


CUT TO :


19. EXT. KAWASAN PERTOKOAN DI LUAR JAKARTA - PAGI

ESTABLISH : BEBERAPA ROLLING DOOR TOKO MULAI DITUTUP—SUARA SIRINE MOBIL POLISI YANG SEDANG BERPATROLI—SEEKOR KUCING MENYEBERANGI JALANAN YANG SEPI.


SFX : Detak jam dinding.


CUT TO :


20. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN ANDIEN - PAGI

BCU : JAM DINDING MENUNJUKKAN PUKUL 06.05


Andien melihat jam dinding sambil mencoba menelepon Deva. Tapi panggilannya tidak dijawab. 


ANDIEN

Kenapa nggak diangkat sih?

(duduk, memandang cemas ke luar jendela yang dilapisi plastik UV, lalu kembali melihat ponsel)


SFX : Dering ponsel Andien.


ANDIEN 

(menjawab panggilan telepon)

Lo di mana?


INTERCUT WITH DEVA :


21. INT. GEDUNG APARTEMEN. MINIMARKET - PAGI

Deva keluar dari minimarket sambil menelepon, sementara tangannya yang lain membawa belanjaan. 


DEVA

(berbicara di telepon)

Minimarket. 
Antriannya panjang banget. 

(berjalan menuju lift)


ANDIEN 

Sampe nggak sempet bales WA?


DEVA

Sorry. Gue sambil nge-game.


ANDIEN

(tidak habis pikir)

Jadi lo di bawah?


DEVA

Iyya. Kenapa?


ANDIEN

Yaudah. 
Gue pikir lo lupa lagi. 


CUT TO :


22. INT. GEDUNG APARTEMEN. LIFT - PAGI


DEVA

(hampir tertawa)

Nggak. 
Itu karena ada Charlie aja jadi nggak inget waktu. 

(masuk ke dalam lift)


ANDIEN

Yaudah kalo gitu.


Pintu lift menutup. 


DEVA

Iya, Ma.


ANDIEN

Ma??

(tidak habis pikir)


DEVA

Iya. Gue berasa punya mama ada yang nyariin.


ANDIEN

Chh!
Mama yang lebih muda setahun dari anaknya?


DEVA

(tertawa)

Tenang aja ... gue udah pulang dengan selamat. 

(berjalan keluar lift)


ANDIEN

Ya. 

(tersenyum)

Kalo nggak, gue bakal bingung siapa yang bayarin apartemen gue. 


DEVA

(hampir tertawa)

Masuk akal. 


ANDIEN 

Soal apartemen ....
Apa nggak sebaiknya gue nge-kos aja?


CUT TO :


23. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN DEVA - PAGI


DEVA

(baru masuk ke apartemennya, lalu menutup pintu dari dalam, meletakkan ponsel di satu sisi, sembari melepas sepatu)

Trus, gimana lo ngawasin gue?


ANDIEN (O.S (LOUDSPEAKER))

Kalo gue nge-kos buat apa gue ngawasin lo?


DEVA

(melepas kaos kaki, menempatkannya di dalam sepatu, lalu menyimpannya di rak)

Udah di sini aja.
Kalau ada apa-apa deket.

(lalu membawa ponselnya pergi)


ANDIEN (O.S (LOUDSPEAKER))

Lucky tidur ya?
Dari tadi nomornya nggak aktif.


Di tempat tidur, Lucky bangun mendengar namanya disebut, lalu melihat Deva, masih mengantuk.


DEVA

Ya. Dia ada kelas online siang ini.


ANDIEN

Yaudah. Gue mau tidur juga.


DEVA

Oke.

(lalu duduk di sofa)

Makasih udah nyariin gue.


ANDIEN

(hampir tertawa)

Sama-sama.
Bye.


DEVA

Bye ....

(tersenyum)


Andien menutup telepon, tersenyum kecil, menaruh ponsel di meja. 


CUT BACK TO DEVA


Deva menyalakan laptop, melihat catatan di desktop, membuka catatan itu, lalu melihat Lucky.


DEVA

Ky ....
Ada telfon?


Lucky mengangguk, sementara tangannya menunjuk ke satu meja.

Deva melihat tumpukan berkas di meja yang ditunjuk Lucky. Dia mengambil, lalu membaca berkas itu.


DEVA

Orang hilang?

(jeda)

Lo udah bilang kita punya keterbatasan?


Tidak ada jawaban dari Lucky.

Deva menoleh melihat Lucky. Lucky tidur.



JUMP CUT TO : 


Lucky duduk di depan laptopnya, mengikuti kelas online. 

Deva baru bangun tidur, lalu duduk, melihat Lucky.


CUT TO :


DEVA

Kenapa lo nggak tanya gue dulu?


LUCKY 

(sibuk dengan ponsel)

Aku pikir kakak bakal setuju?
Udah lama kita nggak ada kasus ....
Sejak ledakan tahun baru. 


DEVA

(mengangguk)

Ya. Kalau terjadi apa-apa kita nggak boleh hubungi polisi ....
Bukannya itu aja udah aneh?


Lucky belum menjawab.


DEVA

Lucky.


LUCKY

(lalu melihat Deva)

Iya aku minta maaf ....


Deva menghela napas, mengalihkan pandangan. 


LUCKY

Lagian kalau dia emang kriminal, kakak juga bisa dapat banyak info tentang dia.


DEVA

Ya.
Gue bantu nemuin komplotannya, terus gue juga yang ngejar mereka?


LUCKY

(kembali melihat ponsel)

Maaf ....
Kakak bisa batalin aja kalo nggak mau.


Deva lalu pergi ke kamar mandi, sementara Lucky terlihat sedih. 


CUT TO : 


24. INT. APARTEMEN DEVA. KAMAR MANDI - SORE

Deva masih kesal. 


SFX : Suara pintu dibuka dan ditutup.


Deva mendengarnya, lalu keluar kamar mandi. 


POV DEVA : Ruang kamar sepi, Lucky sudah pergi.


Deva terenyak, memikirkan sesuatu.


CUT TO :


25. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN DEVA - SORE

Deva sedang memasak mie, memberinya topping sosis dan keju. 

Lucky baru datang, melihat Deva sebentar, lalu menaruh bungkusan di meja.


DEVA

(melihat bungkusan itu)

Beli apa?


LUCKY

(melihat mie buatan Deva, lalu mengalihan pandangan)

Ramen.


Deva mengerti.


LUCKY

(menghampiri meja makan, mengambil piring berisi mie, menahan senyum)

Aku makan nanti aja.


DEVA

Kasih Andien aja. 


LUCKY

(kecewa, melihat Deva)

Iyya.

(meletakkan piring itu, lalu sibuk dengan ramennya sendiri)


Deva lalu mengirim pesan untuk Andien.


CUT TO :


26. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN ANDIEN - SORE

Andien mengambil ponsel, membaca pesan dari Deva.


ANDIEN

Kasus baru?

(tersenyum, lalu membalas pesan itu)


CUT TO :


27. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN DEVA - SORE

Andien duduk menghadapi meja dengan sepiring mie.


LUCKY

(tersenyum, melihat Andien)

Ini kasus barunya!

(lalu makan)


Andien melihat Lucky, lalu Deva yang sibuk makan. 


DEVA

Makan dulu. 


Andien akhirnya makan.


CUT TO : 


Deva mencetak foto Reffrain.


LUCKY

Dia baru lima belas tahun.

(ikut melihat foto)


DEVA

Jadi ini alasannya?

 

Lucky tidak habis pikir melihat Deva, lalu kembali melihat foto.


ANDIEN

(selesai mencuci piring)

Jadi, apa yang kita punya?

(bergabung dengan Deva dan Lucky)


DEVA

(memberikan foto Reffrain pada Andien)

Reffrain. 


Andien melihat foto Reffrain.


DEVA (CONT'D)

(lalu memberikan tiket penerbangan)

Dia ngirim ini ke klien kita.


Andien memeriksa tiket penerbangan.

BCU : Tiket penerbangan yang masih kosong.


ANDIEN

Dan dia juga yang dicari klien kita?


DEVA

Ya. 
Klien bilang dia anak teman baiknya yang hilang gitu aja.
Dan tiba-tiba ada kiriman tiket itu. 
Udah coba ditelusuri ... tapi nihil.

(jeda)

Dari inisial yang ada di paket ... klien yakin itu pasti Reffrain. 


Andien memikirkannya.


DEVA (CONT'D)

Itu tiket palsu.
Di belakang, gue pikir nama pencetaknya.
Tapi setelah dilacak ternyata nggak ketemu.

 

ANDIEN

(melihat bagian belakang tiket)

J 015 Printing.

(terenyak memikirkannya)

Udah coba Barcode-nya?

 

DEVA

Barcode?

(melihat barcode di bawah tulisan J 015 Printing)

Emang bisa cari alamat pakai Barcode?


ANDIEN

Barcode dan tiket pesawat ....
Itu petunjuknya.

(lalu melihat Deva)


Deva tersentak.


CUT TO :


Lucky memindai Barcode pada tiket menggunakan ponsel.


LUCKY

Decode.

(masih menunggu)


POV LUCKY : Tampilan pada layar ponsel berubah, menampilkan serangkaian data.


ANDIEN

Moscow?


DEVA

17 Oktober 2025.


ANDIEN

Coba cek PNR-nya!


LUCKY

PNR?


ANDIEN

(menunjuk satu baris)

Passenger Name Record ....
Lo copy kodenya dulu.


Lucky menyalin kode PNR.


ANDIEN

Cari website Airline-nya.


LUCKY

Wait ....

(mengunduh data Boarding Pass)


Lucky lalu mengetikkan nama maskapai di kolom pencarian.


BCU : Layar ponsel menunjukkan tampilan website maskapai penerbangan. 


ANDIEN

Paste di sini.

(menunjuk satu kolom)


Lucky menempel kode di kolom pencarian pesanan, lalu memulai pencarian. 


POV LUCKY : Halaman pada layar ponsel Lucky berganti, menampilkan data PNR.


LUCKY 

Ada enam nama? 

(heran, lalu melihat Deva sebentar)


ANDIEN

Itu data yang ada di satu kode booking.
Mereka pesennya barengan.


Deva melihat Andien sebentar.


ANDIEN

(melihat data di ponsel Lucky)

Andra, Lyla, Kafka, Tomy, Anne, Reffrain. 


Deva juga melihat data itu. 


LUCKY

Ada nomor telfonnya!
Kafka.


ANDIEN

(menunjuk satu baris di layar)

Lihat statusnya. 


LUCKY

(melihat apa yang ditunjuk Andien, mengerutkan dahi)

No Show Gate?


CUT TO :

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)