Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOCKDOWN
Suka
Favorit
Bagikan
5. EPISODE 2 : The Inventor's Enigma (Part 1)

LOCKDOWN

EPISODE 2 : The Inventor's Enigma


FADE IN :


1. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN DEVA - MALAM

Penghuni apartemen berlarian untuk menyelamatkan diri. Mereka membawa tas-tas besar. Ferry (27 thn) menunggu dengan cemas di ambang pintu apartemen Deva.

Lucky menarik koper berwarna biru tua ke dekat Ferry, lalu masuk lagi untuk membuka lemari brankas.


FERRY

(masuk untuk melihat Lucky)

Hey, ayo! Kita bisa ketinggalan!


LUCKY

(melihat Ferry sebentar)

Ya. Aku nyusul!


FERRY 

(tidak habis pikir, lalu menarik koper Lucky)

Kopernya aku bawain.


LUCKY

Ya.

(kembali melihat lemari brankas, tegang)


POV LUCKY : Koper hitam milik Deva. 


POV DARI DALAM LEMARI BRANKAS : Lucky mengambil koper itu, lalu menutup lemari brankas. 


CUT TO :


2. INT. RUMAH SAKIT. RUANG RAWAT - PAGI BUTA

Andien siuman, melihat keadaan di sekitar.

POV ANDIEN : Ruangan dipenuhi pasien yang terbaring di tempat tidur masing-masing.

Andien merasa pusing saat beranjak duduk. Dia lalu melihat ada satu ranjang kosong di sudut ruangan, teringat Deva. 


CUT TO :


3. INT. RUMAH SAKIT. TERAS - PAGI BUTA

Deva sedang menelepon seseorang sembari melihat keadaan di sekitar.


DEVA 

(berbicara di telepon)

Banyak banget orang di sini. 

(jeda)

Syukurlah kalau dia udah dievakuasi. 


Di kejauhan, Andien melihat Deva.


DEVA

(melihat Andien, lalu berbicara di telepon)

Kabari gue lagi nanti.


Andien menghampiri Deva. Deva mengakhiri panggilan telepon. 


ANDIEN

Ada info baru?


DEVA

Lo udah baikan?


ANDIEN

(menggeleng)

Cuma butuh udara segar.


Tiba-tiba lampu di atas mereka padam. Andien dan Deva melihatnya, lalu ke dalam ruangan. Seorang perawat juga memadamkan lampu utama di dalam ruangan, hanya menyisakan lampu yang lebih redup.


CUT TO : 


4. EXT/INT. RUMAH SAKIT - PAGI 

ESTABLISH : JALANAN DI BEBERAPA TEMPAT DEKAT PANGGUNG HIBURAN TAMPAK KOTOR DAN BERANTAKAN. TIDAK ADA SEORANG PUN DI SANA.


Terlihat dari luar, seorang petugas mengunci pintu utama dari dalam. 


CUT TO : 


Petugas lain memasang tanda dilarang lewat di dekat ruang terbuka. 


CUT TO :


5. INT. RUMAH SAKIT. RUANG RAWAT - PAGI

Deva sedang makan, sementara Andien hanya bersandar di tempat tidurnya saat terdengar pengumuan dari speaker. 


PENGUMUMAN (O.S)

Pengumuman ditujukan kepada seluruh pasien ....
Dilarang meninggalkan gedung rumah sakit tanpa izin. 
Sekali lagi untuk seluruh pasien ... dilarang meninggalkan gedung rumah sakit tanpa izin. 
Harap untuk tidak pergi ke tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari karena bisa memperparah kondisi Anda.
Terima kasih.


Deva dan Andien mendengarkan, lalu saling lihat.


CUT TO : 


6. INT. RUMAH SAKIT - PAGI 

Andien dan Deva berjalan menghampiri plang peringatan. 


ANDIEN

(melihat jauh ke taman)

Kenapa nggak boleh?


Deva masih memikirkannya. 


PASIEN (LAKI-LAKI)

Suster ....
Kenapa di sini nggak ada sinyal?


Andien melihat seorang perawat berhenti di dekat pasien itu.


PERAWAT

Sinyal? 


PASIEN

Ya. 


PERAWAT

Maaf ... saya kurang tau. 


PASIEN 

Sebenernya ada apa di luar sana?


CUT BACK TO : 


Deva melihat ponselnya, lalu Andien. 


CUT TO :


7. INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANGAN DOKTER - SIANG

Banyak pasien berkumpul di depan ruangan dokter untuk meminta penjelasan. Andien dan Deva melihatnya dari jauh. 


CUT TO :


8. INT. RUMAH SAKIT. TANGGA MENUJU ATAP - SIANG 

Andien dan Deva duduk di tangga. Di belakang mereka, pintu menuju atap terkunci. 

Deva mengetikkan sesuatu di ponsel. Dia lalu tersentak saat meng-klik satu video dari channel YouTube News—koneksinya agak lambat.


BCU : LAYAR PONSEL DEVA : VIDEO YOUTUBE : 


HOST

Seorang pemuda ditemukan tewas terbakar mengenaskan di jalanan di kawasan Jakarta Selatan. Warga yang melihat aksi nekat itu mengaku seorang pria sudah berusaha mencegah. Tapi pemuda itu malah mendorong pria yang hendak menolongnya hingga terjatuh dan mengalami pendarahan yang cukup berat pada kepala.
Beruntung petugas keamanan dan tim medis segera datang setelah mendapat laporan dari warga sekitar. 
Pria malang yang mencoba menolong pemuda tersebut kini masih dalam keadaan kritis, sementara pemuda yang hendak diselamatkannya tidak tertolong. Diduga kuat pemuda tersebut berada dalam pengaruh alkohol saat keluar ke jalanan hingga akhirnya tewas terbakar.
Kematian pemuda berusia 19 tahun ini menambah daftar korban meninggal akibat paparan radioaktif menjadi 37 orang.
Pemerintah menyampaikan pengendalian hanya bisa dilakukan dengan menghindarkan penderita dari sinar matahari langsung.


ANDIEN 

Terbakar?

(lalu melihat Deva)


Deva masih fokus menonton video, lalu beralih mencari di internet.


DEVA

Xeroderma Pigmentosum.

(menunjukkan sebuah artikel di portal berita pada Andien)


Andien melihat artikel yang ditunjukkan Deva. 


DEVA (CONT'D)

Ada yang bilang mirip sama penyakit itu, tapi lebih parah. 


ANDIEN

Bercak merah itu muncul karena paparan sinar matahari. 

(lalu melihat Deva)


Deva memeriksa kedua lengannya. Masih normal. Deva kembali menonton YouTube.


POV DEVA : Video Youtube yang menampilkan pasien dengan bercak kemerahan di tangan dan kakinya sedang dilarikan ke rumah sakit.


ANDIEN

(kembali melihat video, lalu Deva)

Tapi gimana bisa lo akses internet?


DEVA

SatSleeve+

(menunjukkan Thuraya SatSleeve+, alat yang ada di ponselnya, lalu melihat Andien yang masih tidak mengerti)

Bisa nangkep sinyal satelit.

(kembali melihat ponsel)

Agak lambat, tapi lumayan.


ANDIEN

(memikirkannya)

Lebih cocok kalau gue yang bilang gitu, kan?


DEVA

(kembali melihat Andien, lalu tertawa ringan)

Hacker harusnya lebih canggih sih?


ANDIEN

Ya. Tapi kalau gue bisa jadi hacker ngapain gue ngelamar kerja sama lo.


DEVA

Iya juga.

(lalu tersentak, melihat Andien)

Sama Pluto?


ANDIEN

(mengalihkan pandangan ke depan)

Pluto ....
Ukurannya terlalu kecil untuk bisa disebut planet.


Deva masih memperhatikan Andien.


ANDIEN (CONT'D)

Nggak bisa juga disebut bintang karena nggak punya sinar sendiri.
Agustus 2006, 
Uni Astronomi dunia ngeluarin Pluto dari Tata Surya, dan Pluto masuk dalam kategori asteroid.

(jeda)

Ketua pakai kode nama Pluto karena dia dikeluarin dari Tata Surya Intelijen, kan?


DEVA

(mengernyitkan dahi)

Oh ya?


ANDIEN

Pluto cuma orang kedua.
Cuma orang IT yang ngelaksanain perintah dari Lo.
Ya. Lo bukan satelit planet yang jadi kode nama.
Tapi Lo dalam arti sebenarnya.


Deva mengalihkan pandangan, lalu tersenyum.

Andien masih kesal melihatnya.


ANDIEN (CONT'D)

Gue sering ngelakuin hal-hal spontan yang minta persetujuan Pluto.
Tapi dia selalu butuh waktu buat keputusan. 

(jeda)

Sementara lo selalu punya jawaban atas setiap pertanyaan gue. 


DEVA

Gue butuh orang yang bisa dipercaya sepenuhnya.
Sebelum lo ada banyak yang ngelamar buat pekerjaan ini. 


Andien terenyak.


DEVA (CONT'D)

Mereka ngerjain misi yang gue kasih.
Sekalipun selesai,
Nggak ada sesuatu yang lain lagi.


ANDIEN

Maksud lo, baru gue aja yang berani ngelanggar aturan?


DEVA

(tertawa sebentar)

Ya.
Kadang, inovasi lahir dari seseorang yang melawan aturan.
Gue butuh orang-orang kayak lo supaya agensi gue berkembang, bukannya jalan di tempat.


ANDIEN

Sekalipun harus nunggu sekian banyak orang?


DEVA

Lo pernah denger tentang Law of Average?
Hukum rata-rata.
Semakin banyak lo bertemu kegagalan, semakin dekat lo sama keberhasilan.

(kembali fokus pada ponsel, mencari informasi)


ANDIEN

Sekalipun cuma satu orang yang berhasil?


DEVA

(memikirkannya)

Gue lebih mentingin kualitas daripada kuantitas.
Hidup cukup menempa gue jadi orang yang lebih sabar sekarang.

(lalu melihat Andien)


ANDIEN

(tersenyum, mengalihkan pandangan sebentar)

Jadi, lo mantan agent BIN atau Kepolisian?


DEVA

Yang ini kurang tepat.

(kembali melihat ponsel)


Andien masih menunggu.


DEVA (CONT'D)

Gue bahkan nggak lolos jadi Planet Pluto. 


ANDIEN

Maksudnya lo ....


DEVA

(mengingatnya)

Gue gagal di seleksi tahap akhir.
Padahal gue udah pengen banget masuk STIN. 


ANDIEN 

(akhirnya mengerti) 

Dan akhirnya lo bikin usaha sendiri? 


DEVA

Setelah lulus kuliah ... ya. 

(lalu melihat Andien)

Lo sendiri ....
Di mana belajar hacking?


ANDIEN

Temen gue. 


DEVA

Yang kecelakaan itu? 


ANDIEN

(tertawa, lalu melihat Deva sebentar)

Sorry, yang itu fiktif. 


Deva tersenyum, tidak habis pikir.


CUT TO : 


9. INT. RUMAH SAKIT. RUANG RAWAT - MALAM

Andien duduk di tempat tidur, baru saja selesai makan. 

BCU : Obat yang ada di wadah kecil di meja makan. 


Andien mengambil obat itu, lalu meminumnya. Dia lalu melihat Deva yang ada di sudut lain, masih makan.


CUT TO :


10. EXT. JALANAN - MALAM

Deva sedang menyetir mobil, Andien duduk di sampingnya. Dia membawa mobilnya masuk ke area parkir sebuah gedung. 


CUT TO :

 

11. INT. GEDUNG PENGUNGSIAN - MALAM

Deva dan Andien menaiki tangga, lalu berhenti saat tiba di sebuah lantai yang dipenuhi pengungsi dan barang-barang mereka. 

Deva melihat sekeliling.

Di sisi lain, Lucky menyadari keberadaan Deva.


LUCKY 

Kakak!


Deva dan Andien menoleh ke asal suara. Lucky menghampiri Deva.


DEVA

Lo nggak apa-apa?


Lucky mengangguk.


LUCKY

Tapi mereka bilang aku terpapar.
Nggak banyak.


Deva terenyak memikirkannya.


LUCKY (CONT'D)

Hai, Rhea. 

(tersenyum melihat Andien)


Andien tersentak melihat Lucky, lalu Deva. 


DEVA

(lalu melihat Andien)

Pluto.


LUCKY 

(mengulurkan tangannya)

Lucky.


ANDIEN 

(menjabat tangan Lucky)

Andien. 


LUCKY

Ohiya. Aku bawa tas kakak. 

(melihat Deva)


DEVA

Makasih. 


Lucky mengangguk, lalu pergi untuk mengambil koper milik Deva.


ANDIEN

(masih melihat Lucky)

Gue nggak ngira dia anak di bawah umur. 


DEVA

Gue nggak pernah maksa. 


Deva membantu Lucky untuk membawa barang-barang lainnya. Sementara Andien terenyak melihat suasana di sekitarnya. 


DEVA

Ayo!

(mengajak Andien pergi)


Andien menyusul Deva dan Lucky pergi.


CUT TO :


12. INT. GEDUNG PENGUNGSIAN. TEMPAT PARKIR - MALAM

Lucky menutup pintu bagasi, lalu menyusul Deva dan Andien, masuk ke dalam mobil.


LUCKY

Kita ke mana?

(melihat Deva)


DEVA

(mulai menjalankan mobilnya)

Sejauh mungkin dari sini. 


Lucky mengalihkan pandangan ke depan, memikirkan sesuatu. Di belakang, Andien masih mengamati suasana gedung dan sekitarnya.


CUT TO : 


13. INT. KANTOR BIMBINGAN BELAJAR - SIANG

Reffrain duduk, menghadapi HRD yang sedang memeriksa surat pernyataan Reffrain.


HRD

Jadi kamu punya saudara di Jakarta ....


REFFRAIN

Ya.
Saya mau bantu mereka.


HRD

(lalu melihat Reffrain)

Sebenarnya, saya masih berharap kamu cuti aja.

(memikirkannya)

Begini aja ....
Kalau keadaan sudah membaik, kamu boleh melamar kerja di sini lagi?


REFFRAIN

(memikirkannya)

Emm .... Ya. 
Terima kasih.


HRD mengangguk, tersenyum sedih melihat Reffrain, lalu kembali melihat berkas di depannya.


CUT TO :


14. INT. STASIUN KERETA. RUANG TUNGGU - SORE

Reffrain duduk menunggu, sembari melihat ponsel. 


BCU : LAYAR TV :


HOST

Pemerintah mengumumkan Lockdown untuk seluruh wilayah di Jakarta guna mengantisipasi korban tambahan dari paparan radioaktif jenis baru bernama Abyssium. Hal ini membuat para penderitanya yang disebut survivor bisa keluar dari tempat tinggal mereka hanya pada malam hari. 
Dan dikarenakan tingginya angka pengungsi, warga yang berada di wilayah relatif aman untuk ditinggali diminta menunggu, hingga pemerintah bisa menyiapkan fasilitas baru untuk evakuasi. 


Reffrain terenyak melihat berita di TV. 


CUT TO :


15. INT. KERETA API - MALAM

Reffrain duduk sembari menyandarkan kepala ke jendela kereta. Dia terlihat sedih. 


LS : Kereta api yang ditumpangi Reffrain mulai melaju.


CUT TO :


16. EXT. DEPAN RUMAH DOKTER HARRIS - PAGI


POV REFFRAIN : Rumah Dokter Harris. 


Reffrain menghampiri rumah Dokter Harris. Dia lalu melihat tukang kebun di satu sisi.


CUT TO :


TUKANG KEBUN

Pak Dokternya lagi keluar kota. 
Baru kemarin diminta bantu pasien di Jakarta.


Reffrain terenyak memikirkannya.


TUKANG KEBUN (CONT'D)

Mbak siapa?
Nanti biar saya sampaikan kalau bapak pulang.


Reffrain kembali melihat tukang kebun. 


CUT TO :


17. INT. RUMAH SAKIT. RUANGAN DOKTER - SIANG

Para dokter sedang rapat dipimpin oleh Dokter Amin.


DOKTER AMIN

Kita harus mempercepat sintesis vektor virus. 
Pastikan vektor ini aman dan efisien dalam mengirimkan gen ke sel target. 


Para dokter di sekitarnya tampak menyimak, satu orang mengangguk setuju. 


DOKTER AMIN (CONT'D)

Kita juga harus mempertimbangkan biaya terapinya.
Memastikan semua pasien yang membutuhkan bisa mendapat akses.


DOKTER MIRA

Kita bisa coba cari tambahan bantuan ke lembaga donor atau organisasi amal.


DOKTER AMIN

Saya setuju, Dokter Mira.

(melihat Dokter Mira, lalu Dokter Harris yang sedang melamun)

Bagaimana menurut Anda, Dokter Harris?


DOKTER HARRIS 

(tersentak melihat Dokter Amin)

Emm ....
Ya. Saya setuju dengan terapi gen. 


Dokter Amin mengangguk.


DOKTER HARRIS (CONT'D)

Sangat efisien untuk memperbaiki sel-sel yang rusak karena paparan Elevenium.


DOKTER AMIN

(terenyak, lalu melihat Dokter Harris)

Maaf, kita sedang membahas Abyssium ....


DOKTER HARRIS

(teringat sesuatu)

E ... ya, Dokter?


DOKTER AMIN 

Anda tadi menyebut Elevenium.


DOKTER HARRIS

Oh ya?


Dokter-dokter lain ikut melihat Dokter Harris.


DOKTER AMIN

Apa itu Elevenium, Dokter Harris?


DOKTER HARRIS

Mungkin, Dokter salah dengar ....
Mungkin saya menyebut Uranium tadi?


Dokter Amin terlihat meragukan ingatannya sendiri.


FADE OUT & FADE IN :

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)