Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOCKDOWN
Suka
Favorit
Bagikan
1. EPISODE 1 : Elevenium (Part 1)

LOCKDOWN

EPISODE 1 : Elevenium


FADE IN :


1. EXT. PANTAI - PAGI

ON SCREEN : PANTAI UTARA, 2024


Rocky (38 thn) duduk di pinggir pantai. Dia melempar umpan dengan alat pancingnya, tersenyum semangat.


ROCKY

Kita pasti dapat banyak hari ini.
Cuacanya mendukung.


Reffrain (15 thn) yang duduk tak jauh dari Rocky menoleh, lalu melihat langit yang mendung.


REFFRAIN

Ya. Bentar lagi hujan.
Mudah-mudahan cepet keluar ikannya.


ROCKY

(hampir tertawa melihat Reffrain)

Kenapa buru-buru?
Kita baru aja sampai.


REFFRAIN

(beranjak dari duduk)

Kalau gitu selamat memancing, Ayah.
Aku mau jalan-jalan.


ROCKY

(melihat Reffrain pergi)

Jangan jauh-jauh!


Tidak ada jawaban dari Reffrain. Rocky mengembalikan pandangan ke air.


CUT TO :


2. EXT. HUTAN DI DEKAT PANTAI - PAGI

Reffrain berjalan memasuki hutan sambil memperhatikan pepohonan di sekitarnya. Dia lalu teringat sesuatu. 


CUT TO : 


REFFRAIN

(mengeluarkan Dosimeter dari ransel, lalu menyalakannya)

Kita berburu harta karun juga.

(bergumam, lalu mengarahkannya ke sekitar, mendekati bebatuan)


LONG SHOT : Reffrain masuk lebih jauh ke dalam hutan.


CUT TO : 


Reffrain menghentikan langkah saat melihat lahan terbuka yang cukup luas. Dia melewati area itu sambil memperhatikan keadaan di sekitarnya.


SFX : Suara mobil yang baru saja berhenti di kejauhan. 


CUT TO :


Pekerja I dan II baru saja turun dari mobil. Mereka mengenakan seragam abu-abu dan helm proyek di kepalanya.


CUT BACK TO : 


SFX : Bunyi alarm Dosimeter


Reffrain mengarahkan Dosimeter ke jalan yang dilewatinya. 


REFFRAIN

Wow!

(tersenyum senang, berjongkok untuk melihat angka yang muncul pada alatnya)


Reffrain tampak penasaran, menghampiri batu paling besar, mendekatkan alatnya ke sana.


REFFRAIN 

Ya ampun!

(mengamati angka pada layar Dosimeter, lalu melihat ke kejauhan)


POV REFFRAIN : Dua orang pekerja proyek sedang memperhatikan lingkungan sekitar sembari mencatat.


CUT TO :


PEKERJA I

Kita mulai dari titik kedua dulu.
Yang tadi ... baru ke sini.


PEKERJA II

(melihat ke satu arah)

Ya. Kita mulai dari sana.


REFFRAIN

(menghampiri Pekerja I dan II)

Apa kalian penambang mineral radioaktif?


Pekerja I & II lalu melihat Reffrain.


REFFRAIN

Kenapa nggak pakai baju pelindung?


PEKERJA II

(tersenyum melihat Reffrain)

Kalau gitu kami nggak lagi menambang radioaktif.


REFFRAIN

Tapi batuannya sangat radioaktif.


Pekerja itu saling pandang, lalu Pekerja II melihat Dosimeter yang dibawa Reffrain. 


CUT TO :


Bima, kepala proyek datang menemui Reffrain. Ikut memeriksa batuan menggunakan Dosimeter milik Reffrain.


BCU : Dosimeter milik Reffrain menunjukkan angka 30.21 mSv/h 


BIMA

(mengerutkan kening, serius melihatnya, lalu Reffrain)

Siapa nama kamu?


REFFRAIN

Reffrain. 


BIMA

Tinggal dekat sini?


REFFRAIN

Nggak terlalu dekat juga. Harus naik mobil. 
Aku datang sama ayah. Dia lagi mancing.


Bima tampak memikirkannya.


CUT TO : 


3. INT. RUMAH REFFRAIN. RUANG TAMU - PAGI

Archen (35 thn), Rocky, dan Reffrain duduk di ruang ruang tamu.


ARCHEN

Saya ke sini untuk berterima kasih.
Kalau nggak ada putri Bapak.
Mungkin kami semua sudah menderita karena radiasi.


ROCKY

Dia memang suka mengeksplor tempat-tempat baru.


REFFRAIN

Tapi pasti udah terpapar.


ARCHEN

Ya. Kami bisa periksa nanti.
Ngomong-ngomong kamu juga—
Ohiya, kamu kelas berapa?


REFFRAIN

Tiga SMP. 


ARCHEN

Kamu tau banyak tentang radioaktif?


REFFRAIN

Nggak banyak.
Tapi aku tahu cara kerja reaktor nuklir. 


Rocky sendiri agak terkejut, melihat Reffrain.


ARCHEN

(cukup terkesan) 

Oh ya? 
Seperti bukan mainan anak perempuan?


REFFRAIN

(tersenyum) 

Aku pikir Marie Curie juga nggak lagi main waktu nemuin Radium dan Polonium.


ARCHEN

Oh ... jujur saya nggak banyak tahu soal ini.

(melihat Rocky)


Rocky hanya tersenyum menanggapinya.


ARCHEN

Tapi kamu tertarik meneliti lebih lanjut? 
Maksudku ... batuan kemarin?


Reffrain terenyak memikirkannya.


ARCHEN

Saya nggak mungkin melanjutkan pekerjaan tanpa tahu apa yang sebenarnya ada di sana. 


REFFRAIN

Tapi aku nggak punya alatnya.


ARCHEN

Asal kamu mau, saya yang urus nanti.


REFFRAIN

Kenapa yakin aku bisa?


ROCKY

(tertawa untuk mencairkan suasana) 

Maaf, kadang dia terlalu frontal.


ARCHEN

(tertawa ringan) 

Bukan masalah. Saya suka sekali anak yang kritis. 

(kembali melihat Reffrain) 

Saya lihat kamu punya potensi ....
Lebih tepatnya, setelah lihat itu. 

(menunjuk satu piala yang ada di atas lemari)


Reffrain dan Rocky melihat piala itu.


POV REFFRAIN : Piala juara 1 lomba SAINS


REFFRAIN 

(terenyak, kembali melihat Rocky)

Itu waktu masih SD.


ARCHEN

Kalau gitu sekarang pasti lebih mahir. 


Reffrain lalu melihat ayahnya.


CUT TO : 


4. INT. RESTORAN - SIANG

ESTABLISH : RESTORAN

ON SCREEN : JAKARTA, 2025


Andien (25 thn) duduk mengintai sepasang kekasih yang sedang makan. Dia memanggil waitress untuk memesan makanan, lalu mengalihkan pandangan pada Deva (26 thn) yang memata-matainya dari meja lain.

POV ANDIEN : Deva buru-buru mengalihkan pandangan, sembari membetulkan jas. 

Andien heran melihatnya.


CUT TO :


5. EXT. DEPAN RESTORAN - SIANG

Pasangan kekasih keluar dari restoran, lalu masuk ke mobil.

Andien ikut keluar, berjalan menuju motornya, lalu menoleh ke belakang.

POV ANDIEN : Deva yang baru saja keluar restoran, mengalihkan pandangan pada jam tangan.


ANDIEN

(menelepon seseorang)

Halo, Fin. 


Deva tersentak melihat Andien. 


ANDIEN

(berbicara di telepon)

Gimana keadaannya?

(tampak serius)


Deva mendengarkan sambil memikirkan sesuatu, lalu kembali melihat Andien. 


ANDIEN

(menghela napas)

Oke. Jangan panik. 
Gue ke sana sekarang. 

(lalu menutup telepon)


POV DEVA : Andien bergegas melajukan motornya.


INSERT : Buku kecil dan bolfoin Andien terjatuh.


Deva melihat buku itu, lalu Andien yang sudah jauh. Dia bergegas mengambil buku dan bolfoin Andien. 


BCU : Buku catatan Andien yang dibuka oleh Deva.


Deva lalu melihat bolfoin Andien.


CU : Deva terlihat serius dan kesal. 


CUT TO :


6. INT. RUMAH KOS MADAM MARISA. KAMAR ANDIEN - MALAM

Andien duduk di dekat jendela sambil melihat bintang-bintang di langit malam. 


ANDIEN 

(berbicara di telepon)

Maaf, baru melapor. 
Tadi saya panik karena teman saya kecelakaan. 


SFX : Deruman motor. 


Andien melihat ke jalanan di depan kos. 


POV ANDIEN : Pengendara motor yang berhenti, lalu membuka teropong helmnya. 


ANDIEN

(berbicara di telepon, masih melihat pengendara motor)

Tapi, saya coba cari di jalan yang saya lewati ....
Nggak ketemu juga.

(mengalihkan pandangan)


PLUTO (O.S)

Oke, Rhea. 
Untuk hari ini cukup.
Saya akan menghubungi kalau kamu diterima. 


ANDIEN

(berbicara di telepon)

Baik, Pak. 
Terima kasih. 


SFX : Sambungan telepon yang diputus oleh Pluto.  


Andien melihat ponsel, lalu memikirkan sesuatu. 


CUT TO :


7. INT. APARTEMEN DEVA - MALAM

Deva duduk di depan laptop, melepas chip dari bolfoin Andien. 


DEVA

Fatal. 

(memasang chip itu pada perangkat yang menghubungkannya dengan laptop)

Jelas dia ceroboh. 


LUCKY

(tampak dari belakang, duduk di kursi putar)

Temannya kecelakaan. 
Kalau jadi dia, aku pasti ngelakuin hal yang sama.


DEVA

(menggeleng sebentar, tidak habis pikir)

Jatuhin bolfoin dan buku catatan?


BCU : Layar laptop Deva : Video pertemuan pasangan kekasih yang berhasil direkam Andien dengan kamera tersembunyi pada bolfoin. 


DEVA

(bersedekap)

Dia bahkan nggak ngerti angle. 

(melihat Lucky sebentar)

Apa perlu ada diklat videografi?


CU : Lucky (14 thn) tersenyum.


Lucky menggeser kursinya, menghampiri meja Deva. Dia berubah serius memperhatikan layar laptop, lalu mengetikkan sesuatu.


POV LUCKY : tampilan layar laptop Deva berubah. 


LUCKY 

Sebenernya bukan dia yang ceroboh. 


Deva heran, ikut melihat ke layar.


BCU : Layar laptop Deva menampilkan aktivitas yang tidak biasa. 


DEVA

(tersentak)

Maksud lo ....


LUCKY 

Rootkit.


CUT BACK TO ANDIEN


Andien duduk di tempat tidur, melihat laptop sambil makan snack. 


BCU : Layar laptop Andien menampilkan slide foto Deva dan teman-temannya yang sedang camping di hutan. Ada foto Deva memakai mahkota dari daun, berpose imut. 


ANDIEN 

(hampir tertawa melihatnya)

Gimana bisa dia se-cool itu tadi?


FADE OUT & FADE IN : 


8. INT. KANTOR - PAGI


DEVA 

Sebenernya ini tugas individu ....
Tapi karena lo udah tau gue, Pluto mau kita satu tim.


ANDIEN

Maksudnya, gue diterima?


DEVA

(menghela napas)

Menurut lo ... gue ke sini cuma buat minta pertanggungjawaban karena lo udah hack laptop gue?


ANDIEN

Sorry ... gue cuma mau—


DEVA

Pamer kemampuan?


Andien terdiam, mencoba bersikap lebih sopan.


DEVA

Apapun tujuan lo, selamat ....
Lo diterima.
Sebulan ini training. 
Pluto bakal kasih arahan lewat telfon.
Kalau ada pertanyaan, lo bisa tanya gue.


ANDIEN

Kita nggak ketemu Pluto—
Maksudnya gue?


DEVA

Nggak.
Nggak ada satu pun yang pernah ketemu Pluto, termasuk gue. 
Semua perintah cuma lewat telfon.


Andien terenyak memikirkannya. 


DEVA

Ohiya. 
Gue tau lo jago hacking, tapi gue harap lo nggak gunain kemampuan itu di sini kecuali lo mau dipecat. 


Andien kembali melihat Deva. 


CUT TO : 


9. INT. RUANG KERJA. RUMAH ARCHEN - PAGI

Reffrain sibuk mengetik di laptop sambil sesekali melihat catatan di bukunya.

Archen baru datang, menghampiri Reffrain, melihat layar laptop.


ARCHEN

Aku pikir kamu sibuk eksperimen?


REFFRAIN

Ya.

(melihat Archen sebentar, melanjutkan mengetik)

Ini juga eksperimen.
AI ... seru juga. 
Ohiya ....

(melihat Archen)

Gimana proposalnya?


ARCHEN

(mengingatnya, lalu menghela napas)

Reffrain ....
Pemerintah nggak mungkin melibatkan orang luar.


REFFRAIN 

(kecewa)

Jadi belum ada kabar?


ARCHEN

Lebih baik kamu fokus dengan apa yang sudah ada.


REFFRAIN

Tapi ini bisa jadi solusi buat PLTN.


ARCHEN

Yah. Itu juga kalau jadi.

(mengalihkan pandangan)


REFFRAIN

Begitu tau Elevenium sebagus Uranium mereka nggak akan punya alasan untuk nggak jadi.
Mungkin di luar sana masih banyak deposit Elevenium lainnya.


ARCHEN

Kalaupun ada pasti sudah ditemukan dari dulu.


REFFRAIN

Trus, kenapa baru kita yang nemuin Elevenium?


ARCHEN

Mungkin kita beruntung?


REFFRAIN

Kata beruntung buat aku jadi ingat Edison lagi.

(agak kesal, kembali melihat laptop)


ARCHEN

(melihat Reffrain)

Siapa Edison?


REFFRAIN

Rival Nikola Tesla.


ARCHEN

Oh ... Edison yang itu.

(lalu memikirkan sesuatu)

Kita tunggu aja, semoga ada kabar.

(beranjak dari duduk, melihat Reffrain)

Jangan sampai kamu lupa minggu ini waktunya libur.


REFFRAIN

Oh ... ya ....

(mengingatnya, lalu tersenyum melihat Archen)

Hampir aja lupa.


CUT TO :


10. EXT/INT. RUMAH REFFRAIN - SIANG

Reffrain menghampiri rumahnya, lalu mengintip lewat jendela. 

POV REFFRAIN : Tidak ada siapapun di dalam rumah.

Reffrain heran. Dia mencoba membuka pintu, tapi tidak bisa. 

Reffrain membuka pintu menggunakan kunci yang dia bawa, lalu masuk ke dalam rumah.


REFFRAIN

(melihat sekitar)

Ke mana ayah?

(lalu duduk)


Reffrain menelepon ayahnya. 


REFFRAIN

(berbicara di telepon)

Ayah, di mana?

(jeda)

Ya. Sengaja buat kejutan, tapi ayah nggak ada. 

(tersentak)

Tiga hari?
Kenapa nggak ngabarin aku?

(manyun)

Yah oke ....
Jadi aku bakal sendirian ....
Mending di lab.

(jeda)

Iya, Ayah ... aku istirahat ....


CUT TO :


11. INT. RUMAH REFFRAIN. KAMAR REFFRAIN - MALAM

Reffrain duduk bersandar di tempat tidur, membaca buku. 


SFX : Suara ketukan pintu. 


Reffrain terenyak mendengarnya. 


SFX : Suara ketukan pintu.


Reffrain menutup bukunya, bergegas ke luar kamar.


CUT TO :

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)