Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. TEMPAT PERNIKAHAN NAYA-KURSI PENGANTIN-PAGI
Bian, Naya, Dhimas, berfoto bersama
Fotografer
Satuuu, duaaa, tigaaa…
Bian, Naya, Dhimas kembali ke posisi semula
Bian
Selamat yah...pengantin baru…semoga sakinah (Bian menjabat tangan Naya kemudian Dhimas)
Naya
Lo buruan nyusul Bi
(Seru Naya merasa bersalah)
Bian
Besok gue nikah kalo gak hujan
Mereka tertawa
Dhimas
Btw, makasih udah jagain Naya yah
Bian
Santai, selamat ya sekali lagi. Nay, Dhim. Gue cabut dulu…
Naya & Dhimas
Ati-ati Bi
Bian tersenyum. Kemudian turun dari kursi pengantin.
Dia melewati Pakde dan Bude Naya yang dari tadi memasang wajah heran. Bian menyapa dengan senyuman sambil terus berjalan. Pakde dan Bude semakin heran.
Bude
Kok, Bian bisa biasa saja gitu ya Mas?
Pakde
Mungkin memang dari awal mereka gak saling cinta. Kan dijodohkan
Bude mengangguk
Cut to:
2. EXT. SEBUAH MALL-SEKITARAN GEDUNG YANG MASIH DIBANGUN-PAGI
Bian berjalan terburu-buru sambil bertelfonan.
Bian
Halo, Bang. Gue baru sampek lo di lantai berapa?
Bian masih asyik bertelfonan tidak menyadari ada material bangunan yang akan mengenainya. Saat itu perempuan berkerudung (yang waktu itu hampir ia tabrak di jalan kompleks) menarik tubuh Bian sehingga Bian selamat.
Material bangunan jatuh “bruagg”
Bian menatap perempuan itu dan mengabaikan managernya
Manager Bian
Di lantai atas sendiri Bi, halo? Gue tunggu yah
Bian masih menatap perempuan itu
Cut to:
3. INT. RUMAH BIAN-SEKITARAN RUANG TAMU-PAGI
(1 bulan kemudian)
Pemandangan baru di rumah Bian. Terpajang foto pernikahannya dengan perempuan berkerudung itu.
4. INT. RUMAH BIAN-DAPUR-PAGI
Perempuan berkerudung (istri Bian) sedang memotong sayur. Bian memeluk istrinya dari belakang. Mereka saling tersenyum.
Kemudian terdengar suara orang mengetuk pintu
Istri Bian
Masss, kayaknya ada tamu deh
Bian
Ya udah aku buka dulu yah
Istri Bian mengangguk
5. EXT. RUMAH BIAN-DEPAN PINTU-PAGI
Pintu dibuka (pintu Bian baru, bukan pintu yang rusak karena ditembak Naya dulu)
Bian
Mama…papa
Ucap Bian sambil tersenyum
Mama Bian
Menantu kesayangan Mama mana?
Bian
Ada di dalem
Mama Bian langsung masuk. Sambil memanggil nama istri Bian
Mama Bian
Fatiiiiin, sayaaaang
Bian
Ayo Pa
Bian dan Papa Bian masuk. Bian menutup pintu dan mengabaikan pintu yang lama (yang saat itu di taruk di pojok tembok)
Cut to:
6. INT. RUMAH NAYA-RUANG KELUARGA-PAGI
Naya datang sambil membawa camilan
Naya
Adeeek…ati-ati mainnya
Anak Naya sedang bermain dengan Dhimas
Naya menaruh camilan di meja (di tempat Pakde dan Budenya). Pakde dan Bude Naya tersenyum
Dhimas
Kan dijagain ayah Maa…
Naya
Ya tetep aja
Naya menyuapi Dhimas. Lalu menyuapi anaknya juga.
Cut to:
7. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-PAGI
Bian, Fatin, Mama, Papa, dan Eci (yang baru datang) berkumpul dan bercanda di ruang tamu
Bian (V.O)
Kadang lo gak perlu terlalu takut kehilangan seseorang. Karena mungkin dia emang bukan orang yang tepat. Kayak perjalanan gue sama Naya. Kita udah pernah pacaran. Udah pernah nikah. Tapi akhirnya pisah. Dan sekarang hati gue tertambat di Fatin, perempuan yang cuma dua kali ketemu gue itu pun karena kebetulan adeknya Eci lagi! Aneh? Ya enggak. Karena hidup itu bukan ftv yang gampang ditebak.
8. INT. SEBUAH KAMAR-KAMAR SHINTA-PAGI
Undangan pernikahan Bian dan Fatin digeletakkan di meja. Lalu Shinta tidur berselimut. Memutar lirik lagu yang berbunyi, “Mungkin akhirnya tak jadi satu. Namun bersorai pernah bertemu. Huuuu…”
--END--