Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUMAH BIAN-KAMAR BIAN-MALAM
Bian merebahkan badan di kasur sambil mendengar pembicaraan mereka
Dhimas (V.O)
Nay, kamu yakin cerai dari Bian
Naya (V.O)
Yakinnn Masss…Aku pengennya sama kamu…Aku juga udah ngasih tahu Pakde sama Bude, mereka bisa paham kondisinya kok. Kamu jangan merasa bersalah yah
Dhimas (V.O)
Ya udah, tidur gih udah malem
Bian memejamkan setelah mendengar pernyataan Naya
2. INT. RUMAH BIAN-KAMAR NAYA-MALAM
Naya berdiri di depan kalender dia melihat tanggal 15 yang sudah dilingkari dengan tulisan cerai disebelahnya.
Naya diam sebentar sambil mengingat sesuatu
Flashback:
Bian dan Naya baru bangun
Hakim
Mau ngapain disini?
Naya
Mau cerai pak!
Bian mengangguk. Sang hakim malah tertawa
Hakim
Wong kelihatanyya mesra gini kok mau cerai. Pasangan baru yah?
Bian dan Naya tidak menjawab dan saling berpaling
Hakim
Kalian itu masih labil. Belum saling mengenal, coba bertahan beberapa bulan pasti kalian akan menjadi pasangan yang bahagia.
Cut back to:
3. INT. RUMAH BIAN-KAMAR NAYA-MALAM
Naya masih menatap kalender itu dengan mata berkaca-kaca
Hakim (V.O)
Bercerai itu dibenci Allah Mas, Mbak. Seberapapun masalahnya jangan cepat-cepat memutuskan untuk cerai.
(Suara hakim lama-lama memelan)
Naya berhenti mengingat. Kemudian menambahkan keterangan “Besok” di sekitar tanggal 15
Naya lalu melihat ke tanggal 17 yang bertuliskan “wedding”
Cut to:
4. EXT. PENGADILAN AGAMA-PARKIRAN-PAGI
Bian menunggu Naya dengan cemas. Sedang Naya tidak kunjung datang
Bian melihat jam tangannya lalu berjalan mencari Naya sampai ke jalan raya
Cut to:
5. EXT. JALAN RAYA- SEKITAR TROTOAR-PAGI
Bian berjalan di trotoar, melihat ke kanan ke kiri untuk mencari Naya. Tapi belum ketemu.
Bian menelpon Naya sambil terus berjalan
Di ujung trotoar (tepatnya di tempat penyebrangan) Bian melihat Naya menyebrang sambil bertelfonan, dia terlihat terburu-buru
Bian
Naya
Bian beranjak ke Naya. Naya masih asyik bertelfonan
Naya
Iya, itu bisa diatur. Yang penting jumlahnya cukup
Bian melihat kendaraan lain datang ke arah Naya
Bian
Nayaaaaa!
Naya masih tidak sadar. Bian berlari ke arah Naya dengan cepat. Matanya sambil mengawasi kendaraan yang makin dekat. Saat kendaraan itu hampir menyerempet Naya, seseorang lebih dulu menyelamatkan Naya. Bian berhenti seketika karena melihat bahwa seseorang tersebut adalah Dhimas.
Cut to:
6. INT. PENGADILAN AGAMA- RUANG SIDANG-PAGI
Naya masuk bersama Dhimas sedangkan Bian sudah duduk di kursi pengungat.
Proses pengadilan berlangsung Naya dan Bian menjawab beberapa pertanyaan. Dan para hakim berdiskusi, kemudian menanyakan sesuatu lagi.
Hakim
Apakah saudara tetap ingin melanjutkan gugatan?
Bian
Saya tetap ingin bercerai
Para hakim kembali berdiskusi. Kemudian membacakan putusan
Hakim
Bismillahirtohmanirrohim. Demi keadilan berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Mengadili bahwa penggugat dan tergugat resmi bercerai. Dengan ini sidang kami tutup
Hakim ketua mengetuk palu tiga kali. Naya meneteskan air mata.
Cut to:
7. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-PAGI
Bian duduk di ruang tamu dengan wajah tanpa semangat.
Beberapa lama kemudian ia teringat tentang Naya. Yaitu saat Naya memasang pintu smart locknya. Kemudian saat mengemas barang di ruang kosong sebelah ruang tamu, lalu saat Naya memberikan nasi goreng padanya.
Bian menyeka air matanya sambil tersenyum lalu melihat undangan pernikahan Dhimas dan Naya
Fade out:
8. EXT. TEMPAT PERNIKAHAN NAYA -PAGI
Naya sedang diriasi di ruang make up. Sedangkan di luar ruang make up para wedding organizer sibuk (berlalu lalang) merapikan tempat resepsi
Cut to:
9. INT. RUMAH BIAN-KAMAR BIAN-PAGI
Bian sedang bercermin dengan setelan jas. Lalu merapikan rambutnya.
Bian tersenyum lalu keluar kamar