Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. PENGADILAN AGAMA-KORIDOR– SIANG
Naya dan bian berjalan di koridor pengadilan agamasambil melihat ke sekeliling
Bian
Kalo kita cerai nggak usah debat kayak mereka yah.
Mereka berjalan ke salah satu tempat duduk. Lalu duduk
Naya
He em
Naya mengambil botol minum di tas lalu meminumnya.
Naya
Haus nggak?
(Tanya Naya sambil menyulurkan botol ke Bian)
Bian menoleh dan mengambil botol tersebut lalu meminumnya. Tidak lama kemudian Naya membatin
Naya (V.O)
Kenapa gue kasih minum ke Bian?
Naya terdiam dan beripikir keras
Bian (V.O)
Kenapa gue minum air dari Naya?
Bian berhenti meneguk
2. INT. PENGADILAN AGAMA-KORIDOR–SIANG
Naya
Kita…lanjut…jalan…
(Ucap Naya agak salting)
Bian
Iya
(jawab Bian sedikit tegang)
3. INT. PENGADILAN AGAMA-KORIDOR–SIANG
Mereka berjalan berdampingan tapi saling mengalihkan pandagan.
Tidak lama kemudian Naya melihat tempat semacam resepsionis. Naya pun langsung belok ke arah resepsionis itu. Sementara Bian terus berjalan.
Selang beberapa detik Bian berhenti dan menoleh ke samping lalu ke belakang, ternyata Naya sedang bercakap-cakap dengan petugas resptionis.
4. INT. PENGADILAN AGAMA- TEMPAT RESEPSIONIS– SIANG
Naya
Mbak saya mau nikah sama suami saya!
Petugas reseptionis terdiam tidak paham
Naya ikut diam mengingat-ingat kalimatnya yang salah
Naya
Maksudnya….Saya mau cerai sama suami saya. Hari ini! Bisa nggak mbak?
Petugas reseptionis
Ohhh, cerai. Untuk perceraian. Silahkan melakukan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan ya Mbak. Pertama, mbak harus mengurus surat pengajuan terlebih dahulu. Apa sudah punya suratnya?
Bian
Nggak ada
Naya menoleh ke belakang (ke arah Bian)
Petugas reseptionis
Kalau begitu percerainnya tidak bisa dilaksanakan hari ini juga mbak.
Naya
Yah, kok gitu sih mbak!
Naya mengerutkan keningnya
Bian
Kita bayar deh mbak!
Bian
Dua kali lipat gaji UMR
Naya mengangguk, membenarkan Bian
Petugas reseptionis
Maaf Mbak, Mas tetap tidak bisa
(Jawab petugas dengan wajah ramah)
Naya dan Bian memikirkan cara lain
Naya
Terus kita harus ngapain sekarang Mbak?
Petugas reseptionis
Silahkan menunggu. Nomor antriannya 47
Naya dan Bian bersamaan menoleh ke belakang. Melihat Antrian yang panjang.
Petugas reseptionis
Nomor antrian 5
Naya dan Bian melenguh lalu pergi ke antrian paling belakang
Cut to:
5. EXT. RUMAH NAYA-TERAS DEPAN-SIANG
Ibu Naya sedang bertelfonan
Ibu Naya
Halo
Mama Bian
Halo Jeng udah berangkat?
(Sahut Mama Bian dari tempat lain)
Ibu Naya
Ini baru mau berangkat Bu. Sopir travelnya baru dateng…
Jawab Ibu Naya sambil memasukkan beberapa obat asma ke tasnya
Cut to:
6. EXT. RUMAH MAMA BIAN–DEPAN RUMAH-SIANG
Papa Bian menutup bagasi mobilnya.
Mama Bian
Udah semua Pa?
Papa Bian
Aman Ma!
Mama Bian
Ya udah jeng, kita ketemu disana yahh…hati-hati
Mereka berdua masuk ke mobil
Cut to:
7. INT. PENGADILAN AGAMA- TEMPAT RESEPSIONIS– SIANG
Bian maju ke meja resptionis
Bian
Empat kali lipat deh mbak!
Petugas resptionis menggeleng. Bian melangkah kembali. Baru dalam 3 langkah Bian berbalik lagi
Bian
Lima kali lipat?
Petugas resptionis tetap menggeleng. Bian mencoba membujuk lagi.
Bian
Enam deh! Tujuh? Sepuluh!
Petugas receptionis tetap menggeleng.
Naya
Heeeeh kasiaaann
Naya yang melihati Bian ikut menggeleng
Bian kembali ke tempat antriannya
8. INT. PENGADILAN AGAMA-DEPAN TEMPAT RESEPSIONIS–SIANG
Bian kembali duduk di dekat Naya.
Bian
Susah banget sih di sogok!
(seru Bian menggerutu)
Naya
Ya emang!
Mereka berdua diam. Tidak lama kemudian ada Eci (teman Naya dan Bian) menyapa.
Eci
Loh! Naya? Bian?
Wajah Naya dan Bian menegang.
Naya dan Bian
Ehemmmm…
Bian
Lo ngapain disini Ci?
(Jawab Bian agak gugup)
Eci
Kerja
(Jawab Eci tenang)
Eci
Kalian ngapain?
Naya
Emmm…gue cuma nganter Bian ngurus surat cerai sama istrinya
Eci
Oooh…
Eh tunggu-tunggu…kalian yang waktu SMA sempet bucin banget itu kan?
Bian dan Naya berkecap-kecap
Flash back to:
9. INT. SEKOLAH SMA- DI BEBERAPA TEMPAT-SIANG
(Adegan berkesinambungan)
Naya dan Bian duduk di kantin. Bian menyuapi Naya, Wajah Naya sangat bahagia
Saat pelajaran Bian mencuri-curi pandang ke Naya. Karena salting penghapus yang dipegang Naya jatuh. Naya mengambil penghapusnya Bian reflek menutupi ujung meja dengan tangannya agar kepala Naya aman.
Setelah mengambil penghapusnya Naya melihat ke arah Bian tersenyum.
Naya dan Bian melewati teras kelas sambil berpegangan tangan. Teman-teman mereka menyuraki. Bian dan Naya tetap berjalan dan tersenyum bahagia.
Bian mengantar Naya pulang. Saat sampai di rumah Naya. Naya turun, pandangan mereka bertemu.
Bian mencium ke arah kening Naya yang masih memakai helm. Naya tersenyum senang lalu melepas helm dan masuk ke rumah.
Cut to:
10. INT. PENGADILAN AGAMA-DEPAN TEMPAT RESEPSIONIS – SIANG
Eci
Lo si Yan nggak milih yang tepat jadinya cerai deh sekarang. Coba nikahnya sama Naya pasti langgeng.
Bian hanya nyengir
Naya
Eghm…nggak juga Ci! (Ucap Naya agak menyindir)
Bian hanya diam sambil terus menggerakkan telapak kakinya (Berharap Eci segera pergi)
Eci
Yah elooo Nay!
Hp Eci bordering dia pun mengangkat telfon. Bian dan Naya menyembunyikan kegugupannya.
Eci
Halo Fatin, ada apa dek?
Eci
Eh gue duluan yah!
Bian dan Naya terlihat sedikit lega
Eci pergi