Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. PENGADILAN AGAMA X RUMAH BIAN-DEPAN TEMPAT RESEPSIONIS X HALAMAN DEPAN– SORE
(Adegan berkesinambungan)
Orang-orang yang mengantri mulai pulang. Jam di tempat reseptionis menunjukkan pukul 16.30.
Ibu Naya, Mama Bian, dan papa Bian mulai duduk bosan menungggu kedatangan Bian dan Naya. Ibu Naya berdiri untuk mengintip-ngintip ke dalam rumah Bian.
Pengadilan agama mulai sepi.
Petugas reseptionis membereskan dokumen-dokumen dan meletakkan tulisan “Closed” di meja. Lalu mereka pergi
Naya dan Bian tertidur. Tanpa sadar kepala Naya bersandar di kepala Bian.
Tangan Bian menggenggam tangan Naya.
Seorang hakim lewat dan membangunkan mereka
Hakim
Mbak! Mas!
Bian dan Naya masih tidur
Hakim
Mbak! Mas!
(Ucap hakim sambil menepuk-nepuk pundak Bian)
Bian baru terbangun. Menajamkan pengelihatan. Lalu ketika sadar Bian langsung mendorong kepala Naya dengan kasar sehingga Naya terbangun.
Cut to:
2. EXT. RUMAH BIAN. HALAMAN DEPAN-SORE
Ibu Naya, Mama Bian, dan Papa Bian melihat mobil Bian. Wajah mereka yang lesu berubah sumringah.
Mobil Bian berhenti di sebelah mobil Mama Bian. Bian dan Naya segera turun. Mereka kaget dengan kedatangan orang tua mereka.
Naya
Ibuk?
Ibu Naya
Nak!
Ibu Naya memberikan tangannya pada Naya. Naya salim ke Ibu Naya, Mama Bian, dan papa Bian. Bian dengan wajah bingung ikutan salim.
Cut to:
3. INT. RUMAH BIAN- KAMAR NAYA-SORE
Naya memastikan tidak ada yang mendengar. Kemudian menarik Bian mendekat
Naya
Heh Bian! Kenapa harus pindah ke kamar gue?
Bian melepas cengkraman Naya
Bian
Kalo orang tua gue gak disini juga gak pengen gue tidur di kamar lo!
Naya
Ya udah terus terang aja sama mereka. Sekalian bilang kalo kita mau cerai!
Bian
Segampang itu?
Naya
Emang harus dibikin susah?
Bian menatap Naya serius. Naya terdiam kaget.
Bian terus mendekat sampai badan Naya menatap tembok. Bian menyandarkan tangannya di tembok (Mengunci Naya). Naya ketakutan.
Bian
Paham nggak sih?
Bian menatap Naya penuh ancaman.
Mama Bian yang tidak sengaja lewat mengintip lewat pintu yang terbuka kecil. Lalu tersenyum dan pergi
Naya menghembuskan napas
Naya
Nggak usah sok ganas! Nggak paham gue!
Naya menyingkirkan tangan Bian. Lalu berjalan menuju pintu.
Tatapan tajam Bian berubah menjadi kesal. Karena kesal itu Bian melempar bantal ke arah Naya. Tapi Naya lebih dulu menutup pintu dan pergi.
Cut to:
4. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-SORE
Mama Bian, Ibu Naya, dan Papa Bian sedang membicarakan kasus pencurian di suatu daerah.
Kemudian Naya datang membawakan teh untuk Ibu Naya, Mama Bian, dan Papa Bian. Naya pun ikut bergabung dengan mereka.
Tidak lama kemudian Bian lewat, hendak ke kamarnya. Naya melihati Bian.
Para orang tua masih membicarakan tentang pencurian.
Bian lewat sambil membawa kardus berisi selimut, baju, dan laptop ke kamar Naya.
Papa Bian
Itu mau dibawa kemana Bi?
Semua terdiam. Memperhatikan Bian.
Bian
Emmm…ke kamar Naya Pa…soalnya waktu kita dateng itu belum sempet beres-beres
Naya
Hemm
(Naya tersenyum sinis)
Bian
Nanti….biar…papa…juga nyaman tidur di kamar Bian
Papa Bian
Ooooh
Bian tersenyum kemudian pergi ke kamar Naya.
Mama Bian
Naya, kamu bahagia kan menikah sama Bian?
Naya melihat ke arah kamarnya, Menunggu Bian keluar.
Mama Bian
Nayyy?
Ibu Naya
Nayaaa!
(Seru Ibu Naya lembut sambil memegang bahu Naya)
Naya yang baru sadar lekas menoleh
Naya
Haaa? Apa Buk?
Para orang tua tertawa
Papa Bian
Suami kamu gak bakal hilang Nayaaa….
Mereka tertawa lagi. Naya hanya tersenyum tipis.
5. INT. RUMAH BIAN- RUANG TAMU-MENJELANG MAGHRIB
Naya memperhatikan Mama Bian yang bicara
Mama Bian
Eh Naya ini Mama ada piyama buat kamu sama Bian. Nanti kalian pakek ya. Mama pengen liat langsung.
Mama Bian menyerahkan bingkisannya pada Naya
Naya
Makasih Ma! Nanti kita pakek
Naya tersenyum. Mama Bian juga tersenyum
Ibu Naya
Ya udah kita siap-siap sholat maghrib. Naya kamu bantuin suami kamu yah! Kayaknya dari tadi belum selesai-selesai.
Mama Bian dan Suaminya mengangguk. Naya hanya tersenyum.
Lalu para orang tua meninggalkan ruang tamu.
Naya menghentikan senyumnya, berganti wajah datar.
Cut to:
6. INT. RUMAH BIAN-KAMAR NAYA-SORE
Bian sedang tiduran di kasur, main hp, sambil menegakkan kakinya ke tembok. Melihat itu Naya menjadi marah dan melempar bingkisan persegi yang diberi Mama Bian kea rah Bian (Mengenai kepalanya)
Cut to:
7. INT. RUMAH BIAN-TEMPAT SHOLAT–MALAM
Para orang tua sudah di tempat sholat. Bian dan Naya baru datang. Bian memakai atasan piyama dan sarung. Sedang piyama Naya tertutupi mukenah.
Papa Bian
Bian ayo kamu imamnya!
Bian langsung tegang.
Bian
Papa aja! Kannnn Papa yang lebih tua.
(Jawab Bian mengelak)
Bian menatap Naya (seolah meminta bantuan). Naya langsung menatap ke langit-langit (tak ingin membantu)
Papa Bian
Loh! Ya kamu aja yang lebih mudah. Ingatannya lebih kuat! Papa itu kadang lupa jumlah rokaatnya.
Mama Bian dan Ibu Naya mengangguk (mengiyakan)
Naya
Bener juga kata Papa. Lagi pula yang biasa ngimamin kan kamu
Bian melotot ke Naya. Naya tersenyum Manis
Mama Bian
Wahhh wahh…jadi sejak nikah sama Naya kamu jadi rajin sholat Yan?
Semua tersenyum senang. Kecuali Bian yang kehabisan kata-kata
Ibu Naya
Ayo Nak! Keburu Habis waktunyaa
Bian
I…iya buk
(Jawab Bian gugup)
Akhirnya mereka sholat. Para orang tua dan Naya baris lurus dan rapat di dibelakang Bian.
Bian memimpin sholat
Bian
Allaaaahuakbar
Bian terlihat resah. Ia tidak tahu harus membaca apa. Keringat dinginnya keluar.
Akhirnya dia sedikit melirik ke kanan melihat gerakan bibir Naya sambil mengucapkan “Allahuakbar berulangkali” Saat Bibir Naya berhenti membaca doa Bian baru melanjutkan.
Bian
Alllhuakbar…
Begitu seterusnya sampai salam
Cut to:
8. INT. RUMAH BIAN-KAMAR BIAN-MALAM
Mama Bian melepas mukenahnya. Papa Bian duduk di kasur
Mama Bian
Aku itu seneng liat Bian jadi lebih baik semenjak nikah sama Nayara Pa
Mama Bian tersenyum-senyum sambil melipat mukenah
Papa Bian
Iya ma, aku juga seneng. Meskipun awalnya Bian terpaksa nikah sama Naya.
Mama Bian
Kita maksa kan juga ada alasannya Pa. Biar Masa depan Bian lebih bahagia. Lagi pula si Shinta…Shinta itu. Mama gak yakin dia sebaik Naya.
Cut to:
9. INT. RUMAH BIAN-KAMAR NAYA-MALAM
Naya
Lo tidur di sofa!
Bian
Heh nenek lampir! Anda sangat tidak menghargai saya sebagai pemilik rumah ini ya!
(ucap Bian angkuh sambil berkecak pingang)
Naya
Oh gitu? He Bian gue bisa pergi sekarang juga dari rumah ini! (Ucap Naya marah)
Naya mengarah ke lemari mengambil dompet dan kunci mobilnya. Lalu berjalan ke arah pintu. Bian segera menahan tangan Naya.
Bian
Gue tidur di sofa!
Bian melepas tangannya. Mengambil selimut dan bantal lalu tidur di sofa menghadap jendela (membelakangi Naya)
Naya beranjak ke kasurnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Naya
Setelah papa, mama, sama ibu pulang. Kita ke pengadilan agama lagi!
(Seru Naya tanpa membuka selimutnya)
Bian yang belum tidur hanya mendengarkan perkataan Naya
Cut to:
10. INT. RUMAH BIAN-DEPAN KAMAR NAYA-MALAM
Ibu Naya memegang dada. menahan air matanya agar tidak jatuh. Lalu pergi.