Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUMAH BIAN-DALAM KAMAR BIAN-SIANG
Naya
Angkat tangan!
(Seru Naya sambil menodongkan pisau)
Maling itu menuruti perkataan Naya. Naya segera mengambil ponsel untuk menghubungi polisi.
Naya
Halo….
Maling itu ganti menodongkan pisau ke kepala Naya. Naya langsung menurunkan ponselnya.
Maling
Jangan main-main sama maling kao!
(Menggunakan logat Batak)
Naya hanya diam pura-pura tidak takut. Melihat Naya Diam, Maling itu segera mengunci leher Naya dengan lengannya lalu menodongkan pisau semakin dekat.
Naya
Heh lepasin Ling! Sakit tau! Lepasin!
(Sambil memukul-mukul maling sebisanya agar dilepaskan)
Naya
Maling! Lo tuli ya? Maling!
Naya terus meronta-ronta. Si Maling tertawa Jahat.
Maling
Hahahah
Maling
Heh, antar gue ke tempat penyimpanan barang berharga di rumah ini! Cepettt!
Naya berpikir sejenak
Naya (V.O)
Dari pada barang-barang gue yang dicuri. Mendingan barang Bian dong! Sekalian kan ini kamarnya.
Cut to:
2. EXT. TAMAN-BANGKU TAMAN YANG TEDUH-SIANG
Bian selesai makan. Bian dan Shinta saling memandang. Lalu tiba-tiba Bian membayangkan sesuatu sampai berkaca-kaca.
Insert:
Resepsi pernikahannya dengan Naya. Tanpa memperlihatkan wajah Naya ataupun Bian. Sehingga seolah-olah bian membayangkan resepsi pernikahan dengan Shinta
Shinta
Kamu bayangin apan sih?
Bian berhenti membayangkan. Saat dia mau menjawab terdengar suara gelas pecah dari tempat pemotretannya.
Cut to:
3. INT. RUMAH BIAN-DALAM KAMAR BIAN-SIANG
Maling sampai di laci tempat Bian menyimpang koleksi jam tangan mahal dan beberapa uangnya.
Back sound
Pyar!
(Suara kaca laci yang pecah)
Maling mengambil barang-barang di laci tersebut. Seketika pistolnya disimpan dan Naya dilepaskan.
Melihat maling sibuk mengemasi barang.
Naya mengambil pistol di saku maling. Lalu secara bersamaan dia mengancam maling itu (Tangan kiri dengan pistol di dekat kepala. Tangan kanan dengan pisau di dekat leher)
Maling berhenti mengambil barang. Naya mengatur napas agar lebih stabil.
4. INT. RUMAH BIAN-DALAM KAMAR BIAN-SIANG
Back sound
Buggg!
Maling dengan cekatan memegang tangan Naya dan membantingnya ke kasur
Naya
Awwww!
(Naya kesakitan)
Maling
Pistolya buat lo aja!
(Sambil mengambil kembali barang curian yang jatuh)
Maling
Dadah!
(Berlari keluar)
5. INT. RUMAH BIAN-DALAM KAMAR BIAN-SIANG
Naya
Aaaaaaaaaaaargh!
(Jerit Naya sambil menarik pisau yang menancap tadi. Sehingga membuat robekan panjang di kasur Bian)
Naya berlari keluar. Masih berusaha mengejar maling itu.
6. INT. RUMAH BIAN-DI RUAG TAMU-SIANG
Naya
Hei!
Maling itu berjalan santai, hendak membuka pintu.
Maling
Hem?
Karena kesal, Naya refleks melemparkan apapun yang dia lihat. Bantal, sapu, vas bunga, sambil menggerutu.
Naya
Halo, halo, kepalamu peang! Balikin uang sama jam gue!
Maling terus menghindar kualahan.
Naya
Otak itu buat mikir ya! Masak anak sama istrimu mau dikasih makan dari barang haram hah?
Maling terus menghindar kualahan.
Maling
Aku belum kawin lah kak!
(Jawab Maling nyolot)
Naya makin kesal. Pertama karena jawaban maling itu, kedua karena tidak ada lagi barang yang bisa ia lempar.
Naya
Eghhhhhhh!
(Sambil melemparkan pisau di tangannya)
Hening sebentar.
Maling itu masih selamat, ia menggunakan bantal sebagai tameng.
7. INT. RUMAH BIAN-DI RUANG TAMU (DEKAT PINTU KELUAR)-SIANG
Menyadari posisinya di dekat pintu keluar. Sambil membiarkan wajahnya tertutupi bantal, ia bersiap untuk keluar.
Melihat gerak-gerik Maling yang aneh. Naya mengangkat pistolnya pelan-pelan sambil mengatur napas agar lebih stabil.
Back sound
Duar!
(Peluru Naya meleset. Bukan mengenai Maling seperti yang ia inginkan. Malah mengenai kaca pintu.)
Tepat saat Naya menembak Maling itu lari keluar dengan cepat.
Naya
Huuuuuh
(Naya membuang napas dengan lelah dan merasa payah)
Tangan Naya turun dengan lemas.
Cut to:
8. INT. RUMAH BIAN-DI PINTU MASUK –MALAM
Bian pulang seperti biasanya.
Bian mulai bingung saat sampai di pintu masuk dan melihat bekas tembakan di kaca pintu.
9. INT. RUMAH BIAN-DI RUANG TAMU-MALAM
Bian melihat keadaan ruang tamu yang berangkatan sambil melongo tak percaya.
Bian
Kenapa berantakan gini?
Bian lalu melihat Naya yang bersandar lemas di sebelah sofa dengan tatapan kosong.
Bian
Naya!
(Seru Bian agak emosi)
Naya tetap dalam tatapan kosong, diam.