Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-PAGI
Naya duduk di sofa ruang tamu sambil bersedekap dengan tatapan tajam. Kemudian Bian lewat dengan santai.
Naya
Duduk!
Bian berhenti. Menatap Naya bingung
Naya
Duduk!
(Suara Naya semakin tinggi)
Bian akhirnya duduk dengan wajah polos. Naya lekas berdiri berjalan ke arah Bian.
Naya
Pertama, lo tidur di kamar gue dan ngorok seenaknya!
Wajah Bian tegang
Naya
Kedua, Kenapa lo cium kening gue Biaaaan! Bego deh!
Naya kembali serius
Naya
Ketiga, meluk bahu gue! Terakhir,
Plak! Naya menampar Bian
Naya
Kenapa bilang pengen-pengen ha?
Bian menghindar. Naya mengambil bantal sofa untuk memukuli Bian.
Naya
Lo pikir gue pengen ngapain sama lo?
(Ujar Naya di sela-sela mengejar Bian)
Mereka ribut. Lari-lari sambil beradu mulut.
Bian
Heh! Gak usah mikir ketinggian yah! Gue cuma bicara ngasal kok!
2. INT.RUMAH BIAN-RUANG TAMU-PAGI
Shinta yang daritadi mengawasi Naya dan Bian masuk ke ruang tamu.
Shinta
Bian?
Bian dan Naya berhenti dari pertengkaran dengan posisi Naya menjambak rambut Bian dan Bian menjauhkan muka Naya dengan tangannya.
Cut to:
3. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-PAGI
Naya, Bian, dan Shinta duduk di ruang tamu. Shinta menatap Bian Tajam.
Shinta
Sejak kapan?
Shinta menatap Bian tajam. Bian menatap Shinta dan teringat masalalunya saat Naya mengucapkan kalimat yang sama. Bian terdiam, wajah shinta berubah menjadi wajah Naya.
Naya acuh dengan permasalahan mereka. Dia sibuk melihati hiasan-hisan rumah dan jari tangannya yang baik-baik saja.
Shinta
Sejak kapan kalian nikah?
Bian berkedip beberapa kali sambil menunduk. Wajah Shinta tidak lagi seperrti wajah Naya.
Bian
Dua bulan lalu
Shinta meneteskan air mata
Shinta
Terus kenapa kamu gak jujur ke aku Bi?
Naya
Karena kita bakal secepatnya cerai.
Shinta menatap Bian meminta kejelasan
Bian
Pernikahan ini sama-sama gak kita terima. Naya udah punya pacar Shin. Dan aku
punya kamu.
Shinta
Kapan kalian cerai?
Naya
Setelah permohonan diterima dan administrasi selesai
Bian
Satu atau dua bulan mungkin
Shinta
Kenapa nggak besok aja?
Naya
Mbak, penduduk Indonesia yang mau cerai ratusan dan pengadilan agama bukan toko sembako yang antriannya bisa di sela
Shinta melengos sedikit kesal
Shinta
Dua bulan. Laki-laki perempuan tinggal satu rumah. Kalian bisa jamin nggak akan ngelakuin apapun? Kamu yakin Bi?
Bian diam tidak punya jawaban
Naya menoleh ke arah Bian
Cut to:
4. INT. RUMAH BIAN-AREA RUANG TAMU-SIANG
(Adegan Berkesinambungan)
Pintu smart lock pesanan Naya datang
Bian dan Shinta berpindah ke dapur. Mereka sedang cek-cok.
Naya sibuk mengarahkan pemasang pintu smart lock itu melewati ruang tamu menuju kamarnya
Naya
Hati-hati pak! Pelan...yaaah, ke kiri dikit, ok
Sambil terus mengarahkan mata Naya beberapa kali melihat serta menguping percakapan Shinta dan Bian di dapur (meski tidak terlalu jelas)
Shinta
Tetep aja Bian. Nggak menutup kemungkinan kalian bakal…
Shinta membuang muka
Bian
Shin, tiap hari aja aku sama nenek lampir itu berantem. Nggak mungkinlah jadi suka sama dia.
Bian berusaha menenangkan Shinta dengan memeluknya
Shinta lekas menolak pelukan yang hendak Bian berikan
Naya
Nggak mungkin suka…
(Naya (di sekitar kamarnya) menirukan kalimat Bian dengan mencebikkan bibirnya)
Shinta
Dia mantan kamu kan?
Naya langsung duduk di sofa sambil bersendekap. Terdengar lagi percakapan Bian dan Shinta
Bian
Kamu percaya sama aku yah!
Diantara suara pemasangan pintu Shinta mengangguk
Bian memeluk Shinta dan Shinta tidak menolak.
Naya bengong melihati Bian dan Shinta. Naya membayangkan yang dipeluk Bian adalah dirinya di masa lalu.
Tukang pasang pintu
Mbak udah selesai pasangnya
Naya segera menoleh
Naya
Oh, iya
Sebelum pergi melihat pintunya Naya melihat Bian yang mencubit-cubit hidung Shinta (mereka sudah bercanda)
Cut to:
5. EXT. RUMAH BIAN-HALAMAN DEPAN-PAGI
Naya berdiri di halaman depan
Naya
Makasih Pak
Bersamaan dengan itu Bian berdiri di dekat taksi Shinta
Bian
Hati-hati ya
Pick up dan taksi sama-sama pergi dengan jalur yang berbeda