Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUMAH BIAN-DI RUANG TAMU-MALAM
Bian langsung beranjak memeriksa kamarnya tanpa memedulikan Naya.
2. INT. RUMAH BIAN-KAMAR BIAN-MALAM
Bian sekilas melihat kamarnya yang berantakan tapi tidak mempedulikan itu. Bian segera memeriksa isi laci kacanya.
Tangan Bian mengepal (marah) saat medapati barang di lacinya banyak yang hilang.
Bian menghampiri Naya di ruang tamu.
3. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-MALAM
Bian
Kemana barang-barang di laci gue?
(Tanya Bian dengan nada emosi)
Naya
Diambil maling
(Jawab Naya sambil bangun dari duduknya)
Naya beranjak ke dapur.
4. INT. RUMAH BIAN-DAPUR-MALAM
Bian
Terus kenapa nggak langsung telpon polisi?
(Bian mengikuti Naya ke dapur)
Naya menuang minum ke gelas. Tidak menjawab pertanyaan Bian.
Bian
Atau bisa kan panggil satpam di depan!
(Nadanya semakin tinggi)
Naya meneguk air putihnya.
Bian
Barang-barang di laci itu mahal! Berharga banget buat gue!
Bian
Ooh menurut lo itu nggak penting kan!?
(Seru Bian sambil mengacungkan telunjuk ke muka Naya)
Naya menatap Bian heran. Tenyata Bian lebih mengkhawatirkan barang-barangnya daripada Naya.
Naya menampar Bian keras
Naya mulai berkaca-kaca lalu segera pergi
Bian tetap di dapur sambil memegang mulutnya
5. INT. RUMAH BIAN-JALAN MENUJU KAMAR NAYA-MALAM
Sambil menyeka air matanya. Naya masuk ke kamar untuk mengambil kunci mobil.
Naya keluar rumah.
Bian hanya melihat Naya dari dapur
6. EXT. DI JALAN-MOBIL NAYA-MALAM
Naya mengemudi dengan kecepatan tinggi sambil terus menyeka air matanya.
(Adegan berkesinambungan)
Bian yang tersungkur dengan pandangan kosong di kamarnya.
Bian
Arghhhhhh!
(Sambil mengacak-acak rambutnya)
Kembali pada Naya yang sesengukan di mobil.
Insert to:
Saat Naya dan Bian bertengkar dengan orang tuanya masing-masing untuk menolak perjodohan (di rumah masing-masing)
Naya
Ibu Naya nggak mau dijodohin! Lagi pula ibu juga tahu kalau Naya udah sama Dimas.
Ibu Naya
Tapi Naya
Naya
Naya gak ikhlas! Apa lagi sama orang kayak gitu!
Naya meninggalkan ibunya
Cut to:
Bian
Bian udah gede! Bian punya pilihan sendiri!
Ortu Bian
Bian dengerin dulu! Biiii!
Suara motor Bian
Ngueeeeeeng
Bian mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dengan raut wajah emosi. Saat ia hanya fokus meningkatkan kecepatan motornya tiba-tiba ada kendaraan lain lewat.
Kendaraan lain
Tiiiiiiiiin!
Cut back to:
7. EXT. JALAN RAYA-MOBIL NAYA-MALAM
Naya terkejut ketika ada suara klakson kendaraan lain. Lalu dengan cepat ia menarik rem mobilnya kuat-kuat agar tidak menabrak kendaraan tersebut.
Suara mobil Naya
Ciiiiiiiiiiiiiiit!
Naya berhasil menghindar
Suara kendaraan lain
Wushhhhh!
(Melaju cepat)
Mobil Naya berhenti di pinggir jalan. Tepatnya di pinggir jembatan. Naya mendudukan kepala ke stang mobil dengan suara napas terengah-engah dan menangis.
Fade out:
8. EXT. RUMAH BIAN-HALAMAN DEPAN-PAGI
Mobil Naya datang, diparkir di halaman depan.
Naya keluar dari mobil dan beranjak masuk ke rumah dengan membawa totbag hitam dan mata sembab (pakaian Naya masih tetap seperti kemarin)
9. INT. RUMAH BIAN-RUANG TAMU-PAGI
Naya berjalan menuju kamar Bian. Tanpa memedulikan ruang tamu yang masih berantakan.
10. INT. RUMAH BIAN-KAMAR BIAN-PAGI
Bian terbaring tak berdaya (lemas) di kasur.
Naya masuk ke kamar Bian.
Naya
Ini uang buat ganti barang-barang lo!
Bian menoleh ke arah Naya tanpa mengubah posisinya.
Tanpa banyak bicara lagi Naya segera pergi dari kamar Bian.
Bian mengubah posissi menjadi duduk dan meraih amplop coklat pemberian Naya. Lalu menatap laci kaca di depannya.
Flashback:
Saat bian meletakkan fotonya dan Shinta di laci kaca tersebut
11. INT. RUMAH BIAN-KAMAR BIAN-PAGI
Bian meletakkan amplop coklat tersebut.
Bian berdiri dari duduknya. Lalu pergi dari kamar, hendak ke kamar Naya.