Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
111 . INT. MOBIL DENIS - SIANG HARI
MAMA
Denis, kita mau kemana?
Mama bertanya saat dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.
DENIS
Aku mau bawa Mama pulang ke rumah Papa.
MAMA
Tapi...
DENIS
Eit, nggak ada tapi-tapian. Mama tenang aja, biar aku yang atur
CUT TO:
112 . INT. RUMAH DENIS - RUANG KERJA PAPA -SIANG HARI
Denis meminta Mamanya menunggu di luar rumah, lalu ia masuk ke dalam untuk menemui Papanya yang sedang membaca di ruang kerjanya.
DENIS
Papa!
PAPA
Hm... (sambil terus membaca)
DENIS
Ada yang mau ketemu sama Papa.
PAPA
Siapa?
DENIS
Udah pokoknya Papa ikut Denis aja!
Denis memaksa sambil menarik tangannya, lalu menutupi kedua mata Papa dengan tangannya.
PAPA
Kenapa mata Papa ditutupin? (bingung)
DENIS
Soalnya aku mau kasih kejutan.
CUT TO:
113 . EXT. RUMAH DENIS - DEPAN RUMAH - SIANG HARI
Denis mendekatkan Papa dihadapan Mama.
DENIS
Udah siap Pah?
Papa menganggukan kepala.
Setelah menghitung mundur dari tiga kesatu, Denis melepaskan tangannya dari mata Papa. Papa langsung membelalakan mata saat melihat Mama ada dihadapannya.
PAPA
Ka-kamu!
Papa terkejut hingga tergagap-gagap.
Mama hanya terdiam dengan kepala yang sedikit menunduk. Denis mengerti saat ini Mama sangat grogi, karena mereka sudah lama sekali tidak bertemu.
DENIS
Kejutan...
Denis berteriak memeriahkan suasana yang canggung.
PAPA
Kamu, kenapa bisa ada di sini? (bingung)
DENIS
Mulai sekarang Mama akan tinggal bersama kita lagi.
PAPA
Tapi Denis...
DENIS
Aku mohon Papa dan Mama mengerti! Selama 18 tahun aku hidup, aku di bohongi oleh orang tua aku sendiri. Saudara kembar aku yang baru aku ketahui, ternyata sudah nggak ada. Aku bersyukur Tuhan masih memberikan Mama umur panjang, hingga bisa mempertemukan kita seperti sekarang. Jadi aku nggak mau dipisahkan lagi.
Denis menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Papa langsung memeluk Denis ke dalam dekapannya.
PAPA
Baiklah kalau itu mau kamu, maafkan Papa ya!
Mama juga ikut menitihkan air mata.
CUT TO:
114 . INT. RUMAH DENIS - RUANG KELUARGA - PAGI HARI
Denis yang baru saja bangun dari tidurnya berjalan menghampiri Mama. Mama sudah terlihat cantik kembali, mengenakan baju mewahnya, rambutnya sudah tertata rapi dan memakai perhiasan.
DENIS
Wah, Mama udah cantik lagi nih!
MAMA
Iya, semalam Papa yang belikan semua ini. Bagus kan?
Denis hanya menganggukan kepala.
MAMA (CONT'D)
Oh iya Denis, ada yang Mama mau bicarakan sama kamu.
DENIS
Apa Mah?
CUT TO:
115 . EXT - RUMAH DENIS - HALAMAN BELAKANG - PAGI HARI
Mama mengajak Denis ke taman belakang rumah, lalu mereka duduk di sebuah meja taman di pinggir kolam renang.
MAMA
Mama mau tanya, ada hubungan apa kamu dengan Radit?
Mama bertanya dengan tatapan mengintimidasi.
DENIS (V.O)
Ya Tuhan, kenapa harus pertanyaan ini yang Mama tanyakan?
DENIS
Kita Cuma teman aja Mah. (gugup)
MAMA
Oh, baguslah kalau cuma teman.
DENIS
Memang kenapa Mah?
MAMA
Kamu masih bertanya? Karena Mama tidak suka kamu dekat-dekat dengannya, dan Mama harap kamu jangan pernah berhubungan lagi sama dia. (sedikit tegas)
Denis terdiam, karena ia bingung harus menjawab apa.
MAMA (CONT'D)
Denis, jawab Mama!
Dengan ragu-ragu Denis menganggukan kepala.
MAMA (CONT'D)
Bagus, Mama harap kamu bisa menepati janji.
Mama pergi meninggalkan Denis yang sedang termenung seorang diri.
DENIS (V.O)
Perkiraan gue benar, ini adalah sebuah pilihan. Apa yang harus gue perbuat sekarang? Apa gue harus menuruti perintah Mama? Tapi, apa gue bisa untuk jauh dari Radit.
SFX: Bunyi ponsel Denis.
Tiba-tiba saja ponsel Denis berbunyi, ternyata Radit yang menelfon. Saat Denis akan menjawab telfonnya, ia teringat akan kata-kata Mama, dan ia memutuskan untuk tidak menjawab telfon tersebut.
DENIS
Maafin gue Dit!
Denis menggenggam ponselnya karena kesal dengan mata berkaca-kaca.
Radit terus saja menelfonnya, entah sudah berapa kali ia menelfon, tetapi Denis tidak menjawabnya.
CUT TO:
116 . INT. RUMAH DENIS - KAMAR DENIS - MALAM HARI
Ketika Denis tertidur, jendela kamarnya berbunyi, seperti ada yang melemparinya sesuatu, hingga membuatnya terbangun. Dengan waspada ia mengintip dari balik tirai, ia sangat terkejut melihat Radit sudah ada di halaman depan rumahnya. Denis memberikannya isyarat untuk menunggu sebentar, lalu ia segera mengambil sweater untuk menghangatkan tubuhnya dari dinginnya udara malam. Dengan mengendap-endap ia barjalan keluar rumah.
CUT TO:
117 . EXT. RUMAH DENIS - HALAMAN DEPAN - MALAM HARI
DENIS
Lo ngapain kesini? (dengan suara yang pelan)
RADIT
Aku pengen ketemu sama kamu, habis seharian aku telfon nggak diangkat-angkat.
DENIS
Gue lagi ada masalah Dit, jadi tolong mendingan lo balik aja!
RADIT
Pasti masalah sama Mama kamu ya?
Denis terdiam.
RADIT (CONT'D)
Bener kan? Ya udah, kamu cerita masalah ini di luar aja!
DENIS
Maksud lo? (bingung)
RADIT
Ya kita jalan sambil ngobrol.
Radit menarik tangan Denis.
DENIS
Terus kita keluar lewat mana? Di pagar depan kan ada Pak Ucup.
RADIT
Manjat lah.
DENIS
Hah, lo serius? (sedikit berteriak)
RADIT
Sstt... Iya, kamu tenang aja. Aku pasti jagain.
CUT TO:
118 . EXT. LUAR RUMAH DENIS - MALAM HARI
Radit memanjat tembok rumah Denis yang cukup tinggi itu, lalu dengan ragu-ragu Denis memanjatnya juga. Saat diatas pagar, badannya langung bergetar karena ketakutan yang tiba-tiba muncul saat ia melihat ke bawah.
RADIT
Nis, loncat!
Radit sudah bersiap-siap menangkap Denis di bawah.
DENIS
Gue takut Dit, tinggi banget.
RADIT
Kamu tenang aja, aku bakal jagain dari bawah.
Dengan jantung yang berdetak dengan cepat, Denis memberanikan diri untuk melompat. Radit memang menepati janjinya, tetapi ia tidak menangkapnya, melainkan Denis menubruknya hingga Radit terjatuh dan ia mendarat diatas tubuhnya. Wajah mereka sangat dekat, untuk sejenak mereka terdiam sambil bertatapan.
DENIS (V.O)
Kalau boleh jujur, gue lebih deg-degan sekarang saat berdekatan dengan Radit dari pada saat manjat tembok rumah.
RADIT
Pendaratan yang mulus Nis.
Radit sedikit kesulitan untuk bicara, karena tubuhnya yang tertindih.
DENIS
Hehe... sorry! sorry!
Denis segera bangun dari tubuh Radit.
DENIS (CONT'D)
Sakit ya Dit? (sedikit khawatir)
RADIT
Nggak apa-apa kok.
Radit sambil membersihkan kotoran yang menempel di bajunya.
CUT TO:
119 . EXT. JALANAN SEKITAR KOMPLEK RUMAH DENIS - MALAM HARI
Denis dan Radit mengobrol sambil berjalan di sekitar komplek rumah Denis.
DENIS
Mama ngelarang gue ketemu sama lo lagi Dit.
RADIT
Iya, aku udah bisa nembak kok.
DENIS
Mangkanya tadi lo nelfonin nggak gue angkat. Maaf ya!
RADIT
Aku udah tau Nis, karena aku tau watak Mama kamu keras.
DENIS
Maksudnya? Dinna juga dilarang Mama gitu?
RADIT
Awalnya sih iya, tapi lama kelamaan Mama kamu bisa mengerti.
DENIS
Hm... Gue bingung Dit harus gimana. Dia kan nyokap gue, jadi gue wajib nurutin perintah dia, tapi dilain pihak, gue...
Denis terdiam tidak melanjutkan ucapannya.
RADIT
Kamu kenapa?
DENIS
Nggak jadi deh.
RADIT
Yah, kok nggak jadi sih? Ayo dong, kamu kenapa? (penasaran)
DENIS
Gue nggak mungkin bisa jauh dari lo.
Radit tersenyum.
RADIT
Kok bisa gitu?
DENIS
Gue juga nggak tau.
RADIT
Kok nggak tau?
DENIS
Ya gue nggak tau. Udah ah, lo nanya mulu.
Denis mempercepat langkahnya hingga Radit tertinggal.
RADIT
Denis!
Radit berteriak sambil mengejarnya.
RADIT (CONT'D)
Jawab dulu kenapa?
Radit sedikit memaksa, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Denis.
DENIS
Iya gue jawab, karena gue sayang sama lo. Puas? (kesal)
Denis menjawab dengan wajah malu-malu, lalu beranjak pergi, tetapi dengan cepat Radit menarik Denis ke dalam dekapannya.
CUT TO:
120 . EXT. RUMAH DENIS - HALAMAN DEPAN - MALAM HARI
Radit mengantar Denis pulang, dan lagi-lagi ia harus memanjat pagar untuk masuk ke dalam rumah, kali ini Radit berhasil menangkapnya, lalu menurunkannya dengan perlahan.
DENIS
Makasih ya Dit.
Radit menganggukan kepala.
DENIS (CONT'D)
Ya udah, gue masuk dulu ya.
Saat baru beberapa langkah berjalan, Denis memutar arah langkahnya kembali dan dengan cepat Denis mencium Radit, tepat dibibirnya.
Denis kembali melangkah cepat ke dalam rumah dengan wajah malu.
Beberapa Saat Radit terdiam, kemudian tersenyum lalu pergi meninggalkan rumah Denis.
CUT TO:
121 . INT. RUMAH DENIS - RUANG TAMU - MALAM HARI
Dengan perlahan dan hati-hati Denis membuka pintu lalu masuk ke dalam rumah, tetapi saat baru beberapa langkah berjalan, lampu yang tadinya padam tiba-tiba menyala, hingga membuatnya sedikit terkejut.
MAMA
Dari mana saja kamu? (sedikit membentak)
DENIS
Hm... Ta-tadi abis jalan-jalan aja Mah. De-Denis nggak bisa tidur.
Denis sangat gugup hingga tergagap-gagap.
Denis hanya bisa menundukan kepala, karena ia tidak berani menatap wajah Mama yang sedang marah.
MAMA
Jalan-jalan? Tapi kenapa Pak Ucup tidak melihat kamu keluar rumah? Kamu mau main kucing-kucingan sama Mama?
Mama berjalan mendekati Denis.
Denis hanya terdiam, karena ia sama sekali tidak tau harus menjawab apa setelah kepergok seperti ini.
MAMA (CONT'D)
Jawab Mama Denis!
Mama mengangkat wajah Denis menghadap wajahnya.
MAMA (CONT'D)
Kamu pergi dengan pembunuh itu kan?
DENIS (V.O)
Lo harus kuat Denis! lo pasti bisa!
DENIS
Iya, Denis pergi sama Radit. (sedikit menantang)
MAMA
Ya Tuhan, apa yang telah Mama bilang sama kamu? Jangan dekati laki-laki itu!
DENIS
Denis udah besar Mah, jadi Denis berhak memutuskan yang terbaik untuk diri Denis.
Karena kesal, tanpa sengaja Denis sedikit membentak Mamanya.
Mama terdiam, ia terkejut karena Denis membentaknya. Matanya berkaca-kaca, lalu sedikit demi sedikit meneteskan air mata.
MAMA
Kamu tau Denis? Kata-kata itu yang Dinna ucapkan saat Mama melarangnya berhubungan dengan Radit, dan akhirnya apa yang terjadi sekarang?
Mama menangis terisak-isak.
Denis terdiam, tak bergerak sedikit pun. Denis benar-benar terkejut saat mendengar ucapan Mama.
DENIS (V.O)
Ternyata dulu, Mama benar-benar tidak merestui hubungan Dinna dengan Radit. Sekarang sudah jelas mengapa Mama sangat membenci Radit dan tidak memerbolehkan gue berhubungan dengannya.
PAPA
Ada apa ini?
Papa tiba-tiba menghampiri.
MAMA
Anak kamu itu mempunyai hubungan dengan calon tunangan Dinna.
Dengan tatapan yang tajam Papa memandang Denis.
PAPA
Apa benar itu Denis?
Dengan ragu-ragu Denis menganggukan kepala.
Untuk waktu yang cukup lama, Papa memandanginya, sesekali Denis melirik ke arahnya. Wajah Papa lesu dan seperti sedang memikirkan sesuatu.
PAPA (CONT'D)
Kembali ke kamar kamu sekarang!
Dengan cepat Denis menuruti perintahnya.
CUT TO:
122 . INT. RUMAH DENIS - KAMAR DENIS - MALAM HARI
Denis melompat ke atas kasur, lalu merogoh bawah bantal untuk mengambil foto Dinna yang ia ambil saat di puncak. Untuk beberapa saat ia hanya memandanginya.
DENIS (V.O)
Din, aku harus gimana sekarang? Aku nggak tau harus berbuat apa. Please help me!
Denis memeluk erat foto Dinna.