Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
93 . EXT - PANTAI - PAGI HARI
INSERT: Denis memperhatikan dari kejauhan.
Dinna sedang duduk bersama Radit di tepi pantai. Wajahnya cantik, anggun dan penuh pesona. walaupun wajahnya serupa, tetapi sangat berbeda dengan Denis. Mereka bercanda gurau dan tertawa bersama-sama, mereka berdua terlihat sangat bahagia.
Dinna menoleh ke arah Denis, kemudian tersenyum. Dengan langkah kakinya yang anggun, Dinna menghampiri Denis. Mereka saling berpandangan, lalu Dinna memeluknya dengan erat.
DINNA
Sayangi Radit ya!
Dinna berbisik lalu melepaskan pelukannya, kemudian menggenggam kedua tangan Denis.
DINNA (CONT'D)
Sayangi Radit seperti aku menyayanginya. Dia orang yang sangat berarti buat ku. Kamu tau, aku bahagia bisa bertemu dengannya, aku bahagia bisa mencintainya dan aku bahagia dulu bisa memiliki orang seperti dirinya. Tetapi sekarang, aku akan lebih bahagia kalau kamu bisa bahagia dengannya.
Denis hanya bisa menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Lama kelamaan tubuh Dinna memudar lalu menghilang.
DISSOLVE TO:
94 . INT. RUMAH DENIS - KAMAR DENIS - PAGI HARI
DENIS
DIINNAAA... (berteriak)
Denis terbangun dari tidurnya dan ternyata semua itu hanyalah mimpi. Mungkin ini mimpi terindah baginya, karena ia bisa bertemu dengan belahan jiwanya yang telah lama menghilang walaupun hanya lewat mimpi.
Kata-kata Dinna terpikirkan terus di dalam pikiran Denis.
DENIS (V.O)
Apakah mungkin itu sebuah amanat darinya?
Denis mengambil ponsel lalu menelfon Radit.
DENIS
Dit, lo bisa ke rumah gue nggak sekarang?
RADIT
Bisa, aku on the way sekarang.
Denis segera merapikan diri lalu mengenakan pakaian serba hitam, dan tidak lama kemudian Radit pun datang.
CUT TO:
95 . EXT. RUMAH DENIS - DEPAN RUMAH - PAGI HARI
RADIT
Kamu ngapain pake baju item-item gitu? Kayak mau ziarah aja.
DENIS
Nanti gue ceritanya di jalan aja.
Tanpa basa basi Denis langsung masuk ke mobil.
CUT TO:
96 . INT. MOBIL RADIT - PAGI HARI
DENIS (CONT'D)
Dit, Lo udah pernah ke villa itu kan sebelumnya?
Radit terdiam sambil mengendarai mobilnya.
DENIS (CONT'D)
Jawab gue Dit!
RADIT
Iya benar, kamu sudah tau semuanya?
DENIS
Gue udah tau semuanya Dit, gue juga baru tau gue punya saudara kembar.
RADIT
Hm... Jadi kalian kembar?
Denis menganggukan kepala
DENIS
Kamu baru tau?
Radit mengganggukan kepala.
RADIT
Dinna nggak pernah cerita, atau mungkin belum sempat untuk cerita.
Denis hanya tersenyum kecil agar suasana tidak terlalu muram.
Tiba-tiba Radit menggenggam tangan Denis dengan satu tangannya.
RADIT (CONT'D)
Maafin aku ya Nis, aku nggak bisa menjaga saudara kamu dengan baik.
Denis menggelengkan kepala.
DENIS
Nggak apa-apa kok Dit. Ngomong-ngomong boleh gue tau cerita lebih jelasnya?
Radit menarik nafas panjang.
RADIT
Kejadiannya tiga tahun yang lalu, saat aku dan dinna masih kelas satu SMA, kami memutuskan untuk bertunangan karena kami sudah 3 tahun berpacaran.
CUT TO FLASH BACK:
97 . INT. MOBIL RADIT - MALAM HARI
RADIT (O.S)
Tetapi saat aku dan Dinna sedang dalam perjalanan menuju villa, tiba-tiba hujan deras. Jalanan pun menjadi licin dan penuh kabut, sehingga aku nggak sadar kalau telah salah jalur dan aku nggak melihat ada sebuah truk dihadapan kami. Dan akhirnya kecelakaan pun nggak bisa dihindari.
FLASH BACK CUT TO:
RADIT
Setelah itu kami segara dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan itu terakhir kalinya aku melihat Dinna, karena setelah itu aku koma selama satu minggu. Saat sadar dari koma, yang aku cari hanyalah Dinna, tetapi aku nggak bisa bertemu dengannya lagi, bahkan untuk sekedar meminta maaf.
Radit bercerita dengan air mata yang menggenang di matanya, lalu ia kembali menarik nafas panjang seperti ingin melegakan dadanya yang terasa sesak.
DENIS
Maaf kalau gue udah membuat lo mengingat masa lalu?
RADIT
Iya, nggak apa-apa kok, lagian kamu juga berhak tau kejadian yang sebenarnya.
Mereka terdiam sejenak.
DENIS
Dit, lo tau kenapa gue pakai baju kayak gini?
Radit menggelengkan kepala.
DENIS (CONT'D)
Karena gue ingin lo nemenin gue menemui Dinna.
Radit menoleh ke arah Denis dengan raut wajah sedikit terkejut, lalu ia memberikan senyumannya.
RADIT
Ya udah, kita balik ke rumah aku dulu ya. Aku mau ganti baju dulu, sekalian aku ingin ngenalin kamu sama Mama aku, mumpung dia lagi ada di rumah.
CUT TO:
98 . EXT. RUMAH RADIT - DEPAN PINTU RUMAH - PAGI HARI
Denis dan Radit berdiri di depan pintu, lalu Radit mengetuknya. Tidak lama kemudian sesosok wanita dewasa yang masih terlihat cantik membuka pintu.
RADIT
Mah, kenalin ini...
MAMA RADIT
Dinna?
Mama Radit terkejut dengan mata terbelalak dan langsung pingsan di tempat. Mereka pun terkejut, lalu segera menggotong mama Radit ke dalam rumah dan menidurkannya di atas sofa.
CUT TO:
99 . INT. RUMAH RADIT - RUANG KELUARGA - PAGI HARI
Tidak lama kemudian Mama Radit tersadar dan membuka mata.
MAMA RADIT
Radit, itu Dinna kan? Apa Mama sekarang sedang bermimpi? (bingung)
RADIT
Bukan Mah, dia Denis saudara kembarnya Dinna. Aku kan udah sering cerita sama mama.
Ucap Radit sambil memberikan Mamanya minum.
RADIT (CONT'D)
Nis, kenalin ini mama aku.
Mereka pun saling bersalaman. Denis bisa merasakan Mama Radit ketakutan, sangat terasa dari tangannya yang dingin dan wajahnya yang pucat.
MAMA RADIT
Mama bener-bener tidak sangka, rasanya seperti bermimpi. (dengan ekspresi yang masih terlihat shock)
Denis dan Radit pun hanya tersenyum.
RADIT
Ya udah, Radit mau ganti baju dulu ya Mah. Nis, jagain Mama aku bentar ya!
Radit pergi menuju kamarnya.
Mama Radit menghampiri Denis, mentapnya dengan mata berkaca-kaca, meraba-raba wajahnya, lalu memeluknya dengan erat.
MAMA RADIT
Terimah kasih banyak Denis, untung saja kamu muncul ke dalam kehidupan Radit.
Tangisannya pecah di dalam dekapan Denis.
DENIS
Memangnya kenapa Tante?
Denis bingung sambil melepaskan pelukannya.
Mama Radit menghapus air mata di wajahnya.
CUT TO FLASH BACK:
MAMA RADIT (O.S)
Setelah Radit kehilangan Dinna, dia menjadi sangat frustasi. Dia tidak mau makan, tidak mau bicara dan bahkan tidak mau menggerakan badannya. Hingga Tante terpaksa menaruhnya dikursi roda dan menyewa babysitter untuk menjaganya, karena Tante dan Om sibuk sekali. Tante sudah sering sekali membawanya berobat pada dokter-dokter dan psikiater-psikiater handal, tetapi tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Mungkin luka-luka di tubuhnya bisa disembuhkan, tetapi tante tau luka dihatinya akan sulit untuk disembuhkan. Setelah beberapa lama dia tidak bicara, akhirnya tante mendengernya bicara. Tetapi dia berbicara sendiri dengan boneka yang dia ditempelkan foto wajah Dinna.
MONTAGE:
A. Radit hanya duduk di kamarnya menatap keluar jendela dengan tatapan yang kosong.
B. Radit duduk di kursi roda yang di dorong babysitter.
C. Radit di periksa dokter dan menjalani terapi bersama psikiater.
D. Radit berbicara dengan boneka yang di tempel foto wajah Dinna.
FLASH BACK CUT TO:
MAMA RADIT
Dia juga meletakan foto-foto dan barang-barang kenangan mereka di dalam satu ruangan.
Mama Radit mengajak Denis ke ruangan tersebut.
CUT TO:
100 . INT. RUMAH RADIT - RUANG KENANGAN RADIT - SIANG HARI
Denis mengitari ruangan itu dengan mata berkaca-kaca. Foto-foto Dinna dan Radit tertata rapih memenuhi dinding dan ada juga satu foto Dinna yang berukuran sangat besar. Di atas sebuah meja terdapat berbagai macam barang, mulai dari ticket-ticket bioskop, beberapa baju, dan lain-lain.
CUT TO:
101 . INT. RUMAH RADIT - RUANG KELUARGA - SIANG HARI
MAMA RADIT
Suatu hari saat Radit dibawa babysitternya ke taman, tiba-tiba dia pulang dengan mengendong babysitternya yang sedang pingsan dan dia memanggil-manggil Tante untuk pertama kalinya setelah hampir dua tahun dia hidup dalam kesendiriannya. Tante sangat terkejut sekaligus senang saat itu. Dia bilang dia bertemu Dinna, dan dia menunjukan Tante sebuah buku yang tertulis nama sebuah sekolah. Dia meminta Tante untuk memasukannya ke dalam sekolah itu secepatnya. Tante pun menuruti kemauannya, yang penting tante bisa melihatnya kembali normal, walaupun saat itu Tante tidak percaya dia bertemu dengan Dinna. Saat babysitter itu siuman, Tante langsung bertanya padanya soal kejadian di taman itu. Dia bilang, dia pingsan karena dia terkejut melihat Radit tiba-tiba bangun dari kursi rodanya, dan dia tidak melihat Dinna ada di taman itu. Tante pun semakin tidak percaya, tetapi yang penting bagi tante, Radit sudah mau berkelakuan normal seperti dulu lagi, walaupun tante masih berfikir dia masih belum sembuh karena dia berfikir Dinna masih hidup.
DENIS (V.O)
Gue menjadi teringat dengan kejadian saat gue pertama kali bertemu dengan Radit di taman, sekarang gue ngerti kenapa tiba-tiba Radit memeluk gue saat itu. Gue pun masih ingat akan wajah Radit saat itu, wajah sedih seperti memendam rasa rindu yang sangat mendalam.
MAMA RADIT
Setelah melihat kamu ada di sini, pandangan Tante terhadap Radit salah. Dia memang sudah sembuh total. Itu semua berkat kamu. Sekali lagi Tante ucapkan terima kasih Denis!
Mama Radit mengenggam erat tangan Denis dengan ekspresi penuh harapan.
DENIS
Sama-sama Tante. Denis juga senang bisa membantu Radit, karena itu akan membuat Dinna senang. (tersenyum kecil)
Tidak lama setelah itu Radit pun muncul dengan setelan baju hitamnya. Dengan cepat mama Radit menghapus air mata yang membasahi pipinya.
RADIT
Seru banget nih ceritanya. Mama cerita apa aja sama Denis?
MAMA RADIT
Kamu mau tau saja urusan perempuan
mereka pun tertawa bersama-sama.
RADIT
Ya sudah, Radit sama Denis pergi dulu ya Mah
Radit mencium kening Mamanya, lalu mereka pun pergi.
CUT TO:
102 . INT. MOBIL RADIT - SIANG HARI
Denis memandangi wajah Radit sambil memikirkan besarnya cintanya terhadap Dinna. Ia tidak menyangka, orang yang dulu ia pikir gila ternyata memiliki hati setulus itu.
RADIT
Kamu kok ngeliatin aku kayak gitu sih Nis? (bingung)
DENIS
Eh, nggak apa-apa kok.
Denis yang tersadar dari lamunannya.
CUT TO:
103 . EXT - TPU - SIANG HARI
Denis dan Radit duduk bersimpuh disamping makam Dinna. Denis menaruh sekuntum bunga yang tadi sempat ia beli di pinggir jalan, lalu ia mengusap-usap batu nisan Dinna. Air mata Denis pun menetes sedikit demi sedikit.
DENIS
Hai Din, Sorry aku baru sempat nemuin kamu. Karena aku baru mengetahui ini semua. Aku janji suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi, entah kapan dan dimana.
RADIT
Kamu tenang aja Din, Denis biar aku yang jaga!
Radit merangkul Denis.
Denis tersenyum sambil menatap wajah Radit yang juga sedang tersenyum memandangi makam kekasihnya, tetapi di dalam senyum Radit itu tersimpan rasa sakit dan rindu yang sangat mendalam, terlihat jelas dari matanya yang berkaca-kaca.
DENIS
Aku janji, aku akan sering mengunjungi kamu di sini.
Setelah selesai melepas kerinduan, Mereka pun pergi meninggalkan pemakaman.