Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
44 . INT. RUANG KELAS - PAGI HARI
Denis melamun seorang diri di kelas, sesekali ia melihat bangku Radit yang masih kosong karena pemiliknya belum datang.
Tiba-tiba Tere berlari menghapirinya sambil berteriak.
TERE
Deniiisss...
DENIS
Lo kenapa Re? Kok lari-larian gitu? (heran)
TERE
Si Radit Nis. (ngos-ngosan)
DENIS
Iya si Radit kenapa? Tarik nafas dulu baru ngomong pelan-pelan.
Denis menuntun Tere duduk di sampingnya.
TERE
Gue tadi ngeliat Radit pakai baju bebas keluar dari ruang kepsek, gue denger-denger dia mau keluar dari sekolah.
DENIS
HAH... Serius lo? Terus sekarang dia dimana? (panik)
TERE
Tadi sih dia udah ke arah parkiran.
Denis segera berlari menuju tempat parkir mobil.
CUT TO:
45 . EXT. PARKIRAN SEKOLAH - PAGI HARI
Saat Radit ingin membuka pintu mobilnya, dari kejauhan Denis teriak memanggil namanya.
DENIS
RADIITT...
Radit menoleh ke arah sumber suara, ia terdiam melihat Denis berlari ke arahnya.
DENIS (CONT'D)
Lo abis ngapain tadi? Kenapa lo pakai baju bebas? Kenapa lo nggak masuk kelas? Gue denger-denger lo mau... (ngos-ngosan)
RADIT
Ssttt... Satu-satu dong nanyanya!
Radit menutup bibir Denis dengan jari telunjuknya.
RADIT
Iya, aku mau keluar dari sekolah.
DENIS
Loh, tapi kenapa? (bingung)
RADIT
Itu kan janji aku sama kamu, kalau kamu datang nemuin aku kemarin. Aku nggak pernah ingkar janji Nis, ya walaupun aku belum sempat jelasin semuanya, tapi aku udah seneng banget kamu dateng.
Matanya berkaca-kaca, Radit ingin menangis, tetapi ia menahannya. Dengan keadaan seperti itu Radit masih bisa mengeluarkan senyuman polosnya.
Radit menarik nafas panjang, kemudian menarik sebuah kacamata hitam yang menggantung dikerah bajunya, lalu mengenakannya, karena ia ingin menutupi kesedihan yang terlihat dimatanya.
RADIT (CONT'T)
Lagian, memang ini kan kemauan kamu? Sekarang udah nggak akan ada yang bikin kamu kesel lagi.
Denis terpaku mendengarnya
DENIS (V.O)
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Perasaan apa yang tiba-tiba muncul ini? Semakin gue membenci Radit, semakin gue tidak ingin kehilangannya.
RADIT
Aku balik dulu ya! Maaf kalau selama ini aku mengganggu hidup kamu!
Radit membuka pintu mobil.
DENIS
Gue benci sama lo! (emosi sambil mengepalkan tangan)
Radit berhenti membuka pintu mobilnya yang sudah setengah terbuka.
DENIS (CONT'D)
Bagus deh lo pergi, udah nggak ada yang gangguin gue lagi. Nggak.. nggak ada yang ngerusak hari-hari gue lagi. Ng.. nggak ada yang bikin gue kesel lagi.
Denis tergagap-gagap karena menahan emosi agar tidak menangis, padahal terlihat matanya berkaca-kaca
Radit langsung menutup kembali pintu mobilnya. Ia melepaskan kacamata yang ia kenakan, lalu menatap Denis dengan tatapan yang tajam.
DENIS (CONT'D)
Udah nggak ada lagi...
Dengan cepat Radit menarik tubuh Denis ke dalam pelukannya.
RADIT
Iya, udah nggak ada lagi.
DENIS
Lo salah Dit, malah gue bakalan kesepian nggak ada yang gangguin gue lagi, jadi gue minta sama lo jangan keluar dari sekolah!
RADIT
Kalau nanti aku buat kamu kesal lagi gimana?
DENIS
Nggak apa-apa Dit, nggak apa-apa.
Denis menangis dengan lepas di dekapan Radit.
Sontak semua murid di sekitar melihat ke arah Denis dan Radit yang sedang berpelukan.
Radit melepaskan pelukannya, matanya yang indah berwarna hitam pekat menatapnya dalam-dalam. Wajah mereka sangat dekat, hingga hidung mereka nyaris bersentuhan.
CUT TO:
46 . INT. KAMAR DENIS - MALAM HARI
Denis termenung di depan jendela kamar sembari memandang bulan dan bintang yang membuat langit yang gelap semakin indah. Ia menatap kalender yang tergantung di dinding kamar. Besok adalah tanggal 11 november, yang berarti besok Denis genap berusia 18 tahun. Ia naik ke atas kasur dan sebelum tidur ia berdoa sejenak.
DENIS
Semoga di hari yang sangat berarti buat gue, gue diberikan kebahagiaan.
Tidak lama setelah mata Denis terpejam, terdengar suara ketukan dari arah jendela kamarnya. Ia terbangun dan segera melihat ada apa di luar sana.
DENIS
Radit! (terkejut)
INSERT: Radit tengah berdiri di halaman rumah Denis sambil melempari batu kecil ke jendela kamar.
Dengan cepat Denis membuka jendela kamarnya.
DENIS
Lo ngapain ke sini? (berbisik)
RADIT
Aku pengen ngomong sama kamu sebentar! (berbisik)
Denis memberikan isyarat agar Radit menunggu.
CUT TO:
47 . EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH DENIS - TENGAH MALAM
DENIS
Lo ngapain ke sini Dit? Kok lo bisa masuk ke rumah gue? Harusnya kan Pak Ucup ngelarang orang bertamu malem-malem gini. (panik)
RADIT
Pak Ucup nggak akan tau. Orang aku masuk manjat tembok rumah kamu.
DENIS
Hah, lo udah gila ya? Nanti lo di sangka maling loh. Sekarang tuh udah jam 12 lewat. Lo mau ngapain tengah malem ke sini?
RADIT
Ada yang mau aku tunjukin.
DENIS
Tunjukin apa? (penasaran)
RADIT
Tutup mata kamu!
DENIS
Mau ngapain sih, pakai acara tutup mata segala?
RADIT
Udah lakuin aja!
Dengan sedikit ragu, Denis menuruti permintaan Radit untuk menutup matanya. Tidak lama kemudian, tercium aroma yang tidak asing di dekatnya.
RADIT (CONT'D)
Buka mata kamu!
Perlahan Denis membuka matanya. Di hadapannya sudah ada sebuah cake coklat kesukaannya, dengan lilin menghiasi di atasnya.
RADIT (CONT'D)
Happy birthday! (memegangi cakenya)
Denis sangat terkejut sekaligus senang dengan apa yang dilakukan Radit kepadanya.
DENIS (V.O)
Baru kali ini dalam hidup gue ada orang yang melakukan hal seromantis ini. Arya aja selama satu tahun nggak pernah melakukan hal kayak gini.
DENIS
Lo tau dari mana hari ini ulang tahun gue? Dan tau dari mana gue suka cake coklat?
Denis bingung sekaligus senang hingga membuat matanya berkaca-kaca
RADIT
Kan udah aku bilang, apa sih yang aku nggak tau dari kamu.
Sejenak mereka hanya saling berpandangan, diterangi cahaya lilin ulang tahunnya yang menerangi wajah mereka.
RADIT (CONT'D)
Tiup dong lilinnya! Tapi sebelum ditiup, kamu buat permohonan dulu.
Denis menutup mata, lalu ia meniup api lilin-lilin tersebut.
DENIS
Makasih ya Dit! Gue nggak sangka lo sebaik ini.
RADIT
Iya sama-sama. Oh iya, tunggu sebentar! Tolong pegangin cakenya dulu!
Radit memberikan cakenya lalu berlari ke sebuah semak-semak, ia kembali dengan membawa sesuatu yang disembunyikan di balik badannya.
RADIT (CONT'D)
Ini buat kamu!
Radit memberikan Denis serangkaian bunga. Denis hanya bisa tersenyum bahagia, tanpa bisa berkata-kata.
RADIT
Ya udah, aku balik dulu ya.
Sebelum Denis sempat mengucapkan satu patah kata pun, Radit langsung berlari, lalu memanjat tembok rumah yang cukup tinggi.
Denis hanya terdiam terpaku, tak bergerak dan tak bicara sepatah kata pun.
DENIS (V.O)
Setelah Radit melakukan hal sebaik ini, gue merasa gue lah orang paling jahat di dunia, karena gue sempat membenci orang yang sebenarnya sangat baik seperti dirinya. Gue rasa ada benarnya juga kata-kata Tere waktu itu, gue juga harus melihat sisi positifnya Radit, jangan hanya sisi negatifnya aja.