Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23 . INT. KAMAR DENIS - PAGI HARI
RADIT
Selamat pagi!
CAMERA: CLOSE UP wajah Radit.
Radit mendekatkan wajah dihiasi senyuman polosnya ke arah Denis yang baru saja membuka mata.
DENIS
ARRRGGHHH...
Denis berteriak hingga seisi rumah serasa bergetar.
Radit menjauhkan diri sambil menutup kedua telinganya.
DENIS (CONT'D)
Nggak mungkin! Gue pasti lagi mimpi (sambil menampar-nampar pipi). Aduh... Pipi gue sakit, berarti gue nggak lagi mimpi (panik).
RADIT
Hello... kamu kenapa sih? Kayak ngeliat hantu aja
DENIS
Iya, lo hantunya. Ngapain lo ke sini? Pakai acara masuk-masuk ke kamar gue. Lancang banget sih lo!
RADIT
Sorr! sorry! Aku ke sini mau jengukin kamu, karena hari ini kan kamu nggak masuk. Aku tanya-tanya katanya kamu lagi sakit, ya udah, aku cabut sekolah terus langsung ke sini. Nih, aku juga bawain rangkaian bunga buat kamu.
DENIS
Gue nggak butuh! Terus lo tau alamat rumah gue dari mana?
RADIT
Tau dari anak-anak di kelas.
Denis menarik nafas panjang.
DENIS
Ya udah, mendingan lo pergi sekarang atau lo mau gue panggilin bokap gue?
RADIT
Bokap kamu kan lagi nggak di rumah.
DENIS
Sebenernya mau lo apa sih?
Denis mengacak-acak rambut dan menyentak-nyentakan kakinya karena kesal.
RADIT
Aku cuma mau jagain kamu.
DENIS
Hah, jagain gue? Lo bener-bener udah gila. Mendingan lo pergi ke psikiater aja sana!
Radit menundukan kepala.
RADIT
Psikiater? Aku udah sering ke sana kok.
Radit menjawab dengan suara yang pelan dan tanpa ekspresi.
DENIS
Oh ya? Terus psikiaternya bilang apa?
Denis mengarahkan wajahnya ke arah Radit dengan ekspresi mengejek.
Radit mengangkat kepalanya kembali.
RADIT
Katanya aku nggak bisa nerima kenyataan.
Seketika ekspresi Radit berubah sambil tersenyum lebar.
DENIS
Iya, lo itu nggak bisa nerima kenyataan kalau lo udah nggak waras. Udah sana lo pergi dari rumah gue!
Denis beranjak bangun lalu mendorong-dorong Radit ke arah pintu kamar.
DENIS (CONT'D)
Pak Ucup! (berteriak)
Radit menahan kedua tangan Denis.
RADIT
Nis, apa kamu nggak bisa kasih aku kesempatan?
Denis mengerutkan dahi karena bingung.
DENIS
Kesempatan apa? Gue lagi nggak buka lowongan.
Tidak lama kemudian PAK UCUP (50) satpam rumah Denis datang.
PAK UCUP
Ada apa non?
DENIS
Tolong usir orang gila ini keluar!
PAK UCUP
Oh, ini orang gila toh non? Tau gitu bapak nggak ijinin masuk.
DENIS
Iya, mangkanya lain kali jangan di ijinin masuk lagi ya pak!
PAK UCUP
Baik non.
Pak Ucup menarik Radit keluar dengan paksa.
Denis menutup pintu kamarnya, lalu kembali berbaring di atas kasur sembari melamun dan berfikir akan sikap Radit terhadapnya.
DENIS (V.O)
Apa sih sebenernya maunya dia? Kenapa harus gue yang dikejar-kejar? Cowok setampan dia pasti bisa dapet cewek yang lebih cantik dari pada gue. Ya walaupun sedikit jumlahnya. Anehnya, kenapa dia selalu pasrah saat gue mengatakan kata-kata kasar dan dia hanya tersenyum saat gue melakukan itu.
CUT TO:
24 . INT. KAMAR TERE - SORE HARI
Denis pergi ke rumah Tere yang baru saja pulang dari Bandung.
TERE
Nis, lo mau cerita apa sih? Kayaknya penting banget.
Tere menyuguhkan secangkir kopi susu kesukaan Denis.
DENIS
Begini ya Re, lo inget nggak waktu gue dikejar-kejar orang gila saat mau ke rumah lo waktu itu?
Tere menganggukan kepala.
DENIS (CONT'D)
Lo tau, sekarang cowok gila itu jadi murid baru di kelas kita.
TERE
Hah... serius lo? Berarti kita harus hati-hati dong.
DENIS
Ya iya lah. Parahnya lagi, itu cowok ngikutin gue terus dari kemarin. Pakai acara ngaku-ngaku pacaran sama gue segala. Udah gitu tadi pagi tanpa diundang dia dateng ke rumah gue.
TERE
Ih... kok ngeri banget.
DENIS
Mangkanya itu, besok lo usir dia dari bangku kita ya! Soalnya dia dudukin bangku lo tuh.
TERE
Hm... Ok ok, tenang aja. Tapi emang lo belom cerita masalah ini sama Arya?
DENIS
Belom. Kemarin dia nggak masuk. Setelah gue pikir-pikir untuk sementara jangan sampai Arya tau, karena gue takut nanti malah jadi ada keributan di sekolah. Lo tau sendiri kan si Arya suka cari ribut.
CUT TO:
25 . EXT. SEKOLAH - DEPAN PINTU KELAS - PAGI HARI
Sesampainya di sekolah, saat Denis dan Tere membuka pintu kelas, Denis langsung menunjuk ke arah targetnya yang sedang tertidur di mejannya.
DENIS
Itu orangnya Re.
TERE
Ya udah, lo tunggu di sini!
Dengan yakin Tere menghampiri cowok yang sudah siap untuk ia cacimaki.
CUT TO:
26 . INT. RUANG KELAS - PAGI HARI
Tere menggebrak meja yang sedang Radit sandari.
TERE
Heh, ngapain lo duduk dibangku gu... E...
Radit mengangkat kepalanya perlahan setelah mendengar makian Tere sambil mengucek-ngucek mata.
Tere pun langsung terpana dan tergagap-gagap saat melihat wajah Radit.
RADIT
Oh, ini bangku lo? Sorry ya!
Ketika Radit ingin berdiri, Tere malah menahannya agar tetap duduk.
TERE
Eh, nggak usah! Lo duduk di sini aja, biar gue cari bangku yang lain.
INSERT: Denis tercengang melihat apa yang dilakukan Tere. Dengan cepat ia menghampiri mereka.
DENIS
Apa lo liat-liat!
Denis ketus pada Radit yang memandanginya saat ia datang dan Radit hanya tersenyum menanggapinya.
DENIS (CON'T)
Re, gue pengen ngomong sama lo!
Denis menarik Tere keluar dari kelas.
CUT TO:
27 . EXT. DEPAN KELAS - PAGI HARI
TERE
Ya ampun Nis, kenapa lo nggak bilang kalau si orang gila itu ganteng banget! (kegirangan)
DENIS
Mau seganteng apapun, bagi gue dia tetep orang gila. Lagian lo gimana sih, gue nyuruh ngusir dia malah lo tahan.
TERE
Duh Nis, gue juga bingung kenapa gue bisa ngelakuin kayak gitu ya?
Tere bingung sambil garuk-garuk kepala.
DENIS
Terus gue harus gimana dong? (kesal)
TERE
Mendingan lo tanya dulu baik-baik maunya dia apa!
Denis terdiam sembari berfikir.
DENIS
Gue punya ide! (menjentikan jari)
TERE
Ide apa? Jangan ide yang menguntungkan lo, tapi merugikan buat gue.
DENIS
Tenang aja! kali ini nggak kok.
TERE
Emang apa ide lo? (penasaran).
DENIS
Lo kan suka sama Radit, gimana kalau kita tukeran tempat duduk? Lo duduk sama Radit dan gue duduk sama...
TERE
Ide bagus tuh (antusias).
DENIS
Tunggu dulu, terus gue duduk sama siapa?
TERE
Seinget gue, di kelas cuma tinggal satu bangku yang kosong. Bangku paling belakang di sampingnya si Dodo.
DENIS
Hah, Dodo si kutu buku itu?
Tere mengganggukan kepala.
DENIS (CONT'D)
Arrgghh... gue nggak mau! (merengek)
TERE
Terus mau gimana lagi?
Denis terdiam sejenak.
DENIS
Ya udah deh nggak apa-apa. Dari pada gue stres deket-deket sama si Radit, mendingan gue deket si Dodo, bisa sekalian nyontek.
TERE
Pinter juga lo ya.
DENIS
Iya dong (tersenyum lebar). Makan yuk Re! gue laper belom sarapan.
Denis menarik Tere menuju kantin.
CUT TO:
28 . INT. RUANG KELAS - PAGI HARI
SFX: Bel sekolah
Denis dan Tere bergegas menuju kelas dan langsung duduk dibangku yang tadi telah mereka tentukan. Radit belum menunjukan batang hidungnya, sedangkan orang di samping Denis tengah tertidur di mejanya dengan mengenakan sweater tebal berwarna merah dengan kepala ditutupi kupluk sweaternya.
Tere bertanya keberadaan Radit dengan bahasa isyarat, Denis hanya bisa menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.
DENIS
Do, bangun! Kerjain tuh tugas dipapan tulis! Nanti kalau udah beres gue liat.
Dodo sama sekali tidak bergerak dan tidak merespon. Karena kesal Denis menggoyang-goyangkan tubuh Dodo.
DENIS (CONT'D)
Do, bangun dong! Nanti lo diomelin loh tidur di kelas.
Dengan perlahan cowok di sampingnya mengangkat kepalanya dan langsung membuat Denis terkejut.
RADIT
Hai!
Tersenyum lebar dengan wajah ngantuk.
DENIS
Loh... Kok elo sih? Dodo mana? (terheran-heran)
RADIT
Itu Dodo.
Radit menunjuk ke arah Dodo yang baru saja memasuki kelas.
Saat melihat Dodo memasuki kelas, Tere langsung menengok ke belakang. Dengan bahasa isyarat ia bertanya kenapa Radit bisa ada di bangku Dodo. Sekali lagi Denis menjawab hanya dengan mengangkat kedua bahunya dengan wajah kesal.
DENIS
Tuh, yang punya bangku dateng. Lo pindah gih!
Denis sambil menarik-narik sweater Radit.
RADIT
Nggak bisa gitu. Soalnya aku udah bayar buat tukeran tempat duduk sama Dodo.
DENIS
Terus kok lo bisa tau gue mau pindah bangku?
RADIT
Apa sih yang aku nggak tau dari kamu.
Radit mendekatkan wajah dengan senyuman menggoda.
Denis mengerutkan dahi, lalu terdiam.
DENIS
Mau tukeran tempat duduk sama Tere pun rasanya percuma. Radit pasti akan terus ngintilin gue.
Mereka berdua hanya diam membisu. Sesekali Radit curi-curi pandang ke arah Denis. Denis hanya bisa memasang tampang jutek berharap Radit tidak mengganggunya lagi.
Tiba-tiba Radit menaruh kertas dihadapan Denis. Dengan ragu-ragu Denis mengambil lalu membukanya, mereka akhirnya mengobrol lewat kertas itu.
ISI SURAT:
R: Denis
D: Apa?
R: Kok diem aja sih?
D: Males ngomong sama lo.
R: Kok gitu sih? Apa kamu nggak bisa maafin kesalahan aku yang sudah-sudah?
D: Bisa, asal lo nggak bertingkah aneh dan nggak ngedeketin gue lagi!
R: Tapi aku nggak mau jauh-jauh dari kamu.
D: Sebenernya apa sih mau lo?
R: Aku cuma ingin selalu menjagamu, karena aku nggak mau kehilangan kamu lagi.
Denis bingung setelah membaca kalimat terkahir surat itu. Ia memandang Radit dengan tatapan aneh dan seperti biasa Radit hanya membalasnya dengan senyuman polosnya. Denis meremas kertas itu menjadi bola kecil. Melihat hal itu, wajah Radit berubah menjadi muram.
CUT TO:
29 . INT. KANTIN SEKOLAH - SIANG HARI
SFX: Bel Istirahat.
Denis dan Tere bergegas pergi ke kantin.
TERE
Lo mau makan apa Nis?
DENIS
Gue makan nasi goreng aja.
Denis berjalan menuju warung nasi goreng ditemani Tere disisinya.
DENIS (CONT'D)
Bu, beli dong! (sedikit berteriak)
Radit muncul secara tiba-tiba dari balik meja penjual yang berhasil membuat Denis dan Tere terkejut.
RADIT
Mau beli apa teman-teman? (tersenyum lebar)
DENIS
Loh, kok elo yang nongol? Ibu penjualnya mana?
RADIT
Ibunya lagi di dalem. Khusus buat kalian, aku yang ngelayanin.
DENIS
Gue nggak jadi beli deh, nanti nasi goreng gue dikasih jampe-jampe lagi sama lo. Yuk Re, cari makan yang lain aja!
Denis melangkah pergi.
DENIS (CONT'D)
Tuh kan Re, lo liat sendiri tingkah lakunya! Gila nggak tuh orang?
Denis tersadar kalau ia sedang berbicara sendiri karena ia mengira Tere mengikuti langkahnya.
Saat melihat sekitar, ternyata Tere masih ada di warung nasi goreng itu. Dengan langkah kesal, Denis menghampirinya lalu berdiri di belakanganya sambil menyilangkan tangan.
TERE
Dit, gue pesen nasi goreng ayam satu yang pedes ya! (sedikit manja)
DENIS
Ehem... Ehem...
Mendengar suara itu, Tere langsung membalikan badan.
TERE
Eh, Denis. Lo mau pesen nasgor juga? (malu-malu).
DENIS
Ngapain lo masih di sini? (kesal).
TERE
Mau pesen nasgor. Hehe...
Tere menjawab sambil nyengir lebar berharap Denis tidak mengamuk.
Tanpa banyak bicara, Denis menarik tangan Tere pergi dari warung nasgor itu.
DENIS
Kok lo gitu sih? (kesal dan heran).
TERE
Sorry Nis, abis ketampanan dia itu kayak ada magnetnya. Bikin gue nggak bisa berpaling melihat wajahnya.
DENIS
Itu sih bisa-bisanya lo aja!
TERE
Iya sorry! sorry!
DENIS
Gue udah ngelakuin saran lo untuk ngomong sama dia baik-baik dan lo mau tau dia bilang apa?
Denis memberikan kertas percakapannya dengan Radit saat di kelas yang masih ia simpan di saku roknya.
TERE
Haha... jadi lo ngobrol lewat kertas gitu? Kayak anak kecil aja lo berdua.
Tere terbahak-bahak meledeknya
DENIS
Ih, udah deh lo baca dulu aja isinya!
Tere membaca isi kertas itu.
TERE
Lo serius dia ngomong kayak gini?
DENIS
Hello, lo pikir gue lagi bercanda?
TERE
Aneh banget ya tuh cowok. Dari pembicaraan lo ini kesannya dia udah lama banget kenal sama lo.
Denis menganggukan kepala.
TERE (CONT'D)
Hm... Kalau kayak gini mendingan lo kasih tau si Arya deh!
Denis segera menelfon Arya untuk datang ke kantin, tidak lama kemudian Arya datang dan Denis menceritakan semua masalahnya dari awal sampai akhir.
ARYA
Wah... Bosen hidup tuh anak.
Arya menggebrak meja karena kesal.
DENIS
Say, kamu tenang dong! Aku mohon sama kamu, jangan sampai ada keributan! Cukup kasih tau dia aja supaya jangan ganggu aku lagi!
Denis berusaha membuat Arya tenang.
ARYA
Udah kamu tenang aja! Aku tau apa yang harus aku lakuin.