Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
I Will Always... (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
4. Don't Want to Lose You

23 . INT. KAMAR DENIS - PAGI HARI

RADIT

Selamat pagi!

CAMERA: CLOSE UP wajah Radit.

Radit mendekatkan wajah dihiasi senyuman polosnya ke arah Denis yang baru saja membuka mata.

DENIS

ARRRGGHHH...

Denis berteriak hingga seisi rumah serasa bergetar.

Radit menjauhkan diri sambil menutup kedua telinganya.

DENIS (CONT'D)

Nggak mungkin! Gue pasti lagi mimpi (sambil menampar-nampar pipi). Aduh... Pipi gue sakit, berarti gue nggak lagi mimpi (panik).

RADIT

Hello... kamu kenapa sih? Kayak ngeliat hantu aja

DENIS

Iya, lo hantunya. Ngapain lo ke sini? Pakai acara masuk-masuk ke kamar gue. Lancang banget sih lo!

RADIT

Sorr! sorry! Aku ke sini mau jengukin kamu, karena hari ini kan kamu nggak masuk. Aku tanya-tanya katanya kamu lagi sakit, ya udah, aku cabut sekolah terus langsung ke sini. Nih, aku juga bawain rangkaian bunga buat kamu.

DENIS

Gue nggak butuh! Terus lo tau alamat rumah gue dari mana?

RADIT

Tau dari anak-anak di kelas.

Denis menarik nafas panjang.

DENIS

Ya udah, mendingan lo pergi sekarang atau lo mau gue panggilin bokap gue?

RADIT

Bokap kamu kan lagi nggak di rumah.

DENIS

Sebenernya mau lo apa sih?

Denis mengacak-acak rambut dan menyentak-nyentakan kakinya karena kesal.

RADIT

Aku cuma mau jagain kamu.

DENIS

Hah, jagain gue? Lo bener-bener udah gila. Mendingan lo pergi ke psikiater aja sana!

Radit menundukan kepala.

RADIT

Psikiater? Aku udah sering ke sana kok.

Radit menjawab dengan suara yang pelan dan tanpa ekspresi.

DENIS

Oh ya? Terus psikiaternya bilang apa?

Denis mengarahkan wajahnya ke arah Radit dengan ekspresi mengejek.

Radit mengangkat kepalanya kembali.

RADIT

Katanya aku nggak bisa nerima kenyataan.

Seketika ekspresi Radit berubah sambil tersenyum lebar.

DENIS

Iya, lo itu nggak bisa nerima kenyataan kalau lo udah nggak waras. Udah sana lo pergi dari rumah gue!

Denis beranjak bangun lalu mendorong-dorong Radit ke arah pintu kamar.

DENIS (CONT'D)

Pak Ucup! (berteriak)

Radit menahan kedua tangan Denis.

RADIT

Nis, apa kamu nggak bisa kasih aku kesempatan?

Denis mengerutkan dahi karena bingung.

DENIS

Kesempatan apa? Gue lagi nggak buka lowongan.

Tidak lama kemudian PAK UCUP (50) satpam rumah Denis datang.

PAK UCUP

Ada apa non?

DENIS

Tolong usir orang gila ini keluar!

PAK UCUP

Oh, ini orang gila toh non? Tau gitu bapak nggak ijinin masuk.

DENIS

Iya, mangkanya lain kali jangan di ijinin masuk lagi ya pak!

PAK UCUP

Baik non.

Pak Ucup menarik Radit keluar dengan paksa.

Denis menutup pintu kamarnya, lalu kembali berbaring di atas kasur sembari melamun dan berfikir akan sikap Radit terhadapnya.

DENIS (V.O)

Apa sih sebenernya maunya dia? Kenapa harus gue yang dikejar-kejar? Cowok setampan dia pasti bisa dapet cewek yang lebih cantik dari pada gue. Ya walaupun sedikit jumlahnya. Anehnya, kenapa dia selalu pasrah saat gue mengatakan kata-kata kasar dan dia hanya tersenyum saat gue melakukan itu.

CUT TO:

24 . INT. KAMAR TERE - SORE HARI

Denis pergi ke rumah Tere yang baru saja pulang dari Bandung.

TERE

Nis, lo mau cerita apa sih? Kayaknya penting banget.

Tere menyuguhkan secangkir kopi susu kesukaan Denis.

DENIS

Begini ya Re, lo inget nggak waktu gue dikejar-kejar orang gila saat mau ke rumah lo waktu itu?

Tere menganggukan kepala.

DENIS (CONT'D)

Lo tau, sekarang cowok gila itu jadi murid baru di kelas kita.

TERE

Hah... serius lo? Berarti kita harus hati-hati dong.

DENIS

Ya iya lah. Parahnya lagi, itu cowok ngikutin gue terus dari kemarin. Pakai acara ngaku-ngaku pacaran sama gue segala. Udah gitu tadi pagi tanpa diundang dia dateng ke rumah gue.

TERE

Ih... kok ngeri banget.

DENIS

Mangkanya itu, besok lo usir dia dari bangku kita ya! Soalnya dia dudukin bangku lo tuh.

TERE

Hm... Ok ok, tenang aja. Tapi emang lo belom cerita masalah ini sama Arya?

DENIS

Belom. Kemarin dia nggak masuk. Setelah gue pikir-pikir untuk sementara jangan sampai Arya tau, karena gue takut nanti malah jadi ada keributan di sekolah. Lo tau sendiri kan si Arya suka cari ribut.

CUT TO:

25 . EXT. SEKOLAH - DEPAN PINTU KELAS - PAGI HARI

Sesampainya di sekolah, saat Denis dan Tere membuka pintu kelas, Denis langsung menunjuk ke arah targetnya yang sedang tertidur di mejannya.

DENIS

Itu orangnya Re.

TERE

Ya udah, lo tunggu di sini!

Dengan yakin Tere menghampiri cowok yang sudah siap untuk ia cacimaki.

CUT TO:

26 . INT. RUANG KELAS - PAGI HARI

Tere menggebrak meja yang sedang Radit sandari.

TERE

Heh, ngapain lo duduk dibangku gu... E...

Radit mengangkat kepalanya perlahan setelah mendengar makian Tere sambil mengucek-ngucek mata.

Tere pun langsung terpana dan tergagap-gagap saat melihat wajah Radit.

RADIT

Oh, ini bangku lo? Sorry ya!

Ketika Radit ingin berdiri, Tere malah menahannya agar tetap duduk.

TERE

Eh, nggak usah! Lo duduk di sini aja, biar gue cari bangku yang lain.

INSERT: Denis tercengang melihat apa yang dilakukan Tere. Dengan cepat ia menghampiri mereka.

DENIS

Apa lo liat-liat!

Denis ketus pada Radit yang memandanginya saat ia datang dan Radit hanya tersenyum menanggapinya.

DENIS (CON'T)

Re, gue pengen ngomong sama lo!

Denis menarik Tere keluar dari kelas.

CUT TO:

27 . EXT. DEPAN KELAS - PAGI HARI

TERE

Ya ampun Nis, kenapa lo nggak bilang kalau si orang gila itu ganteng banget! (kegirangan)

DENIS

Mau seganteng apapun, bagi gue dia tetep orang gila. Lagian lo gimana sih, gue nyuruh ngusir dia malah lo tahan.

TERE

Duh Nis, gue juga bingung kenapa gue bisa ngelakuin kayak gitu ya?

Tere bingung sambil garuk-garuk kepala.

DENIS

Terus gue harus gimana dong? (kesal)

TERE

Mendingan lo tanya dulu baik-baik maunya dia apa!

Denis terdiam sembari berfikir.

DENIS

Gue punya ide! (menjentikan jari)

TERE

Ide apa? Jangan ide yang menguntungkan lo, tapi merugikan buat gue.

DENIS

Tenang aja! kali ini nggak kok.

TERE

Emang apa ide lo? (penasaran).

DENIS

Lo kan suka sama Radit, gimana kalau kita tukeran tempat duduk? Lo duduk sama Radit dan gue duduk sama...

TERE

Ide bagus tuh (antusias).

DENIS

Tunggu dulu, terus gue duduk sama siapa?

TERE

Seinget gue, di kelas cuma tinggal satu bangku yang kosong. Bangku paling belakang di sampingnya si Dodo.

DENIS

Hah, Dodo si kutu buku itu?

Tere mengganggukan kepala.

DENIS (CONT'D)

Arrgghh... gue nggak mau! (merengek)

TERE

Terus mau gimana lagi?

Denis terdiam sejenak.

DENIS

Ya udah deh nggak apa-apa. Dari pada gue stres deket-deket sama si Radit, mendingan gue deket si Dodo, bisa sekalian nyontek.

TERE

Pinter juga lo ya.

DENIS

Iya dong (tersenyum lebar). Makan yuk Re! gue laper belom sarapan.

Denis menarik Tere menuju kantin.

CUT TO:

28 . INT. RUANG KELAS - PAGI HARI

SFX: Bel sekolah

Denis dan Tere bergegas menuju kelas dan langsung duduk dibangku yang tadi telah mereka tentukan. Radit belum menunjukan batang hidungnya, sedangkan orang di samping Denis tengah tertidur di mejanya dengan mengenakan sweater tebal berwarna merah dengan kepala ditutupi kupluk sweaternya.

Tere bertanya keberadaan Radit dengan bahasa isyarat, Denis hanya bisa menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.

DENIS

Do, bangun! Kerjain tuh tugas dipapan tulis! Nanti kalau udah beres gue liat.

Dodo sama sekali tidak bergerak dan tidak merespon. Karena kesal Denis menggoyang-goyangkan tubuh Dodo.

DENIS (CONT'D)

Do, bangun dong! Nanti lo diomelin loh tidur di kelas.

Dengan perlahan cowok di sampingnya mengangkat kepalanya dan langsung membuat Denis terkejut.

RADIT

Hai!

Tersenyum lebar dengan wajah ngantuk.

DENIS

Loh... Kok elo sih? Dodo mana? (terheran-heran)

RADIT

Itu Dodo.

Radit menunjuk ke arah Dodo yang baru saja memasuki kelas.

Saat melihat Dodo memasuki kelas, Tere langsung menengok ke belakang. Dengan bahasa isyarat ia bertanya kenapa Radit bisa ada di bangku Dodo. Sekali lagi Denis menjawab hanya dengan mengangkat kedua bahunya dengan wajah kesal.

DENIS

Tuh, yang punya bangku dateng. Lo pindah gih!

Denis sambil menarik-narik sweater Radit.

RADIT

Nggak bisa gitu. Soalnya aku udah bayar buat tukeran tempat duduk sama Dodo.

DENIS

Terus kok lo bisa tau gue mau pindah bangku?

RADIT

Apa sih yang aku nggak tau dari kamu.

Radit mendekatkan wajah dengan senyuman menggoda.

Denis mengerutkan dahi, lalu terdiam.

DENIS

Mau tukeran tempat duduk sama Tere pun rasanya percuma. Radit pasti akan terus ngintilin gue.

Mereka berdua hanya diam membisu. Sesekali Radit curi-curi pandang ke arah Denis. Denis hanya bisa memasang tampang jutek berharap Radit tidak mengganggunya lagi.

Tiba-tiba Radit menaruh kertas dihadapan Denis. Dengan ragu-ragu Denis mengambil lalu membukanya, mereka akhirnya mengobrol lewat kertas itu.

ISI SURAT:

R: Denis

D: Apa?

R: Kok diem aja sih?

D: Males ngomong sama lo.

R: Kok gitu sih? Apa kamu nggak bisa maafin kesalahan aku yang sudah-sudah?

D: Bisa, asal lo nggak bertingkah aneh dan nggak ngedeketin gue lagi!

R: Tapi aku nggak mau jauh-jauh dari kamu.

D: Sebenernya apa sih mau lo?

R: Aku cuma ingin selalu menjagamu, karena aku nggak mau kehilangan kamu lagi.

Denis bingung setelah membaca kalimat terkahir surat itu. Ia memandang Radit dengan tatapan aneh dan seperti biasa Radit hanya membalasnya dengan senyuman polosnya. Denis meremas kertas itu menjadi bola kecil. Melihat hal itu, wajah Radit berubah menjadi muram.

CUT TO:

29 . INT. KANTIN SEKOLAH - SIANG HARI

SFX: Bel Istirahat.

Denis dan Tere bergegas pergi ke kantin.

TERE

Lo mau makan apa Nis?

DENIS

Gue makan nasi goreng aja.

Denis berjalan menuju warung nasi goreng ditemani Tere disisinya.

DENIS (CONT'D)

Bu, beli dong! (sedikit berteriak)

Radit muncul secara tiba-tiba dari balik meja penjual yang berhasil membuat Denis dan Tere terkejut.

RADIT

Mau beli apa teman-teman? (tersenyum lebar)

DENIS

Loh, kok elo yang nongol? Ibu penjualnya mana?

RADIT

Ibunya lagi di dalem. Khusus buat kalian, aku yang ngelayanin.

DENIS

Gue nggak jadi beli deh, nanti nasi goreng gue dikasih jampe-jampe lagi sama lo. Yuk Re, cari makan yang lain aja!

Denis melangkah pergi.

DENIS (CONT'D)

Tuh kan Re, lo liat sendiri tingkah lakunya! Gila nggak tuh orang?

Denis tersadar kalau ia sedang berbicara sendiri karena ia mengira Tere mengikuti langkahnya.

Saat melihat sekitar, ternyata Tere masih ada di warung nasi goreng itu. Dengan langkah kesal, Denis menghampirinya lalu berdiri di belakanganya sambil menyilangkan tangan.

TERE

Dit, gue pesen nasi goreng ayam satu yang pedes ya! (sedikit manja)

DENIS

Ehem... Ehem...

Mendengar suara itu, Tere langsung membalikan badan.

TERE

Eh, Denis. Lo mau pesen nasgor juga? (malu-malu).

DENIS

Ngapain lo masih di sini? (kesal).

TERE

Mau pesen nasgor. Hehe...

Tere menjawab sambil nyengir lebar berharap Denis tidak mengamuk.

Tanpa banyak bicara, Denis menarik tangan Tere pergi dari warung nasgor itu.

DENIS

Kok lo gitu sih? (kesal dan heran).

TERE

Sorry Nis, abis ketampanan dia itu kayak ada magnetnya. Bikin gue nggak bisa berpaling melihat wajahnya.

DENIS

Itu sih bisa-bisanya lo aja!

TERE

Iya sorry! sorry!

DENIS

Gue udah ngelakuin saran lo untuk ngomong sama dia baik-baik dan lo mau tau dia bilang apa?

Denis memberikan kertas percakapannya dengan Radit saat di kelas yang masih ia simpan di saku roknya.

TERE

Haha... jadi lo ngobrol lewat kertas gitu? Kayak anak kecil aja lo berdua.

Tere terbahak-bahak meledeknya

DENIS

Ih, udah deh lo baca dulu aja isinya!

Tere membaca isi kertas itu.

TERE

Lo serius dia ngomong kayak gini?

DENIS

Hello, lo pikir gue lagi bercanda?

TERE

Aneh banget ya tuh cowok. Dari pembicaraan lo ini kesannya dia udah lama banget kenal sama lo.

Denis menganggukan kepala.

TERE (CONT'D)

Hm... Kalau kayak gini mendingan lo kasih tau si Arya deh!

Denis segera menelfon Arya untuk datang ke kantin, tidak lama kemudian Arya datang dan Denis menceritakan semua masalahnya dari awal sampai akhir.

ARYA

Wah... Bosen hidup tuh anak.

Arya menggebrak meja karena kesal.

DENIS

Say, kamu tenang dong! Aku mohon sama kamu, jangan sampai ada keributan! Cukup kasih tau dia aja supaya jangan ganggu aku lagi!

Denis berusaha membuat Arya tenang.

ARYA

Udah kamu tenang aja! Aku tau apa yang harus aku lakuin.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar