Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
66 . INT. RUMAH DENIS - DAPUR - PAGI HARI
Pagi yang cerah, Denis sudah sibuk di dapur membuatkan sarapan roti untuk tamu yang semalam ia bawa pulang. Baru kali ini Denis melakukan sesuatu di dapur, karena biasanya Bi Sri yang melakukan semua pekerjaan rumah.
BI SRI
Sini non, Bibi bantu!
DENIS
Nggak apa-apa Bi, biar aku sendiri aja.
Denis juga menolak untuk dibantu dan ingin mengerjakannya sendiri, karena ia sedikit merasa bersalah melihat keadaan Radit semalam. Setelah selesai, ia membawakan sarapan ke kamar tamu tempat Radit beristirahat.
CUT TO:
67 . INT. RUMAH DENIS - KAMAR TAMU - PAGI HARI
SFX: Suara pintu di ketuk dari luar.
Karena tidak ada jawaban, Denis memutuskan untuk langsung masuk ke dalam karena ia yakin Radit masih tertidur. Saat ia masuk ke kamar, Radit masih tertidur pulas, dan untuk beberapa saat Denis memandangi wajahnya yang lucu dan polos ketika tertidur.
DENIS
Dit, bangun udah pagi!
Denis menaruh sarapannya di sebuah meja nakas di samping tempat tidur.
Setelah beberapa kali menggoyang-goyangkan tubuh Radit, ia akhirnya membuka matanya.
RADIT
Denis?
Radit terkejut hingga melompat bangun dari tidurnya.
DENIS
Selamat pagi!
RADIT
Aku ada dimana?
Radit celingak-celinguk memperhatikan sekitar.
DENIS
Ya di rumah gue lah.
RADIT
Kok aku bisa ada di rumah kamu? (bingung)
DENIS
Hei, lo masih belom sadar ya? Semalem lo itu mabuk berat. Untung ada gue, jadi lo gue bawa pulang.
Radit terdiam dengan kepala tertunduk karena malu.
RADIT
Hm... makasih ya Nis! Maaf udah ngerepotin!
DENIS
Iya sama-sama. (PAUSE) Ngomong-ngomong, kenapa lo bisa sampai mabuk seperti itu?
Radit menarik nafas panjang
RADIT
Nggak apa-apa kok, cuma lagi ada sedikit masalah aja.
Denis terdiam tidak berani bertanya lebih jauh.
DENIS
Ya udah, lo sarapan gih! Gue tinggal dulu ya!
Saat Denis membuka pintu kamar, ia teringat akan sebuah nama yang semalaman Radit sebutkan. Karena penasaran, ia memberanikan diri untuk bertanya.
DENIS (CONT'D)
Oh iya, boleh gue nanya sesuatu?
Radit menganggukan kepala.
DENIS (CONT'D)
Semalam lo manggil-manggil nama Dinna. Boleh gue tau siapa Dinna? Apa lo mabuk karena dia?
Radit tersendak air yang sedang ia minum
RADIT
Hm... dia...
Radit terlihat bingung sambil membersihkan air dibibirnya. Untuk beberapa saat ia terdiam sejenak, kemudian menatap ke arah Denis.
RADIT (CONT'D)
Dia seseorang yang pernah mengisi kehidupan aku.
Denis tidak bertanya lebih lanjut, karena jawaban dan tatapan Radit sudah menjawab semuanya.
DENIS
Oh... Ok. (tersenyum)
Kemudian Denis pergi keluar kamar.
CUT TO:
68 . INT. RUMAH DENIS - RUANG KELUARGA - SIANG HARI
Ketika Denis sedang menonton TV di ruang keluarga, Radit menghampirinya, lalu duduk di sampingnya.
DENIS
Udah segeran Dit?
Radit menganggukan kepala sambil tersenyum.
DENIS (CONT'D)
Syukurlah. (PAUSE) Oh iya, gue boleh nanya lagi nggak?
Radit kembali menganggukan kepala.
DENIS (CONT'D)
Apa alasan lo mukulin Arya di club malam itu? (penasaran)
RADIT
Hm... Aku cerita juga kamu nggak akan percaya.
DENIS
Percaya nggak percaya yang penting gue udah denger penjelasan lo.
RADIT
Yakin kamu mau tau alasannya?
Denis menganggukan kepala.
RADIT (CONT'D)
Karena Arya itu nggak pantas buat kamu.
DENIS
Maksud lo? (bingung)
RADIT
Ok, begini ceritanya.
CUT TO FLASH BACK:
69 . INT. CLUB MALAM - TOILET PRIA - MALAM HARI
Saat Radit pergi ke toilet, dia melihat Arya sedang bermesraan dengan seorang cewek di dekat toilet.
MODEL CLUB
Kapan kamu mau putusin pacar kamu?
ARYA
Secepatnya sayang. Aku lagi nunggu waktu yang tepat. Lagian aku bosan sama dia, soalnya dia nggak bisa diapa-apain.
Radit yang tanpa sengaja berdiri di belakang Arya, mendengar ucapan itu hingga membuatnya geram.
RADIT
Nggak bisa diapa-apain gimana maksud lo?"
Radit menarik kerah baju Arya dan tanpa pikir panjang ia langsung menghajarnya.
FLASH BACK CUT TO:
Denis hanya bisa terdiam sambil membelalakan mata karena terkejut mendengar cerita Radit.
RADIT
Dan kamu tau siapa cewek itu?
Denis menggelengkan kepala.
RADIT
Cewek itu adalah model yang ngasih kissbye ke Arya. Kamu inget kan?
Denis baru tersadar bahwa cewek yang berpapasan dengannya di rumah sakit dan model itu adalah orang yang sama.
FLASH BACK: Denis mengingat kembali wajah Model di club dan cewek yang berpapasan dengannya di rumah sakit.
DENIS (V.O)
Ya Tuhan. Apa gue terlalu bodoh untuk menyadari semua itu. Gue jadi merasa bersalah udah salah sangka.
DENIS
Tapi Dit, gue masih belom 100% percaya kalo gue nggak liat dengan mata kepala gue sendiri.
RADIT
Kamu yakin mau liat langsung?
Denis menganggukan kepala
RADIT (CONT'D)
Yakin kuat? (ekspresi sedikit meledek)
Denis kembali mengangguk berharap Radit akan membatu.
RADIT (CONT'D)
Nanti juga akan ada waktunya kamu mengetahui semua itu.
Denis memandangi wajah Radit dengan seksama
DENIS (V.O)
Gue sama sekali nggak merasakan kebencian di dalam diri Radit terhadap gue. Sebaliknya, Radit selalu tersenyum walaupun gue sudah beberapa kali memukul dan mencacimakinya.
DENIS
Ngomong-ngomong, sorry banget ya gue udah salah sangka sama lo!
RADIT
Iya nggak apa-apa. (sambil mengeluarkan senyuman khasnya)
CUT TO:
70 . INT. RUMAH DENIS - KAMAR MANDI - MALAM HARI
SFX: Suara ponsel Denis.
Saat Denis sedang berendam di bathtube untuk menenangkan pikiran, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Saat ia melihat, ternyata Radit yang menelfon.
DENIS
Kenapa Dit?
INTERCUT TO:
71 . INT. CLUB MALAM - MALAM HARI
RADIT
Aku cuma mau kasih tau, kalau...
Karena di tempat Radit menelfon berisik sekali, suara Radit terputus-putus dan sulit untuk didengar.
DENIS
Kalau apa Dit? Gue nggak bisa denger ucapan lo dengan jelas. (sedikit berteriak)
RADIT
Kalau kamu mau tau kebenaran ucapan aku tentang Arya. Sekarang kamu ke club kemarin. Aku tunggu!
Radit mengakhiri panggilan.
Denis langsung melompat keluar bathtube setelah mendengar ucapan Radit. Dengan cepat ia merapihkan diri lalu berangkat menuju club.
CUT TO:
72 . INT. CLUB MALAM - MALAM HARI
DENIS
Gimana? (penasaran)
RADIT
Kamu udah siap?
Denis menganggukan kepala, lalu Radit menariknya masuk ke dalam club.
DENIS
Mana Dit?
Denis semakin penasaran, dengan mata menjelajahi seisi club.
RADIT
Itu di sana.
Radit menunjuk ke arah bar.
Denis sangat terkejut saat melihat arah yang ditunjukkan Radit. Di bar, Arya dan cewek itu sedang bermesraan sambil minum minuman beralkohol. Kepalanya langsung terasa pusing, dadanya sesak, badannya lemas, dan hatinya sangat sakit melihatnya.
DENIS (V.O)
Lo harus kuat Denis!
Denis mengepalkan tangan karena geram. Tanpa pikir panjang ia menghampiri Arya ditemani Radit di sampingnya.
Denis mengambil sebuah minuman seperjalanannya menghampiri Arya.
DENIS
Selamat ya dapet pacar baru!
Denis menuangkan minuman di tangannya ke kepala Arya.
ARYA
Heh, apa-apan sih ini. (terkejut dan kesal)
Arya langsung membelalakan mata saat menengok ke belakang.
ARYA
Denis, nga-ngapain kamu di sini? (tergagap-gagap)
INSERT: Bartender yang sebelumnya berbicara dengan Denis, memperhatikan kejadian itu sambil senyam-senyum menahan tawa.
DENIS
Harusnya aku yang nanya kamu ngapain di sini sama cewek binal itu.
Denis menunjuk dengan dagunya ke arah cewek itu.
MODEL CLUB
Heh, ati-ati ya lo kalau ngomong!
DENIS
Diem! Gue nggak ada urusan sama lo.
Denis menunjuk wajah cewek itu.
DENIS (CONT'D)
Kenapa? kok kamu diem aja?
Denis kembali menatap Arya dengan penuh emosi.
ARYA
Kita berdua cuma temen yank
DENIS
Aku punya mata, aku bisa bedain yang mana temen dan yang mana yang bukan. Mana ada temen mesra-mesraan gitu. Aku nggak sangka kamu sejahat ini.
Walaupun dari luar Denis terlihat kuat, tetapi sebenarnya hatinya hancur berkeping-keping di dalamnya. Dengan sekuat tenaga, ia menahan air mata yang terus mencoba untuk keluar, hingga matanya menjadi berkaca-kaca.
ARYA
Kamu sendiri ngapain berduan sama dia?
Arya menunjuk Radit.
DENIS
Kamu mau tau kenapa?
Dengan reflek Denis menarik tangan Radit, lalu menciumnya tepat dibibirnya. Membuat Radit membelalakan mata dengan apa yang Denis lakukan secara tiba-tiba. Denis hanya bisa memejamkan mata karena tidak berani melihat wajah Radit yang jaraknya pasti sangat dekat.
SFX: Suara Jantung Denis yang berdetak dengan kencang.
DENIS
Gue pacaran sama Radit. Puas lo! Mulai detik ini kita putus.
Saat baru pergi beberapa langkah, Denis menghentikan langkahnya, ia berbalik menghampiri Arya, lalu melayangkan tinjuan mautnya tepat ke wajah Arya hingga membuatnya terjatuh.
DENIS (CONT'D)
Itu kenang-kenangan dari gue.
Denis dan Radit pergi meninggalkan Arya yang sedang tersungkur di lantai.
CUT TO:
73 . EXT - DEPAN CLUB MALAM - MALAM HARI
RADIT
Aku nggak sangka kamu sekuat dan setegar ini Nis.
Mendengar ucapan Radit, air mata yang dari tadi ia tahan-tahan akhirnya keluar dengan derasnya.
Denis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
RADIT
Yah, baru juga diomongin, malah nangis beneran. Udah jangan nangis dong! Malu tuh diliatin orang
Radit mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna pink dari saku celananya.
DENIS
Makasih ya Dit!
Denis mengambil dari tangan Radit, untuk beberapa saat Denis memandangi sapu tangan itu.
RADIT
Kamu kenapa Nis?
DENIS
Eh, gue nggak apa-apa kok. Hanya saja sepertinya gue pernah ngeliat sapu tangan ini sebelumnya.
Denis membolak-balik sapu tangan itu, dan tiba-tiba saja kepalanya menjadi pusing saat melihat inisial D dan R di sudut sapu tangan itu.
RADIT
Nis, kamu kenapa? (panik)
DENIS
Gue nggak apa-apa kok Dit, cuma agak pusing aja (memegangi kepala) Ngomong-ngomong, lo dapet dari mana sapu tangan ini? Nggak mungkin kan lo pakai sapu tangan warna pink?
Denis sedikit penasaran sambil mengembalikan sapu tangan itu.
RADIT
Ini kenang-kenangan dari seseorang, memangnya kenapa?
DENIS
Nggak apa-apa kok, gue cuma nanya aja. Ya udah, gue balik dulu ya.
Denis menjawab dengan wajah lesu, lalu melangkah pergi.
RADIT
Deniss... (sedikit berteriak)
Denis menghentikan langkah lalu membalikan badan.
RADIT (CONT'D)
Kamu yakin nggak apa-apa?
Denis menganggukan kepala.
DENIS
Oh iya Dit, sorry ya atas kejadian di dalam tadi! Dan makasih atas bantuannya.
RADIT
Iya, nggak apa-apa. (tersenyum)
CUT TO:
74 . INT. KAMAR DENIS - DINI HARI
Denis masuk ke dalam kamar. Kemudian ia mengambil foto-fotonya bersama Arya di atas meja, lalu merobek-robeknya. Denis kembali menangis dan terus menangis tanpa henti, entah sudah berapa lembar tissue yang ia gunakan untuk menghapus air matanya. Hingga membuat mata Denis menjadi sembab karena menangis semalaman.