Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
I Will Always... (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
5. Smile! Whatever Happens

30 . INT. RUANG KELAS - SIANG HARI

Siang itu pelajaran telah dimulai, tetapi Radit tidak ada di bangkunya. Hingga membuat Denis menjadi khawatir.

DENIS (V.O)

Duh, kok gue jadi was-was gini ya?

Denis menengok ke arah Tere yang duduk di bangku paling belakang bersama Dodo. Ia bertanya kepada Tere dimana Radit dengan bahasa isyarat, tetapi Tere menjawab hanya dengan menaikan kedua bahunya.

Denis menoleh keluar jendela, ia melihat murid-murid di luar kelas berlarian melewati kelasnya menuju toilet pria.

INSERT: Murid-murid berlarian dan beberapa murid berteriak ada yang berkelahi di toilet.

DENIS

Jangan-jangan?

Denis menengok ke arah Tere dan sepertinya Tere juga menyadarinya. Dengan cepat mereka berdua beranjak dari bangkunya.

GURU

Mau kemana kelian?

DENIS

Bu, ijin ke toilet ya!

GURU

Mau ke toilet apa mau ikut-ikutan keramaian di luar?

TERE

Toilet kok Bu, kan memang rusuhnya di toilet.

GURU

HEI...!!! (berteriak)

Denis dan Tere langsung mengambil langkah seribu.

CUT TO:

31 . INT. SEKOLAH - TOILET PRIA - SIANG HARI

Toilet pria telah dipenuhi murid-murid yang sedang berteriak-teriak seperti melihat pertandingan tinju. Denis dan Tere berusaha menerobos masuk ke dalam melewati sekumpulan murid yang sedang berdesak-desakkan.

Denis sangat terkejut saat melihat apa yang terjadi di dalamnya. Radit dikeroyok oleh Arya dan genknya. Radit memberikan perlawanan dengan sangat kuat, karena bukan hanya dia yang babak belur, Arya dan genknya juga ikut babak belur.

Tanpa pikir panjang Denis dan Tere segera melerai mereka.

DENIS

Heh, kenapa lo semua malah pada nonton? Bantuin dong! Gimana sih.

Denis berteriak kepada semua murid yang menonton.

DENIS (CONT'D)

Kamu lagi, ngapain pakai acara ribut segala?

Denis membentak Arya karena kesal.

Tidak lama kemudian, para guru datang lalu membawa mereka ke ruang kepala sekolah.

CUT TO:

32 . EXT. DEPAN RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG HARI

Denis dan Tere menunggu di luar ruangan. Setelah cukup lama menunggu, pintu ruang kepsek akhirnya terbuka.

Arya dan Radit keluar dengan tampang kusut. Denis menghampiri Arya, sedangkan Tere menghampiri Radit.

ARYA

Denger ya! Kalau sampai lo berani deketin cewek gue lagi, hal buruk akan menimpa lo lebih dari ini (sambil menunjuk-nunjuk ke arah Radit).

Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Radit pergi meninggalkan mereka.

DENIS

Pak kepsek bilang apa sama kamu?

ARYA

Aku diskors selama dua minggu yank.

Arya menjawab sambil memegang kepala dengan wajah menahan rasa sakit.

CUT TO:

33 . INT. RUANG KELAS - PAGI HARI

Denis duduk seorang diri karena Radit tidak masuk sekolah. Begitu juga hari-hari berikutnya.

DENIS (V.O)

Kalau saja gue nggak bilang sama Arya, mungkin semua ini nggak akan terjadi (Melirik bangku Radit). Duh, kok gue jadi kasihan sama orang gila itu ya? Ah, pasti gue cuma iba aja gara-gara dia dikeroyok kemarin.

Saat Denis sedang melamun, Radit memasuki kelas dengan perban kecil di kepalanya. Ini hari pertamanya masuk setelah hampir satu minggu absen karena sakit.

RADIT

Selamat pagi! (dengan senyuman khasnya).

DENIS

Pa.. Pagi!

Denis menjawab dengan wajah gugup dan sedikit salting.

DENIS (V.O)

Gue nggak nyangka Radit masih bisa tersenyum ke gue, setelah apa yang dilakukan sama Arya ke dia. Gue pikir Radit akan marah dan nggak akan ganggu gue lagi, ternyata perkiraan gue salah.

Denis menatap wajah Radit sesekali memperhatikan perban di kepalanya.

DENIS (V.O)

Apa gue perlu minta maaf ya?

Radit melirik ke arah Denis karena tersadar sedari tadi di perhatikan.

RADIT

Kenapa? (tersenyum lebar).

Denis terkejut dan langsung memalingkan wajah

DENIS

Sorry ya Dit atas kejadian kemarin! (gugup)

RADIT

Kenapa kamu yang minta maaf? Bukan kamu juga kan yang mukulin aku (tersenyum).

Denis pun membalas senyumannya.

DENIS (V.O)

Ya Tuhan, ini pertama kalinya gue senyum ke Radit.

DENIS

Tapi lo nggak apa-apa kan?

Radit menganggukan kepala.

DENIS (CONT'D)

Syukurlah kalau begitu.

Mereka terdiam beberapa saat.

RADIT

Ngomong-ngomong kok kamu mau pacaran sama orang kayak gitu?

DENIS

Maksud lo?

Senyuman yang tadinya menghiasi wajah Denis langsung menghilang karena kesal mendengar pertanyaan yang di lontarkan Radit.

RADIT

Ya maksud aku, kenapa kamu mau jadian sama orang menyebalkan dan bisanya main kekerasan kayak dia?

Denis menarik nafas panjang.

DENIS

Denger ya! Lo kan nggak kenal dia, jadi nggak usah buat kesimpulan yang nggak-nggak tentang dia. Lagian gue rasa dia lebih baik dari pada lo. (PAUSE) Gue pikir setelah kejadian kemarin, lo bakalan ngerubah sikap lo. Tapi ternyata nggak, lo masih tetep aja menyebalkan.

Denis beranjak pergi dengan tampang emosi.

RADIT

Nis, tunggu!

Radit mengejarnya.

Melihat kejadian itu, Tere pun mengikuti mereka.

CUT TO:

34 . EXT. DEPAN KELAS - PAGI HARI

Di depan kelas, Radit menarik dan menahan tangan Denis.

RADIT

Nis, dengerin penjelasan aku dulu! (memelas)

DENIS

Lepasin tangan gue! (dengan nada dan tatapan yang sinis).

Radit segera melepaskan genggamannya.

DENIS (CONT'D)

Mau lo apa sebenernya dari gue?

INSERT: Tere memperhatikan dari balik pintu kelas.

RADIT

Sabtu ini kamu ada waktu?

DENIS

Nggak!

RADIT

Aku akan jelasin semuanya, aku tunggu hari sabtu jam 5 sore di taman tempat kita pertama kali bertemu.

DENIS

Ok, asal setelah itu lo jangan ganggu-ganggu gue lagi!

Radit menganggukan kepala

RADIT

Aku nggak akan ganggu kamu lagi dan nggak akan menampakan diri lagi di hadapan kamu.

Radit bicara dengan nada santai tetapi dengan wajah serius, kemudian melangkah pergi.

Denis terdiam terpaku mendengar ucapan Radit.

DENIS (V.O)

Maksud dia apa nggak akan menampakan diri lagi di hadapan gue? (bingung).

Tere menghampiri Denis.

TERE

Nis, lo yakin mau dateng? Kayaknya dia serius banget tuh.

Denis menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya lewat mulut.

DENIS

Gue nggak tau Re. gue bingung. (PAUSE) Setelah kejadian kemarin dia masih bisa tersenyum dan seperti nggak terjadi apa-apa.

TERE

Gantle banget sih dia.

Tere terpesona mendengarnya, sambil memandangi punggung Radit yang semakin jauh pergi.

Denis melirik dengan ekspresi malas menanggapinya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar