Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
75 . INT. KAMAR DENIS - PAGI HARI
Denis masih terbaring di tempat tidurnya. Hari ini ia sama sekali tidak memiliki semangat untuk berangkat ke sekolah, apa lagi pasti nanti ia akan bertemu dengan Arya di sana.
Denis melamun di dalam lilitan selimut.
SFX: Pintu di ketuk dari luar kamar.
DENIS
Siapa?
RADIT
Ini aku, Radit.
DENIS
Ya ampun, ngapain dia ke sini?
Denis bergegas merapikan diri dan mencari kacamata hitam untuk menutupi matanya yang sembab.
DENIS (CONT'D)
Tunggu sebentar Dit! (sedikit berteriak)
Denis membuka pintu kamar.
DENIS (CONT'D)
Ada apa?
RADIT
Aku mau tau kondisi kamu, karena kamu nggak masuk sekolah.
DENIS
Gue nggak apa-apa kok.
RADIT
Terus itu kenapa?
Radit menunjuk kacamata yang Denis kenakan.
DENIS
Oh ini, gue cuma iseng aja. (gugup)
RADIT
Hm... kalau gitu kita jalan yuk Nis!
DENIS
Jalan kemana?
RADIT
Udah ikut aja! biar kamu nggak bete.
DENIS
Ya udah, gue siap-siap dulu ya.
CUT TO:
76 . INT. MOBIL RADIT - PAGI HARI
RADIT
Kenapa kacamatanya di pakai terus Nis? Lepas aja kali!
Radit bertanya sambil menyetir saat dalam perjalanan.
Dengan perlahan Denis menurunkan kacamata yang ia kenakan. Radit pun tertawa saat melihat apa yang terjadi dibalik kacamata itu.
DENIS
Kok lo ketawa sih? (kesal)
RADIT
Abis mata kamu bengkak begitu. Kamu nangis semaleman?
DENIS
Iya, emang kenapa? Namanya juga cewek. (mencibir)
RADIT
Iya deh yang lagi patah hati. Maaf ya!
Radit mengacak-ngacak rambut Denis dengan tangan kirinya.
CUT TO:
77 . EXT. TAMAN HIBURAN - PAGI HARI
Radit membawa Denis ke sebuah taman hiburan. Mereka bermain bermacam-macam permainan yang membuat Denis dapat tersenyum dan tertawa di sana, sehingga untuk sejenak ia dapat melupakan semua masalah yang menimpa dirinya. Mereka bercanda gurau, tertawa bersama dan tanpa sadar mereka semakin dekat, tetapi sayangnya kedekatan mereka tak berlangsung lama.
CUT TO:
78 . EXT. TAMAN HIBURAN - FOOD COURT - SIANG HARI
RADIT
Kamu mau pesan apa?
DENIS
Gue pesen...
RADIT
Eit, biar aku aja yang pesenin!
DENIS
Emang lo tau apa yang gue suka? (ekspresi meremehkan)
RADIT
Kamu itu suka nasi goreng special, yang pedes, telornya di dadar, sayurannya sedikit dan kerupuknya yang banyak. kalau minumnya kamu lebih suka lemon tea. Bener nggak?
Denis terdiam sambil menatap wajah Radit.
DENIS (V.O)
Kok dia bisa tau? Padahal gue nggak pernah bilang. Gue juga nggak pernah nulis itu di akun social media gue. Tere dan Arya aja nggak tau sampai sedalam itu. (PAUSE) Ok, mungkin cuma kebetulan. Kali ini gue akan coba mengecoh dia.
DENIS
Sok tau lo! Gue itu lebih suka nasi goreng seafood tau.
Radit hanya terdiam sembari berfikir dengan kepala tertunduk.
DENIS (V.O)
Hahaha... Tuh benerkan dia cuma kebetulan aja nebak kesukaan gue, buktinya dia nggak tau kalau gue alergi seafood.
Denis tersenyum-senyum sendiri.
RADIT
Aku pikir kamu alergi seafood. (lesu)
Denis kembali terdiam sambil menatapnya dengan tatapan serius.
DENIS
Lo tau dari mana Dit?
RADIT
Bener ya? Kamu cuma mau ngecoh aku kan?
DENIS
Ok, itu semua bener. Yang jadi pertanyaan gue, lo tau dari mana?
RADIT
Kan aku udah sering bilang...
DENIS
Stop! Lo pasti mau bilang 'apa sih yang aku nggak tau dari kamu' (ekspresi malas) gitu kan? Gue bingung Dit, siapa sih lo sebenarnya?
RADIT
Hm... Aku, aku adalah fans berat kamu.
Radit tersenyum lebar saat melihat Denis yang sedang memasang tampang bingung dan kesal.
DENIS
Halah... gombal.
Denis memalingkan wajahnya.
Untuk beberapa saat mereka hanya saling terdiam, hingga makanan pesanan mereka datang. Setelah itu Denis baru berani untuk membuka pembicaraan.
DENIS
Dit, makasih ya buat hari ini!
RADIT
Iya sama-sama.
DENIS
Kenapa sih lo bisa baik banget sama gue? Padahal gue sering banget jahat sama lo. Lo ngomong baik-baik 'aku kamu' sedangkan gue 'lo gue'. Kenapa sih Dit? (penasaran)
RADIT
Kamu mau tau kenapa?
Denis menganggukan kepala sambil melahap nasgornya.
RADIT (CONT'D)
Karena aku, aku suka sama kamu Nis. (Ekspresi serius)
Denis pun tersendak nasgor yang sedang ia lahap.
DENIS (V.O)
Haduh... to the point banget jawabannya. Kalau itu sih gue juga udah tau, keliatan banget dari perlakuan lo ke gue.
Denis minum sambil menepuk-nepuk dadanya.
DENIS
Ok, ok.. pertanyaannya gue ganti. Kenapa lo bisa suka sama gue?
RADIT
Kalau itu aku sulit untuk jelasinnya Nis. (muram)
Denis tidak berani melanjutkan pertanyaannya setelah melihat ekspresi wajah Radit.
Setelah selesai makan, saat ingin membayar, tanpa sengaja Radit menjatuhkan dompetnya ke bawah meja tidak jauh dari kaki Denis.
DENIS
Biar gue aja yang ambil!
RADIT
Nggak usah Nis!
Melihat Denis sudah membungkuk ke bawah meja, Radit segera berdiri dari duduknya.
DENIS
Udah nggak apa-apa, lo duduk aja!
Setelah berhasil menggapai dan mengambil dompet Radit, tiba-tiba Denis mengerutkan kening saat tanpa sengaja melihat sebuah foto di dalamnya.
DENIS (V.O)
Kok ada foto gue sama Radit. Tapi gue sama sekali nggak pernah merasa berfoto berdua seperti ini sama dia dan gue nggak pernah memiliki rambut sepanjang ini. (PAUSE) Ini memang bukan gue, hanya saja wajahnya mirip banget sama gue.
DENIS
Ini siapa Dit? Kok mukanya mirip banget sama gue? (ekspresi serius)
RADIT
Di-dia...
Radit bingung hingga tergagap-gagap.
DENIS
Siapa Dit?
Denis menaikan volume suaranya karena semakin penasaran.
Radit menarik nafas panjang.
RADIT
Dia yang namanya Dinna, dia mantan pacar aku Nis.
Radit menjawab dengan ekspresi serius.
Denis membelalakan mata mendengar jawabannya.
RADIT
Itu yang mau aku jelasin saat aku ngajakin kamu ketemu di taman tempo hari.
DENIS (V.O)
Sakit. Mendengar jawabannya membuat hati gue sakit. (PAUSE) Baru kemarin Arya nyakitin gue, sekarang Radit yang gue pikir serius mencintai gue dengan tulus, ternyata hanya pelampiasan karena wajah gue mirip dengan mantan pacarnya.
DENIS
Jadi selama ini lo ngedeketin gue cuma gara-gara muka gue mirip sama mantan lo gitu?
Denis bertanya dengan penekanan hampir di setiap kata.
RADIT
Bukan gitu Nis.
DENIS
Terus kenapa? (membentak dengan mata berkaca-kaca)
Radit hanya terdiam dengan kepala tertunduk, seolah dia tidak bisa membenarkan kesalahannya.
DENIS (CONT'D)
Lo nggak usah ngejelasin apa-apa lagi deh Dit, karena semuanya udah jelas.
Denis melemparkan dompet tersebut ke arah Radit, lalu beranjak pergi.
CUT TO:
79 . EXT. TAMAN HIBURAN - SIANG HARI
Denis berlari melewati ribuan orang yang sedang bergembira disana. Ia merasa mungkin hanya dirinya satu-satunya orang yang menangis di tempat yang seharusnya membuat orang senang itu.
DENIS (V.O)
Tega banget sih? Kenapa dia setega itu?
Denis menghapus air mata di pipinya.
Denis menambah kecepatan larinya, karena Radit terus mengejar dan memanggil-manggil namanya. Saat dipinggir jalan, Denis menghentikan taksi lalu pergi meninggalkan Radit.
CUT TO:
80 . INT. TAXI - SIANG HARI
DENIS (V.O)
Setelah disakitin Arya, sekarang Radit yang bikin gue sakit hati, setelah ini siapa lagi? Apa nggak ada orang yang bisa tulus sayang sama gue?
Denis mutup wajah dengan kedua telapak tangannya karena tidak bisa berhenti menangis
CUT TO:
81 . INT. KAMAR DENIS - SORE HARI
Melihat Denis yang berlari masuk kamar, Papa mengikutinya. Denis segera mengambil koper lalu mengemasi beberapa pasang pakaian ke dalamnya.
PAPA
Kamu mau kemana sayang? (bingung)
DENIS
Kita punya villa di Puncak kan Pah?
PAPA
Iya ada.
DENIS
Aku minta kuncinya! Aku mau tinggal di sana untuk beberapa hari.
Papa terdiam sejenak.
PAPA
Kenapa kamu nggak pergi ke tempat lain saja?
DENIS
Denis lagi mau menenangkan diri Pah. Lagi pula Denis juga udah lama banget kan nggak kesana.
Papa kembali terdiam.
DENIS (CONT'D)
Mana Pah kuncinya? Kok Papa malah diem!
Papa pergi keluar kamar, setelah kembali ia memberikan dua buah kunci dan alamat lengkap villa kepada Denis.
PAPA
Yang besar itu kunci villa dan yang kecil itu kunci kamar kamu.
Setelah berpamitan, Denis langsung pergi menuju villa tersebut. Terakhir kali ia mengunjungi villa itu saat ia masih berumur 5 tahun. Denis pun lupa akan keberadaan dan keadaannya.
CUT TO:
82 . EXT. VILLA DENIS - DEPAN VILLA - MALAM HARI
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan dan bertanya-tanya alamat villa kepada penduduk sekitar, akhirnya Denis sampai di villa milik keluarganya yang bisa dibilang cukup besar. Keadaan villa itu sedikit menyeramkan, karena hanya sedikit lampu yang menyala, ditambah hari sudah larut.
CUT TO:
83 . INT. VILLA DENIS - MALAM HARI
Dengan sedikit perasaan takut dan was-was, Denis membuka pintu, lalu masuk ke dalamnya. Saat di dalam ia segera menyalakan semua lampu, lalu memperhatikan keadaan sekitar.
DENIS
Perasaan villa ini udah lama nggak di kunjungin, tapi kenapa rapih ya? Apa Papa menyewa seseorang buat membersihkan villa ini? (bingung)
Karena sudah lelah, Denis memutuskan untuk segera tidur. Ia mencocokan kunci kamar yang diberikan Papanya ke semua pintu di lantai bawah, tetapi tidak ada yang cocok. Denis beranjak ke lantai dua villa, di sana terdapat dua buah pintu bersebelahan berwarna pink dan biru.
DENIS
Wah, pintunya warna pink. Ini pasti kamar gue.
Denis mencoba kunci pada pintu yang berwarna pink tersebut, tetapi tidak cocok, saat ia mencoba di pintu yang berwarna biru, pintunya terbuka.
Denis tersenyum saat melihat keadaan kamar yang masih tertata rapih. Kasur, lemari, cat dinding, semuanya berwarna biru, ditambah foto-foto dirinya saat masih kecil menghiasi di dinding dan meja kamar. Denis melompat ke atas kasur yang sudah lebih dari 10 tahun tidak pernah ditiduri itu. Tidak membutuhkan waktu lama, Denis langsung tertidur.