Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35 . INT. KAMAR DENIS - SORE HARI
Waktu menunjukkan pukul 4 sore, Denis berjanji akan menemui Radit di taman malam minggu ini, tetapi ia sama sekali belum menyiapkan diri.
DENIS
Dateng nggak ya?
Denis ragu sambil mondar-mandir di kamar.
DENIS (CONT'D)
Telatin dikit aja deh datengnya, biar dia tau rasa.
Denis melompat ke atas kasur dan tanpa sadar ia langsung terlelap. Saat terbangun, waktu telah menunjukan pukul 7 malam.
DENIS (CONT'D)
Ya ampun, gue telat banget.
Denis bergegas mandi dan merapihkan diri.
CUT TO:
36 . INT. RUMAH DENIS - TERAS DEPAN RUMAH - MALAM HARI
Saat Denis hendak membuka pintu rumah untuk pergi, ia dikejutkan oleh Arya yang telah berdiri di depan pintunya.
DENIS
Arya? (terkejut).
ARYA
Baru aja aku mau ketok pintu, kamu udah keluar.
Arya memperhatikan Denis dari ujung kaki sampai kepala.
ARYA (CONT'D)
Kamu mau kemana yank? Kok udah rapih gitu?
DENIS
Oh... Ini... (berfikir keras mencari alasan) Oh iya, baru aja aku mau ke rumah kamu. (panik)
ARYA
Wah, kok bisa kebetulan ya? Ya udah, aku kan udah di sini. Nih aku bawain bunga buat kamu.
DENIS
Wah... Makasih sayang!
Denis mengambil rangkaian bunga itu dari tangan Arya.
DENIS (CONT'D)
Oh iya, kamu ada perlu apa ke sini? Nggak bilang-bilang dulu lagi.
ARYA
Kan kejutan. Aku mau ngajakin kamu makan malam.
DENIS (V.O)
Duh, mampus deh gue. Apa yang harus gue lakukan nih?
ARYA
Kok kamu bengong? Yuk kita jalan!
DENIS
Tapi yank...
ARYA
Udah nggak usah pakek tapi-tapian!
Arya memaksa sambil menarik tangan Denis.
CUT TO:
37 . INT. MOBIL ARYA - MALAM HARI
Denis melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul 8 malam. Pikirannya melayang-melayang, hingga ia jadi tidak fokus dengan apa yang diucapkan Arya selama dalam perjalanan.
DENIS (V.O)
Duh, gimana ya nasib si Radit? Apa dia masih nungguin gue?
ARYA
Yank, kok kamu diem aja sih? Kamu lagi ada masalah ya?
Arya bertanya sambil menyetir mobil.
DENIS
Eh... Nggak kok yank. Aku nggak apa-apa.
Karena bingung, Denis mengambil ponsel dari dalam tasnya untuk mengirim pesan kepada Tere.
DENIS (V.O)
Re, gue nggak jadi ketemu Radit. Si Arya tiba-tiba jemput gue ngajakin jalan. Gimana dong?
TERE (O.S)
Yah, gimana sih! Gue kira lo sekarang lagi sama Radit. Lo hubungin Raditnya aja!
DENIS (V.O)
Ih, gue nggak tau nomor telfonnya.
TERE (O.S)
Yah, kalau gitu gue juga bingung harus gimana.
CUT TO:
38 . INT. RESTORAN - MALAM HARI
Denis masih saja melamun sesampainya di restoran.
ARYA
Aku pesan kepiting rebus. Kamu mau pesan apa yank?
DENIS
Samain aja sama kamu! (asal jawab)
ARYA
Loh, kamu nggak salah? Kamu kan alergi seafood.
DENIS
Oh iya, aku lupa.
Denis menjawab sambil nyengir lebar, berharap Arya tidak memperhatikan wajahnya yang sedang galau.
Degan cepat Denis membuka menu.
DENIS
Aku pesan steak aja yank.
ARYA
Kamu kenapa sih yank? Cerita dong kalau ada masalah! (dengan tatapan sedikit curiga)
DENIS
Aku nggak apa-apa kok, cuma agak sedikit pusing aja.
Denis melihat jam di tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 9 malam.
SFX: suara petir menyambar, hujan pun turun dengan derasnya.
DENIS (V.O)
Ya Tuhan, apa Radit masih nungguin gue ya?
DENIS
Yank, kayaknya aku harus pulang, jemuran belum diangkatin.
Denis mencari alasan sambil berusaha bangun dari duduknya.
Melihat hal itu, dengan cepat Arya menahan tangan Denis untuk berdiri.
ARYA
Loh yank, kan ada Bi Sri di rumah.
DENIS
Oh iya ya. (dengan wajah linglung)
ARYA
Kamu kenapa sih? (semakin heran)
DENIS
Nggak, aku nggak apa-apa kok. (menggelengkan kepala)
Denis kembali mengambil Ponsel untuk mengirim pesan kepada Tere.
DENIS (V.O)
Re, menurut lo ujan besar gini, Radit masih nungguin gue nggak ya?
TERE (O.S)
Nis, cuma orang gila yang mau nungguin seseorang di tengah hujan besar kayak gini, apa lagi udah berjam-jam.
Makanan telah dihidangkan di atas meja, tetapi Denis hanya memandanginya dan sama sekali tidak menyentuhnya.
Denis terdiam memikirkan kata-kata Tere yang terus terngiang di kepalanya.
TERE (O.S)
Cuma orang gila yang mau nungguin. (PAUSE) Cuma orang gila. (PAUSE) Orang gila. (PAUSE) Gila.
DENIS (V.O)
Radit kan gila. Jangan-jangan?
ARYA
Yank, kok diem aja? Makanannya dimakan dong! Nanti keburu dingin.
DENIS
Maaf yank, aku harus pergi.
Dengan cepat Denis beranjak pergi.
Arya terus memanggil, tetapi Denis tidak menghiraukannya.
CUT TO:
39 . EXT. DEPAN RESTORAN - MALAM HARI
Denis terus berlari di tengah hujan, lalu menghentikan taksi yang lewat.
CUT TO:
40 . EXT. TAMAN - MALAM HARI
Apa yang ada dipikiran Denis dan apa yang ia takutkan benar terjadi. Radit berdiri di tengah taman menunggunya dengan tubuh yang sudah basah kuyup tentunya.
DENIS (V.O)
Ya Tuhan, dia pasti bakalan marah besar ke gue.
Denis segera turun dari taksi dan berlari menghampirinya.
Radit tersenyum lebar melihat kedatangan Denis.
SLOW MOTION Denis berlari dengan mata terbelalak ketika meihat ekspresi Radit.
DENIS (V.O)
Dia tersenyum? Di saat seperti ini dia masih bisa tersenyum?
Denis berdiri di sisi Radit.
DENIS
Dit, sorry Gue telat! Tadi...
Radit langsung memeluk Denis, sebelum ia sempat menyelesaikan ucapannya.
RADIT
Aku yakin, kamu pasti dateng.
Denis terdiam di dalam dekapan Radit, lalu tiba-tiba tubuh Radit tumbang, dengan sekuat tenaga Denis menahannya.
DENIS
Dit, lo kenapa? (panik)
Karena tidak kuat menahan tubuh Radit yang lebih besar, Denis merebahkan tubuh Radit di bawah, lalu meletakan kepalanya dipangkuannya.
DENIS (CONT'D)
Dit, lo kenapa? Bangun dong Dit! (semakin panik)
Denis bingung apa yang harus ia lakukan. Mau teriak minta tolong pun tidak akan ada yang menolong, karena waktu telah larut dan hujan pun turun dengan derasnya, hingga membuat taman menjadi sangat sepi.
Denis segara mengambil ponsel untuk meminta bantuan Tere agar menjemput mereka.
Tidak lama kemudian, Tere datang dan mereka langsung menggotong tubuh Radit ke dalam mobil dan langsung membawanya ke rumah sakit.
CUT TO:
41 . INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - MALAM HARI
DOKTER
Dia hanya kelelahan. Istirahat yang cukup dia akan baik-baik saja.
DENIS
Terima kasih ya Dok!
Tere menghampiri Denis, lalu menariknya keluar kamar.
CUT TO:
42 . INT. RUMAH SAKIT - DEPAN KAMAR RAWAT - MALAM HARI
TERE
Kayaknya Radit serius banget sama lo Nis.
DENIS
Gue pikir juga gitu Re.
TERE
Lo nggak kasian sama dia?
DENIS
Kasihan sih, tapi kelakuan dia kayak gitu. Bikin gue ilfil.
TERE
Sesekali lo juga harus liat sisi positifnya dia ke elo, jangan negatifnya aja yang lo liat! Kalau gini terus, sama aja lo nyiksa dia dan diri lo sendiri. (sedikit kesal)
DENIS
Iya, iya gue akan coba.
TERE
Ya udah, gue mau telfon wali kelas dulu, mau tanya nomer telfon rumahnya Radit, abis itu gue mau kabarin orang di rumahnya dia. Lo masuk gih! Jagain dia!
CUT TO:
43 . RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - MALAM HARI
Denis masuk ke dalam kamar, mengenakan handuk untuk menghangatkan tubuhnya yang basah dan duduk dikursi di samping kasur tempat Radit terbaring.
Melihat keadaan Radit seperti itu karena perbuatannya, tanpa sadar air mata keluar membasahi pipi Denis.
DENIS
Kenapa lo senekat ini sih Dit? Kenapa lo rela ngelakuin ini semua? Kenapa harus gue?
Denis menidurkan kepala di samping tubuh radit. Tiba-tiba Denis merasakan sebuah tangan membelai rambutnya.
RADIT
Karena aku mencintaimu.
Mendengar suara Radit, Denis langsung mengangkat kepalanya.
RADIT (CONT'D)
Hai! (tersenyum lebar)
DENIS
Eh, lo udah siuman?
Dengan cepat Denis menghapus air mata diseluruh wajahnya.
RADIT
Kok kamu nangis? Jangan nangis dong!
DENIS
Gue nggak nangis. Orang mata gue kelilipan.
Radit hanya tersenyum mendengarnya.
Melihat senyuman yang selalu menghiasi wajah Radit, hati Denis merasa tenang. Dengan reflek Denis langsung memeluknya.
DENIS
Maafin gue ya Dit.
RADIT
Iya, nggak apa-apa kok. Kamu nggak perlu minta maaf! Tapi kamu harus janji, jangan bersedih lagi!
Denis menganggukan kepala.
DENIS (V.O)
Ya Tuhan, kenapa gue tiba-tiba meluk dia ya? (PAUSE) Ya udah, nggak apa-apa deh. Itung-itung ini menebus kesalahan gue.
Denis melepaskan pelukannya. Selang beberapa detik, Tere masuk ke dalam kamar.
TERE
Eh, Radit udah siuman. Tadi gue telfon ke rumah lo, tapi nggak ada yang ngangkat.
DENIS
Ortu gue lagi di luar negeri, kalau pembantu-pembantu gue pasti udah pada tidur jam segini. Jadi ya nggak mungkin ada yang ngangkat.
TERE
Oh... Pantesan. (PAUSE) Terus gimana keadaan lo? Udah lebih baik?
RADIT
Udah, makasih ya. (tersenyum)