Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1 . INT. KAMAR DENIS – PAGI HARI
DENIS (17) berganti pakaian dengan seragam sekolah, kemudian memasukan buku-buku pelajarannya ke dalam tas, karena ia hendak bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
DENIS (V.O)
Nama gue Denis. Gue adalah anak tunggal dari seorang konglomerat di Jakarta. Walaupun tomboy dengan rambut sepanjang bahu, gue tetap terlihat cantik. Itu pendapat gue dan gue yakin semua orang memiliki pendapat yang sama.
Sambil merapihkan diri di depan cermin kemudian keluar kamar.
CUT TO:
2 . INT. RUANG TENGAH – PAGI HARI
Denis berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan.
DENIS (V.O)
Mungkin banyak yang mengira hidup gue sempurna, tetapi ada satu hal yang dimiliki kebanyakan orang tetapi tidak gue miliki. Hanya butuh tiga huruh untuk mengucapkannya, yaitu 'IBU'.
Berhenti sejenak sambil memandangi foto Mamanya di atas sebuah meja sambil tersenyum kecil
CUT TO:
3 . INT. RUANG MAKAN – PAGI HARI
Denis menyantap sarapannya seorang diri.
DENIS (V.O)
Papa bilang, Mama meninggal saat gue berusia 5 tahun. Sampai sekarang gue belum pernah tau keberadaan makam Mama, karena Papa tidak mengijinkan gue untuk melihatnya. Bila gue bertanya dan membicarakan soal Mama, Papa selalu mengalihkan pembicaraan. Memang aneh, tetapi walaupun begitu gue tetap bersyukur memiliki Papa sebaik dirinya.
CUT TO:
4 . INT. KANTIN SEKOLAH – PAGI HARI
Sesampainya di sekolah, Denis langsung menuju kantin karena ia malas mengikuti pelajaran pertama yaitu matematika, karena ia sama sekali tidak menguasai pelajaran tersebut.
TERE (17) menghampiri lalu duduk di sampingnya.
TERE
Udah lama lo di sini?
DENIS
Nggak kok, gue baru aja sampe.
Sambil meminum jus jeruk yang sudah di pesan.
ARYA (17) menghampiri lalu duduk di hadapan Denis.
ARYA
Loh... Yank, kamu nggak masuk kelas?
DENIS
Nggak. Kamu sendiri ngapain di sini?
ARYA
Aku ada ekskul basket dulu pagi ini, jadi bebas.
Cowok itu adalah Arya. Dia adalah kekasih Denis semenjak Denis belum lama masuk ke SMA ini, termasuk Tere yang menjadi sahabatnya sejak kepindahannya. Karena Denis masuk sejak kelas 2 SMA dan sekarang ia duduk di bangku kelas 3, berarti sudah hampir satu tahun ia berpacaran dengannya.
ARYA
Yank, nanti sore jalan yuk!
DENIS
Hm... Sore ini ya?
Sembari mengingat-ingat sepertinya ada yang terlupakan oleh Denis.
Tere mencubit pinggang Denis sebelum Denis sempat melanjutkan ucapannya, hingga membuatnya sedikit melompat karena kesakitan dan menyadarkannya dengan hal yang ia lupakan.
DENIS (CONT’D)
Kayaknya nggak bisa yank, soalnya aku udah ada janji sama Tere, sore ini mau main ke rumahnya sekalian ngerjain tugas.
Denis menggenggam tangan Arya, berharap ia tidak marah.
ARYA
Hm... ya udah lain kali aja (sedikit lesu)
CUT TO:
5 . EXT. TAMAN DEKAT RUMAH DENIS – SORE HARI
Denis pergi ke rumah Tere sambil menenteng buku pelajaran. Karena jarak rumah mereka tidak terlalu jauh, ia memilih pergi dengan berjalan kaki. Saat dalam perjalan, Denis berhenti sejenak untuk membeli minuman di sebuah warung kecil di dekat taman. Saat baru berjalan beberapa langkah dari warung sambil meneguk minumannya, tiba-tiba RADIT (17) memeluknya dari belakang.
DENIS
Hei... Siapa sih nih?
Dengan kesal Denis berusaha melepaskan diri dari pelukan Radit, hingga membuat minuman yang masih terisi penuh ditangannya terjatuh. Karena pelukan Radit sangat erat, Denis tidak kuasa melepaskannya.
DENIS (CONT’D)
HEH... Lepasin gue...!!! Tolooonngg...!!!
Denis berteriak sekuat mungkin, tetapi tidak ada satu orang pun yang datang menolongnya. Terdengar suara keramaian dari arah dalam taman, hingga membuatnya menoleh ke sumber suara.
CUT TO:
6 . EXT. DALAM TAMAN - SORE HARI
Orang-orang di sekitar taman sedang sibuk menolong seorang wanita yang sedang tergeletak tak sadarkan diri di dekat sebuah kursi roda.
CUT BACK TO:
DENIS (V.O)
Ya Tuhan, apa yang harus gue lakukan?
Saat ini Denis hanya bisa berdoa dan pasrah menunggu pertolongan atau sampai Radit melepaskannya. Tidak lama kemudian, Radit melepaskan dekapannya. Tanpa pikir panjang dan dengan cepat Denis membalikan badan langsung melayangkan tamparan ke pipi Radit. Denis membelalakan mata saat melihat wajah orang yang di tamparnya. Seorang cowok tampan, bahkan bisa di bilang sangat tampan berdiri di hadapannya.
CUT TO:
CAMERA: CLOSE UP wajah Radit yang memandang Denis dengan tatapan penuh kesedihan dengan air mata yang menetes membasahi pipinya.
CUT BACK TO:
DENIS
Heh, lo gila ya? Ngapain lo meluk-meluk gue? (Penuh emosi)
Bukannya menjawab, Radit malah berusaha memeluk Denis kembali. Dengan sekuat tenaga, Denis mendorongnya lalu berlari sekencang mungkin.
CUT TO:
7 . EXT. JALANAN - SORE HARI
Denis berlari dan menengok ke arah belakang, ia terkejut karena Radit juga berlari untuk mengejarnya. Denis menambahkan kecepatan, sampai-sampai ia tidak sadar buku pelajaran yang ia bawa terjatuh. Radit masih terus mengejar, sedangkan Denis sudah tidak sanggup berlari lagi, Denis memutuskan untuk bersembunyi dibalik semak-semak. Setelah Radit berlari melewati tempatnya bersembunyi, sambil celingak-celinguk dan langkah mengendap-endap, Denis kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah Tere.
CUT TO:
8 . EXT. DEPAN RUMAH TERE - SORE HARI
Dengan nafas ngos-ngosan, Denis mengetuk pintu rumah Tere. Tidak lama pemilik rumah pun keluar lalu mengerutkan dahi saat ia melihat keadaan Denis.
TERE
Denis, lo kenapa acak-acakan gitu? (Terheran-heran)
DENIS
Gue abis di kejar-kejar orang gila Re. Masa dia main peluk-peluk gue.
TERE
Hah... Serius Lo?
Denis menganggukan kepala.
TERE (CONT'D)
Terus pasti tadi lo ngumpet di semak-semak?
Tere bertanya dengan ekspresi menahan tawa.
DENIS
Kok lo tau?
TERE
Itu rambut lo acak-acakan dan banyak daun. Haha... (Terbahak-bahak)
DENIS
Lo ya, bukannya bantuin gue malah diketawain. (Kesal)
TERE
Iya maaf! Maaf!
Tere membantu membersihkan daun-daun yang menempel di rambut Denis.
TERE (CONT'D)
Terus buku pelajarannya mana?
DENIS
Jatoh tadi pas gue lari.
TERE
Yah, lo gimana sih? Kan gue mau nyalin jawaban.
DENIS
Bodo ah, yang penting gue selamat.
TERE
Gue sih lebih mentingin bukunya yang selamat dari pada lo.
Denis mengerutkan dahi.
TERE (CONT'D)
Gue bercanda kali (Tersenyum lebar). Ya udah, yuk masuk!
DENIS
Ngeselin banget sih lo!
Denis memukul pelan lengan Tere.
CUT TO:
9 . INT. KAMAR TERE - MALAM HARI
Denis mengerjakan tugas cukup lama, karena ia harus menyalin ulang tugasnya di buku yang baru.
Tere menghampiri dan memberikan Denis sepucuk surat yang baru saja diambilnya dari laci meja nakas.
DENIS
Apaan nih?
Denis bingung sambil memegang surat itu.
TERE
Itu surat ijin gue, tolong besok lo kasih ke wali kelas ya!
DENIS
Emang besok lo mau kemana?
TERE
Gue mau ke Bandung Nis, Nenek gue lagi sakit.
DENIS
Ya Tuhan, salam ya buat Nenek lo! Gue doain semoga cepet sembuh.
Tere menganggukan kepala.
CUT TO:
10 . EXT. DEPAN RUMAH TERE - MALAM HARI
Tidak terasa di luar sudah gelap, menandakan waktunya Denis untuk pulang. Karena teringat kejadian sore tadi, Denis menjadi takut untuk pulang sendirian. Saat di depan pintu rumah, Denis menghentikan langkahnya.
DENIS
Re! (Tersenyum memelas)
TERE
Kenapa? Lo takut balik sendirian?
Denis menganggukan kepala.
DENIS
Lo tega ngeliat sahabat lo ini jalan sendirian di malam yang gelap dan sunyi ini? Mending kalau bawa mobil, gue kan jalan kaki Re.
TERE
Paling bisa ya lo kalau masalah ngerayu. Ya udah, tunggu di sini! Gue ambil kunci mobil dulu.
CUT TO:
11 . INT. KAMAR DENIS - MALAM HARI
Sesampainya di rumah, Denis langsung menuju kamar yang isinya di penuhi dengan nuansa yang serba pink, karena dari dulu ia suka dengan warna tersebut. Denis merebahkan diri di atas kasur yang seprainya berwarna pink tentunya. Karena kelelahan, dalam hitungan detik matanya terpejam, lalu ia tertidur dengan pulas.