Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Favor
Suka
Favorit
Bagikan
15. Episode 5 "Favor" (part 1)

1. LAYAR HITAM.

Tulisan di layar hitam (font warna putih) "Semua cerita, tokoh, kejadian, dan lokasi adalah fiktif belaka."


2. MUSIC PEMBUKA DAN MENAMPILKAN JUDUL.

Note: Font warna putih dan layar tetap hitam.

"FAVOR"

Episode 5 "Favor"

Judul perlahan memudar.

Musik perlahan berhenti.


3. EXT. LAUT. DINI HARI.

Pemandangan Laut saat menuju Fajar.

Langit semakin terang karena matahari mulai terbit.

Suasana laut yang tenang dengan suara angin dan ombak yang berderu teratur.


4. EXT. JALANAN. PAGI.

Suasana jalanan kota yang ramai dengan laju kendaraan yang mulai sibuk.

Sally dibonceng Bisma naik motor Sarah.


5. EXT. PELABUHAN GELAP. PAGI.

Kapal berhenti dan pintu loading terbuka.

Mobil Hans keluar dari pintu loading kapal.


6. EXT. JALANAN. PAGI.

Mobil Hans berjalan di jalanan Ibu Kota.

Hans duduk di belakang Sopir. Hans mencium bau tak enak.

Hans memandang kesal ke sopir dan langsung pindah duduk di kursi depan.


7. EXT. WARUNG BUBUR AYAM. PAGI.

Motor Bisma berhenti di warung Bubur Ayam "Barokah."

Bisma turun dan diikuti Sally.

BISMA

Maaf aku kemarin memuntahkan semua makanan buatanmu. Jadi, sekarang aku sangat lapar. Bisakah kita makan sebentar?


Sally mengangguk dan tersenyum.


8. EXT. LAPANGAN GOLF. PAGI.

Shoot pepohonan rindang di pinggir lapangan Golf.

Banyak pria-pria kaya sedang main Golf ditemani Caddy-Caddy yang cantik.

Rama mengendarai mobil taman sendirian tanpa ditemani Caddy.

Rama memakai tas selempang pendek di dadanya.

Mobil Rama berhenti.

Rama turun lalu membawa tas Golfnya sendiri dan berjalan ke tengah lapangan.

Rama berhenti dan menaruh tas golfnya.

Rama mengeluarkan bola Golf ke bawah. Rama mengeluarkan stick Golfnya.

Rama lalu memukul bolanya dengan fokus.

Bolanya melayang jauh dan jatuh agak jauh. Rama senang.

Ada temannya (bersama caddynya) datang menyapa dan keduanya berbincang.

CUT TO:


9. EXT. WARUNG BUBUR AYAM. PAGI.

Banyak pria memandangi Sally dengan genit. 

Bisma meminta izin Sally dan menutup resleting jaket Bisma yang dipakai Sally sampai ke atas. 

Sally dan Bisma duduk di kursi meja yang kosong dan memesan makanan. 

BISMA

(ceria)

Ini adalah warung Bubur Ayam pinggir jalan langgananku. Kujamin pasti kau suka. Rasanya enak. 


SALLY

Sepertinya iya. Di sini sangat ramai. 


Satu pasangan kekasih datang dan duduk di depan Bisma dan Sally lalu tersenyum. 

Bisma dan Sally membalas senyuman mereka. 

SI WANITA

(kagum)

Wahhh. Kalian pasangan yang serasi. Tampan dan cantik. 


Bisma dan Sally tersenyum.

BISMA

Kalian juga. Tapi kami...


SALLY

Kami hanya teman. 


SI PRIA

(melucu)

Maksudmu...teman jadi cinta? Ciyeeeee....


SALLY

Bukan. Kita hanya teman satu alumni. 


SI WANITA

Benarkah. Di mana sekolah kalian dulu?


Bisma menutup mata pasrah.

Pelayan datang membawa dua mangkuk bubur ayam ke meja Bisma dan Sally.

SALLY

(innocent)

Lapas Tunas Bangsa.


Tawa pasangan itu terhenti.

Pembeli di sekitar Bisma dan Sally juga menengok dengan shocked.

(Sfx. Suara mangkuk bergetar).

Mangkuk yang dibawa pelayan bergetar.

Pasangan itu tersenyum takut dan pindah tempat duduk. 

Bisma mengambil mangkuk bubur dan es teh di nampan dan menaruhnya ke meja.

Pelayan pergi ketakutan. 

BISMA

(berbisik)

Bagus. Jujur memang lebih baik. Meskipun menyakitkan. 


Keduanya tertawa.  

Bisma mengaduk Bubur Ayamnya.

SALLY

Kau suka diaduk?


BISMA

Iya. Racikannya akan terasa pas jika diaduk. Sini kuadukkan punyamu.


Bisma hendak mengambil mangkuk Sally. Sally mencegah. 


SALLY

Aaaa makasih. Aku tak suka diaduk. Racikannya jadi tidak pas. Kacau.


BISMA

Baiklah. Yang penting?


BISMA & SALLY

Sarapan Bubur.


Keduanya tertawa. Keduanya lalu memakan Bubur Ayamnya.

BISMA

Kubilang apa? Bubur ayam di sini enak kan?


Sally mengangguk mengiyakan dengan senang.

SALLY

(penasaran)

Bisma... Apa aku bukan termasuk orang yang membuatku terluka?


BISMA

Maksudmu?


SALLY

Karena menolong orang asing sepertiku, Mulan meninggalkanmu.


BISMA 

Kau sudah tahu rupanya. Siapa yang memberitahumu?


SALLY

Ehmmmm. Mbak Sarah menceritakan semuanya padaku.


Bisma menghela nafas. 

BISMA

Ibu dan Ayahku selalu mengajariku agar ikhlas saat menolong orang jika aku bisa. Apapun resikonya asal dalam hal kebaikan. Dan Mulan, sudahlah. Mungkin dia memang bukan takdirku. 


SALLY

Tapi tetap saja. Aku merasa bersalah. Aku hanya orang asing bagimu.


BISMA

Asal kau tahu. Sebenarnya...


INSERT:


10. INT. LAPAS WANITA. PAGI. 

Bisma (memakai rompi biru bertuliskan "PIKET") membantu seorang sipir pria membawa kotak snack ke lapas wanita.

Kotak terlalu banyak dan menutupi pandangan Bisma. 

Sipir belok kiri dan Bisma jalan lurus.

Sedang ada renovasi. Bisma berjalan tak sadar akan kejatuhan kayu bangunan dan cat oleh tukang di atasnya.

Sally yang sedang menyapu langsung lari mendorong Bisma.

SALLY

Aaaaa. Awassss.


Sally dan Bisma tersungkur dan kotak snack Bisma jatuh berantakan. 

Keduanya lega kayu besar dan cat itu jatuh di samping Bisma.

Bisma terpesona dengan kecantikan Sally.

BISMA (V.O.)

Kau bukan orang asing bagiku. Kau adalah penolongku waktu itu. 


Note: Buat Sally tidak melihat Bisma. 

Sally akan membantu membereskan snack Bisma tapi sudah diteriaki sipir wanita dan langsung pergi. 

SALLY

Maaf aku harus pergi. 


Bisma mengangguk.

Bisma akan mengucapkan terima kasih tapi tak sempat.

CUT BACK TO: 


11. EXT. WARUNG BUBUR AYAM. PAGI.

Bisma dan Sally selesai makan. Pelayan menghampiri.

BISMA

Berapa? 


PELAYAN

40 Ribu.


BISMA

Bungkus satu lagi sama teh manis hangat ya mas. 


SALLY

Untuk siapa?


BISMA

Nanti kau akan tahu.


PELAYAN

65 Ribu. 


Bisma mengeluarkan uang Seratus Ribu.

Motor Bisma dan Sally berjalan.

Sally membawa satu kresek Bubur Ayam.


12. EXT. LAPANGAN GOLF. PAGI.

Teman Rama pergi.

Rama membawa tasnya dan bersiap pindah.

Tiba-tiba Hans datang setengah berlari dari kejauhan. 

HANS

(berteriak)

Booos-Boooss. 


Hans berhenti di depan Rama dengan terengah-engah dan ketakutan.

Rama melihat kesal ke Hans dan menjatuhkan tas Golfnya. 

HANS

(takut dan sok rajin)

Baiklah Bos. Akan kubawakan semua.


Hans membawa tas Golf di pundaknya.

Hans berjalan dan menahan meskipun berat. 

HANS (CONT'D)

Mobilnya?


Rama hanya diam. 

HANS (CONT'D)

(ketakutan)

Baiklah. Jalan memang lebih sehat.


13. INT. RUMAH SAKIT JIWA. PAGI.

<-LORONG->

Bisma dan Sally mengintip para pasien dari balik jeruji jendela di tembok.

BISMA

Apa kau tahu wanita yang duduk di kursi bawah pohon itu?


Sally geleng-geleng. 

BISMA (CONT'D)

(sedih)

Dia adalah ibuku. Awalnya dia shocked karena aku dipenjara dan jadilah hingga seperti sekarang ini. Aku ingin sekali meminta maaf padanya dan memeluknya. Tapi sayangnya ia tak boleh dijenguk karena emosinya belum stabil. Ahhhh. Semua ini salahku.


SALLY

Sudahlah. Berhenti menyalahkan dirimu. Tak ada gunanya.


<-MEJA PENJAGA->

Bisma dan Sally ke meja Penjaga.

Bisma menaruh Bubur Ayamnya ke meja. 

BISMA

Permisi.


Perawat penjaga meja Resepsionis itu, Lisa (28), berbalik.

LISA

Bisma?


BISMA

Lisa? Kau kerja di sini? 


Lisa mengangguk.

LISA

Iya. Aku baru pindah shift pagi. 


BISMA

Tolong berikan sarapan ini ke Ibuku ya Lis. Ayu Saraswati.


LISA

Kenapa tak kau berikan sendiri?


BISMA

Memangnya boleh? Kemarin ada perawat pria yang melarangku menjenguknya.


Lisa heran. 


14. INT. LAPANGAN GOLF. PAGI.

Hans berjalan mengikuti Rama dengan menahan rasa lelahnya. 

HANS (CONT'D)

Maafkan aku Bos. Itu terjadi di luar kendaliku. 


Rama cuek tapi semakin emosi.

Rama berhenti dan memukul bolanya dengan keras dan Hans ngeri.

Bolanya terjatuh agak jauh lagi.  


15. EXT. LAPANGAN RSJ. PAGI.

<-BAWAH POHON->

Lisa membuka gerbang.

Banyak pasien-pasien gangguan jiwa lainnya di lapangan itu dengan kondisi masing-masing. 

Ada tukang sapu yang menyapu guguran daun di dekat ketiganya.

Bisma dan Sally menghampiri Ayu ke kursi di bawah pohon.

Bisma lalu menangis di pangkuan ibunya. 

BISMA

(sedih)

Maafkan aku ibu. Gara-gara kebodohan dan kesialanku ibu jadi seperti ini. 


Ayu tiba-tiba mengelus-elus kepala Bisma dan menatap Bisma. Pandangan Ayu tidak kosong lagi.

AYU

(datar)

Berhenti menangis nak. Ini bukan salahmu. Dia yang sengaja menjebakmu dan memasukkan Ibu ke sini. Ibu tidak gila.


Bisma lalu duduk dan menatap ibunya. 

BISMA

Lalu? Kenapa ibu membiarkannya?


AYU

(sedih)

Ibu merasa bersalah jika hidup bebas sementara kau dipenjara.
(Beat). 
Lagipula, tempat ini tak seburuk yang kau pikirkan. Di sini ibu bisa melupakan kesedihan dan kekecewaan ibu terhadap ayah tirimu yang jahat itu. 


AYU (CONT'D)

Ibu tahu kau pasti akan datang menyelamatkanku anakku.   


BISMA

(dendam)

Aku bersumpah ibu, aku akan bebaskan ibu dari sini setelah membereskan urusanku dengannya. Dia benar-benar membuat kita hancur dan mengambil semuanya sampai kita tak punya apa-apa lagi. Dia harus mendapatkan balasan yang setimpal ibu. 


AYU

Tidak anakku. 


Bisma dan Sally bertanya-tanya. 

BISMA

Maksud ibu?


Ayu melepas kalungnya lalu memberikan kalung itu ke Bisma. 

AYU

Kau masih punya ini.


BISMA

Ini apa ibu?


AYU

Ayahmu pasti sudah memprediksi. Suatu hari akan ada orang-orang jahat yang menjahati anaknya. 


INSERT:


16. EXT. LUAR KANTOR. SORE.

<-JALAN RAYA->  

Bisma kecil menutup mata ketakutan di tengah jalan saat hujan. 

Anwar hanya berdiri dengan panik dan heboh di pinggir trotoar.

Roni berlari di trotoar lalu turun ke jalan dan meraih tangan Bisma lalu menggendongnya bersama kucing itu.

Mobil lewat dengan kencang di depan mereka. 

Mereka selamat dan Bisma kecil tak jadi ditabrak. 

Roni memeluk Bisma dengan erat dan meneteskan air mata.

CUT BACK TO:


17. EXT. RUMAH SAKIT JIWA. PAGI.

Bisma melihat tulisan di kalung kunci itu. 

BISMA (V.O)

"Favor"


CUT TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar