Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Favor
Suka
Favorit
Bagikan
6. Episode 2 "Korban Perdagangan Perempuan" (part 2)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

8. INT. RUMAH MINAH. MALAM.

Sally, Nindy, Rita, dan Putri datang ke rumah Minah dengan sedih. 

Di teras, mereka hanya diam seolah tahu kesusahan masing-masing-masing.

Rara dan Siti datang menyusul.

Rita menepuk-nepuk pundak Rara dan Siti.

RITA

Pasti perkoro utang yo? Wong tuwomu wes bingung nyaure? Ditagihi debt collector terus mben dino sampek bengi?


RITA

Pasti masalah hutang ya? Orang tuamu bingung melunasinya? Ditagih debt collector tiap hari bahkan sampai malam.


SALLY

Awakmu koyok dukun ae Rit, kemeruh.


SALLY

Kau seperi dukun saja Rit. Sok tahu.


Kedua temannya mengangguk. Sally melongo.

RITA

Kandani kok. Makku bature makke ngerumpi. 


RITA

Sudah kubilang. Ibuku teman ibunya ngerumpi.


SALLY

Awake senasib yo iki?


SALLY

Kita senasib ya ini?


Semuanya menunduk sedih.

Sally tiba-tiba mengangkat kepala. 

SALLY

Eh tapi...Bukane wong tuwomu bar oleh warisan akeh tekan mbahmu Rit?


SALLY

Eh tapi...Bukannya orangtuamu habis dapat warisan banyak dari nenekmu Rit?


Rita mengangguk sedih.

RITA

Iyo, tapi...


RITA

Iya, tapi...


CUT TO:


9. INT. RUMAH RITA. MALAM.

<-TERAS-> 

Rita melihat dua pasang sepatu di depan rumahnya.

Rita lalu mengintip dari teras rumahnya.


<-RUANG TAMU->

Di ruang tamu ada pak Lurah Wira (50) dan anaknya, Agus (20) pakai baju batik rapi.

Keduanya disambut hangat oleh ayah Rita, Karyo (55), dan ibunya Gemi (50).

WIRA

Rita, putrine njenengan kulo suwun nggih pak? 


WIRA

Rita, putri bapak saya minta ya pak?


KARYO

Loh? Agus wis pengen nikah?


KARYO

Loh? Agus sudah pengen nikah?


Wira berdehem. 

WIRA

(genit)

Moboten pak. Maksute damel kulo. 


WIRA 

(genit)

Bukan pak. Maksudnya untuk saya.


Karyo dan Gemi terkejut. 

WIRA (CONT'D)

Kulo niki pun dudho dangu. Sepi urip kulo.


WIRA (CONT'D)

Saya sudah jadi duda lama. Sepi hidup saya.


KARYO

Sampean tresno tenan karo Rita ora? Trus yuswone sampeyan ketingale kok tebih Yo karo Rita. Rita seumuran kaleh yugone sampean bukane? Purun nopo mboten nggeh larene Rita. Duko nggeh.


KARYO

Kau benar-benar mencintai Rita atau tidak? Trus umurmu sepertinya jauh sekali dengan Rita. Rita seumuran anakmu bukannya? Rita mau tidak ya? Aku tak tahu.


WIRA

(gr)

Wooo enggeh pak. Kulo tresno sanget kaleh Rita. Rita niku puantes dados bu Lurah. Ayu, Pinter, Ramah. Lak masalah yuswo niku ngeten pak. Cinta mboten mandang Usia. 


WIRA

(gr)

Oh iya pak. Saya sangat mencintai Rita. Rita juga pantas jadi bu Lurah. Cantik, Pintar, Ramah. Kalau masalah usia itu begini pak, Cinta tidak memandang usia. 


Wira mencubit Agus. Agus kaget dan mengangguk.

AGUS

(meyakinkan)

Woh nggeh. Bener niku.


AGUS

(meyakinkan)

Oh iya. Benar itu.


WIRA 

(bragging)

Rita nggeh ketingale pasti tresno kaleh kulo. Arto kulo kathah. Terus kulo kan...


WIRA 

(bragging)

Rita juga seperinya juga cinta sama saya. Uang saya banyak. Terus saya kan...


Wira berdehem.

WIRA (CONT'D)

(bragging)

Lurah kampung mriki.


WIRA

(bragging)

Lurah kampung ini.


INTERCUT TO:


<-TERAS->

Kaki kiri Rita gatal digigit semut. 

Rita menggaruk kaki kirinya dengan kaki kanannya dengan kesal.

RITA (V.O.)

(kesal)

Tresno gundulmu pak!


RITA (V.O.)

Cinta kepala botakmu pak!


CUT BACK TO:


10. INT. RUMAH MINAH. MALAM.

Sally dan semuanya menahan tawa. 

PUTRI

Oh tak kiro pak Lurah arep nglamarno Agus. Tibakno wonge dewe seng nglamar awakmu? Hmmm. 


PUTRI

Oh aku kira Pak Lurah mau melamarmu untuk Agus. Ternyata untuk dirinya sendiri? Hmmmm


Rita mengangguk. 

RITA

Terus eruh ora wonge ngomong opo bar kuwi?


RITA 

Terus tahu tidak dia bilang apa setelah itu?


SALLY

Opo?


SALLY

Apa?


Semua mendekat ke Rita.

INSERT:


11. INT. RUMAH RITA. MALAM.

<-RUANG TAMU->

WIRA

Sakjane lak masalah Ayu, Rita niku tasek kalah ayu kaleh Nindy lan Sally putrine pak Jono kalehan Bu Sri. 


WIRA

Kalau masalah cantik, Rita masih kalah cantik dengan Nindy dan Sally putrinya pak Jono dan Bu Sri.


Karyo dan Gemi nyengir. 

WIRA

Tapi...


KARYO

Tapi nopo?


KARYO

Tapi apa?


WIRA

(sarkas)

Pak Jono kaleh Bu Sri niku terkenal kathan utange. Eman artho kulo,,, pasti kulo seng nyaur mengke.


WIRA 

(sarkas)

Pak Jono dan bu Sri terkenal banyak hutang. Sayang uang saya. Pasti saya yang melunasi nanti.


Karyo dan Gemi nyengir lagi.

KARYO & GEMI (V.O.)

PELIT.


Rita langsung berlari keluar rumah dengan emosi.

CUT BACK TO: 


12. INT. RUMAH MINAH. MALAM.

Semuanya bersorak kecewa.

SEMUANYA

PELIT.


RITA

Mbasio iso nolak pak Lurah. Wong tuaku mben dino mekso aku rabi terus karo anake bature. Jengkel aku. Mangkane. Mending aku melu kalian. Sopo ngerti aku oleh jodoh koyok Mas Ammar.


RITA

Meskipun bisa nolak pak Lurah, orang tuaku tiap hari memaksaku nikah sama anak temannya. Jengkel aku. Mangkanya. Mending aku ikut kalian. Siapa tahu aku dapat jodoh seperti Mas Ammar.


Semua menyoraki Rita. 

SALLY

Eh tapi bener Rit. Cah wedok gak usum saiki dipilih. 


SALLY

Eh tapi benar Rit. Anak perempuan sekarang nggak jaman dipilih.


PUTRI

Saiki usume...


PUTRI

Sekarang musimnya...


SEMUANYA

Milih. 


SEMUANYA

Memilih.


Semuanya tertawa.

Nindy lalu mengetuk pintu rumah Minah.

Minah membuka pintu rumah dan tersenyum manis ramah kepada mereka. 


13. EXT. DEPAN RUMAH SALLY. SORE.

Minah dan Ammar (35), masuk ke mobil hitam yang sudah berisi para gadis.

SALLY (V.O.)

Karena berbagai masalah dan tekanan hidup yang kami alami, kami memutuskan ikut bekerja dengan mbak Minah.  


Mobil berjalan.

Para gadis saling dada dengan orang tua mereka.

Ibu Sally juga dada sambil meneteskan air mata dan memegangi dada kirinya seperti kesakitan.


14. EXT. MOBIL. PAGI.

Mobil berjalan.

Ammar sedang menyetir dan Minah duduk di sampingnya.

Minah menengok ke kursi belakang. 

MINAH

Mulai sekarang kalian harus pakai Bahasa Indonesia. 


Semua menganguk.

RITA

Mbak Minah, apa semua laki-laki Jakarta seperti suamimu? Ganteng, baik, dan kaya? 


NINDY

Hush...


SALLY

Ah apasih kau mbak. Kau kemarin juga bilang pingin punya suami seperti mas Ammar. 


Nindy mencubit Sally dan Sally kesakitan. Semua tertawa.

MINAH

Tentu saja Rita. Itu salah satu alasanku dulu kerja di Jakarta. Supaya dapat suami seperti dia.


Ammar mencubit pipi Minah dengan mesra.

Semua gadis baper dan berteriak iri.

MINAH (CONT'D)

Tenang saja. Asal kalian nurut sama bos, kujamin hidup kalian akan bahagia.


Semua gadis mengangguk tanpa curiga.

Nindy ikut mengangguk tapi berfirasat tak enak.


15. EXT. RESTORAN TERPENCIL. SORE (GELAP).

Note: JAKARTA. 

Mobil itu berhenti. Semua gadis terbangun dari tidurnya. 

MINAH

(ceria)

Ayo bangun cantik. Kita makan malam dulu. Perjalanan nanti masih panjang. 


16. INT. RESTORAN TERPENCIL. MALAM.

Suasana di dalam restoran agak ramai berisi pengunjung yang makan malam. 

Satu persatu gadis bawaan Minah masuk dan duduk dalam satu meja panjang.

Minah lalu memesan makanan di dekat kasir. 

Minah kembali. Hidangan pembuka datang.

Semua gadis senang dan menikmati sampai habis. 

Hidangan utama datang. Semua gadis makan sampai habis.

Hidangan penutup datang (cake coklat). 

Note: Highlight cake coklat. 

Semua makan cake sampai habis dan senang. 

Rita bersendawa karena kekenyangan. Semua tertawa.

Tiba-tiba... Sally merasa kepala Rita bergoyang-goyang.

SALLY

 (agak pusing)

Hey Rit, kenapa kepalamu goyang-goyang?


RITA

(agak pusing)

Kepalamu juga Sel. 


Semua gadis merasakan pusing dan pada akhirnya mereka pingsan dengan kepala tertunduk di atas meja. 

(Sfx. Music dramatis).

Minah tersenyum licik dan masih lanjut memakan cakenya dengan cantik (dilihat oleh Nindy sebelum matanya benar-benar tertutup).

NINDY 

(ekspresi mengumpat)

Dasar wanita ular!!!


Mata Nindy tertutup dan akhirnya pingsan.

Penjaga pintu menutup pintu depan restoran. 

Para pengunjung yang semua settingan berhenti makan dan bergerak cepat mengikat tangan dan kaki serta menutup mata para gadis itu dengan penutup mata hitam. 

Penjaga pintu membuka pintu belakang restoran.

Di depan pintu sudah menunggu sebuah bis besar hitam dengan kaca hitam gelap. 

CUT TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar