Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Favor
Suka
Favorit
Bagikan
10. Episode 3 "Di Mana Kau Nindy?" (part 2)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

16. EXT. JALAN DEPAN POM BENSIN. MALAM.

Amir terbangun dan memegangi perutnya yang tiba-tiba sakit. 

Amir menepuk jok kursi Bisma.

Bisma belok ke pom bensin dan memarkir mobilnya di dekat toilet.

Amir buru-buru keluar dari mobil dan berlari menuju toilet. 

Bisma mengambil air mineral dari dasboard sampingnya lalu minum tapi tiba-tiba tersedak. 

Sally mengambil 1 pack tissue dari dashboard dan memberikannya ke Bisma. 

BISMA

(sambil batuk)

Terima kasih. 


Dari spion luar di samping Sally terlihat ada mobil box sayur berwarna biru berhenti untuk membeli bensin. 

Pintu mobil box terbuka. Pengemudi mobil box itu (Ramli) keluar dari mobil sambil mengeluarkan uang dari sakunya lalu menyerahkan ke petugas pom bensin. 

Petugas mengisi bensin. Ramli melepas sejenak topinya dan dijadikan kipas.

Sally mengembalikan tissue dari Bisma lalu tak sengaja melihat spion. 

Sally tertegun kaget.

Sally langsung emosi dan buru-buru membuka pintu. Bisma mencegahnya. 

BISMA

Kau mau ke mana Sally?


SALLY

Dia sopir itu.


Sally melepas pegangan Bisma lalu keluar mobil dan lari ke arah Ramli. 

Bisma kaget lalu menyusul Sally.

Andre terbangun dan ikut menyusul Bisma.


<-SAMPING MOBIL RAMLI->

Ramli menutup lubang fuelnya dan berjalan hendak masuk mobilnya. 

Sally berhenti. Sally lalu membalikkan badan Ramli sambil berteriak dan menamparnya dengan keras. 

SALLY

Di mana kakakku?


Semua orang di sekitar kaget dan menoleh.

Ramli shocked dan kesakitan lalu memegangi pipinya. 

Sally melihat-lihat kening Ramli.

SALLY

(semakin emosi)

Jadi dulu kau hanya pura-pura terluka? Dasar jahat!!! 


Ramli kehabisan kata-kata.

Sally memegang kedua kerah Ramli. 

SALLY

(mengancam)

Antarkan aku ke kakakku!!!


RAMLI

(bingung, merasa bersalah)

Aku tak tahu.


SALLY

(marah)

Mana mungkin. Kau bagian dari mereka!!!


Ramli kebingungan dan ketakutan melihat Bisma dan Andre yang menghampiri. 

Ramli mendorong Sally dengan keras hingga jatuh lalu kabur dengan mobil pick-upnya.

Sally berusaha mengejar dengan merangkak.

SALLY

Berhenti!!!


Bisma membantu Sally berdiri. 

BISMA

(khawatir)

Sally... Kau tidak apa-apa?


ANDRE

(bergegas)

Aku akan ambil mobilnya. Kita kejar dia. 


Mobil datang. Bisma membantu Sally masuk.

Mobil berjalan.

Bisma melihat Amir mengejar dari toilet dan mengerem mendadak.

Amir masuk mobil. 

AMIR

(terengah-engah)

Kalian jahat!!! Kenapa meninggalkanku? Ada apa sebenarnya?


ANDRE

Maaf kami lupa. Kita mau mengejar sopir yang menjual Sally.


AMIR 

(kaget)

Benarkah?


17. EXT. JALANAN. MALAM.

Mobil Andre mengejar mobil box Ramli dengan kencang dan saling mendahului. 

Mobil Andre mengerem mendadak karena dikerjai Ramli dan semua penumpang sedikit tergoncang. 

Bisma membalas mengerjai Ramli hingga Ramli mengerem mendadak dan diejek Amir. 

Bisma memepet kendaraan Ramli. Mobil Ramli berbelok menepi lalu menabrak pohon dan terhenti. 

Semua penumpang mobil Andre keluar dan buru-buru menangkap Ramli. 

Ramli sempat berusaha kabur tapi akhirnya tertangkap.

Bisma dan Amir selesai memarkir mobil Ramli serta menyayat bannya agar tak bisa jalan. 

Amir dan Bisma melewati tulisan "Ramli Sayur" "Delivery Order 088079680" di bak samping mobil Ramli. 


<-MOBIL->

Amir masuk ke mobil Andre sambil makan tomat yang diambil dari mobil Ramli. 

Semua menatap tajam ke Ramli (kedua tangan dan kaki Ramli terikat serta mulutnya dilakban). 

SALLY

(emosi)

Katakan di mana kakakku!!! Di mana rumah pembelinya?


Ramli geleng-geleng.

Amir menarik lakban di mulut Ramli. Ramli kesakitan.

RAMLI

Sudah kubilang aku tak tahu!!!


Amir mengambil tomat di kantongnya lalu memotong tomat itu dengan cutter kecil. 

AMIR

(mengancam dengan lucu)

Kau mau darah dari lehermu mengalir seperti ini?


Amir memeras tomat itu di luar jendela (air merah tomat menetes deras). 

Amir mendekatkan cutter itu ke leher Ramli.

Ramli gemetar ketakutan.

RAMLI

(frustasi dan ketakutan)

Ah iya-iya... aku akan mengatakannya.


INSERT: 


18. EXT. PINGGIR PELABUHAN. MALAM.

Ramli berdiri menunggu di pinggir jalan sepi. 

RAMLI (V.O.)

Awalnya Bobi menawariku pekerjaan sebagai sopir dan aku menerimanya karena gajinya lumayan besar. 


Dua mobil hitam berjalan menuju ke arah Ramli.

Sopir mobil itu saling membunyikan klakson dengan Bobi tanda berpisah. 

Mobil depan (berisi Bobi) berhenti untuk menjemput Ramli dan mobil satunya lagi tetap berjalan lurus.

Ramli masuk mobil. Ramli kaget ada Sally yang disekap. 

RAMLI (V.O.)

(kaget)

Tapi aku tak tahu jika itu adalah bisnis perdagangan perempuan. Dia tak pernah mengatakannya sebelumnya.  


Ramli terpaksa lanjut menyetir. 


19. EXT. PINGGIR JALAN. MALAM.

Ramli dan Bobi menggendong Sally keluar dari hutan dan akan meletakkannya di mobil.

Sebuah ambulans datang berisi anak buah bos besar yang menyamar jadi perawat.

Mona menjelaskan ke Bobi dan Ramli. Ramli geleng-geleng menolak. 

Jack di belakangnya menodong kepala Ramli dengan pistol dan akhirnya Ramli mengangguk. 

 RAMLI (V.O.)

Kami juga diancam untuk berpura-pura terluka agar kau dipenjara. 


Mona menuangkan darah buatan ke kepala Bobi dan Ramli.

INTERCUT TO:


20. INT. KANTOR POLISI. MALAM.

Anak buah bos besar datang dengan terengah-engah lalu menunjuk ke kanan. 

Polisi bergegas berdiri dan menjalankan mobilnya keluar.

INTECUT TO:


21. EXT. PINGGIR JALAN. MALAM.

Sally ditelentangkan di samping Bobi serta Ramli. 

Jack menaruh kayu di atas badan Bobi.

Mobil Ambulans pergi.

Sally terbangun dan menyingkirkan kayu dari atas badan Bobi.

Mobil polisi datang saat Sally masih memegang kayu itu.

RAMLI (V.O.)

Mereka menjebakmu dengan kepolosan dan kebodohanmu yang masih mau menolong orang yang sudah menyakitimu. 


Sally diborgol dan menangis saat dimasukkan ke mobil polisi. 

Mobil Ambulans datang.

Mona dan penjaga lainnya memasukkan Bobi dan Ramli ke Ambulans. 

CUT BACK TO:


22. EXT. JALANAN. DINI HARI.

<-DALAM MOBIL->

Sally menarik dan mengacak-acak baju Ramli. 

SALLY 

(murka)

Apa kau sadar yang kau lakukan telah menghancurkan hidup orang lain?


Bisma menenangkan Sally.

RAMLI

(merasa bersalah)

Maafkan aku... Aku terpaksa melakukannya untuk membiayai operasi istriku yang sakit. 


Ramli menatap Sally dengan memelas. 

RAMLI (CONT'D)

Dan mengenai kakakmu aku benar-benar tak tahu sama sekali. Aku juga tak tahu tempat perdagangan itu. Itu ada di satu pulau yang jauh. Pasti keamanannya berlapis.


Sally menangis. 

SALLY

Bagaimana ini. Di mana mbak Nindy? 


AMIR

(clueless)

Dia tak tahu alamat pembeli Nindy dan tempat perdagangan itu. Kita harus cari di mana lagi?


Semua kebingungan.

Ramli teringat sesuatu. 

RAMLI

(mengingat-ingat)

Sebentar... Waktu itu...


INSERT: 


23. EXT. JALANAN HUTAN. MALAM.

Note: Sebelum Sally kabur. 

Ramli menyetir di belakang mobil hitam tadi.  

RAMLI

Apa mobil di depan sama dengan kita?


BOBI

(bossy)

Iya. Tapi mereka membawa gadis pesanan Bos besar ke Villa mewahnya.         
(Beat).             
Untuk apa kau tanya? Jangan macam-macam! Fokus saja pada kerjamu. Nanti kita lurus saja. Tak usah ikuti mereka. Kita akan pergi ke dokter langganan bos.


Ramli mengangguk.

Mobil di depan Ramli belok ke kiri dan mobil Ramli jalan lurus. 

CUT BACK TO:


24. EXT. JALANAN. DINI HARI.

<-DALAM MOBIL->

Ramli menunjuk ke pegunungan yang indah penuh lampu di luar jendela dengan kedua tangannya yang terikat.

Semua menengok ke pegunungan itu. 

RAMLI

Bos besar itu punya Villa mewah di pegunungan itu.


INTERCUT TO:


25. INT. RUANG KERJA. VILLA MEWAH. DINI HARI.

Jam berbunyi saat tepat pukul 01.00 malam.

Seorang pria yang duduk di kursi di depan meja kerjanya, Hans (60), mengambil hpnya di laci lalu menyalakan HP nya (HP jadul). 

(Sfx. Suara pesan masuk).

Hans memeriksa chat di Hp nya. 

Chat Jack: "Mereka sudah tidur dan akan siap besok."

Hans tersenyum licik.

Chat Hans: "Great! Percantik mereka semua dan hubungi para pembeli untuk datang besok malam."  

Hans menaruh kembali HP nya ke dalam laci mejanya.

Hans lalu melepas dan menaruh kacamatanya di meja.

Hans mematikan lampu dan meninggalkan ruangan itu. 

CUT BACK TO:


26. EXT. JALANAN MENUJU VILLA. DINI HARI.

Mobil Andre berjalan.

Semua takjub dengan Villa-villa yang besar dan megah di samping kanan kiri mereka. 

BISMA

Apa kau tak punya petunjuk lagi? Bagaimana kita tahu Villa bos besar itu? Ada ratusan Villa di sepanjang jalan ini.  


Ramli geleng-geleng. 

ANDRE

Kita datangi saja temanmu itu. Di mana dia sekarang?


RAMLI 

Tak mungkin. Dia sekarang pulang kampung.


Bisma menepikan mobilnya. 

BISMA

Coba telpon saja dia.


(Sfx. Music dangdut).

Amir memegangi handphone Ramli ke dekat mulut Ramli saat telepon.

BOBI (O.S.)

(mabuk)

Pernah. Tapi kenapa kau tanya? Apa kau mau kerja dengannya lagi? Pesangonmu sudah habis?


Semua melihat tajam ke Ramli. Ramli ciut.

RAMLI 

Aku cuma penasaran seperti apa Villa itu. 


BOBI (O.S.)

(mabuk)

Sangaaaaaaaat besar. Kau kerja 100 tahun pun belum tentu bisa membelinya. Kujamin. Saat memasukinya kau akan merasa kaya. 


RAMLI

Nomor berapa Villa itu?


BOBI (O.S.)

(mabuk)

Sudahlah bro. Berhenti. Rasa penasaranmu bisa membunuhmu.


(Sfx. Suara Bobi jatuh menimpa besi dan kaleng bekas lalu suara HP Bobi tercemplung air).

(Sfx. Tut..tut..tut).

RAMLI

Halo? Halo?


Semua frustasi. 

Andre menggebrak pintu mobil.

Amir menyandarkan dagunya ke kaca jendela mobil yang terbuka.

AMIR

(kesal)

Bahkan keparat itu masih tetap setia meski saat mabuk.


ANDRE

(kesal)

Sia-sia kita menghubunginya. 


AMIR

(bernyanyi)

Di mana kau Nindy?


Sebuah mobil hitam mengebut dari belakang dan menerjang kubangan air di samping Amir.

Air kubangan itu mengenai muka Amir dan lengan Bisma. 

AMIR

(kesal)

Aaaaaa. Sialan !!!


Ramli mendongak ke depan melihat mobil itu beserta plat mobilnya lalu mengingat-ingat.

RAMLI

Mobil itu. Itu mobil waktu itu!


Semua terkejut.

SALLY

Ayo kita ikuti.


Bisma menyalakan mobil dan mengikuti mobil itu. 

Mobil itu lurus lalu belok kanan dan masuk ke Villa paling besar dan megah.

Bisma mematikan mesin dan berhenti di pojok belokan. 

SALLY

Kenapa berhenti? Ayo kita ke sana.  


BISMA

Kita lihat dulu dari sini. Bahaya jika langsung ke sana. 


Lampu dalam rumah Villa itu menjadi redup.

Pintu gerbang terbuka dan mobil itu keluar bersama satu mobil lainnya.

Pintu gerbang tertutup.

RAMLI

Ayo kita ikuti mereka.


ANDRE

Untuk apa? Nindy tak bersama bos itu. Lebih baik kita cari informasi di Villa itu. 


AMIR

Iya, benar. 


BISMA

Sally, kau tunggu di sini dan awasi Ramli.


SALLY

Aku ikut. 


Bisma menatap Sally khawatir.


27. EXT. VILLA. DINI HARI.

<-BELAKANG VILLA->  

Bisma naik ke pundak Amir dan Andre lalu memantau.

Amir dan Andre menahan keberatan.

AMIR

Ayooo Cepatttt.


BISMA

Aman.


Bisma memanjat tembok pembatas dan masuk ke pekarangan belakang Villa.

Kilat menyala dan petir mulai berbunyi. 

Bisma menemukan tangga lalu memberikannya ke Amir dan Andre. 

Sally, Amir, dan Andre bergantian naik tangga dan berhasil masuk ke pekarangan Villa. 

ANDRE

(kagum)

Wahhhh. Kapan aku bisa beli Villa ini?


AMIR

(kagum)

Benar kata keparat itu. Aku langsung merasa kaya. 


Sally mengangguk kagum.

Kilat menyala lagi.

(Sfx. Suara petir keras).

Andre dan Amir ngeri.

BISMA

Ayo...


28. INT. VILLA. DINI HARI.

<-PINTU BELAKANG->

Keempatnya menuju pintu belakang yang ternyata berkode. 

AMIR

Ah sial. Orang kaya selalu lebay. 


Amir dan Andre mencoba tapi gagal.

Giliran Bisma.

BISMA

Apa tanggal penting di negara ini? 


ANDRE & AMIR

Kemerdekaan!


Bisma memasukkan 1708.

(Sfx. "You have failed 3 times. You can try again after 5 minutes.")

Setelah 5 menit Sally mencoba tetapi juga gagal. 

(Sfx. "You have failed four times, you have one attempt remaining before it is shut down for three hours.")

Semuanya kebingungan.

Bisma teringat sesuatu. 

BISMA

(solutif)

Sepertinya ada aplikasi hack untuk ini.


Bisma menyalakan hpnya dan menempelkan ke mesin kunci lalu melihat hp nya lagi.

Bisma memasukkan kode.

Pintu terbuka. Semua berekspresi senang.


29. INT. DALAM VILLA. DINI HARI.

Suasana di dalam villa agak gelap.

BISMA

Kita berpencar. Kalian ke sana aku ke sini.  


Keempatnya berpencar.  


<-DAPUR->

Amir masuk dan membuka kulkas.

Amir takjub melihat kulkas yang full lalu mengambil makanan dan minuman bersoda.


<-RUANG HIBURAN->

Andre membuka laci-laci dan melihat sekitar ruangan.


<-KAMAR->

Sally memasuki kamar di lantai 2 dan mancari-cari. 


<-RUANG KERJA BOS BESAR->

Bisma mematikan telponnya dan masuk ke sebuah ruangan lalu menyalakan senter di hpnya.

Bisma membuka lemari lalu laci. 


<-DAPUR->

Amir makan dan minum sambil melihat ikan hias di akuarium yang terang.

Amir memasukkan HP nya ke saku.

(Sfx. Suara barang pecah).

Amir menengok.

Amir bergegas minum dan meremas kalengnya serta bungkus makanannya lalu membuangnya di sakunya.

Amir pergi mencari sumber suara.


<-RUANG TENGAH->

Amir, Andre, dan Sally sampai di ruang tengah bersamaan. 

Ketiganya kaget melihat Bisma diserang dua orang berbaju hitam dengan muka tertutup.

(Sfx. Music dramatis).

SALLY

(panik)

Bismaaaaa...


Amir dan Andre membantu Bisma melawan.

Amir dan Andre kalah dan dibius hingga pingsan. 

Bisma melawan dua orang.

Sally membantu dengan melempar vas bunga.

Orang itu lalu menyerang Sally.

Bisma memukul lawannya dan membantu Sally.

Bisma dibius dan Sally dipukul lehernya dari belakang. 

Mata Sally perlahan-lahan tertutup dan melihat Bisma dibius (pembius Bisma memakai jam tangan di tangan kanan dan gelang karet merah di tangan kirinya).

Mata Bisma dan Sally tertutup. Keduanya pingsan.


<-RUANG KERJA BOS BESAR->

Kilat menyala.

Foto keluarga berisi Bisma, Ibunya, dan Hans tampak jelas karena diterangi cahaya kilat.

(Sfx. Suara petir menyambar dan music dramatis).

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar