Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Favor
Suka
Favorit
Bagikan
8. Episode 2 "Korban Perdagangan Perempuan" (part 4)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

<-DALAM KAMAR MANDI->

SALLY

(panik)

Bagaimana ini kak? Aku tak mau berpisah denganmu. Aku takut kak.


NINDY

(menenangkan)

Tenanglah. Kita pasti bisa melewati semua ini. 


Tiba-tiba...

PENGAWAS (O.S.)

(berteriak)

KELUAR KALIAN!!! Sudah waktunya pelelangan!!!


(Sfx. Suara gedor-gedor dan suara pijakan kaki).

Nindy dan Sally panik dan saling memandang.

Nindy segera mengeluarkan mascara dan pembalut yang ia sembunyikan di balik roknya.

Sally menerka-nerka. 

Nindy mengisi mascara dengan air hangat dari keran dengan hati-hati lalu menuangkannya secara menyebar ke pembalut yang telah ia buka.

Sally semakin bingung. 

NINDY

Aku tahu ini bukan waktu datang bulanmu. Jadi cepat berikan jarimu. 


Sally memberikan jarinya. 

Nindy mengambil jarum pentul di dressnya lalu mencucinya dan menusukkan ke jari Sally beberapa kali.

Sally teriak kesakitan. Nindy menyekap mulut Sally.

Sally diam dan menahan sakit.

Nindy meneteskan darah Sally secara acak ke pembalut bermascara tadi.

Nindy menyerahkan pembalut tersebut pada Sally. 

NINDY

(serius)

Aku dengar dokter tempat ini tak datang. Pakai ini dan berjanjilah untuk kabur saat mereka membawamu keluar untuk ke dokter nanti. 


SALLY

(bingung)

Untuk apa kak?


Tiba-tiba...

(Sfx. Suara dobrakan pintu). 

(Sfx. Music dramatis).

Sally dan Nindy kaget ketakutan.

NINDY (CONT'D)

(khawatir dan memaksa)

Ayo cepat pakai!!!


INTERCUT TO:


<-LORONG SAMPING KAMAR MANDI->

Pengawas mencoba mendobrak pintu kamar mandi utama yang sengaja dikunci oleh Nindy.

PENGAWAS

(emosi)

KELUAR KALIAN!!!


INTERCUT TO:


<-BILIK KAMAR MANDI->

Sally selesai memakai pembalut dan merapikan dressnya dengan terburu-buru.

NINDY

(menatap serius)

Berjanjilah.


SALLY

(takut)

Aku takut kakkkk.


NINDY

Jangan takut. Aku akan selalu bersamammu. Kita pasti bertemu nanti saat bebas.


SALLY

Bagaimana dengan Rita, Putri, dan yang lain mbak? 


NINDY

Aku tak bisa selamatkan mereka semua. Keadaan ini sangat sulit. Kita lapor ke Polisi saat kita bebas untuk mencari mereka.


Nindy dan Sally berpelukan sedih. 

Nindy membuka pintu kamar mandi dan mendorong Sally keluar lalu menutup pintunya lagi.

(Sfx. Pintu didobrak).

Nindy kaget dan bernapas shock.

CUT BACK TO:


31. EXT. MOBIL. JALANAN HUTAN. MALAM.

Sally mencoba melepas ikatan di kakinya. 

Ikatan di kaki Sally berhasil lepas.

Sally berekspresi senang tapi tak sengaja menyenggol kaki Bobi.

(Sfx. Music dramatis).

Bobi terbangun kaget. 

BOBI

(takut)

Dasar jalang sialan!!! Kenapa kau suka sekali buat ulah seperti kakakmu!!!


Bobi menangkap Sally dan Sally berontak. Ramli tak konsen menyetir.

SALLY 

(marah)

Kau yang sialan!!! Kalian semua yang jahat karena menjebak kami!!!


Sally melihat botol bir kaca di dashboard samping tempat duduknya dan mengambilnya lalu memukulkan botol bir kaca itu ke kepala Bobi hingga botolnya pecah dan Bobi pingsan. 

Sally panik dan berusaha fokus lalu mengganggu Ramli yang sedang menyetir. 

Mobil oleng dan menabrak pohon di pinggir jalan.

Sally kabur dan berlari ke tengah hutan sekencang kencangya. 

Ramli akan mengejar Sally tapi lebih memilih membangunkan Bobi hingga tersadar.

Keduanya lalu mengejar Sally. 


<-TENGAH HUTAN->

Sally berlari kencang, Ramli mengejar Sally dengan kencang diikuti Bobi yang juga mengejar sambil kesakitan memegang kepalanya. 

Sally tersandung lalu tertangkap.

Bobi memegangi badan Sally serta menutup mulut Sally. 

Bobi menyuruh Ramli membius Sally, Ramli ketakutan.

BOBI

(emosi)

Ayo cepat bius dia!!!


Ramli akhirnya mau membius Sally. 

Sally melihat sosok Ramli didepannya seperti perlahan kabur dan bergoyang-goyang.

Mata Sally perlahan tertutup dan pingsan. 

CUT TO:


<-PINGGIR JALAN->

Sally terbangun dengan Bobi dan Ramli yang tergeletak di samping Sally (kepala Bobi dan Ramli bersimbah darah).

Di atas badan Bobi ada kayu panjang agak besar. 

Sally panik dan bingung lalu berusaha menyingkirkan kayu di atas badan Bobi. 

Tiba-tiba mobil Polisi yang sedang patroli lewat dan melihat Sally memegang kayu itu. 

(Sfx. Music dramatis).

Sally ditangkap.

Sally mencoba menjelaskan dan berontak tapi tak digubris oleh Polisinya. 

Note: Jangan perlihatkan muka perawatnya.

Sally diangkut mobil Polisi dan beberapa perawat memasukkan Bobi dan Ramli ke mobil ambulans.


32. INT. LAPAS. PAGI.

<-LORONG->

Sally memakai baju lapas berwarna biru bertuliskan "LAPAS WANITA TUNAS BANGSA" berwarna putih di punggungnya. 

Sally berjalan menuju selnya dengan tangan dibrogol didampingi dua sipir wanita di sampingnya. 

HAKIM (O.S.)

Saudari Sally, anda terbukti bersalah atas pasal penganiayaan dan dikenakan hukuman enam bulan penjara.


(Sfx. Ketokan palu tiga kali).


<-SEL->

Sipir membuka kunci sel dan membuka borgol Sally. 

Sipir menyuruh Sally masuk.

Sally masuk sel. Sipir mengunci sel lalu pergi.

Para napi pendahulunya menatap Sally dengan tajam dan sinis. 

NAPI WANITA 1 

(tertawa)

Memang sekarang ini banyak tampang yang tak sinkron dengan kelakuan.


Semua menertawakan Sally tapi sally tak menggubrisnya.

Sally hanya duduk tertunduk dengan siku terlipat dan menangis.

SALLY

(ketakutan)

Mbak Nindy... Mbak Nindy...


CUT BACK TO:


33. INT. DAPUR. RUMAH ANDRE. PAGI.

Semua masih shocked. Sally masih menangis. 

SALLY

(sedih)

Aku tak pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Tolong bantu aku menemukan kakakku. 


Andre menarik Bisma dan Amir keluar rumah. 

BISMA

Tunggu sebentar ya Sally. 


Sally mengangguk.


34. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH ANDRE. PAGI.

Andre, Bisma, dan Amir berhenti di bawah pohon, di samping Alif yang sedang main kelereng. 

ANDRE

(serius, realistis)

Apa kau lupa akibat menolongnya saat di penjara? Kau kehilangan Mulan, cintamu. Apa kau akan hancurkan hidupmu untuk kedua kalinya? 


Andre memijat-mijat kepalanya.

ANDRE (CONT'D)

(realistis)

Brooo...Kasus perdagangan wanita adalah issue besar. Pasti ada orang-orang besar juga di baliknya. Kita akan habis jika mengganggu mereka. Jadi, menurutku mustahil kita bisa menolongnya kali ini. 


AMIR

(clueless dan melamun)

Bagaimana bisa kita menolongnya?


BISMA 

(dilema)

Aku tahu ini bahaya. Tapi aku sudah berjanji padanya. 


ANDRE

(realistis)

Ini belum terlambat. Tak apa mengecewakan orang yang belum terlalu kau kenal. Jadi katakan kau tak bisa menolongnya kali ini.


BISMA 

(dilema)

Tapi...tapi aku...


ANDRE

(realistis)

Tapi apa?


ANDRE (CONT'D)

(menerka-nerka)

Jangan bilang kau...kau menyukainya. 


Bisma kehabisan kata-kata dan pura-pura menyangkal.

BISMA

Ah kau aneh-aneh saja.


Alif selesai bermain kelereng dan menaiki sepedanya.

ALIF

(berteriak dengan senang)

Aku main ke rumah Bella ya om!


Andre masih menatap Bisma. 

ANDRE

Iya. Hati-hati ya. 


AMIR

(heran)

Wah, sejak kapan dia bisa naik sepeda?


Andre melihat ke arah Alif lalu tersadar. 

Andre mengejar Alif dan memberhentikan laju sepeda Alif dari pegangan belakang sepeda Alif.

ANDRE

(khawatir)

Berhenti! Kau bisa jatuh. 


ALIF

Tenang saja om. Coba lepaskan tanganmu.


Andre heran dan melepas pegangan tangannya.

Alif shows off kemampuan bersepedanya di depan Andre. 

ALIF

(heran dan kagum)

Wahhh. Ternyata kau sudah bisa? Kemarin pagi waktu om ajari kau masih belum bisa dan sering jatuh. 


Bisma dan Amir menghampiri Alif dan Andre. 

ALIF

Ini karena kak Sally yang mengajariku kemarin siang. Aku langsung bisa om. 


ANDRE

Benarkah?


Alif berhenti di depan ketiganya lalu mengangguk.

INSERT: 


35. INT. DAPUR. RUMAH ANDRE. SIANG.

Sarah terpeleset saat membawa teh panasnya. Tumpahan teh panasnya hampir mengenai muka Kevin. 

Alif melihat kejadian itu saat bermain.

ALIF (V.O.)

(bercerita)

Kak Sally juga senang menolong. Kemarin tante Sarah terpleset dan teh panasnya hampir kena muka Kevin. Tapi untung saja kak Sally cepat-cepat menggendong Kevin. 


Sarah lalu menangis dan berterima kasih pada Sally. 

CUT BACK TO:


36. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH ANDRE. PAGI.

Andre tertegun dan memandang pasrah Bisma.

Bisma tersenyum nyengir. Amir masih melamun clueless. 

CUT TO:


37. INT. RUMAH ANDRE. PAGI.

<-DAPUR->

Bisma, Andre, dan Amir kembali lalu duduk di kursi meja makan.

Sally menatap penuh harap ke mereka.

SALLY

Apa kalian mau membantuku?


Bisma, Andre, dan Amir mengangguk. Sally senang.

SALLY

Terima kasih.


BISMA

Kurasa kita tak akan mencari di pulau itu. Pasti pembeli kakakmu sudah membawanya dan menyembunyikannya di suatu tempat. 


ANDRE

Tapi di mana?


BISMA

Apa kau ingat bagaimana pembelinya? 


Sally mengangguk.

SALLY

Dia tampan dan seperti orang kaya.


Amir tertawa.

AMIR

Semua orang tampan akan terlihat kaya.


BISMA

Apa logat bicaranya seperti kami?


SALLY

Iya. Logat bicaranya seperti kalian. 


ANDRE

(menebak)

Berarti dia orang Jakarta. 

 

BISMA

(optimis)

Sepertinya memang benar. Oke. kita akan fokus mencari dulu di sekitar Jakarta.


CUT TO:


38. LAYAR HITAM.

Tulisan typing warna putih "Bersambung."

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar