Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. LAYAR HITAM.
Tulisan di layar hitam (font warna putih)" Semua cerita, tokoh, kejadian, dan lokasi adalah fiktif belaka."
2. MUSIC PEMBUKA DAN MENAMPILKAN JUDUL.
Note: Font warna putih dan layar tetap hitam.
"FAVOR"
Episode 1 "Boomerang"
Judul perlahan memudar.
Musik perlahan berhenti.
3. INT. LOBBY KANTOR. SORE.
Note: BANDUNG, 2007.
Ada banner besar bertuliskan "Peresmian gedung baru Inti Surya Berjaya International Corps" di belakang meja resepsionis.
Ada juga banyak karangan bunga ucapan selamat.
Roni (40) pemilik perusahaan itu sedang diwawancarai oleh puluhan wartawan dengan antusias.
Anaknya yang berseragam sekolah, Bisma (11), duduk di sofa tunggu dengan bosan.
Body guard Bisma, Anwar (30), menjaga Bisma di sampingnya sambil main game di HP nya.
BISMA
(bosan)
ANWAR
BISMA
(kesal)
Anwar tiba-tiba mulas.
Anwar menepuk-nepuk Bisma yang mengantuk lalu menepuk-nepuk tempat duduk.
ANWAR
Anwar pergi ke toilet.
(Sfx. Suara klakson bis).
Bisma semakin tersadar dari kantuknya dan melihat keluar.
Ada bus sekolah berisi banyak anak-anak seusianya di dalamnya.
Bisma tertarik dengan Bus itu.
4. EXT. LUAR KANTOR. SORE.
Bisma diam-diam berlari keluar dari kantor ayahnya bertuliskan Inti Surya Berjaya International Corps. di depan atas gedung.
<-TROTOAR->
Suasana mendung.
Bisma berjalan dengan riang sambil membawa tas sekolahnya dan payung lipat warna biru yang menggantung di tasnya.
Ada seorang pengemis laki-laki mendekati Bisma.
PENGEMIS
(memelas)
Bisma tersenyum dan memberikan uang jaga-jaganya (beberapa lembar ratusan ribu) di folder tasnya paling belakang.
Pengemis itu senang lalu pergi. Bisma lanjut berjalan dengan senang.
<-HALTE BUS->
Bisma duduk di halte dan menengok kanan kiri karena bus tak kunjung datang.
Bisma agak lapar lalu membuka tasnya dan mengambil kotak bekalnya.
INTERCUT TO:
<-BAWAH POHON UJUNG TAMAN->
Pengemis tadi membersihkan make-upnya dengan kapas sambil telpon dengan HP Iphone tahun 2007.
PENGEMIS
(senang)
Pengemis itu tertawa girang.
INTERCUT TO:
<-HALTE BUS->
Bisma hendak memakan sisa satu sandwichnya.
Note: Buat seragam Rama kotor agar nama Rama tidak terlihat.
Siswa dari sekolah lain yang datang lalu duduk di sampingnya, Rama (12), memegangi perutnya dan memandangi sandwich Bisma.
Bisma tersenyum lalu memberikan sandwichnya ke Rama.
Rama menerimanya dengan senang lalu memakannya dengan lahap. Bisma tersenyum senang.
Rama tiba-tiba menepuk pundak Bisma dan menunjuk kucing di pinggir jalan yang akan menyeberang ke tengah.
Bisma berlari menolong kucing.
Bisma tak sadar semakin ke tengah dan agak jauh di belakangnya ada bus dan banyak mobil yang melaju.
(Sfx. Klakson mobil berbunyi bersahutan).
Bisma menoleh ke belakang dan terkejut.
Bisma berusaha lari ke pinggir tapi tersandung.
Bisma menghadap ke depan dan memeluk kucing itu erat-erat dan menutup mata dengan pasrah.
BISMA (V.O.)
(ketakutan)
Hujan turun. Bis di belakang Bisma bisa menghindari Bisma.
RAMA
(berteriak ke Bisma)
Bisma membuka mata dan melihat Rama di depannya sedang berjalan memakai payung Bisma sambil memakan sandwich menuju bus.
Rama naik bus lalu membuang payung Bisma di pinggir jalan.
(Sfx. Suara klakson mobil berbunyi bersahutan lagi).
Orang-orang berkerumun dan berusaha memeringatkan bus dan mobil.
ORANG-ORANG
(khawatir)
Pengemis tadi (sudah ganti baju gaul) datang dan melihat dari sela-sela kerumunan.
PENGEMIS
(tak acuh)
Pengemis itu lalu pergi.
Lampu mobil menyorot Bisma semakin dekat. Bisma menutup mata dengan pasrah.
(Sfx. Suara klakson mobil berbunyi panjang).
5. EXT. LUAR LAPAS. PAGI.
Note: JAKARTA, 15 tahun kemudian.
(SFX. Suara peluit panjang).
Shoot menampilkan tower keamanan belakang lapas dari kejauhan dan semakin dekat.
6. EXT. LAPANGAN BELAKANG LAPAS. PAGI.
Shoot masuk ke dalam lapangan lapas.
Lapangan lapas itu berisi banyak napi laki-laki yang memakai kostum warna orange bertuliskan "LAPAS PRIA TUNAS BANGSA" berwarna hitam di punggung mereka.
Sebagian napi laki-laki sedang berolah-raga bebas dan sebagian lainnya sedang kerja bakti.
<-PINGGIR LAPANGAN->
Seorang sipir, Hasan (48), tampak menengok sekeliling lapangan lapas.
Hasan meninggalkan lapangan lapas dan menuju ke arah gerbang keamanan utama.
<-SAMPING POS PEMANTAU KOSONG->
Seorang Napi, Boris (40) No.1200, mengintip dan memastikan.
Hasan pergi lalu Boris memberi isyarat tangan "OK" ke teman Napinya, Tono (42) No. 1999, di belakangnya.
Tono menyuruh turun tukang renovasi yang sedang naik tangga untuk mengecat tembok.
Boris mengancam tukang renovasi dengan kepalan tangannya dan menunjuk sudut tembok dengan jari telunjuknya.
TONO
(mengancam)
Tukang tersebut jongkok ketakutan menghadap sudut tembok bersama dua tukang lainnya.
Boris dan Tono membawa tangga itu pergi.
<-TEMBOK PEMBATAS->
Boris dan Tono membawa tangganya dengan senang ke napi-napi lainnya yang sudah menunggu dengan antusias.
Tono memanjat tangga untuk melihat sesuatu di balik tembok besar tersebut (juga dipisahkan lahan kosong).
TONO
(takjub)
INTERCUT TO:
7. EXT.LAPANGAN LAPAS WANITA. PAGI.
(Sfx. Music aerobik yang energetic).
Para napi wanita berseragam biru bertuliskan "LAPAS WANITA TUNAS BANGSA" berwarna putih di punggung mereka sedang senam pagi dibimbing pelatih aerobik wanita yang sexy.
INTERCUT TO:
8. EXT. LAPANGAN LAPAS PRIA. PAGI.
<-TEMBOK PEMBATAS->
BORIS
(tidak sabaran)
TONO
(kesal)
Boris menarik baju Tono hingga Tono terjatuh.
Boris naik tangga dan ditarik juga oleh napi-napi lainnya.
Suasana semakin riuh.
<-LAPANGAN AGAK BELAKANG->
Segerombolan napi lainnya yang sedang duduk-duduk mengamati dari jauh.
Beni (27) No. 2501, seorang napi berpenampilan eksentrik yang sedang istirahat menaruh sapunya di tanah dan mengawali percakapan.
BENI
(heran)
(Sfx. Music dansa)
Ada Napi berkacamata eksentrik, Heri (45) No. 989, yang berdansa sendiri seolah-oleh sedang berdansa dengan seseorang tanpa menghiraukan sekitarnya.
Lie (26) No. 2502, seorang napi Cina menatap Aneh Heri lalu menyingkirkan sapu Beni agar Heri tidak tersandung.
Lie lalu meletakkan sapu Beni di sampingnya.
Music dansa memudar dan berhenti.
LIE
(sinis)
Syah (32) No. 2503, duduk dan diam-diam mengeluarkan cokelat dari sakunya setelah melihat sekitarnya.
Syah lalu menyuapi Lie.
SYAH
(seperti menyuapi anak)
Lie menutup mulutnya dan mengunyah coklat itu.
LIE
(realistis)
Syah memakan sebutir coklatnya lalu menawarkan coklatnya ke Beni.
Beni geleng-geleng tidak mau.
SYAH
(pesimis)
Beni mengambil mie instant di balik bajunya (dijepit kolor celana) sambil melihat kanan kiri.
Beni meremas mie itu, membuka, menuang bumbu serbuknya lalu memakannya dengan menuangkan ke mulutnya langsung.
BENI
(mengunyah dan Pesimis)
Syah melihat kanan-kiri.
SYAH
Beni dan Lie geleng-geleng.
INTERCUT TO:
<-SAMPING POS PEMANTAU KOSONG->
Seorang napi lainnya, Rano (19) No. 2506, dengan rambut acak-acakan datang dan mengendus-endus sesuatu.
Rano mencari-cari dan menemukan lem Aibon di sekitar kaleng Cat. Rano sangat senang.
Rano melihat kanan kiri memastikan dan menuang sedikit lem Aibon itu di wadah balsemnya.
Rano memasukkan wadah balsem itu ke saku celananya lalu pergi.
<-LAPANGAN AGAK BELAKANG->
Di belakang geng itu ada beberapa kumpulan napi yang merokok dan berebut rokok sembunyian dari sepatu seorang napi.
Rano berlari dengan gembira (seperti anak-anak) ke arah Beni dkk.
Beni dkk. menatap heran Rano.
LIE
SYAH
Romy geleng-geleng. Tiba-tiba...
(Sfx. Suara teriakan riuh napi laki-laki)
Beni dkk. menengok dengan heran ke kiri.
INTERCUT TO:
<-POJOK KIRI DEPAN LAPANGAN->
Banyak napi laki-laki berkerumun dan bersorak riuh.
INTERCUT TO:
<-LAPANGAN AGAK BELAKANG->
BENI
(heran)
(Sfx. Suara teriakan wanita).
Banyak napi berlari untuk melihat.
Lie menempelkan lingkaran jari ke kupingnya lalu menyondongkan badannya ke arah suara.
LIE
(heran)
Bisma (26) No. 2504, seorang napi tampan terbangun dari tidur ayamnya yang sambil memegang sapu.
SYAH
(heran)
BENI
(heran)
Romy (22) 2505, napi termuda kedua di geng itu berlari datang menghampiri dari arah kericuhan sambil membawa sapu.
Beni, Syah, dan Lie berekspresi malas melihat Romy.
ROMY
(panik)
LIE
(malas)
ROMY
(ketakutan)
Bisma berdiri dan berniat menolong. Romy melihat optimis ke Bisma.
Syah mencegah Bisma.
SYAH
(realistis)
BENI
(mengingatkan, lucu)
Semua saling melihat bingung satu sama lain dan dilema.
BISMA
(panik)
LIE
(realistis)
BENI
(realistis)
Bisma ragu dan sedikit diam.
Bisma lari menolong. Semua berekspresi kecewa.
LIE, SYAH, BENI
(kecewa dan heran)
Tapi semua pada akhirnya lari menyusul Bisma.
INTERCUT TO:
9. INT. GERBANG KEAMANAN UTAMA LAPAS PRIA. PAGI.
Hasan berjalan santai sekembali dari toilet dan merapikan celananya sambil bersiul.
Hasan mendengar suara riuh dan menoleh ke arah lapangan.
Hasan tercengang dan panik.
Hasan cepat-cepat mengambil HT di atas saku celananya dan bersiap berbicara.
INTERCUT TO:
10. INT. RUANG RAPAT LAPAS. PAGI.
Suasana rapat evaluasi semua anggota sipir yang serius.
HT seorang sipir tiba-tiba berbunyi.
HASAN (O.S.)
(panik)
(Sfx. Music dramatis).
Semua lalu melihat CCTV dan kaget.
Rapat seketika bubar dan semua berlari keluar menuju lapangan.
INTERCUT TO:
11. EXT. LAPANGAN LAPAS PRIA. PAGI.
<-TEMBOK PEMBATAS->
(Sfx. Suara kericuhan).
Hanya tersisa Boris dan Tono dan satu Napi lainnya, Herman (45) NO. 1201, di tembok pembatas.
Mereka melihat senang ke kerumuman kericuhan.
TONO
(oportunis)
Tono memanjat tangga, melepas baju dan memasangnya di atas duri pengaman di atas tembok.
Tono mengulurkan tangan ke Boris dan Herman.
Boris dan Herman melepas baju dan memberikan ke Tono.
Tono menumpuk baju Boris dan Herman di atas bajunya. Tono menaiki bajunya lalu melompat kabur.
(Sfx. Suara tembakan)
Suara riuh berhenti. Banyak sipir yang datang ke lapangan.
HASAN
(berteriak)
BORIS
(bergegas)
Boris dan Herman naik tangga cepat-cepat dan kaki Herman tersangkut kawat pengaman hingga berdarah.
Beberapa sipir datang mengejar tapi ketiganya sudah berhasil kabur. Beberapa sipir itu kecewa.
Darah menetes di kawat pengaman.
CUT TO: