Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Favor
Suka
Favorit
Bagikan
5. Episode 2 "Korban Perdagangan Perempuan" (part 1)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

1. LAYAR HITAM.

Tulisan di layar hitam (font warna putih)" Semua cerita, tokoh, kejadian, dan lokasi adalah fiktif belaka."


2. MUSIC PEMBUKA DAN MENAMPILKAN JUDUL.

Note: Font warna putih dan layar tetap hitam.

"FAVOR"

Episode 2 "Korban Perdagangan Perempuan"

Judul perlahan memudar.

Musik perlahan berhenti.


3. INT. DAPUR. RUMAH ANDRE. PAGI.

Semua shocked. Sarah dan Amir tersedak. Andre menyemburkan kopinya ke samping.

ANDRE

(shocked)

Sayang. Kenapa kau buatkan aku Amerikano saat mulutku masih pahit.


Bisma keluar dari kamar mandi lalu duduk di meja makan. 

Semua menatap Bisma masih dengan shocked.

Bisma mengangguk mengiyakan pasrah lalu memakan kue.

SALLY

Dulu...


INSERT:


4. EXT. PINGGIR PANTAI. SIANG.

Note: JOGJA, 6 Bulan lalu. Translate ke Bahasa Indonesia ada di bawahnya.

Sally (21), Nindy (22), dan ketiga teman-teman gadisnya, Putri (20), Rara (21), dan Siti (21), duduk di samping sepeda mereka karena menunggu Rita (21) yang membeli es di warung.

Ada satu mobil hitam berisi penuh pria yang berhenti di depan geng Sally.

Kaca mobil itu terbuka.

Pria di kiri depan dan di kiri tengah bersiul sambil memandang genit geng Sally. 

SALLY

(menyindir)

Suwat suwit. Mbuk kiro kene manuk? Jajal mrene kenalan wani gak? Gausah suwat suwit tok.


SALLY

(menyindir)

Suwat suwit. Kamu kira kita burung? Coba kenalan ke sini berani nggak? Nggak usah suwat suwit doang.


Para pria di dalam mobil itu nyengir ciut.

Kaca mobil menutup dan mobil itu lalu berjalan pergi.

Rita (20), teman Sally akhirnya datang membawa sekantung plastik es Jeruk tanpa sedotan dan berjalan ke gerombolan Sally.

SALLY

(heran)

Siji tok? Gaenek sedotane pisan. Beh nemen awakmu.


SALLY

(heran)

Cuma satu Rit? Tak ada sedotannya pula. Parah kau.


Rita mengangguk dan tertawa. Semua mengehela nafas kecewa.

RITA

(nyengir)

Duwetku entek haha. 


RITA

(nyengir)

Uangku habis haha.


SALLY

Alah angger wayah nraktir enek wae alasane. 


SALLY

Selalu alasan aja kalau giliran nraktir.


RITA

Rasah nggawe sedotan, nggarai nyampah neng pantai.


RITA

Nggak usah pakai sedotan, nyampah di pantai.


NINDY

Adahe iki opo yo gak plastik? Sesok nyilih gelas ae nak ngunu.


NINDY

Memangnya ini tempatnya bukan plastik? Besok pinjam gelas saja kalau gitu.


Rita tertawa. 

SALLY

Youwis mangap ae ya cah?


SALLY

Yasudah. Minum langsung ya guys.


TEMAN-TEMAN SALLY

(tertawa)

Oke. 


Nindy yang tertua minum duluan lalu lanjut hingga ke yang termuda.

Semua minum langsung dari plastik dengan menuang minuman ke mulut mereka tanpa menyentuh mulut.


<-PINGGIR PANTAI->

Shoot laut pantai selatan yang indah dan luas dengan ombaknya yang lumayan besar.

Keenamnya lalu bersepeda di pesisir pantai yang luas dengan gembira.

Sally yang paling depan berhenti mengayuh sepeda dan menengok ke teman-temannya. 

SALLY

Ayo dolanan kasti yok? Sore-sore paling enak ngeneki lak dolanan kasti.


SALLY

Ayo mainan kasti. Sore-sore paling enak mainan kasti.


TEMAN-TEMANNYA

(bersemangat)

Ayookkk. 


Semua memarkir sepeda mereka di bawah pohon kelapa. 

Sally mengambil kayu di bawah pohon kelapa agak di ujung dan bola tenis di keranjang sepedanya lalu bergabung dengan teman-temannya. 

SALLY

Kene, aku tak belajar nggepuk.


SALLY

Sini, biar aku belajar mukul.


NINDY

Iyo.


NINDY

Iya.


Giliran Nindy melempar dan Sally memukul.

Pukulan Sally terlalu keras dan bola melambung agak jauh.

Bola berhenti agak jauh dan berhenti di suatu titik.

Semua agak kesal tapi tertawa. 

RITA

(provokatif)

Jupuken Sel. Awakmu seng ngguwak. Adoh mlayune bale. 


RITA

(provokatif)

Ambillah Sel. Kau yang buang. Bolanya jauh berhentinya.


TEMAN-TEMANNYA

Iyo, jupuken.


TEMAN-TEMANNYA

Iya, ambil sana.


SALLY

(woles)

Iyo. Tenang ae tak jupuke. Rasah bingung.


SALLY

(woles)

Iya. Tenang saja kuambil. Tak usah bingung.


Sally hendak berjalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil hitam (sama seperti mobil para pria tadi) berhenti dan menutupi bola tenis mereka.

RITA

(kagum)

Lho mobile sopo wi apik men?


RITA

(kagum)

Mobil siapa itu? Bagus banget.


SALLY

(waspada)

Mobile cah lanang-lanang maeng koyoke. Wani kenalan tibakne.


SALLY

(waspada)

Mobil pria-pria itu sepertinya. Rupanya mereka berani kenalan.


(Sfx. Music menegangkan.)

Sally sedikit gemetar dan memegang kayunya erat-erat di belakang punggungnya.

PUTRI

Piye ki? Bale neng ngisor mobil.


PUTRI

Gimana ini? Bolanya di bawah mobil.


SALLY

Sek tak jupuke.


Sally berjalan tiga langkah sambil sedikit menutup mata.

SALLY (V.O.)(CONT'D)

Opo aku arep ndelok manuk neh ya Allah?


SALLY (V.O.) (CONT'D)

(gemetar tapi waspada)

Apa aku harus lihat penis lagi ya Allah? (Exhibisionisme)


Minah (35), tetangga mereka yang sukses bekerja di Jakarta dan suaminya yang tampan, Ammar (35) keluar dari mobil itu. 

Sally bernapas lega lalu berhenti berjalan dan duduk meletakkan kayunya.

NINDY

Kui mbak Minah bukane?


NINDY

Itu bukannya mbak Minah?


Keenamnya lalu duduk berkerumun lalu kagum memandangi Minah dan suaminya.  

Ammar dengan sabar memfoto Minah yang berpose di pinggir pantai.

RITA

(kagum)

Enak ya mbak Minah. Wis sukses, bojone ganteng, sugih, baik hati nyisan. Deloken kuwi. Romantis polllll. 


RITA

Enak ya mbak Minah. Sudah sukses, suaminya tampan, kaya, baik hati lagi. Lihatlah. Romatis sekali mereka.


SALLY

Sok mben yo nggoleko bojo seng koyok ngunu Rit.


SALLY

Besok carilah suami seperti itu juga Rit.


RITA

Aamiin.


SALLY

Pak Lurah dudo sugih Rit...


SALLY

Pak Lurah duda kaya Rit...


RITA

(kesal)

Emoh. Tuwek.


RITA

Enggak mau. Tua.


SALLY

Anake maksudku.


SALLY

Anaknya maksudku.


Semuanya tertawa. 

Ammar berhenti memotret dan mendekat ke Minah.

AMMAR

Gimana kalo kita minta mereka buat fotoin kita?


MINAH

Oke sayang.


Ammar dan Minah berjalan menuju gerombolan Sally. 

PUTRI

(panik)

Loh loh loh. Mrene wonge. Enek opo yo?


PUTRI

Loh loh loh. Mereka kemari. Ada apa ya?


NINDY

Emboh. 


NINDY

Tak tahu aku.


Keduanya berhenti di depan gerombolan Sally. Minah menodongkan HP nya. 

MINAH

Dek, Bisa tolong fotokan kami?


Nindy mengangguk dan menerima HP Minah.

NINDY

Tentu.


Nindy memfoto pasangan itu yang berpose berdua dengan background pantai dan selesai.

MINAH

Terima kasih. Wah hasil jepretanmu bagus.


NINDY

Sama-sama mbak.


MINAH

Oke, kami pamit dulu ya. 


Minah dan suaminya akan pergi. 

RITA

(penasaran)

Sampean bener mbak Minah duduk?


RITA

(penasaran)

Mbak, kamu bukannya mbak Minah ya?


MINAH

(heran)

Oh awakmu kenal karo aku?


MINAH

(heran)

Oh kau mengenalku?


RITA

Iyo mbak. Aku Rita. Putune mbah Marni gang ngguri omahe mbahe sampeyan. 


RITA

Iya mbak. Aku Rita. Cucunya mbah Marni yang rumahnya di gang belakang rumahnya nenekmu mbak.


MINAH

He, awakmu wes gedhe saiki yo... Sepurane yo aku lali. Wes suwe aku ra mrene. Aku neng Jakarta terus.


MINAH

He, kau sudah besar sekarang ya... Maaf ya aku lupa. Sudah lama aku tak kesini. Aku di Jakarta terus. 


RITA

Sampean saiki enak ya mbak Minah. Wis sukses, suamine ganteng, sugih, baik hati nyisan. Romantis polllll.


RITA

Kamu sekarang sudah enak ya mbak Minah. Sudah sukses, suamimu ganteng, kaya, baik hati lagi. Romantis sekali.


Minah tertawa. Suaminya tak paham. Minah lalu membisiki suaminya dan suaminya tertawa. Sally menepok dahinya.

SALLY (V.O.)

(malu)

Adehhhh. Ngisin-ngisini. Jujur men to awakmu Rit-Rit. 


SALLY (V.O.)

(malu)

Aduh. Malu-maluin. Terlalu jujur kau Rit.


MINAH

Awakmu gak pengen koyok aku?


MINAH

Kau tak ingin sepertiku?


RITA

(heboh)

Pengennnn. 


MINAH

(iming-iming)

Iki gawe kabeh ae ya. Melu aku ae kerjo neng Jakarta. Kerjone gampang trus pasti langsung sugeh. Neng kene angel nggolek penggawean. Wis ya. Moroo neng omahku lak awakmu kabeh butuh. Iki kesempatan langka. Aku sesok awan mbalik Jakarta. Omahe mbahku wi yo wes payu tak dol. 


MINAH

Ini buat semua ya. Ikut aku saja kerja di Jakarta. Kerjanya gampang trus pasti langsung kaya. Di sini susah cari pekerjaan. Sudah ya. Datang saja ke rumahku kalau kalian butuh. Ini kesempatan langka. Aku besok siang akan kembali ke Jakarta. Rumah nenekku juga sudah laku kujual.


Minah dan suaminya tersenyum lalu pergi.

Gerombolan Sally membalas senyum mereka.


5. INT. RUMAH SALLY. MALAM.

Sally dan Nindy pulang lalu menaruh sepeda mereka. 

Keduanya kaget melihat ibu mereka, Sri (55), muntah darah. 

SALLY & NINDY

(shocked)

Ibuuuuukkk. 


Bapak mereka, Jono (60), pulang sambil membawa cangkul lalu menghampiri dengan panik.

JONO

(panik)

Kenapo ibumu?


JONO

Kenapa ibumu?


NINDY

(panik)

Mboten semerep pak. Ndek wau pas manthuk sampun ngeten. 


NINDY 

(panik)

Tidak tahu pak. Tadi waktu pulang sudah seperti ini.


SALLY

(panik)

Ayo teng dokter pak.


SALLY

(panik)

Ayo pergi ke dokter pak.


JONO

(sedih)

Duwite gaenek e nduk. Piye yo,,,urung panen iki seret. Siso duwike gawe mangan sabendino. Bapak ibumu iki wes kakehan utang. Arep utang neh ngko piye nyaure bingung. 


JONO

Uangnya tak ada nak. Gimana ya? Sekarang belum waktunya panen, susah. Sisa uang buat kita makan sehari-hari. Bapak-ibumu ini sudah kebanyakan hutang. Kalau hutang lagi bingung melunasinya nanti.


6. INT. DAPUR RUMAH PUTRI. MALAM.

Putri pulang dan membuka tudung saji di dapur. Hanya ada sepiring nasi lauk Tempe dan sebungkus kerupuk.

Putri hendak memakannya. Ibu putri, Laksmi (50) datang dan mengambil piring nasi itu. 

LAKSMI

Awakmu kerupuk ae yo. Segone ben dimaem adikmu. 


LAKSMI

Kamu makan kerupuk saja ya. Nasinya buat dimakan adikmu saja.


Putri menghela napas kecewa. 

Putri lalu melihat gerabah penyimpanan beras.

Setelah dibuka hanya ada sisa satu umplung (cup) beras.


7. INT. RUMAH RITA. MALAM. 

Rita pulang dan sedih melihat dua pasang sepatu pantofel hitam di depan rumahnya. 


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar