Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Favor
Suka
Favorit
Bagikan
2. Episode 1 "Boomerang" (part 2)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

12. INT. LAPAS PRIA. SIANG.

<-AULA->

Note: Dua hari kemudian.

(Sfx. Lagu Hari Merdeka).

Banyak ornamen bendera merah putih menghiasi aula.

Poster bertuliskan "PERAYAAN HARI KEMERDEKAAN DAN PENGUMUMAN REMISI LAPAS PRIA TUNAS BANGSA" terpasang di dinding bagian depan Aula.

Semua napi duduk di kursi Aula.

Robi (45), ketua lapas yang baru, maju dan memberi pengumuman. 

ROBI

(optimis)

Selalu ada harapan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai dengan nama lapas ini. Lapas Pria Tunas Bangsa. Buang serta lupakan pelepah yang busuk dan jelek, dan tumbuhlah sebagai tunas yang baru.


Semuanya bertepuk tangan.

ROBI (CONT'D)

Di layar besar itu akan tampak siapa-siapa saja penerima remisi bebas dan remisi pengurangan masa tahanan di hari kemerdekaan ini.


(Sfx. Music berdebar).

Para napi melihat antusias ke layar besar di depan.

Pengumuman ditampilkan.

(Sfx. Music Euphoria).

Hampir semua napi-napi berdiri dan bersorak senang karena bebas dan karena masa tahanannya banyak berkurang.

(SFX. Music Euphoria memudar).

Robi menatap tajam napi-napi yang duduk di barisan kanan (Gang Bisma dan Geng gangster).

ROBI

(sinis dan kesal)

Bagi kalian yang tidak, ini adalah peringatan... agar tak seenaknya sendiri. Lapas ini punya aturan!!! Gara-gara kericuhan yang kalian buat, kami harus repot mencari buron-buron sialan itu!!!


(Sfx. Music lucu dan ironi).

Di baris kiri depan, gang Bisma dan geng napi gangster di belakangnya duduk dengan kecewa dan kesakitan dengan luka penuh lebam di muka mereka. 

Beni mengecam wakil ketua lapas dengan isyarat kepalan tangan lalu kesakitan sendiri. 

BENI 

(kesakitan)

Sudahlah tak apa. Jika aku bebas, aku pasti akan semakin dibully di pernikahan adikku jika mukaku seperti ini.


Syah mengangguk.

SYAH

(kesakitan)

Iya. Jika bebas pun aku akan sengsara. Susah sekali cari kerja dengan embel-embel Napi ini. Kata adikku lamaran kerjaku belum ada yang diterima. Lebih enak di sini, aku tak perlu pusing mencari makan.


Lie mengangguk dan merintih.

LIE

(kesakitan)

Aku juga. Entah kenapa firasatku kemarin tiba-tiba muncul. Yin Yang dan Fengshui saat ini sepertinya sangat jelek untukku jika aku bebas.


Romy yang juga lebam menatap ke depan tanpa ekspresi.

Rano yang juga lebam hanya berulangkali menguap hingga meneteskan air mata.

(Sfx. Music serius).

Bisma (lebam paling sedikit di mukanya) setengah melamun dan menggores-nggores bangku dengan kukunya.


<-LORONG LAPAS->

Geng Bisma dan napi-napi lainnya yang masih ditahan berjalan lambat menuju sel masing-masing dan memandang iri napi-napi yang bebas hari itu.

Hasan membuyikan peluit. 

Para napi-napi itu langsung menghadap ke depan dan lanjut berjalan melewati sel-sel mewah berisi fasilitas lengkap yang kosong. 

Di sel mewah paling ujung tiba-tiba para napi yang sedang nobar bola berteriak "GOAL" dengan sangat kencang.

Para napi yang berjalan semuanya kaget (menghentakkan badan). 


13. INT. SEL BISMA. MALAM.

Keenamnya makan malam bersama dengan duduk di tikar dan satu meja.

Tomat Beni jatuh di tikar. Beni mengambilnya.

Lie jijik lalu merebut dan mengelap tomat itu dengan tisu. Beni lalu memakannya.

LIE

(kesal dan kesakitan)

Kejam sekali dia. Memangnya salah kita kalau keparat-keparat itu kabur !!!


SYAH 

(kesakitan)

Kurasa mata ketua sipir itu juga buta. Selalu seenaknya saat membuat rekom. Lihatlah. Mereka semua tak dihukum sama sekali dan tetap dapat remisi.


INSERT:


14. EXT. LAPANGAN LAPAS PRIA. PAGI.

(Sfx. Music comedy).

(Add. Effect slow motion).

Para napi yang menonton menyoraki dengan meriah pertarungan geng Bisma dan geng gangster.

SYAH (V.O.) (CONT'D)

Padahal jika tak ada mereka pertarungan kemarin tak akan meriah. Keparat-keparat itu juga pasti tak akan kabur.


CUT BACK TO:


15. INT. SEL BISMA. MALAM.

SYAH (CONT'D)

(kesakitan)

Kenapa tak kau saja yang menghukum kami ya Allah. Agar semua ini adil.


Syah menyuapi mulutnya dengan kesakitan.

Beni mendorong kepala Syah dengan kepalanya. Keduanya kesakitan. 

BENI

(kesal)

Haishh. Kau saja belum pernah bebas dari lapas ini!. Apa kau mau kiamat? 


Beni menghela nafas kesakitan. Beni mulai makan.

BENI (CONT'D)

Tapi kita harus bersyukur. Ketua lapas baru itu lebih baik dari sebelumnya. Kita tak perlu piket dan puasa makan malam lagi selama sebulan. 


LIE

(geram & kecewa)

Tapi kita gagal bebas. Haaahhh. Harusnya semua sipir itu dipecat karena lalai!


Lie, Beni, dan Syah menghela nafas kecewa.

Bisma agak melamun dan makan dengan tak fokus.

Beni akan mengambil lauk Bisma.

Bisma mencegah lalu memberikan lauknya ke Romy dan Rano.

Romy dan Rano mengangguk senang.

BENI

Hahaha. Kau benar. Aku punya asam urat. 


Lie menatap heran Romy dan Rano yang selesai makan duluan. 

LIE

(heran)

Hey. Apa kalian tak punya keluhan sama sekali?


Romy dan Rano geleng-geleng.

SYAH

Sudahlah. Mereka masih jiwa muda. 


INTERCUT TO:


Romy dan Rano menggelar kasur lipat.

Semua berbaring dan bersiap tidur kecuali Rano.

Rano kebingungan mencari sesuatu di mejanya. 

BENY

Ayo tidur. Matikan lampunya.


RANO

(gelisah)

Sebentar. 


BISMA

Kau cari ini?


Rano menoleh ke Bisma.

Bisma mengeluarkan balsem dari sakunya. Rano bereaksi kaget.

INSERT:


16. INT. SEL BISMA. MALAM.

Note: Setelah makan, sebelum tidur.

Rano sedang di toilet. 

Bisma pusing dan mencari-cari sesuatu.

Bisma melihat balsem di meja tempat Rano.

BISMA

Rano aku minta balsemmu ya.


Rano tidak mendengar. 

BENI

Pakai saja. Itu dari klinik Lapas ini. Itu milik bersama.


Bisma membukanya dan mencium bau aneh. 

Bisma langsung mengantongi diam-diam tanpa ketahuan.

CUT BACK TO:


17. INT. SEL BISMA. MALAM.

Bisma memberikan balsem itu ke Syah dan Beni.

Syah membukanya lalu mencium baunya dengan Beni.

Beni dan Syah nyengir.

SYAH

(kesal)

Kau...!!!


BENI

(kesal)

Pantas kemarin malam kepalamu bergerak-gerak aneh di balik selimut.


RANO

(ketakutan)

Ampunnnnnn.


Beni berdiri lalu menjewer kuping Rano hingga Rano duduk.

Rano kesakitan tapi tetap senyum-senyum.

BENI

(kesal)

Bisa-bisanya kau. Kapan kau akan keluar dari sini jika terus seperti ini? Kalau kau ketahuan saat razia. Kau pikir yang lain tak ikut dihukum?


Syah mencuci balsem lem itu di wastafel lalu membuangnya ke tong sampah. 

Beni mengambil sesuatu di kotak obat lalu duduk menutupi Rano dan memakaikan sesuatu.

(Sfx. Music comedy).

Beni menyingkir.

Hidung Rano terpasang dua inhaller. 

Syah mematikan lampu. Semua kembali tidur.

BENI

(menguap)

Good night every body.


18. INT. LAPAS PRIA. PAGI.

<-LOKER NAPI->

Note: 1,5 bulan kemudian.

Bisma memakai baju stripped casual nya (tanpa dikancing) untuk melapisi kaos putih di dalamnya.

Bisma juga memakai celana jeans hitam dan sepatu sneakers. 

Bisma menutup dan mengunci loker lalu berjalan sambil menggendong tas ransel bertuliskan "LAPAS PRIA TUNAS BANGSA" di salah satu pundaknya.


<-MEJA PENJAGA->

Bisma meletakkan 2 kunci di meja lalu tersenyum. Sipir yang jaga membalas senyum Bisma.


<-PINTU KELUAR->

Seorang sipir membuka pintu keluar sambil mengangguk dan tersenyum.

Bisma membalas senyum petugas dan mengangguk.

Bisma melewati pintu keluar dan berhenti karena silau dengan sinar matahari.

Tiba-tiba...

(Sfx. Suara klakson mobil dan terompet).

Bisma kaget dan menoleh ke arah suara (serong kanan). 

Teman Bisma, Andre (26) dan Amir (26) berlari menghampiri Bisma.

Bisma melihat sekitar dan malu. 

BISMA

(malu)

Apa-apaan kalian ini.


Ketiganya akhirnya berpelukan senang. 


19. EXT. MOBIL. JALANAN. PAGI.

Andre menyetir, Bisma duduk di samping Andre, Amir duduk di kursi belakang. 

ANDRE

Bukannya jadwal pelepasanmu masih besok pagi? 


BISMA

(datar)

Aku sengaja menyuruh petugas mempercepat administrasinya. Oh iya. Apa di dekat rumahmu ada kos-kosan murah?


ANDRE

Ahhhh. Tak usahhh. Tinggallah di rumahku saja.


BISMA

Benarkah?


ANDRE

Iyaaaaa. Itung-itung aku balas budi padamu. Bantuanmu dulu menyelamatkanku saat keluargaku kesulitan uang. 


BISMA

Wahhh. Terima kasih banyak brother.


ANDRE

(sarkas)

Tak apa meskipun rumahku lama-lama bisa jadi penampungan.


Amir tersedak.

AMIR

Iya-iya. Aku akan pergi setelah aku kaya.


Ketiganya tertawa.

Amir mengambil box biru besar di sampingnya (ada pita besar warna biru muda di tutupnya) dan memberikannya ke Bisma. 

Bisma menerima kotaknya dan mengintip isinya sebentar lalu menutup kotaknya lagi. 

BISMA

(enggan)

Ah sudahlah, nanti saja. 


Bisma memberikan kotaknya ke Amir lagi.

ANDRE

(serba salah)

Bro-bro. Kenapa kau tak jaga tingkahmu saat di penjara?


AMIR 

(sinis)

Memangnya siapa wanita itu, sampai kau mau membantunya? Secantik apa dia? Gara-gara dia...


BISMA

(memotong dan kesal)

Sudahlah. Lupakan. Kalian tak akan paham.


AMIR, ANDRE

Tapi...


Ketiganya berargumen dan Andre tidak fokus menyetir.

INTERCUT TO: 


<-PINGGIR JALAN->

Seorang wanita yang juga membawa tas ransel bertuliskan "LAPAS WANITA TUNAS BANGSA" melihat kanan kiri lalu menyeberang jalan.

INTERCUT TO:


<-MOBIL->

Ketiganya masih berargumen. Andre tidak fokus menyetir.

Bisma sedikit kesal dan menoleh ke depan.

Bisma kaget ada wanita menyeberang. 

BISMA

(berteriak)

Awasssss. Berhentiiii.


INTERCUT TO:


<-JALAN->

Wanita itu, Sally (21), kaget akan tertabrak.

Sally pasrah dan duduk.

(Sfx. Suara rem mendesit).

INTERCUT TO:


<-MOBIL->

Mobil berhenti.

Bisma, Andre, dan Amir terhentak ke depan.

Ketiganya terdiam dan shocked. 

AMIR

(gemetar)

Apa dia mati?


Ketiganya membuka pintu dan langsung keluar memeriksa.


<-JALAN->

Ketiganya menghampiri wanita itu yang masih tertunduk di tengah jalan.


BISMA

(khawatir)

Apa kau baik-baik saja?


SALLY

(terengah-engah)

Iya.


Ketiganya lega.

Sally berbalik. Amir dan Andre kagum dengan kecantikan Sally.

Bisma dan Sally saling menunjuk. Sally tersenyum ke Bisma.

Semuanya lalu minggir.

SALLY

(terharu)

Kau? Terima kasih waktu itu sudah menyelamatkanku. Aku tak tahu bagaimana nasibku jika tanpa bantuanmu.


Amir tersedak. Andre melihat bingung ke Sally dan Bisma yang saling senyum.

AMIR

(bingung)

Jadi kalian sudah saling kenal?


SALLY

Sudah. Waktu itu awalnya...


INSERT:


20. INT. LORONG LAPAS PRIA. PAGI.

Sipir wanita , Ani (45), membebani Sally (memakai rompi orange bertuliskan "PIKET") dengan dua kotak besar lalu pergi.

Sally sebenarnya sudah membawa dua keresek besar berisi snack hingga membuat pandangannya semakin tertutup.

Hasan membuka gerbang keamanan dan menunjuk ke arah kiri sambil menahan mulas.

Sally masuk ke dalam dan berjalan keberatan.

Hasan mengunci pintu lalu pergi ke toilet.

Sally tak melihat pintu aula karena pandangannya tertutup.

Sally tersesat ke lapangan lapas pria berisi penuh lapas pria.

Sally tersandung dan barang bawaannya berantakan.

(Sfx. Music tegang).

Para napi pria menyoraki lalu datang berkerumun untuk melecehkannya.

Bisma datang menyelamatkan Sally bersama teman-temannya.

Bisma menyuruh Sally pergi ke pintu gerbang utama.

Geng Bisma berkelahi dengan geng napi gangster.

CUT BACK TO:


21. EXT. PINGGIR JALAN KOTA. SIANG.

Andre menatap tajam Sally.

ANDRE

(kesal)

Ohhhh jadi kau yang membuatnya...


Bisma menginjak kaki Andre. Sally bingung. Andre pun diam.

Sally mengulurkan tangannya ke Bisma.

SALLY

(antusias)

Oh iya. Aku Sally. Siapa namamu?


Bisma menyalami Sally.

BISMA

Bisma.


Amir melepas pegangan tangan Bisma dan Sally yang sudah agak lama.

Amir dan Andre bergantian menyalami Sally.

AMIR

(genit)

Amir.


ANDRE

Andre.


SALLY

(terharu)

Bisma,,, Apa yang bisa kulakukan untuk membalas budimu?


Sally garuk-garuk kepala.

SALLY (CONT'D)

Tapi... Jika itu uang, aku tak bisa memberinya. Aku belum bekerja. Dan juga,,,aku harus mencari kakakku yang hilang. Mungkin akan lama karena aku tak tahu Kota Jakarta ini.


BISMA

Kau tak perlu membayarku.


AMIR

Memangnya kenapa dulu kakakmu bisa hilang Sally?


Sally berubah sedih.

SALLY

Kakakku dulu...


BISMA

(memotong)

Sudah jangan sedih. Tenang saja. Jika kau mau, kami bisa membantumu mencarinya.


Sally refleks memegang tangan Bisma.

Bisma kaget dan terdiam memandang Sally.

SALLY

(terharu)

Benarkah? Terima kasih.


Andre dan Amir menyoraki keduanya dan keduanya melepas pegangan tangan.

BISMA

Kau tinggal di mana? Kami akan mengantarmu.


SALLY

(bingung)

Entahlah, aku juga baru saja bebas. Aku akan coba cari tempat tinggal yang murah dengan sisa uang pembinaan lapas ini.


BISMA

(kasihan)

Uang itu tak akan cukup. Tinggallah dengan kami.


Andre menatap tajam dan bingung ke Bisma.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar