Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bakti Ayah Belia (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
28. Awal Baru Bahagia (Scene 99-116)

102. EXT. GERBANG TAMAN KANAK-KANAK - DAY

Kita akan melihat Puspa mengantar Nala ke sekolah.

103. INT. MALL - PUSAT HIBURAN - DAY/NIGHT

Kita akan melihat Bakti, Santi, Raka, dan Nala bermain bersama-sama.

104. INT. RUMAH MARNI - RUANG KELUARGA - DAY

Kita akan melihat Raka dan Kinan bermain bersama di lantai. Sedangkan Marni mengganti saluran TV sambil geleng-geleng kepala.

105. INT. RUMAH BAKTI - RUANG KELUARGA/TAMU - NIGHT

Kita akan melihat Nala yang sudah tidur, kepalanya berada di pangkuan Santi. Santi mengelus pelan rambut Nala.

106. EXT. GERBANG TAMAN KANAK-KANAK - DAY

Kita akan melihat Bakti dan Kinan menjemput Nala ke sekolah.

107. INT. KANTOR - COMMON ROOM - DAY

Kita akan melihat Bakti, Kinan, dan Ardi mengobrol dan tertawa bersama-sama dengan Aji, Apri, Wiki, Angga, Wulan, dan Mayang.

108. INT. CAFE - DAY

Kita akan melihat Bakti, Kinan, dan Nala makan siang bersama-sama.

109. EXT. MINIMARKET - NIGHT

Kita akan melihat Bakti dan Kinan duduk di depan minimarket. Mengobrol dan tertawa bersama-sama.

110. INT. PARKIRAN GEDUNG KANTOR - NIGHT

Kita akan melihat Bakti dan Kinan berdiri berhadapan di dekat mobil Kinan. Kinan berbicara serius kepada Bakti. Kemudian Bakti menganggukkan kepala.

Lalu keduanya berpelukan erat.

FADED OUT.

111. INT. RUMAH BAKTI - RUANG TAMU/KELUARGA - DAY

TEXT: DUA TAHUN KEMUDIAN.

FADED IN.

Kita akan melihat dinding rumah marni dihiasi ornamen ulangtahun sederhana. Terdengar suara orang bernyanyi lagu "Selamat Ulang Tahun" sambil bertepuk tangan. Kemudian Nala yang nyengir lebar di depan kue ulangtahun, duduk di lantai. Mengenakan baju pesta berwarna mencolok.

Di samping kiri Nala (7 tahun) ada Bakti, sedangkan di samping kanan ada Puspa.

Di hadapan mereka bertiga, ada Kinan, Raka, dan juga Ardi. Di belakang mereka bertiga, ada Marni dan Santi. Mereka berdua duduk di sofa.

Lagu "Selamat Ulang Tahun" berakhir dan dilanjutkan dengan lagu "Tiup Lilin". Kemudian Nala meniup lilin berbentuk angka 7 dan terdengar suara riuh tepuk tangan. Nala tertawa dan ikut tepuk tangan.

Nala memeluk dan mencium pipi Bakti. Kemudian memeluk dan mencium pipi Puspa.

MARNI

Ayo, potong kuenya sekarang!

NALA

Ibu, bantuin potong kue...

PUSPA

Oke, oke. Ibu bantu potong, ya...

Puspa memotong kue ulangtahun dan menaruhnya di atas piring kecil yang ada di atas meja.

NALA

Tahun ini, first cake-nya buat Om Raka! Yeaaaay!

Mereka semua tertawa dan tepuk tangan. Raka pindah dan duduk di antara Nala dan Bakti. Raka memeluk Nala, kemudian Nala menyuapinya dengan kue ulangtahun.

MARNI

Horeee!! Semoga tahun ini Om Raka bisa ngenalin cewek ke kita semua, ya!

RAKA

Lah, si Nala yang ulang tahun kok malah Raka yang didoain, sih?

SANTI

Enggak apa-apa, biar sekalian. Doa baik-baik tuh enggak boleh ditolak, lho...

Raka manyun. Tapi yang lain menertawakan Raka.

CUT TO:

112. INT. RUMAH BAKTI - RUANG TAMU/KELUARGA - MOMENTS LATER

Orang-orang dewasa sedang makan kue. Sedangkan Nala membuka bungkusan kado satu persatu. Kado pertama yang ia buka adalah yang kotak yang dibungkus dengan kertas kado bunga-bunga berwarna merah muda. Setelah dibuka, isinya adalah sepatu roda.

NALA

Yesss! Sepatu roda! Ini pasti dari Ibu. Makasih banyak, Buuuu!

Nala memeluk dan mencium pipi Puspa berkali-kali. Puspa tertawa dan mengusap kepala Nala. Lalu mencium balik pipi Nala.

PUSPA

Sama-sama, Sayang. Ini hadiah ulangtahun sekaligus hadiah masuk SD, ya. Janjinya apa kalau udah Ibu beliin sepatu roda?

NALA

Rajin belajar dan nurut apa kata orangtua, Bu!

PUSPA

Pinter. Anak Ibu sama Ayah emang paling pinter sedunia.

Mereka semua tertawa. Nala membuka kado yang kedua, yaitu kotak dengan bungkusan berwarna cokelat polos. Setelah dibuka, isinya adalah puzzle.

NALA

Ini pasti dari Om Raka, ya?!

RAKA

Yoi. Om udah beliin puzzle yang isinya seribu pieces. Biar pusing kamu ngerjainnya!

NALA

Kalau Nala bisa beres ngerjain ini, Om mau kasih Nala hadiah apa lagi?

MARNI

Nah lo, malah dipalak lagi kamu, Ka.

Raka geleng-geleng kepala dan mereka semua tertawa. Nala memandangi kado ketiga yang dibungkus berantakan dengan kertas koran.

NALA

Ini hadiahnya Om Ardi, ya? Bukan pisang aroma kan, Om?

Mereka tertawa. Ardi tertawa paling keras.

ARDI

Ya enggaklah. Bagus itu kadonya. Buka dulu coba.

Nala membuka bungkusannya dan berteriak kegirangan saat melihat smartwatch berwarna merah jambu. Dia seketika memeluk Ardi erat-erat.

BAKTI

Bang, elo beliin Nala ini? Bener-bener ya lo, Bang...

NALA

Om! Makasih banyak, Om!! Nala minta beliin ini ke Ayah sama Ibu dari dulu enggak pernah boleh!

(beat)

Minta ke Tante Kinan juga enggak dibolehin sama Ayah sama Ibu...

BAKTI

Ya iyalah!

PUSPA

Ya iyalah!

ARDI

Itulah gunanya ada Om Ardi, bisa kasih Nala hadiah yang enggak dibolehin sama Ayah dan Ibu setiap setahun sekali.

(beat)

Dijaga baik-baik ya ini. Mahal, lho.

NALA

Oke, Om! Siap!!

Bakti dan Puspa menghela napas panjang dan geleng-geleng kepala. Geregetan dengan kelakuan Nala. Sedangkan yang lain tertawa geli.

MARNI

Hadiah dari Enin udah kamu pakai ya, La. Baju pesta sama sepatu.

NALA

Iya, Nin. Makasih banyak!

SANTI

Eyang cuma bisa bikinin kue ulang tahun buat Nala enggak apa-apa, ya?

NALA

Enggak apa-apa, Eyang. Ini kue kesukaan Nala. Besok mau Nala bawa ke sekolah, soalnya enak. Nala mau bagi-bagi sama temen sekelas.

(beat)

Om Raka, puzzle-nya boleh dibuka sekarang, ya? Nala pengen main ini...

RAKA

Boleh. Sini, sini. Om bantuin.

Nala menghampiri Raka. Kemudian mereka berdua sibuk bermain puzzle sambil tiduran di lantai.

Marni dan Santi mengobrol sambil makan kue. Bakti, Kinan, Puspa, dan Ardi mengobrol. Kemudian Ardi memandangi wajah Kinan yang mengantuk.

ARDI

Kin, beler amat lo hari ini.

KINAN

Masa, sih?

PUSPA

Iya, bener juga. Elo kurang tidur, ya?

KINAN

Ya... enggak cukup-cukup amat sih emang tidurnya semalem.

BAKTI

Ya gimana mau cukup, kemarin kan kamu baru sampai di kosan jam 2 pagi. Gara-gara lembur.

ARDI

(tertawa kecil)

Baru seminggu di kantor baru, udah dapet lembur aja ini anak.

PUSPA

Lah, Kinan udah enggak ngantor bareng kalian lagi?

Kinan mendelik ke arah Bakti dan Ardi. Kemudian tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala ke arah Puspa.

KINAN

Udah pindah dari seminggu yang lalu, hehe. Soalnya kontraknya juga emang udah abis, sih.

ARDI

Yep. Sebelum dia perpanjangan kontrak, eh dia pas banget dapet tawaran dari kantor konsultan keuangan gitu.

(beat)

Ya udah deh, dia cabut for good. Dan bikin kakak gue galau hahahaha!

Mereka berempat tertawa terbahak-bahak. Marni dan Santi mulai mengalihkan perhatian ke arah mereka berempat.

MARNI

Kalau diliat-liat, Ardi sama Puspa cocok juga, ya? Kalian lagi deket enggak, sih?

SANTI

Hah? Beneran? Ardi sama Puspa?

Ardi dan Puspa saling berpandangan. Kemudian tertawa dan menggelengkan kepala.

BAKTI

Ibu, Tante, jangan bikin gosip yang enggak-enggak, deh. Didemo sama pacar mereka baru tau rasa, lho.

MARNI

Ooh, udah pada punya pacar masing-masing, ya? Kirain lagi deket aja gitu...

RAKA

Tante Marni tiba-tiba nyamber gitu pasti gara-gara udah bosen tuh gangguin Kak Bakti sama Kak Puspa.

(beat)

Ya, enggak, La?

Nala menganggukkan kepala. Kemudian high-five dengan Raka.

ARDI

Kenapa, La? Kepanjangan ya kalau manggilnya Tante Kinan?

NALA

Iya, Om. Pengen manggil yang pendek-pendek aja, kayak panggil Ibu.

(beat)

Empat huruf juga enggak apa-apa. Sehuruf lebih banyak dari Ibu. Depannya M, belakangnya A.

Semuanya cekikikan. Termasuk Bakti dan Kinan. Semua mata kini tertuju pada Bakti dan Kinan. Heran melihat mereka tertawa.

MARNI

Enggak beres nih kalau kalian berdua ikut ketawa kenceng juga.

(beat)

Kenapa? Ada apa?

SANTI

Iya, nih. Biasanya ada aja ngelesnya kalau ditanyain yang gini-gini.

Bakti dan Kinan saling lirik. Lalu mereka tertawa lagi.

Ardi memicingkan mata. Kemudian dia memandangi Bakti dan Kinan dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Mata Ardi berhenti di jari manis tangan kiri Bakti dan Kinan.

Mereka berdua mengenakan cincin yang serupa.

ARDI

Heh! Kok kalian berdua pakai cincin?

Mereka semua menatap ke arah jemari kiri Bakti dan Kinan. Raka dan Nala meninggalkan puzzle mereka dan ikut memandangi jemari kiri Bakti dan Kinan. Nala bahkan menggenggam dan memandangi keduanya dekat-dekat.

NALA

Emangnya kalau pakai cincin yang sama artinya apa, ya?

Mereka semua tertawa. Kecuali Nala karena bingung.

RAKA

Artinya, sebentar lagi Nala bisa panggil Tante Kinan Mama. Begitu.

NALA

Beneran, Om?!

(beat)

BENERAN, YAH? TANTE?!

Bakti dan Kinan saling pandang sejenak. Lalu mengangguk.

NALA (CONT'D)

HOREEEEE! NALA BENTAR LAGI PUNYA MAMA! AKHIRNYA!!

Nala seketika berteriak-teriak, berlari sambil berjoget-joget mengitari ruangan. Kegirangan.

MARNI

Sejak kapan ini? Kok Tante enggak ngeh kalian udah pakai cincin gini?

BAKTI

Semingguan yang lalu. Pas hari terakhir Kinan di kantor.

Ardi mendengus kesal.

ARDI

Bisa-bisanya gue enggak ngeh elo pakai cincin begini padahal kita seruangan berjam-jam!

Mereka semua tertawa lagi.

PUSPA

Congrats ya kalian berdua. So happy for you both. Jangan lupa undang gue ya di nikahan kalian, hehe.

KINAN

Makasih banyak, Mbak Pus. Doain gue sama Bakti lancar ngumpulin duitnya ya, biar nanti bisa bikin acara kecil-kecilan. Hehehe.

Kinan dan Puspa berpelukan singkat. Santi mengusap pelan kepala Kinan dan tersenyum.

SANTI

Pantesan kado dari kalian berdua buat si Nala enggak keliatan. Ternyata ini, ya? Disimpen buat jadi kado puncak, ya?

MARNI

Iya, bisa aja nih mereka. Kadonya paling abstrak, tapi paling bikin si Nala kegirangan begitu.

(beat)

Jam mahal kamu kalah nih, Di.

ARDI

Jam mahal emang jadi enggak ada artinya kalau dibandingin Mama yang emang udah dia ditunggu-tunggu.

Ardi geleng-geleng kepala. Mereka semua menertawakan Ardi.

SANTI

Ngomong-ngomong, gimana nih cerita lamarannya? Bakti ngomongnya gimana?

BAKTI

Bu, salah alamat nanyanya. Yang ngelamar bukan Bakti. Tapi Kinan.

Mereka semua tercengang. Kemudian Ardi tertawa terbahak-bahak.

ARDI

Kin, lo beneran jadi ngelamar si Bakti duluan? Bener-bener lo, ya!

KINAN

Kan elo sendiri yang bilang waktu itu. Kalau nunggu Bakti, bisa-bisa si Nala keburu lulus SMA duluan. Hehe.

RAKA

Kak Kinan bener-bener contoh nyata gerakan emansipasi wanita di era modern.

Kinan angkat bahu dan tersenyum lebar. Bangga pada dirinya sendiri.

MARNI

Gimana tapi cerita lamarannya? Tante penasaran banget ini...

KINAN

Ya gitu aja, Tante. Enggak yang gimana-gimana gitu.

ARDI

Elo enggak berlutut di hadapan Bakti sambil ngasih cincin di depan minimarket gitu kan, Kin?

KINAN

Ya enggaklah! Enak aja lo!

BAKTI

Harusnya gue minta dilamarnya gitu aja, ya?

MARNI

Emang ngelamarnya di mana, sih? Terus gimana? Tante masih penasaran, nih!!

Bakti dan Kinan saling pandang dengan alis terangkat tinggi.

FLASHBACK TO:

115. INT. PARKIRAN GEDUNG KANTOR - NIGHT - FLASHBACK

Bakti dan Kinan jalan bergandengan tangan. Kemudian berhenti, berdiri berhadapan di dekat mobil Kinan. Kinan menundukkan kepala dan mengeratkan genggaman tangannya. Bakti seketika cemas.

BAKTI

Kenapa, Nan?

Kinan menatap Bakti.

KINAN

Aku mau ngomong penting, nih. Tapi aku tiba-tiba nervous. Gimana, dong? Padahal tadi udah pede banget pas ngerencanainnya.

BAKTI

Aku kayaknya tau kamu mau ngomong apa. Aku tungguin deh, sampai kamu enggak nervous lagi.

KINAN

Emangnya mau ngomong apa?

BAKTI

Pasti mau ngomong sesuatu yang kayaknya aku pingin omongin juga ke kamu, tapi aku tunggu kamu duluan yang ngomong. Nanti aku diomelin lagi kayak waktu itu kalau ngomong duluan.

Kinan mendelik ke arah Bakti. Dan Bakti nyengir jahil sambil angkat bahu. Kinan berdeham.

KINAN

Ti, kita nabung, yuk.

BAKTI

(menahan senyum)

Ayuk. Nabung untuk apa?

KINAN

Kan aku mulai besok udah pindah kantor, nih. Penghasilan aku juga berubah, jadi uang yang bisa aku sisihin tiap bulan lebih banyak.

(beat)

Nabung bareng buat cari kontrakan buat kita tinggal bareng nanti? Bertiga sama Nala? Gimana?

BAKTI

Nabungnya buat cari kontrakan doang, nih?

NALA

Ih, bentaran dulu! Tiba-tiba aku jadi malu ini ngomongnya.

BAKTI

Tenang. Aku tungguin.

Kinan mendengus kesal. Tapi Bakti masih nyengir lebar. Kinan mengeratkan genggaman tangannya. Begitu juga Bakti.

KINAN

Sebelum tinggal bareng bertiga di kontrakan, ya kita nikah dulu. Yang sederhana aja enggak apa-apa, kan? Enggak usah di gedung dan pakai konsep acara kekinian? Kayak... yang penting keluarga sama temen deket aja.

(beat)

Kalau nabung buat acara nikahan yang gede, takut lama ngumpulin uangnya. Terus uang buat kontrakan malah kepake. Jadi, acara sederhana enggak apa-apa, ya?

Bakti menganggukkan kepala. Kemudian memeluk Kinan erat.

BAKTI

Enggak usah ada acara juga enggak apa-apa. Aku enggak terlalu peduli sama urusan yang itu. Yang penting akhirnya kita berdua udah sama-sama yakin kalau kita bisa jalan maju bareng-bareng.

(beat)

Makasih banyak, Nan. Makasih buat semuanya. I love you.

Kinan memeluk balik Bakti. Tersenyum lebar.

KINAN

Aku juga makasih banyak buat kamu. Makasih untuk semuanya. I love you too.

BAKTI

Tau enggak? Aku seminggu ini ngantongin cincin tau. Maju-mundur terus, mau ngomong duluan atau enggak. Tapi untung aja aku tahan-tahan dulu, hehe.

(beat)

Karena kamu udah bagian ngomong duluan, cincinnya dari aku, ya?

Kinan tertawa dan menganggukkan kepala. Mereka berdua saling pandang, kemudian berciuman.

END OF FLASHBACK.

116. INT. RUMAH BAKTI - RUANG KELUARGA/TAMU - BACK TO PRESENT.

Mereka semua tertawa. Bakti garuk-garuk kepala dan Kinan nyengir kuda.

Lalu Nala memeluk mereka dari belakang, mengecup pipi Bakti dan Kinan bergantian. Bakti dan Kinan mengecup kedua pipi Nala bersamaan.

TAMAT.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar