Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sekuens 02
32. INT. GEDUNG KANTOR - LOBBY - day
Bakti melangkah menuju meja resepsionis. Petugas resepsionis (mengenakan pakaian rapi dan tanda pengenal dengan tulisan: "GINA S.") tersenyum ramah kepada Bakti.
RESEPSIONIS
Selamat pagi, Mas. Ada yang bisa dibantu?
BAKTI
Selamat pagi. Saya mau interview dengan di Srikandi Creat-
ARDI (O.S.)
Ti! Oi!
Bakti menoleh ke belakang. Ardi melangkah mendekat ke arahnya sambil melambaikan tangan bersama Astrid (36 tahun, fashionable, berkacamata, rambut bob seleher, lipstik merah tua). High-heels yang dikenakan Astrid mengeluarkan bunyi tok tok tok yang mengintimidasi.
ARDI
Nah, gini nih yang gue demen. Janjian interview jam berapa, jam segini udah dateng! Hahay!
(menunjuk Astrid)
Ti, kenalin. Ini Bu Astrid, dia-
Astrid seketika menyodorkan tangannya ke arah Bakti dan memotong ucapan Ardi.
ASTRID
(tersenyum ramah)
Kakaknya Ardi.
Bakti menjabat tangan Astrid, berusaha untuk tidak terlihat terintimidasi. Ardi berdecak keras.
ARDI
Sebenernya gue mau ngenalin lo sebagai bosnya Srikandi Creativa sih, Kak. Tapi elo malah maju duluan ngenalin diri sebagai kakak gue.
(tersenyum ke arah Bakti)
Yaudah deh, kenalin ya, Ti.
BAKTI
(terbata-bata)
H-hah? Ini k-kakak-ya ampun, maaf, Bu. Perkenalkan, saya Bakti...
Dia memberi kode ke arah Ardi lewat tatapan matanya. Tapi Ardi cuma nyengir dan mengangkat bahu. Bakti dan Astrid sama-sama saling melepaskan jabatan tangan mereka.
ASTRID
Lah, ini Bakti yang kemarin kamu ceritain itu, Di? Kirain temen kamu, kerja di gedung kantor ini juga!
ARDI
Ya... Bakti kan emang temen gue juga, Kak. Dan bentar lagi bakalan kerja di gedung kantor ini.
(nyengir ke arah Bakti)
Yoi, enggak, Ti?
Bakti tersenyum canggung, kemudian agak takut-takut melirik ke arah ke arah Astrid. Astrid geleng-geleng kepala.
ASTRID
Yaudah, kita ke ruang meeting sekarang ajalah, ya. Biar cepet.
(beat)
Bakti, kamu minta tanda pengenal dulu ke resepsionis, ya. Terus kita ke atas bareng-bareng.
Bakti menganggukkan kepala. Bakti membalikkan badan dan resepsionis menyerahkan tanda pengenal kepada Bakti.
BAKTI
Makasih banyak, Mbak.
RESEPSIONIS
Iya, Mas. Sama-sama.
Bakti mengejar Astrid dan Ardi yang sudah melangkah duluan ke arah elevator.
33. INT. KANTOR - COMMON ROOM - DAY
Kita melihat beberapa staf sedang duduk di sofa sambil seru mengobrol: Aji (28 tahun, berkacamata, tim Finance), Apri (31 tahun, agak tambun, tim Planning), Wiki (29 tahun, gaya santai, tim Media), dan Angga (28 tahun, metroseksual, tim Creative). Di atas meja, ada piring berisi jajanan pasar dan cangkir berisi teh dan kopi.
AJI
(membetulkan kacamata)
Eh, gue denger-denger, bakalan ada anak baru, nih.
Apri mengambil satu risol dari piring dan menggigitnya.
APRI
(mengunyah risol)
Yang bener lo, Ji? Denger darimana?
ANGGA
Pri, please, bisa enggak sih elo tuh kalau ngunyah ya ngunyah, ngomong ya ngomong? Ewh!
APRI
Sori, sori. Abis laper banget gue. Tadi di rumah enggak sempet sarapan gara-gara kabur dari bini gue yang riweuh ngurus anak. Daripada telat.
Wiki tidak menghiraukan Apri dan Angga. Kemudian di menendang pelan kaki Aji dari bawah meja.
WIKI
Ji, buruan lanjutin.
Apri dan Angga berhenti berseteru. Apri mengambil buras, dan memakannya, bergantian dengan risol di tangannya yang satu lagi.
AJI
Gue kemarin pas lewat ruangan HRD, gue enggak sengaja denger si Ardi ngomong sama si Mayang.
(beat)
Dia bilang, besok dia sama Bu Astrid mau interview anak baru. Kayaknya sih bakalan masuk tim Traffic.
ANGGA
Yang bener lo? Kan vacancy-nya belom dibuka padahal.
(mendengus)
Yah, padahal gue baru aja mau nawarin ke temen gue kalau udah dibuka vacancy-nya!
WIKI
Kalau gitu, berarti ini anak baru masuk lewat jalur ordal dong, ya? Lewat si Ardi?
(menyeringai kecil)
Jangan bilang masih sepupu atau saudara mana lagi gitu. Atau enggak PK juga kayak si Ardi.
Apri sudah menghabiskan risol dan burasnya. Kemudian dia mengambil satu lemper lagi dari piring dan melahapnya.
APRI
Ya namanya juga ini kantor punyanya Bu Astrid, kan? Kan dulu si Ardi pas baru masuk sini juga lewat Bu Astrid.
(beat)
Makanya, si Ardi bawa orang lagi ke sini. Gitu.
ANGGA
Heh, elo pikir ini kantor tuh MLM? Mesti bawa-bawa downline segala?
WIKI
Penasaran sih gue sama orang yang dibawa sama si Ardi kayak gimana. Soalnya kan kita tau, si Ardi tuh-
SUARA WANITA (O.S.)
Hayo! Pagi-pagi udah ngegosip aja ini bujang-bujang!
Mereka berempat seketika terlonjak kaget dan menoleh ke arah datangnya suara. Cleaning service kantor, Rahma (40 tahun), memelototi mereka satu persatu dan tangannya memegangi sapu dan serokan sampah.
ANGGA
Bu Rahma! Ngagetin aja, ih! Hampir aja jantung saya mau coplok, nih!
APRI
(tersedak lemper)
Yang bujang tuh si Aji sama si Angga, Bu. Si Wiki mah manten baru. Saya malah udah punya anak satu!
RAHMA
Lah, bodo amat dah gue kagak mikirin urusan itu. Lagian lo pada pagi-pagi udah gatel aja mulutnya ngegosipin orang.
(beat)
Mendingan pada balik aja ke meja masing-masing, Bu Astrid udah sampe. Mas Ardi juga pasti.
WIKI
(melirik arlojinya)
Dih, baru juga jam segini, Bu. Mana mungkinlah.
AJI
Paling masih pada otw deh, Bu.
RAHMA
Kagak percaya lo semua sama gue?
(bertolak pinggang)
Gue itung nih, ya. Satu. Dua. Tiga.
Terdengar suara pintu terbuka, diikuti dengan suara derap langkah dengan bunyi tok tok tok yang mencekam. Secepat kilat, Aji, Apri, Angga, dan Wiki pun bubar dari ruangan dan kembali ke ruangan mereka masing-masing.
Rahma geleng-geleng kepala dan mendengus.
ASTRID (O.S.)
Kenapa Bu Rahma?
Rahma putar badan dan tersenyum manis kepada Astrid, Ardi, juga Bakti yang berdiri di belakang mereka berdua.
RAHMA
Enggak kenapa-kenapa, Bu.
(beat)
Selamat pagi, Bu. Mas Ardi. Dan... Mas ganteng yang di belakang.
Bakti dan Ardi membalas sapaan Rahma dengan senyum.
ASTRID
Iya, selamat pagi, Bu.
(beat)
Oh iya, ruang meeting sudah dirapihin kan, Bu? Mau saya dan Ardi pakai untuk interview soalnya.
RAHMA
Ooh, sudah Bu, sudah. Silakan kalau mau pakai ruang meeting.
ASTRID
Oke, Bu. Terima kasih, ya.
(menoleh ke arah Ardi dan Bakti)
Ayo, kita ke ruang meeting.
Astrid, Ardi, dan Bakti pun pergi ke ruang meeting. Seiring dengan menjauhnya mereka bertiga, suara tok tok tok dari high-heels Astrid pun terdengar semakin samar-samar.
CUT TO: