Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bakti Ayah Belia (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
26. Kembali ke Rumah (Scene 92-95)

92. INT. MOBIL KINAN - DAY

Kinan mematikan mesin mobil. Kemudian dia memandangi Bakti yang gugup setengah mati. Nala memandang keluar dari jendela.

NALA

Ayah, kita udah sampai di rumah Eyang? Rumah Eyang yang mana, Yah? Kok kita berhenti di pinggir jalan?

BAKTI

Iya, ini udah sampai. Rumahnya masuk ke dalem gang dan kita harus jalan kaki, La.

NALA

Oh, berarti Nala harus pakai kacamata item. Soalnya kayaknya di luar silau.

Nala mengenakan kacamata hitam. Bakti dan Kinan saling pandang dan menahan tawa. Mereka bertiga keluar dari mobil.

Bakti dan Kinan jalan beriringan, dan Bakti menggandeng tangan Nala. Bakti berjalan sambil memandangi sekitar. Kemudian pos ronda terlihat dan langkah Bakti menjadi lebih lambat.

Tidak ada di pos ronda. Bakti menghela napas panjang. Lega.

KINAN

Kenapa, Ti?

BAKTI

Biasanya di pos ronda ini rame banget sama bapak-bapak dan ibu-ibu RT sini.

(beat)

Terakhir aku lewat sini, aku disinisin gitulah sama mereka. Jadi, masih agak-agak takut kalau ketemu mereka lagi.

Mereka bertiga pun melewati pos ronda kosong tersebut.

CUT TO:

93. EXT. PAGAR DEPAN RUMAH BAKTI - DAY

Bakti, Kinan, dan Nala berdiri di depan pagar. Bakti menggoyang-goyangkan kakinya. Dia merasa ragu. Kinan menyentuh pelan lengan Bakti dan mengangguk. Meyakinkan Bakti.

Bakti menghembuskan napas panjang. Kemudian membuka pintu pagar. Tak lama kemudian, pintu depan rumah terbuka dan muncul Raka (20 tahun). Dia terlihat kaget dan tidak percaya.

RAKA

KAKAK?!

(suara meninggi)

BU! IBUU! ADA KAKAK PULANG!!

Raka berlari menghampiri Bakti dan memeluknya erat. Kemudian menangis histeris.

RAKA (CONT'D)

(terisak)

Kak, kok baru pulang sekarang, sih?

Bakti memeluk balik Raka dan mengusap belakang kepala Raka. Berusaha menahan tangis.

BAKTI

(suara bergetar)

Maafin gue ya, Dek. Maaf banget...

SANTI (O.S.)

Adek, tadi kenapa teriak-teriak? Ada kakak siapa...

Santi berdiri di depan memandangi Bakti, kemudian Kinan, dan terakhir Nala. Sodet di tangan Santi terjatuh.

SANTI (CONT'D)

Bak...ti?

Bakti dan Raka saling melepaskan pelukan. Bakti menatap Santi. Mata Bakti sudah mulai basah oleh air mata.

BAKTI

Ibu. Bakti...

(tercekat)

Bakti... pulang.

Bakti dan Santi saling tatap.

CUT TO:

94. INT. RUMAH BAKTI - RUANG KELUARGA/TAMU - MOMENTS LATER

Bakti, Kinan, Santi, dan Raka duduk di sofa tua. Nala dipangku Kinan. Suasana sunyi dan canggung. Bakti dan Santi sama-sama menundukkan kepala. Kinan, Raka, dan Nala memandangi mereka berdua bergantian.

Raka berdeham. Memecah keheningan dan semua menoleh ke arah Raka.

RAKA

Raka ke dapur dulu, ya. Mau bikin minum.

KINAN

R-Raka, aku bantuin, ya?

Kinan memandangi Raka lekat-lekat. Raka menangkap maksud Kinan dan menganggukkan kepala.

NALA

Tante, Nala mau ikut ke dapur juga sama Tante.

Kinan melirik ke arah Bakti dan Bakti mengangguk. Kinan, Raka, dan Nala bangkit dan meninggalkan ruangan.

CUT TO:

95. INT. RUMAH BAKTI - DAPUR - MOMENTS LATER

Raka dan Kinan berdiri sebelahan dan menyeduh teh bersama-sama. Nala memandangi Raka sambil memeluk pinggang Kinan.

RAKA

Kak, pasti awkward banget, ya. Abis kenalan, udah gitu langsung krik... krik...

Kinan mengangguk dan tersenyum kecil.

KINAN

Lumayan, hehe. Tapi emang sekalian pengen kasih mereka waktu buat berdua juga, sih.

Raka dan Kinan tertawa dengan suara pelan.

RAKA

Btw, udah pacaran sama Kak Bakti berapa lama, Kak?

KINAN

Kalau pacarannya sih baru banget dua mingguan yang lalu. Tapi kalau deketnya lumayan udah lamalah.

(beat)

Kalau kamu, sekarang kuliah, kan? Kuliah di mana?

RAKA

Di UNJ, Kak. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

KINAN

Wow, keren banget. Kamu mau jadi guru?

RAKA

Belum tau sih, Kak. Tapi kayaknya Ibu pengen anaknya ada yang jadi guru. Kan kebetulan kemarin-kemarin anaknya tinggal satu yang di rumah, jadi... ya udah, deh

Raka dan Kinan saling pandang, tiba-tiba merasa agak canggung. Raka berdeham.

RAKA (CONT'D)

Kalau Kak Kinan dulu kuliah di mana?

KINAN

S1 sama S2-nya sama-sama di UBC. University of British Columbia. Di Kanada.

Raka terbelalak. Kaget.

RAKA

D-di Kanada banget, Kak? S1 sama S2-nya?! Biaya sendiri atau...?

KINAN

Beasiswa-lah. Mana sanggup kuliah di sana kalau pakai uang sendiri. Pinjem duit pun, nyicil sampai mati juga belum tentu lunas kayaknya.

RAKA

Dulu Kak Bakti bisa dapet beasiswa full di ITB aja kayak udah paling hebat sedunia banget. Ternyata, di atas langit beneran masih ada langit lagi, ya.

Raka dan Kinan cekikikan tanpa suara. Kemudian, Raka sadar Nala masih memandanginya lekat-lekat. Raka mendadak salah tingkah.

KINAN

Nala, kenapa ngeliatin Om Raka terus daritadi? Ganteng, ya?

NALA

Om-nya mirip banget sama Ayah.

KINAN

Oh, ya? Berarti Om-nya ganteng, dong?

Nala mengangguk malu-malu. Kemudian menyembunyikan wajahnya di pinggang Kinan. Raka nyengir lebar.

RAKA

Ya ampun, Kak. Masa bisa-bisanya umur segini salting gara-gara dipuji ganteng sama bocah.

Kinan tertawa dan menepuk pelan bahu Raka. Raka juga tertawa.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar