Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23. EXT. PAGAR DEPAN RUMAH BAKTI - DAY
Kita akan melihat time lapse Santi dan Raka keluar dari pintu depan rumah dan pergi meninggalkan rumah.
Kemudian Bakti datang. Dia berdiri di depan pintu pagar beberapa saat dan membuka pintu pagar dan masuk ke dalam. Sambil berjalan menuju pintu depan rumah, dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan kunci. Bakti membuka pintu depan rumah dan masuk.
Beberapa warga, motor, penjual dengan gerobak lalu-lalang melewati rumah Bakti. Berangsur-angsur, cahaya mulai berwarna keemasan, sudah siang menjelang sore.
Lalu Santi dan Raka kembali ke rumah. Santi membawa bedung bayi berwarna merah jambu dalam dekapannya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah.
Tapi, tak lama kemudian, Raka keluar lagi dari rumah dan jalan berbelok ke kanan.
24. INT. RUMAH BAKTI - KAMAR SANTI - DAY
Kita akan melihat Bakti berdiri di depan tempat tidur dan memandangi bayi yang sedang tertidur. Samar-samar, terdengar guyuran air, suara Santi yang sedang mandi di kamar mandi.
Bakti mengangkat bayi itu dan mendekapnya. Dia menaruh amplop di atas tempat tidur, kemudian mengambil tas bayi yang berada di atas tempat tidur dan keluar dari kamar Santi.
25. EXT. PAGAR DEPAN RUMAH BAKTI - DAY
Kita akan melihat Bakti menyelinap keluar rumah dan lari berbelok ke kiri.
CUT TO:
26. INT. TAKSI ONLINE (MOVING) - AFTERNOON
Bakti duduk di bangku penumpang belakang mobil, bedung bayi berwarna merah jambu dalam dekapannya.
Hening. Mobil berjalan menelusuri jalanan ibu kota yang masih dipenuhi kendaraan bermotor. Klakson kendaraan bermotor saling bersahutan satu sama lain.
Bakti memandangi bayinya yang sedang tertidur. Perlahan, Bakti tersenyum dan menyentuh pelan pipi bayi dengan ujung telunjuk kanannya.
Supir taksi online melirik ke arah Bakti lewat spion.
SUPIR TAKSI ONLINE
Anak siapa itu, Mas?
BAKTI
Anak saya, Pak.
SUPIR TAKSI ONLINE
Anak Masnya? Beneran?
Dari pantulan spion kita melihat Bakti mengangguk.
SUPIR TAKSI ONLINE (CONT'D)
Kok sendiri aja? Istrinya mana, Mas?
BAKTI
Enggak ada.
Supir taksi online geleng-geleng kepala dan berdecak.
SUPIR TAKSI ONLINE
Lagi berantem ya sama istrinya, Mas. Jangan lama-lama lho berantemnya, apalagi udah punya anak begini.
(beat)
Ngurus anak itu kan tugas istri, Mas, tugas ibunya. Mana masih bayi lagi itu anaknya, Mas. Masa Bapaknya yang ngurus anak?
Bakti mengangkat sebelah alisnya dan menatap balik supir taksi online dari spion.
BAKTI
Memangnya kenapa kalau bapaknya yang ngurus anak, Pak?
SUPIR TAKSI ONLINE
(tertawa kecil)
Di mana-mana bapak itu ya tugasnya cari nafkah, Mas. Bukannya ngurusin anak, apalagi yang masih bayi begini.
BAKTI
Terus kalau ibunya enggak ada gimana, Pak? Siapa dong yang ngurus anaknya?
SUPIR TAKSI ONLINE
Ya... kalau memang beneran enggak ada, bapaknya bisa mencari istri lagi untuk urus anaknya. Anak kan lebih butuh kasih sayang ibunya, Mas.
BAKTI
(suara dingin)
Oh, begitu.
(beat)
Bisa ngebut sedikit enggak, Pak? Saya lagi buru-buru, harus segera sampai di tujuan.
SUPIR TAKSI ONLINE
Oh, siap, Mas.
(beat)
Pasti buru-buru mau ketemu istrinya, toh? Sudah saya duga. Mana bisa musuhan lama-lama.
BAKTI
(bergumam ke diri sendiri)
Istra istri istra istri, gue nikah juga kagak. Sotoy.
SUPIR TAKSI ONLINE?
Kenapa, Mas?
BAKTI
Enggak, enggak kenapa-kenapa, Pak.
Bakti mengeratkan dekapannya. Berusaha menahan rasa dongkol. Dia tidak menghiraukan lagi apa yang dibicarakan oleh supir taksi online.
27. EXT. PAGAR DEPAN RUMAH MARNI - DAY/NIGHT
Pintu penumpang belakang mobil terbuka dari dalam dan Bakti melangkah keluar.
SUPIR TAKSI ONLINE (O.S.)
Semoga cepat baikan dengan istrinya, Mas!
Bakti berdecak kesal dan menutup pintu mobil keras-keras. Mobil pun melaju meninggalkan Bakti setelah memberi tanda suara klakson satu kali.
Bakti memandangi bangunan di hadapannya, lalu mendekap bayinya lebih erat. Pagar rumah tinggi berwarna hitam dan tergantung papan dengan tulisan: "AWAS ANJING GALAK!". Bakti membuka pintu pagar dan masuk ke dalam.
Hening. Tidak terdengar suara gonggongan anjing.
28. EXT. HALAMAN RUMAH MARNI - MOMENTS LATER
Bakti menekan tombol bel di samping pintu depan rumah.
Marni (39 tahun, mengenakan daster batik dan banyak perhiasan di jemari dan pergelangan tangannya) membuka pintu dari dalam. Dia awalnya tersenyum ke arah Bakti. Tapi, begitu dia melihat bedung bayi di dekapan dan tas ransel besar yang digendong Bakti, keningnya berkerut.
MARNI
(panik)
Bakti, heh, apaan itu?!
Bakti tersenyum, berusaha mencairkan suasana.
BAKTI
Assalamualaikum, Tante. Udah lama enggak ketemu, ya.
(beat)
Tan, ngapain sih ada tulisan anjing galak? Tante enggak melihara anjing, kan? Tante kan alergi bulu binatang.
MARNI
(agak tenang)
Waalaikumsalam.
(kembali panik)
Heh, apaan itu? Bayi?! Enggak usah mengalihkan pembicaraan, ya.
BAKTI
Ya iya, Tan, bayi. Emangnya keliatan kayak apaan? Kayak tabung gas?
MARNI
Bayi siapa itu kamu bawa-bawa?
BAKTI
Bayinya... Bakti.
Marni ternganga dan matanya terbelalak lebar.
CUT TO: