Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bakti Ayah Belia (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
14. Perbedaan Frekuensi Bekerja (Scene 46-48)

46. INT. KANTOR - RUANGAN TIM F&A - DAY

Kinan duduk di mejanya, membaca dokumen di tangannya dan di layar komputernya terpampang laporan keuangan dengan judul: Laporan Laba Rugi Srikandi Creativa Q3 2019

Kinan mengernyit dan memeriksa laporan yang ada di layar komputer. Kemudian dia bangkit dan menghampiri Tania (35 tahun, head tim Finance), diiringi lirikan orang-orang seruangan. Tania sedang membaca dokumen di mejanya.

KINAN

Permisi, Bu Tania.

TANIA

Ya, ada apa, Kin?

KINAN

Ini saya sedang checking report laba rugi Q3 dan saya terus nemu bagian yang enggak wajar ini.

(menunjuk dokumen)

Dari kemarin saya sudah follow up ke Mas Aji sebagai PIC report ini, tapi dia bilang enggak ada masalah.

(beat)

Bisa tolong dicek, Bu?

Semua mata tertuju pada Aji yang terpaku di mejanya. Aji membetulkan kacamatanya dan mendelik ke arah Kinan. Tania membaca dokumen yang dibawa Kinan dan mengernyit.

TANIA

Aji? Coba sini sebentar. Kok bagian yang ini emang agak rancu, ya?

Aji menghela napas panjang dan bangkit dari mejanya. Dia menghampiri Tania dan Kinan, diiringi tatapan orang-orang seruangan.

47. INT. KANTOR - RUANG MEETING - DAY

Rapat staf bersama Astrid. Ada Ardi, Bakti, Kinan, Tania, Angga, Apri, dan Wiki yang sibuk dengan laptop, tablet, dan buku catatan mereka masing-masing sambil mendengarkan Astrid.

ASTRID

Jadi, kurang lebih skemanya akan menjadi seperti itu mulai bulan depan.

Kinan angkat tangan dan Astrid mempersilakan Kinan.

KINAN

Mohon maaf, tapi apa saya boleh memberikan input, Bu?

ASTRID

Ya, silakan. Any kind of input will be welcomed.

KINAN

Kalau skema final yang dipilih adalah skema yang itu, apa masih kurang efektif dan efisien, Bu?

Semua kompak angkat alis dan memandangi Kinan. Sedangkan Kinan, mencolokkan kabel HDMI ke tabletnya sehingga di layar terpampang gambar skema alur yang sudah ada coret-coretan di beberapa bagian.

KINAN (CONT'D)

Jika bagian yang ini dan ini kita cut, bukannya akan lebih efisien?

(menunjuk bagian yang sudah dicoret dengan warna merah)

Toh in the end, approval final ada di Bu Tania dan dua bagian ini hanya hanya memperpanjang prosesnya saja. Dan dengan begini, kerja tim Traffic juga bisa lebih efektif.

(beat)

Tapi, ini hanya masukan saja sih dari saya. In the end, keputusan tetap ada di tangan Bu Astrid dan head dari tiap tim.

Semua orang mulai saling berbisik-bisik.

ARDI

(berbisik)

Gile, bener juga nih omongan doi kalau dipikir-pikir.

BAKTI

(mengangguk)

Iya, Bang. Selama ini juga suka kepikir apa yang bikin lama. Ternyata, dia nemu permasalahannya apa.

Ardi mengangguk, kemudian berdeham. Semua mata tertuju kepada Ardi.

ARDI

Saya setuju sama masukan dari Kinan. Saya dan Bakti, lebih tepatnya.

(tersenyum ke Kinan)

Thanks udah pointed out hal ini.

Kinan angkat bahu dan tersenyum, seakan bukan hal besar baginya.

KINAN

No problem and you're welcome.

Bakti melirik ke arah Kinan, terkagum-kagum. Sedangkan Angga, Apri, dan Wiki mendengus tanpa suara.

48. INT. KANTOR - COMMON ROOM - DAY

Aji, Apri, Wiki, Angga, dan Wulan sarapan kue pasar sambil mengobrol. Mereka semua terlihat dongkol, kecuali Wulan yang sibuk nonton di layar ponselnya. Tidak menyimak.

ANGGA

Si Kinan ini bener-bener, ya.

APRI

Baru juga sebulanan di sini, udah banyak tingkah aja dia. Masih bocah juga padahal. Seperempat abad juga belom.

AJI

Mana kerjanya caper sama carmuk mulu lagi ke Bu Tania. Di ruangan udah pada males sama dia gara-gara dia tuh sok vokal, sok idealis banget jadi orang.

APRI

Jangankan ke Bu Tania, ke Bu Astrid aja dia berani kok carmuk.

(beat)

Inget kan pas rapat semua tim kemarin-kemarin, tuh? Berani banget dia ngoreksi Bu Astrid.

ANGGA

Banget! Terus anehnya, Bu Astrid malah seneng lagi dikoreksi begitu. Kita aja enggak pernah berani ngoreksi dia selama ini.

WIKI

Terus, elo liat kan gimana si Ardi pas terimakasih ke si Kinan?

(terkekeh)

Si Kinan paling udah diincer tuh sama si Ardi. Bentar lagi abis tuh si Kinan diterkam si Ardi. Raaaawrrrr!

Mereka berempat tertawa. Wulan juga tertawa, paling kencang. Tapi Wulan menertawakan apa yang dia lihat di layar ponselnya. Angga mengguncang bahu Wulan, sehingga Wulan melepas headset dan menoleh ke arah Angga. Terlihat kesal.

WULAN

Apa, sih?!

ANGGA

Nonton apaan sih lo sampe ketawa-ketawa sendiri?! Gue kira elo lagi ikutan nyimak obrolan kita.

WULAN

Gue lagi nonton NCT Life! Dan enggak, gue enggak nyimak kalian. Males!

(beat)

Jangan ganggu gue kenapa, sih!?

Wulan memakai kembali headset-nya dan lanjut nonton video di ponselnya. Sedangkan mereka berempat mencibir ke arah Wulan.

AJI

Tapi, kalau dipikir-pikir, si Kinan tuh emang gak punya temen ya di kantor ini. Individualist banget. Enggak pernah ikut ngeriung, terus kerjanya caper mulu sama yang di atas-atas sono.

WIKI

Harusnya dia gabung di ruangannya Ardi sama Bakti, tuh. Sama-sama enggak punya tem-

RAHMA (O.S.)

Bubar! Bubar! Pagi-pagi udah ngegosipin orang aja kerjaannya lo pada!

Mereka mengabaikan Rahma dan tidak menoleh ke arahnya.

ANGGA

Ya udah sih, Bu. Emangnya kenapa, sih? Suka-suka orang, dong.

RAHMA

Ini orangnya denger kalian ngomongin dia. Suka enggak ada hati emang lo pada kalau ngomongin orang.

Mereka kompak menoleh. Di belakang Bu Rahma, Kinan (memakai kacamata hitam) berdiri sambil memandangi mereka, bibirnya menyeringai. Mereka berempat menelan ludah. Kinan menurunkan kacamatanya dan memandangi mereka dengan jijik.

Kinan

A crowd of pathetic and insecure men.

Kinan mengibaskan kuncir kudanya dan meninggalkan mereka semua. Rahma juga meninggalkan mereka sambil menahan tawa.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar