Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ANOTHER STORY OF PRINCESS
Suka
Favorit
Bagikan
30. Episode 8 Part 3

34. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAJA - SIANG

Aden dan Putri duduk di sofa.


ADEN

Raka dari dulu nggak berubah.


PUTRI

(tersentak melihat Aden)

Dari dulu??


ADEN

Iya.
Ternyata dia temen gue waktu masih kecil.


Putri terenyak memikirkannya. 


ADEN

Tapi dia minta kita rahasiain masa lalunya.  


PUTRI

Kita? 


ADEN 

Ya. 
Gue, kakak, sama lo. 

(melihat Putri)

Dia bilang, masih belum ngerasa aman. 


PUTRI

(masih tidak mengerti) 

Soal apa? 


Aden belum menjawab. 


PUTRI

Gue bisa jaga rahasia. 


Aden lalu melihat Putri. 


CUT TO :


35. INT. SEKOLAH PUTRI. KELAS PUTRI - SIANG


POV PUTRI : Raka mengerjakan tugas dengan serius. 


Putri melihat Raka dari bangkunya, lalu mengalihkan pandangan, memikirkan sesuatu. 


CUT TO :


36. EXT. SEKOLAH PUTRI. KORIDOR - SIANG

Putri dan Dwi Ajeng berjalan bersama sambil membawa sekantong snack. 

Dwi Ajeng melihat Raka datang dari arah yang berlawanan. Dia mengalihkan pandangan, sementara Putri memandangi Raka.  

Raka mengabaikan Putri, berjalan melewatinya.  

Putri menoleh sebentar untuk melihat Raka. 


DWI AJENG

Putri, lo bisa ngerias nggak? 


PUTRI

(lalu melihat Dwi Ajeng)

Apa? 


DWI AJENG 

Make up-in orang?


Putri memikirkannya. 


CUT TO :


37. EXT. TAMAN - MALAM

ESTABLISH—Taman


Raka duduk sendirian, melihat jam di ponsel, lalu ke sekitarnya. 

Tak lama kemudian, Pak Uki datang. 

Raka menoleh melihatnya. 


CUT TO :


Raka dan Uki berjalan bersama. 


RAKA

Di sini agak serem.

(jeda) 

Udah kubilang SS lebih bagus. 
Steak-nya juga enak. 


PAK UKI

(melihat Raka sebentar) 

Aku nggak tau kamu takut hantu. 


RAKA

Aku nggak takut. 
Tapi asal Om tau di sini banyak nyamuk!

(menatap kesal Pak Uki) 


PAK UKI

(hampir tertawa) 

Itulah kenapa aku suruh kamu pakai jaket. 


Raka mengalihkan pandangan.


PAK UKI

Ada alasan kenapa aku nggak mau kita rayain ini.


RAKA

Karena ini belum selesai? 
Aku tau. 
Nenek sihir itu nggak mungkin ngelepasin gitu aja orang yang coba cari tau tentang dia. 


PAK UKI

Kenapa kamu bilang dia nenek sihir? 
Hmm? 

(melihat Raka)


Raka melihat Pak Uki, belum menjawab. 


PAK UKI

Kenapa kamu cari tau tentang dia? 


Raka masih diam, memikirkannya. 


PAK UKI

Kalau pakai cara ini kamu bisa lebih mudah dikenali. 


RAKA 

(tersentak melihat Pak Uki)

Dikenali?

 

PAK UKI

Richard.
Mana mungkin dia lupa sama mantan anak tirinya?

 

RAKA

Siapa ... Om sebenernya?

(menghentikan langkah, menunggu jawaban Pak Uki)

 

PAK UKI

Detektif.

(berhenti juga, menghela napas, kembali melihat Raka)


RAKA

Jadi, ini alasan Om selama ini ...?


PAK UKI

Ayahmu meninggal, dan kamu menghilang. 


RAKA

Yang bener aku dihilangkan dan papaku meninggal.


PAK UKI

Yah. Semacam itu. 

(memikirkannya lagi, lalu kembali melihat Raka)

Dihilangkan? 


RAKA

Nenek sihir itu pasti menghasut papa buat buang aku ke desa. 
Dan aku yakin dia juga yang ngebunuh papa. 


PAK UKI

Kamu nggak bisa asal tuduh. 
Nggak ada bukti soal itu. 


RAKA

Kalau aku bisa temuin buktinya? 


PAK UKI

Raka denger ....
Udah tujuh tahun berlalu. 
Kamu cuma memperumit masalah. 


RAKA

Dia selingkuh, Om!


Pak Uki tersentak. 


RAKA

Aku lihat sendiri dia sering pergi sama laki-laki itu. 
Aku sempet ketahuan waktu mau ambil foto mereka. 


Pak Uki memikirkannya. 


RAKA

Itulah kenapa dia menghasut papa buat singkirin aku dari rumah. 
Dia manfaatin kelemahanku. 

(menghela napas, membuang pandangan, kesal) 


PAK UKI

Sampai kapan? 


Raka kembali melihat Pak Uki. 


PAK UKI

Sampai kapan kamu biarin orang lain manfaatin kelemahan kamu? 


Raka terenyak. 


PAK UKI

Balas dendam pakai cara yang benar. 

(jeda)

Manfaatkan kelebihan kamu.
Jadi orang yang berguna. 

(jeda)

Itu aja udah cukup menyiksa musuhmu. 


Raka memikirkannya, masih emosi. 


PAK UKI

Waktu pertama kali ketemu kamu ....
Aku langsung ingat sama anak kecil di foto itu. 


DISSOLVE TO FLASHBACK : 


Pak Uki sedang mengendarai motor, lalu melihat di pinggir jalan ada orang yang dipukuli habis-habisan. Dia tersentak, lalu menepikan motornya. 


CUT TO :


Pak Uki berlari menghampiri Raka. 


PAK UKI

Hey!!!


Raka berhenti memukul, menoleh melihat Pak Uki. 

Pak Uki tersentak melihat Raka. 


RAKA

Dia yang mulai.


Pak Uki melihat orang yang dipukuli duduk dengan wajah babak belur. 

Pak Uki kembali melihat Raka, masih tidak percaya. 


FADE OUT & FADE IN :


RAKA

Sekalipun aku bilang namaku Raka?


PAK UKI

Aku ngandalin mataku di setiap tugas. 
Dan kamu nggak banyak berubah. 


RAKA 

(tersenyum)

Oke. Anggap aja Om hebat. 
Sekarang, bisa nggak kita pergi dari sini? 
Mending kita makan daripada jadi santapan nyamuk?


CUT TO :


38. INT. RUMAH MAKAN - MALAM

Raka dan Pak Uki makan bersama. 


RAKA

Aku pikir waktu itu ....
Papa udah nggak peduli lagi.
Jadi, aku sengaja nggak ngasih informasi yang jelas ke petugas. 
Aku bahkan nggak yakin sama namaku sendiri. 


Pak Uki serius mendengarkan. 


RAKA

Mereka pikir aku trauma. 
Tapi aku bahkan bisa ngelabui psikolognya.  


PAK UKI

Ya ... pasti nggak sulit buat kamu. 

(melanjutkan makan) 


Raka tersenyum kecil.


PAK UKI

(melihat Raka)

Ini bukan prestasi, jangan terlalu bangga.


Raka sibuk makan. 


PAK UKI

Jadi, ibumu yang sekarang mengadopsi karena kamu nggak juga nemuin keluargamu? 


RAKA

Ya.

(jeda)

Padahal aku pikir bakal tinggal di dinas sosial seumur hidup. 


PAK UKI

Kamu tetap harus berhati-hati ...


RAKA 

Ya. 


PAK UKI

(minum sebentar) 

Apa itu cuma kebetulan? 


Raka melihat Pak Uki penuh tanya. 


PAK UKI

Kamu ketemu sama nenek itu? 


RAKA

Harus dijawab? 


PAK UKI

Kalau bukan, berarti kamu memang berbakat. 


RAKA

(mengalihkan pandangan) 

Jangan bicara soal detektif lagi.  


PAK UKI

Kenapa?
Itu kan yang mau kita bicarain ke depannya?


RAKA

Ya. Nggak sekarang. 


PAK UKI

(tertawa) 

Kamu bahkan kepikiran ngambil fotonya diam-diam. 
Itu bakat alami.


Raka tidak habis pikir, sementara Pak Uki tertawa lagi. 


RAKA

(teringat sesuatu, lalu melihat Pak Uki)

Kalau papa meninggal secara wajar ....
Kenapa harus ada detektif? 


PAK UKI

Karena kamu hilang. 


RAKA 

Siapa yang berusaha cari?


PAK UKI

Nenek itu bilang kamu kabur dari rumah. 
Sudah dicari dan nggak ketemu. 
Tapi adik papamu ngerasa ada yang aneh ....
Karena nenek itu nggak pernah nanyain tentang kamu ke dia. 

(jeda)

Jadi dia pakai jasaku. 


RAKA

Jadi Om tau di mana adik papa sekarang? 


PAK UKI

(mengangguk)

Tapi kita harus cari waktu yang tepat buat ketemu. 


Raka memikirkannya. 


CUT TO :


39. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN - MALAM

ESTABLISH—Rumah keluarga Pak Ramdan.


Kaisar duduk di sofa, melihat TV, lalu mengalihkan pandangan ke satu sisi.


POV KAISAR : Ponsel Aden menyala-nyala.


KAISAR

(mengambil ponsel Aden, lalu melihatnya)

Kebiasaan nih anak.


Panggilan di ponsel Aden berakhir.

Kaisar lalu melihat kotak pesan Aden.


BCU : Layar ponsel Aden : Pesan lama dari Raka. 


Kaisar melihat pesan-pesan sebelumnya.

Dia tersentak saat melihat fotonya saat bermain billiard bersama Putri.


KAISAR (V.O)

Jadi Aden tau?

(melihat sekeliling sebentar, lalu chat Aden dengan Raka)


Kaisar meletakkan ponsel Aden di meja, terenyak memikirkannya. 


CUT TO :


Kaisar dan Aden berpapasan, saling lihat, lalu sama-sama menghentikan langkah.


CUT TO :


40. EXT. CAFE - MALAM

Aden dan Kaisar duduk di satu sisi.


KAISAR

Hhh!
Baru kali ini gue keluar berdua sama lo.


ADEN

(meneguk minumannya)

Kayak bukan kakak adik ya kita, jauh beda.


KAISAR

(tersentak)

Lo ngejek gue?
Gue emang nggak sepinter lo, 
Tapi nggak usah gitu juga.


ADEN

(tersenyum)

Bukannya gitu, Kak.


KAISAR

(makan snack, lalu kembali melihat Aden)

Sekalipun kita udah tau siapa Raka,
Lo tetep harus jagain Putri.


ADEN

(ikut makan)

Kakak sayang sama Putri?


KAISAR

(tersentak melihat Aden)

Ya iyalah.
Kenapa? Lo udah nggak sayang sama dia?
Kalo gitu buat gue aja?


ADEN

(tersenyum tidak habis pikir, lalu mengalihkan pandangan)

Kenapa kita selalu berebut dari kecil?


KAISAR

(tersenyum)

Dan gue selalu menang.


ADEN

(melihat Kaisar)

Karna kakak bilang bakal buang kucing Aden ke sungai.


KAISAR

(tertawa)

Pernah gue buang, kan?
Tapi bisa balik lagi ya?


ADEN

Iyalah. Dia kan sering Aden ajak keluar,
Jadi hafal jalan pulang.


KAISAR

Tapi kali ini gue kalah
Gue minta maaf ....
Masalah kemaren sama Putri.


Aden tersentak.


KAISAR

Gue tau.
Elo yang lebih pantes buat dia.


Aden terenyak.


KAISAR

Asal lo mau janji ....
Nggak bakal kecewain dia.


ADEN

Pasti.

(tersenyum melihat Kaisar)


Kaisar tersenyum melihat Aden, lalu minum.


CUT TO :


41. INT. SEKOLAH PUTRI. KELAS PUTRI - PAGI

Dwi Ajeng dan Putri duduk di bangkunya.


JUSTIN

Cause I cant stop chiki bajigo ....
Nowa hamke ... igo shigo hu ....

(menyanyi sambil bergaya, meluncur ke sebelah bangku Dwi Ajeng)

E ...!

(hampir jatuh, berpegangan pada meja, lalu menegapkan posisi badannya, tersenyum melihat Dwi Ajeng)

Matahari bersinar cerah,
Kenapa wajah lo mendung, Jeng?


DWI AJENG

(kesal melihat Justin)

Iya mendung!
Kesamber gledek mau lo? 


JUSTIN

Waduh ... jangan, Jeng!
Ntar rambut gue berdiri semua.
Ini kan lagi gaya woles.

(sambil mengusap rambutnya)

Suju ... Suju ....
Cause I cant stop chiki bajigo ....
Nowa hamke ... igo shigo ... Uuu ....


DWI AJENG

Jinjja!!

(kesal melihat Justin)

Udah liriknya salah, PD lagi!


JUSTIN

Ha??


Putri tertawa melihatnya.


DWI AJENG

Cause I cant stop thinking about you girl!
Apaan bawa-bawa tukang bajigur segala?!


JUSTIN

Bukannya chiki bajigo ya?

(sambil garuk kepala iseng)


Dwi Ajeng tidak habis pikir melihat Justin.


PUTRI

(tertawa melihatnya)

Aduh ... perut gue mules lihat kalian!


CUT TO :


42. INT. TOKO BAJU - SORE

Putri, Flo, Kaisar, Aron, dan Dianne sedang mencari baju untuk acara ulang tahun sekolah.


PUTRI

(melihat Flo sudah memakai gaunnya)

Cantik banget!


Flo tersenyum melihat Putri. 

Penjaga memberikan gaun pada Putri.

Putri menerima gaun itu. 


CUT TO :


Putri sudah memakai gaun, sedang bercermin.


KAISAR

(tersenyum melihat Putri)

Ehm!


Putri menoleh, lalu terpana melihat penampilan Kaisar.


KAISAR

Cantik juga adik ipar gue.


PUTRI

(tersentak)

Apa?


KAISAR

Adik ipar?

(lalu membenarkan tatanan poni Putri)


Putri terenyak sedih melihat Kaisar.


KAISAR

(mengalihkan pandangan, melihat penampilannya di cermin)

Gue gimana?
Ganteng, kan?
Pangeran Kaisar!

(berpose, lalu tersenyum saat melihat Putri)


Putri masih terdiam melihat Kaisar.


FLO

(tertawa)

Pangeran Kaisar sama Puteri putri dong!


CUT TO :


Putri dan Flo bersiap pulang. 

Putri melihat Kaisar, Aron dan Dianne (teman Aron) berbincang di satu sisi.

Dianne pamit pulang.

Putri lalu menghampiri Kaisar dan Aron. 


ARON

Ya. Hati-hati.


Putri melihat Dianne pergi, lalu Aron dan Kaisar yang masih melihat Dianne.


KAISAR

(tersenyum)

Cantik ya.

(lalu melihat Aron)

Bagi nomornya donk!


Putri tersentak melihatnya.


ARON

Dasar lo!

(mendorong Kaisar)


KAISAR

Buruan!

(mengeluarkan ponselnya, bersiap menyimpan nomor)


Aron mencari kontak Dianne di ponselnya.

Putri kesal melihatnya.


CUT TO :


43. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAJA. KAMAR PUTRI - MALAM

Putri mencari-cari posisi tidur yang pas, tapi tetap tidak bisa tidur. 

Dia meraih boneka minnie mouse yang ada di dekatnya, lalu melemparnya asal.


CUT TO :


44. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAJA - PAGI


PUTRI

(berbicara di telepon)

Pokoknya gue mau latihan! 



INTERCUT WITH KAISAR : 


45. EXT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN - PAGI


KAISAR

Buat apa?
Gue udah bilang kok,
Jangan khawatir ....
Elo pasti dapet nilai A.


PUTRI

Ayolah, Kai ...!
Gue bosen di rumah.


KAISAR

Ya kemana kek ... sama Ajeng. 


PUTRI

Kenapa sih nggak mau temenin?

(kesal)


KAISAR

Ya kenapa harus gue?


Putri tersentak sedih.


KAISAR

Lo kan punya cowok. 
Kenapa nggak jalan aja sama dia?
Gue lagi males berkuda.


PUTRI

Yaudah.

(lalu mematikan telepon)


KAISAR

(tersentak)

Halo ... Putri??
Hhh!

(meletakkan ponselnya, lalu terpikir sesuatu)


CUT TO :


46. EXT. RUMAH KELUARGA PAK RAJA. TAMAN - PAGI

Putri duduk di ayunan, mendengarkan musik lewat headset, masih sedih.

Tak lama kemudian, Kaisar datang, mendorong ayunan Putri dari belakang.

Putri tersentak, menoleh ke belakang, tidak melihat siapapun karena Kaisar sudah naik ke ayunan, lalu duduk di bangku di depan Putri. 


PUTRI

(tersentak melihat Kaisar)

Kaisar?


KAISAR

Iya, Kaisar!

(tersenyum melihat Putri)

Kenapa tutup telfonnya?


PUTRI

Ngapain ke sini?

(mengalihkan pandangan)


KAISAR

Sorry, Put.
Tadi gue baru bangun, jadi masih nggak fokus. 
Elo pengen pergi ke mana?
Gue temenin.


Putri kembali melihat Kaisar.

Kaisar tersenyum melihat Putri.


CUT TO :


47. EXT. TAMAN - PAGI

Putri dan Kaisar berjalan bersama, lalu berhenti untuk melihat pemandangan.


PUTRI

Gimana? Lo udah nge-chat dia?


KAISAR

Siapa?


PUTRI

Temennya Aron yang kemaren itu?


KAISAR

Oh ... itu. 
Belum.
Kenapa?


PUTRI

Kenapa belum?
Bukannya lo pengen banget kenal?


KAISAR

(heran melihat Putri)

Lo cemburu?


Putri belum menjawab.


KAISAR

Heh, liat gue!


Putri lalu melihat Kaisar.


KAISAR

Serius elo cemburu?


PUTRI

(mengalihkan pandangan)

Gue nggak tau.


KAISAR

Nggak tau?

(lalu tersenyum, mendorong Putri)

Berarti cemburu ....


PUTRI

Duh!

(kesal melihat Kaisar)


KAISAR

Kalo bukan trus apa?


PUTRI

Gue sayang sama Aden.


Kaisar tersentak lagi.


PUTRI

Tapi gue nggak suka lo panggil gue adik ipar ....
Telinga gue sakit dengernya.


KAISAR

Kalo gitu tutup telinga aja biar nggak denger.


Putri manyun melihat Kaisar.

Kaisar tersenyum sembari menutup kedua telinga Putri dengan tangannya.

Putri terenyak.


KAISAR

Masih bisa denger?


PUTRI

(ikut menutup kedua telinga Kaisar dengan tangannya)

Gue suka sama lo.


KAISAR

(tersentak, lalu menurunkan tangan Putri)

Apa?


PUTRI

Yaudah kalo nggak denger.

(mengalihkan pandangan)


Kaisar masih terenyak melihat Putri.


CUT TO :


Kaisar dan Putri duduk di bangku taman.


KAISAR

Sekarang semua terserah lo.
Gue nggak bisa maksa lo tinggalin Aden.
Semua terserah lo.

(menoleh melihat Putri)


PUTRI

Gue minta maaf, Kai. 


KAISAR

(tersenyum)

Sejak kapan?


PUTRI

(lalu melihat Kaisar)

Apa?


KAISAR

Jangan-jangan dari pertama kita ketemu?


PUTRI

Nggak lah!

(mengalihkan pandangan)

Elo kan songong banget waktu itu.


KAISAR

(tertawa)

Lo juga songong!
Pake nantangin balap mobil segala.


PUTRI

Heh!
Elo lebih nyebelin!
Curang!

(kesal melihat Kaisar)


KAISAR

Eh! Kenapa nggak buat permintaan lagi sekarang?


PUTRI

(mengingatnya)

Iya juga.
Gue kan masih punya lima permintaan?


KAISAR

Bukannya tinggal empat ya?


PUTRI

Lima!


KAISAR

(tersenyum, tidak habis pikir melihat Putri)

Emang mau minta apa?


PUTRI

Em ....
Apa ya?


KAISAR

Berapapun permintaan lo bakal gue penuhin.


Putri tersentak.


KAISAR

Asal nggak jatuhin harga diri gue.


PUTRI

Chh!

(tidak habis pikir, mengalihkan pandangan)

Gue minta ....
Elo jangan jauhin gue.

(lalu melihat Kaisar)

Apapun yang terjadi.


KAISAR

(terenyak)

Iya gue janji ... nggak bakal jauhin lo.
Gue nggak akan ninggalin lo ....
Apapun yang terjadi.


PUTRI

(tersenyum)

Makasih.


KAISAR

Sama-sama.

(tersenyum, lalu mengalihkan pandangan)


Putri mengalihkan pandangan.


CUT TO :


48. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAJA. KAMAR PUTRI - SORE

Putri menutup pintu kamarnya dari dalam, lalu berjalan menuju tempat tidur.


CUT TO :


Putri meletakkan boneka minnie mouse di tempat tidurnya, lalu menutup kedua telinga boneka itu dengan tangan. Dia tersenyum, lalu memeluknya. 


CUT TO :


49. EXT. JALAN RAYA. MOBIL KAISAR - SORE

Kaisar tersenyum senang melajukan mobilnya.


KAISAR (V.O)

Tara ....
Gue udah ngelakuin hal yang bener kan sekarang?


CUT TO :


50. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN. KAMAR KAISAR - MALAM


KAISAR

Apa?

(tersentak melihat Tara)


TARA

Harusnya lo fear of loss lagi dia. 


KAISAR

Maksud lo?


TARA

Buat dia lebih takut kehilangan lo.
Harusnya lo suruh dia pilih salah satu.
Aden atau elo.


KAISAR

Kalo dia pilih Aden?


TARA

Nggak mungkin ....
Dia pasti pilih elo.


KAISAR

(tersentak)

Pasti??


TARA

Pasti, Kai.
Kenapa lo malah lepasin dia?


KAISAR

Jadi gue salah?


Tara menghela napas panjang, tidak habis pikir. 


KAISAR

(menyesal)

Trus gue harus gimana?


TARA

Tau ah.
Suka-suka lo aja.

(lalu pergi ke luar kamar)


KAISAR

Heh, Tara!

(kesal melihat Tara pergi, lalu menjatuhkan diri ke kursi)

Ck!


CUT TO :


51. INT. SEKOLAH PUTRI. PERPUSTAKAAN - SIANG

Putri belajar bersama Aden, sesekali bercanda, sementara Kaisar ada di sisi lain, mengambil satu buku dari rak, melirik mereka dari jauh.


KAISAR

(mengalihkan pandangan, menghela napas kesal)

Selamat, Kai.
Bego banget jadi orang.

(lalu pergi)


CUT TO :

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)