Cuplikan Chapter ini
Pagi di Lombok seharusnya damai Matahari menyembul perlahan dari balik garis laut memancarkan cahaya keemasan yang menari di permukaan ombak Burung camar berputar di udara dan suara deburan laut terdengar berulang seperti mantera ketenanganNamun bagi Aira pagi itu bukanlah ketenangan Ia duduk di balkon vila matanya sayu tubuhnya lemas Bayangan kejadian semalam di dermaga masih menempel di benaknya pria bertopeng dengan pistol Lucas yang muncul tiba-tiba suara tembakan dan amarah