Cuplikan Chapter ini
Adrian menekan tubuh Aira ke balik kontainer napasnya teratur meski peluru berdesingan nyaris menyayat udara di atas kepala mereka Tubuhnya hangat berlawanan dengan tatapannya yang tetap dinginJangan bergerak suaranya berat hampir seperti perintahAira menelan ludah tubuhnya masih gemetar Bau mesiu dan debu kayu yang terbakar memenuhi paru-parunya membuatnya nyaris sesakLucas berjarak beberapa meter wajahnya tegang Ia menatap Aira dengan sorot mata yang hancur seakan keputusan