Cuplikan Chapter ini
Pagi itu sinar matahari menyelinap dari celah tirai kamar vila tepi laut Batam Aira terbangun dengan tubuh yang masih berat seolah seluruh beban kontrak yang semalam ia tandatangani menekan dadanya Matanya beralih ke meja kecil di mana kertas itu masih tergeletak rapi dengan tanda tangannya di bawah deretan kalimat hukum Setiap kali melihatnya hatinya terasa seperti dipenjaraPintu kamar terbuka pelan Adrian muncul dengan kemeja hitam sederhana namun tetap membawa aura otoritas yang