Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. INT. RUMAH — SORE
Setelah 3 bulan
Maya ke rumah Raka. Ia membawa obat dan vitamin yang merangsang regenerasi tulang kaki Raka yang retak.
Mama dan Ratna tersenyum menyambut Maya. Mereka bersalaman dengan hangat, dan duduk. Mama memerhatikan Maya lebih seksama.
MAMA
RATNA
Maya membuka senyumnya dengan lebar membuatnya tampak bersemangat.
MAYA
Mama dan Ratna jadi penasaran akan kata-kata Maya selanjutnya.
MAYA (VO)
MAMA
MAYA
RATNA
MAYA (VO)
RAKA
Maya jadi bingung.
MAMA
MAYA
Terdengar pintu diketuk, Ratna berdiri membuka pintu, dan terlihat Papa masuk bawa jajanan camilan. Papa tampak berbeda setelah kena kasus hukum, ia berubah, wajahnya lebih ramah dan teduh.
Papa menyalami Mama, dan Mama mencium punggung tangan Papa. Papa juga tersenyum hangat pada Maya.
Raka awalnya kaget, namun kemudian matanya tampak berkaca-kaca, bahagia.
INT. TERAS RUMAH — SORE
Raka duduk di kursi roda. Di dekatnya Maya dan Rendi yang duduk di sofa teras.
MAYA
RENDI
Maya pun tertawa manis. Raka tertawa lebar.
MAYA
RENDI
RAKA
Mereka ngobrol dan tertawa bersama di temaram malam. Adzan Maghrib berkumandang.
Mama dan Papa mengajak untuk masuk rumah menjalankan salat magrib. Maya dan Ratna membantu Raka berjalan tanpa kursi roda. Air muka Papa tampak ramah.
Mereka mengambil wudhlu. Raka dan Papa saat berdekatan masih kikuk, keduanya tampak canggung.
Mereka semua melaksanakan shalat berjamaah dengan imam/dipimpin oleh Rendi. Raka shalat dengan duduk.
Selesai shalat, Ibu, Maya, dan Ratna ke dapur menyiapkan makan. Rendi ke teras, sedang mendapat telepon. Mereka tampak sengaja membuat Raka berdua dengan Papa.
Raka menatap Papanya yang sedang menata sarung dan sajadah.
RAKA
PAPA
Papa juga menundukkan kepala.
MAMA
Raka dan Papa bersalaman, Papa memeluk Raka dengan hangat. Mata keduanya saling beritatap, mata Papa berkaca-kaca, dan mereka kembali berpelukan lagi.
Raka duduk, sekilas dia melihat laporan lab di map terbuka di atas meja tentang penyakit jantung Ratna.
Rendi terdengar kaget saat menerima telepon di teras. Raka mendekat.
RENDI
RAKA
RENDI
Raka kaget. Maya yang mendekat juga kaget. Mereka segera meluncur ke rumah sakit. Sepanjang jalan, Raka gemetar.
RAKA (VO)
INT. RUMAH SAKIT — MALAM
Maya dan Rendi memapah Raka masuk ruangan. Semilla yang berbaring di bed tampak senang atas kunjungan mereka.
Semilla pucat sekali, tubuhnya kurus kering. Tangannya diinfus.
Raka tampak sangat sedih, demikian juga Rendi, dan Maya.
SEMILLA
Napas Semilla jadi sedikit tersengal. Mata Maya berkaca-kaca, Raka juga.
RENDI
MAYA
SEMILLA
MAYA
SEMILLA
RENDI
Rendi mengajak Semilla beristighfar, "Astaghfirullah, ampuni aku ya Allah," ucap Rendi berulang-ulang, Semilla mengikuti disusul Maya dan Raka.
Tiba-tiba Semilla mengerang kesakitan sembari memegangi perutnya berulang-ulang. Maya mulai gaduh. Raka bingung dan akhirnya terdiam.
Suara Semilla makin lemah. Rendi memanggil perawat.
DOKTER
RENDI (VO)
DOKTER
Semilla terpejam dengan napas mulai teratur. Dokter meninggalkan ruangan. Rendi dan Maya mau cari makan dulu.
Raka menyusuri lorong rumah sakit yang amat sepi. Dia masuk toilet, membuka tas kecil yang tersembunyi dalam saku celananya. Ampet dengan bobot beberapa gram itu dia pakai dua kali hisapan. Dan lagi-lagi surga mendatanginya di toilet.
RAKA (VO)
MAYA
RAKA
Maya mengetuk pintu toilet cukup keras. Raka terpaksa membukanya. Maya menatapnya dengan sadis. Maya memang curiga, Raka sedikit kikuk.
“Keluarga Semilla!” untung ada panggilan dari suster.