Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH — SIANG
Raka tiba di rumah. Wajahnya tampak gembira dan nyaman saat menginjakkan kaki di halaman.
Raka membuka pintu bertangkai kuningan.
RATNA
RAKA
RATNA
RAKA
RATNA
Raka merasa nyaman dan senang. Rumah tampak berbeda, lebih rapi, banyak hiasan tanaman kehijauan, terasa adem.
Terdengar suara orang mandi, Raka mandi dan berganti pakaian. Ratna menenteng laptop sambil mendekati Raka yang nonton TV.
Ratna membuka laptop lalu memposisikan kursor pada file dokumen. Ratna membuka file itu.
Raka tampak menunggu tapi tak sabar juga.
RAKA
RATNA
Wajah Raka tampak khawatir jika Ratna tahu dirinya sedang dalam keadaan kurang waras.
RAKA (VO)
Ratna menghentikan kegiatan mengetiknya, lalu memandangi Raka.
RATNA
RAKA
RATNA
RAKA
RATNA
RAKA
RATNA
RAKA
RATNA
RAKA
Raka terkejut dan langsung bengong. Wajahnya berubah. Matanya berkabut kesedihan, namun dia berusaha menegarkan diri.
RATNA
Raka terdiam beku.
RATNA
Raka melihat tubuh Ratna gemetaran, dan wajahnya mulai keluar banyak keringat. Tangannya mulai mengetik lagi di laptop.
RAKA
Tubuh Ratna makin gemetaran seperti Raka saat wakas. Nafasnya terasa sesak, dadanya naik turun. Ratna mematikan laptop dan melangkah ke kamar dengan lemah.
Raka menuju kamar kakak, mengintip melalui celah pintu kamar. Ratna minum obat lalu berbaring.
RAKA (VO)
Wajah Raka berubah sedih dan cemas.
RAKA (VO)
Raka masuk kamar Ratna, dan duduk di dekat Ratna yang terlelap. Air mata Raka mulai menetes.
INT. APARTEMEN — SORE
Raka masuk apartemen Maya, ada Rendi dan Semilla yang duduk di sofa. Mereka diam saat Raka lewat. Beberapa kali Raka menyapa tapi tidak ada yang menjawab.
Raka jadi sensi dan sugestinya tiba-tiba muncul. Sekujur tubuhnya menggigil melihat wajah Semilla tak ubahnya seperti mayat hidup. Raka selintas melihat sesosok Vena.
Raka merasa rancu, panik, dan sangat sensitif. Dia menendang kursi, dan berkata, “Brengsek!!”
Maya mendekat.
MAYA
Raka berhenti, dia berusaha menahan tubuhnya yang menggigil. Raka terduduk, mendekap kedua dengkulnya sambil gemetaran.
RAKA
MAYA
Rendi ke dapur, memasak air.
RAKA
MAYA
SEMILLA
MAYA
RAKA
MAYA
RAKA
MAYA
Dari dapur terdengar dering telepon, Rendi mengangkat ponselnya. Ia menerima telepon sambil jalan mendekati mereka.
RAKA
Mereka kaget karena tak menyadari Rendi mendekat.
RENDI
Kalian bicara apa, pakai berbisik-bisik kayak rahasia, aku pamit dulu. Ada acara mendadak yang aku harus jadi pembicara. Banyak jalan untuk melawan. Kita satu angkatan dan aku mampu. Itu menandakan kalian juga mampu!
Rendi meringis dan melangkah ke luar. Semilla angkat bahu, Maya juga.
Raka mondar-mandir. Terkadang menyiksa diri membentur-benturkan kepalanya di tembok karena tak mampu menahan rasa wakas.
RAKA
MAYA
SEMILLA
Sejak dulu selalu begitu, May. Cuma, dia tidak seperti kami yang sering gonta-ganti pasangan.
RAKA
Maya mencari alat dan Blue Ice, lalu menyodorkannya pada Raka, alat bong.
Mereka mulai pake. Raka diapit dua perempuan. Maya mulai gila, mencopot satu persatu pakaiannya. Hanya tersisa dalamannya saja. Maya menari di depan TV LCD 45inc.
SEMILLA
RAKA
Beberapa kali Maya menarik lengan Raka untuk diajak berdansa. Raka enggan berdiri.
Air di dalam botol mineral mini terus berputar, dan suara gelembung semakin melemparkan ketiganya lebih fly.
Raka tersenyum dan tertawa karena merasa berada di pantai, terbang di atas pelangi, awan, bintang, dan bulan. Lantas mereka bertiga bergumul dalam berahi.