INT. KOS — SIANG
Cahaya matahari menusuk mata Raka yang masih sedikit mengantuk. Rendi terlihat sibuk menjemur pakaian di loteng kostnya. Raka sedikit bengong melihat tumpukan buku tertata rapi.
Raka beranjak duduk, dan membaca sekilas buku-buku itu. Dia kagum melihat ada karya Rendi diantaranya sebuah novel yang menjadi juara lomba. Raka mengedarkan pandangan, dan melihat sejumlah lukisan kaligrafi di dinding.
RAKA (VO)
Kenapa orang yang dekat denganku suka nulis ya, Kak Ratna, Rendi juga.
RENDI
Ooo, sudah bangun, sejak tadi ponselmu berdering, mungkin mama atau kakakmu mencemaskanmu.
RAKA
Apa yang terjadi padaku semalam, Ren. Lenganku memar dan linu?
RENDI
Dasar pikun loe. Yang penting loe ngabari orang rumah. Jujur saja, bilang tidur kostku. Agar orang rumah tidak berpikir yang aneh-aneh.
RAKA
Sebentar, Ren. Kepalaku masih pusing.
RENDI
Mandilah dulu agar otakmu segar (balas Rendi sambil bersihkan putung rokok yang berserakan)
Langkah Raka agak limbung menuju kamar mandi. Rendi keluar kos, dia menuju warung makan depan kosnya.
Raka mulai mandi. Tubuhnya menggigil akibat guyuran air. Tak sengaja sebutir Boti jatuh di lantai dan kembali ditelannya. Raka jadi ceria, bersiul-siul dan bernyanyi gembira.
Habis mandi, Raka membaca buku-buku Rendi sembari menikmati kopi. Sekilas dia melihat undangan untuk Rendi mengisi kajian bertajuk: "Sembuh dari Narkoba."
Rendi masuk kamar kos.
RENDI
Sudah kau balas pesan orang rumah? (tanya tiba-tiba bikin Raka kaget)
RAKA
Menyentuhpun belum, Ren! Pikiranku sudah jernih dan ceria. Rasa pusing sisa alkohol tadi malam tak lagi kurasakan, Ren. (menggoyang-goyangkan kepalanya sambil tersenyum lebar)
RENDI
Jelas, aku tahu kau make lagi. Terlihat gelagatmu, euforiamu terlalu berlebihan.
Rendi tertawa sambil menatap Raka yang balas dengan tertawa nyengir, wajah orang ketahuan.
RAKA
Pesan itu bukan dari orang rumah. Maya yang mengirim pesan. Katanya hari ini sidang gugatan pertama.
Rendi dan Raka merasa sedikit aneh, kenapa Rendi tidak dihubungi, padahal Maya lebih dulu kenal dengannya.
RENDI
Biar aku bilang dengannya. Ingat! Kau dalam tekanan berat. Banyak hal negatif yang mudah merasuki pikiranmu. Bisa saja kau tidak cuma mboti, kau akan jauh mencari ilusi yang lebih tinggi dengan ngetep dan nyelam. Kayak aku dulu, Ka. Jadi tahulah aku tentang gerak-gerik Junkies.
RAKA
Semoga tidak sampai ke tahap itu, Ren.
RENDI
Hemm, semoga benar yang kau katakan. Saranku, kau pulang dulu. Aku yakin, Mamamu dan Kak Ratna pasti cemas, Ka.
RAKA
Kalau Kak Ratna mungkin iya. Kalau Mama, ah apalagi Papa.