Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. JALAN — MALAM
Raka ceria melihat jalanan, sisa make masih terasa. Matanya berbinar menatap taman yang begitu indah dengan lampu dan kupu-kupu serta kumbang-kumbang yang hinggap.
Raka berjalan dengan tersenyum-senyum ceria dan tertawa, tak menyadari langkahnya limbung ke tepi jalan. Tubuhnya tersenggol sebuah mobil yang melaju kencang. Raka tersungkur, darah merembes membasahi jalan yang gerimis. Mobil itu melaju melarikan diri.
Mata Raka melihat sosok Vena yang melambaikan tangan.
INT. RUMAH SAKIT — MALAM
Mata Raka terbuka, mulutnya merintih sakit. Ada seorang lelaki berpakaian dokter di dekatnya juga seorang suster dan Maya.
DOKTER
RAKA
Raka menggigil, kembali dilihatnya sosok Vena. Raka ketakutan.
DOKTER
Raka mengangguk. Dokter mengamati tubuh Raka yang amat kurus. Mata Raka melirik ke arah Maya yang juga menggigil, dan menarik sugestinya makin liar.
DOKTER
MAYA
Dokter meminta Maya sedikit menjauhi Raka. Seperti ada hal serius yang akan ditanyakan.
MAYA
DOKTER
MAYA
Dokter geleng kepala. Maya berkata sesuatu.
DOKTER
Dokter itu tersenyum, lantas pergi ke pasien lain. Tinggal Raka dan Maya dalam ruangan itu.
RAKA
Maya diam saja, tak peduli pada perintah Raka. Kini Maya malah memegangi kepalanya dan menjambak-jambak rambutnya sendiri. Mau tidak mau, Raka juga harus melawannya. Tidak beda dengan Maya yang juga merintih kesakitan.
Raka terenyuh dan sedih melihat Maya yang kesakitan. Tatapannya sedih pedih. Maya terus menjambak rambutnya dan membenturkan kepalanya ke tembok.
Raka sendiri juga terus menerus menahan rasa sakit.
MAYA
RAKA
MAYA
RAKA
MAYA
Mereka diam menahan rasa sakit masing-masing.
Raka tampak sedih menatap Maya yang makin merintih dan kejang-kejang. Tubuhnya seperti berada di sebuah tempat dengan suhu minus.
RAKA
Maya menggelang.
RAKA
MAYA
RAKA
MAYA
Maya mengambil tasnya, wajahnya seketika murung, matanya berkaca-kaca menggambarkan kekecewaan. Dia menganggap Raka mengusirnya.
RAKA
MAYA
Maya melangkah cepat keluar.
RAKA (VO)
INT. BANGSAL RUMAH SAKIT — MALAM
Raka ngoceh tak karuan, berteriak-teriak. Bangsal Raka sepi karena sebelahnya kamar mayat.
RAKA (VO)
Raka berteriak lantang. Ocehan Raka terhenti setelah terdengar suara langkah kaki mendekat. Tapi setelah cukup lama kok belum muncul.
RAKA
Raka menertawakan suara itu yang makin terdengar jelas.
Gorden perlahan terbuka, tampak dua orang berpakaian polisi, dua orang suster, juga seorang tukang parkir. Tiba-tiba paranoid kembali memecah kepala Raka.
Raka melihat ponselnya ada di genggaman salah seorang polisi.
POLISI
Raka tampak cemas, hanya mengangguk pelan.
RAKA (VO)
POLISI
RAKA
POLISI 2
TUKANG PARKIR
Wajah Raka merasa sedikit lega.
RAKA (VO)
POLISI
Raka lega, HP dia terima. Raka mengangguk dan tersenyum tipis. Suster mengedipkan matanya ke suster satunya seperti tahu Raka wakas karena narkoba.