Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Junkie
Suka
Favorit
Bagikan
14. Kecelakaan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. JALAN — MALAM

Raka ceria melihat jalanan, sisa make masih terasa. Matanya berbinar menatap taman yang begitu indah dengan lampu dan kupu-kupu serta kumbang-kumbang yang hinggap.

Raka berjalan dengan tersenyum-senyum ceria dan tertawa, tak menyadari langkahnya limbung ke tepi jalan. Tubuhnya tersenggol sebuah mobil yang melaju kencang. Raka tersungkur, darah merembes membasahi jalan yang gerimis. Mobil itu melaju melarikan diri.

Mata Raka melihat sosok Vena yang melambaikan tangan. 

INT. RUMAH SAKIT — MALAM

Mata Raka terbuka, mulutnya merintih sakit. Ada seorang lelaki berpakaian dokter di dekatnya juga seorang suster dan Maya.

DOKTER

Selamat malam

RAKA

Ma - lam

Raka menggigil, kembali dilihatnya sosok Vena. Raka ketakutan.

DOKTER

Dengan saudara Raka. Betul?

Raka mengangguk. Dokter mengamati tubuh Raka yang amat kurus. Mata Raka melirik ke arah Maya yang juga menggigil, dan menarik sugestinya makin liar.

DOKTER

Apa keluarga sudah tahu?

MAYA

Belum, Dok.

Dokter meminta Maya sedikit menjauhi Raka. Seperti ada hal serius yang akan ditanyakan.

MAYA

Aku tahu yang ingin dokter tanyakan.

DOKTER

Saya tahu kepekaan dan sensitifnya kalian. Kalau boleh tahu, zat apa yang dia gunakan?

MAYA

Baca saja wajahku, Dok. Aku yakin dokter mampu menjawabnya.

Dokter geleng kepala. Maya berkata sesuatu.

DOKTER

Negara kita sedang darurat narkoba. Telah disikapi dengan pelbagai cara, tapi nyatanya pengedar lebih cerdik dari semua orang.

Dokter itu tersenyum, lantas pergi ke pasien lain. Tinggal Raka dan Maya dalam ruangan itu.

RAKA

May, ambilkan boti di dalam saku jeanku di apartemenmu. Tolong! Aku benar-benar nggak kuat.

Maya diam saja, tak peduli pada perintah Raka. Kini Maya malah memegangi kepalanya dan menjambak-jambak rambutnya sendiri. Mau tidak mau, Raka juga harus melawannya. Tidak beda dengan Maya yang juga merintih kesakitan.

Raka terenyuh dan sedih melihat Maya yang kesakitan. Tatapannya sedih pedih. Maya terus menjambak rambutnya dan membenturkan kepalanya ke tembok.

Raka sendiri juga terus menerus menahan rasa sakit.

MAYA

Bukan wakas yang bedebah! kitalah yang bedebah!(seru Maya)

RAKA

Maafkan aku bikin kau makin tersesat, May (suara tersendat-sendat)

MAYA

Buat apa?

RAKA

Aku menyesal.

MAYA

Sudahlah! Menyesal tidak akan memutar kembali keadaan. Ini bukan sinetron!

Mereka diam menahan rasa sakit masing-masing.

Raka tampak sedih menatap Maya yang makin merintih dan kejang-kejang. Tubuhnya seperti berada di sebuah tempat dengan suhu minus.

RAKA

Kembalilah ke apartemen.

Maya menggelang.

RAKA

May, aku tak ingin mengenalmu lagi jika kau tetap nekat di sini.

MAYA

Apa yang kau cemaskan?

RAKA

Kau ini bodoh!

MAYA

Baiklah! Kuturuti maumu. Semoga kau baik-baik saja tanpa ada aku di sini.

Maya mengambil tasnya, wajahnya seketika murung, matanya berkaca-kaca menggambarkan kekecewaan. Dia menganggap Raka mengusirnya.

RAKA

Mintalah antar satpam, May!

MAYA

Tak perlu kau memikirkan aku!

Maya melangkah cepat keluar.

RAKA (VO)

Harusnya aku tidak maksa Maya pulang, tapi aku terpaksa karena nggak tega lihat dia menungguku dengan keadaan begitu. Bagaimana jika dalam perjalanan terjadi sesuatu padanya. Dalam keadaan wakas apa dia mampu mengendalikan mobil? Benar-benar bloon aku ini. 

INT. BANGSAL RUMAH SAKIT — MALAM

Raka ngoceh tak karuan, berteriak-teriak. Bangsal Raka sepi karena sebelahnya kamar mayat.

RAKA (VO)

Bagaimana jika aku jadi jasad? Surga atau neraka yang mau membukakan pintu untukku. Persetan! Wooy, suster edan! Kasih aku Anolkir, Dilomud, atau Malozarpa agar aku tidur dan lepas dari wakas ini!

Raka berteriak lantang. Ocehan Raka terhenti setelah terdengar suara langkah kaki mendekat. Tapi setelah cukup lama kok belum muncul.

RAKA

Hai, arwah-arwah gentayangan! Dengarkan aku bajingan! Jangankan hanya suara, melihat langsung kalian saja aku tidak takut, hahaha!

Raka menertawakan suara itu yang makin terdengar jelas.

Gorden perlahan terbuka, tampak dua orang berpakaian polisi, dua orang suster, juga seorang tukang parkir. Tiba-tiba paranoid kembali memecah kepala Raka.

Raka melihat ponselnya ada di genggaman salah seorang polisi.

POLISI

Selamat malam, Mas?

Raka tampak cemas, hanya mengangguk pelan.

RAKA (VO)

Aku belum menghapus chat transaksi gelap itu.

POLISI

Dengan Saudara Raka?

RAKA

Betul.

POLISI 2

Kok gagap sekali, Mas?

TUKANG PARKIR

Jadi begini, Pak. Mas ini tadi disenggol mobil di dekat taman. Saat kejadian hujan dan hanya saya yang menolong, segera dibawa ke RS ini dalam keadaan basah kuyup. Mungkin karena itu yang bikin Mas ini menggigil dan gagap.

Wajah Raka merasa sedikit lega.

RAKA (VO)

Makasih pak tukang parkir. Telah menyelamatkanku dari pertanyaan dan kecurigaan Polantas.

POLISI

Baiklah kalau begitu. Ini HP mas.

Raka lega, HP dia terima. Raka mengangguk dan tersenyum tipis. Suster mengedipkan matanya ke suster satunya seperti tahu Raka wakas karena narkoba.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar