Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT.INT. RUMAH DUKA — SORE
Suara ayat suci terdengar dari toa, Raka merinding. Raka melihat para sahabat Jungkie duduk menunduk terdiam di sepanjang gang menuju rumah Vena.
Beberapa diantara mereka teman kuliah Raka, tampak amat kurus bagai jerangkong hidup. Hanya Jhon ketua kelas yang sehat gemuk, dia tetap saja mengatur anak-anak agar tidak tertawa keras-keras.
Bertiga mereka masuk rumah duka. Raka gemetar, langkahnya goyah, Rendi memegang bahunya, menguatkan. Mereka mendekat ke peti jenasah. Tangis dan suara lantunan doa terdengar samar-samar.
RAKA
RENDI
Maya mengangguk. Dipimpin Rendi mereka bertiga berdoa di hadapan jenasah Vena. Tangan terangkat berdoa, dan terucap kata amin, amin dari mulut mereka.
RAKA (VO)
Mereka kemudian keluar ikut duduk di kursi yang masih kosong.
MAYA
RAKA
Saat mengedarkan pandangan, Raka kaget melihat Semilla, tubuhnya juga tampak kurusan. Mereka saling lempar senyum. Ada rona bahagia terpancar di wajah Raka.
RAKA
MAYA
RAKA
RENDI
RAKA
Maya mengangguk sambil meringis.
MAYA
RAKA (VO)
RENDI
Raka mengangguk pelan.
EXT, PEMAKAMAN — SIANG
Tubuh Vena dimasukkan liang lahat. Tanah mulai diuruk. Papan nisan dipasang. Bunga ditaburkan. Suara orang menangis terdengar menyayat. Gerimis datang.
Orang-orang melingkari tanah yang basah berlindungkan payung hitam.
Hujan semakin deras. Tanah itu semakin basah. Raka teringat kata-kata terakhir Vena ketika mereka bertemu.
Wajah Vena tampak muram. Mereka sedang di kamar yang remang-remang.
VENA
Raka memegang lengan Vena, menguatkan. Wajah Vena makin layu, dan layu.
Hujan makin deras mengguyur bumi. Maya menyentuh lengan Raka membuatnya tersadar dari lamunan.
MAYA
RAKA
RENDI
RAKA
MAYA
RENDI
RAKA
MAYA
Gerimis mulai menyurut. Mereka masuk mobil. Raka menyapa Semilla mengajaknya bareng. Semilla mengangguk, Wajah Raka tampak bahagia.
Semilla asyik ngobrol dengan Raka. Air muka Maya cemburu melihat Semilla dan Raka yang akrab.
Obrolan mereka berubah pelan, wajah Raka dan Semilla tampak serius, lalu mata Semilla berkaca-kaca.
SEMILLA
Raka kaget. Air mukanya jadi prihatin, dan bersimpati pada Semilla. Kepala Semilla rebah di bahu Raka, air matanya bercucuran. Raka bergetar, matanya berkaca-kaca.
Maya pun merengut, dan Rendi yang tahu mengajaknya mengobrol. Mobil melaju tenang.
Raka melihat dua wanita dengan ibu-ibu menyetir mobil di samping mobil mereka saat lampu merah, membuat Raka teringat Mama dan Kak Ratna.