Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 36
INT. DALAM BIS EKONOMI – PAGI
Cast: Marja, Kirina.
Marja dan Kirina duduk saling diam. Kehirukpikukan bis seperti tak terasa.
KIRINA
(Menoleh pada Marja) Kita sudah melakukan hal yang sia-sia beberapa hari ini...
MARJA
(Mencoba menghibur) Sudahlah, setidaknya seperti yang kamu bilang, kita sudah mencoba. Jadi besok-besok kita gak akan penasaran lagi.
KIRINA
Saat aku bicara begitu kan seperti masih ada harapan. Ada yang akan kita perbaiki di kehidupan kita. Tapi sekarang, setelah tahu apa yang sudah terjadi, ternyata ya, beginilah hidup kita...
MARJA
Sudahlah...
CUT TO
SCENE 37
EXT./INT. JALANAN SAMPAI DEPAN RUMAH KIRINA – MALAM
Cast: Marja, Kirina
Marja dan Kirina turun dari Taksi tepat di depan gang rumah Kirina.
KARINA
Harusnya kamu gak usah turun.
MARJA
Gak papa. Kan cuma sampai depan rumahmu. Biar afdol.
Keduanya berjalan pelan di sepanjang gang.
KIRINA
(Menarik napas panjang) Setidaknya... semua sudah berakhir sekarang...(Memaksakan senyumnya)
MARJA
Ya... (Ikut memaksakan senyum)
KIRINA
Setidaknya aku tak lagi merasa punya kesalahan sudah melakukan hal bodoh. Aku juga... tak perlu menunggu kamu lagi...
Marja hanya tersenyum.
KIRINA
Dan kamu... jadi gak merasa kalau kegagalanmu membina hubungan selama ini, karena ada sesuatu yang membuatnya.
Marja mengangguk.
KIRINA
(Menghela napas panjang) Tapi aku senang sudah melakukan petualangan 2 hari ini denganmu...
MARJA
(Tersnyum) Petualangan...
KIRINA
Kamu juga kan?
MARJA
Ya, aku juga senang.
KIRINA
Ih, keliatan banget kamu mencoba menghbur. Wong kamu itu banyak mengeluh.
MARJA
Aku hanya ingin membuatmu gak terlalu optimis saja sebenarnya.
KIRINA
(Menjulurkan lidah) Week... alasan!
MARJA
Lalu sehabis ini, apa rencanamu?
KARINA
Entahlah, kupikir aku memang harus move on. Maksudku, kali ini, be-nar-be-nar move on.
Mungkin... aku akan menuruti kenginan papa dan mama. Belum kuceritakan ya, mereka sudah menjodohkanku? Sepertinya, aku hanya perlu mengatakan satu kata saja, untuk mengubah jalan hidupku.
MARJA
(Agak kaget) Kamu... serius?
KARINA
Seriuslah, Ja.
Kamu ini kan tahu, aku bukan perempuan pemberontak. Aku perempuan biasa-biasa saja. Pandangan hidupku juga standar-standart saja. Aku hanya ingin hidup biasa... membina keluarga..
punya anak, kalau memungkinkan... Ya, seperti itu saja.
Keduanya tiba di depan rumah Kirina, dan Marja menatap Kirina.
KIRINA
Dan kamu... jangan punya pikiran yang terlalu jauh. Kalau kamu takut melangkah ke hubungan lebih jauh, kupikir kamu belum menemukan saja perempuan yang tepat. Satu hari nanti kamu akan menemukannya.
MARJA
Ya, semoga...
KIRINA
Asal jangan keduluan ajal ya...
MARJA
(Nyengir) Punchline-nya nyebelin!
KARINA
(Tersenyum) Aku doakan semuanya lancar.
MARJA
Thanks.
KARNIA
Doakan aku juga!
MARJA
Pasti.
KARINA
(Tersenyum) Ah, jadi ingat kata orang-orang, kalau kita sudah rela mendoakan mantan kita dengan sungguh-sungguh, kita sudah ada di level manusia-mansia berjiwa besar...
MARJA
Kita memang manusia-manusia berjiwa besar..
Keduanya bertatapan. Lalu tertawa berbarengan
CUT TO
SCENE 38
INT. DI DALAM TAKSI – PAGI
Cast: Marja, Sopir Taksi (extras)
Dalam taksi, Marja hanya terdiam melihat ke arah jendela.
Sopir Taksi
Mau diputarkan lagu, Mas?
MARJA
Terserah saja Pak.
Sopir Taksi pun memutarkan lagu Bukan Pho, yang ngetop di Tiktok.
MARJA
Maaf, Pak, bisa dimatikan saja lagunya?
SOPIR TAKSI
Oh, ndak cocok lagunya, Mas? Saya punya yang lain kog.
Sopir Taksi menyetel lagu Mipan Zu zu zu...
MARJA
Ndak usah disetell apa-apa saja Pak.
Saya mau... merenung saja.
SOPIR TAKSI
Oooh... Kalu merenung itu cocoknya pakai lagu melow mas... Biar makin afdol.. Saya ada kog lagu-lagu melow paling bikin baper...
MARJA
(Mangkel) Gini aja Pak, saya tambah 50 ribu, kalau bapak diam, gak bicara sepanjang perjalanan ini.
Sopir taksi itu langsung mengambil esolasi di laci mobilnya dan langsung menutup bibirnya.
Marja kembali melihat ke arah jendela. Bayang-bayang Kirina kembali muncul di angannya.
MARJA (VO)
Ah, kenapa aku malah memikirkan dia ya? Apa aku begitu terbawa suasana... Seperti artis-artis yang cinlok itu...
Tapi... pasti besok aku sudah melupakannya... Ya, fikz!
Marja berusaha memejamkan mata, tapi yang terngiang malah suara Kirina...
KIRINA (OS)
Ah, jadi ingat kata orang-orang, kalau kita sudah rela mendoakan mantan kita dengan sungguh-sungguh, kita sudah ada di level manusia-mansia berjiwa besar...
Marja hanya bisa berteriak tanpa suara, sambil menjambak rambutnya...
CUT TO