Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 15
INT. DALAM BIS EKONOMI – PAGI
Cast: Marja, Kirina, Penumpang 1 (extras), Penumpang 2 (extras), Sopir (extras), Kenek (extras).
Marja dan Kirina duduk bersebelahan di dalam sebuah bis yang nampak ramai. Sepanjang perjalanan dari tape bis, terdengar lagu Abang Jago, yang diputar berulang kali. Seorang penumpang bergaya kantoran nampak sewot.
PENUMPANG 1
Gak ada lagu lain, Bang? Bosen tahuu!
SOPIR
(Melotot) Kalau gak suka, turun aja!
Sopir langsung membanting setir ke kiri.
PENUMPANG 1
(Langsung ngeper) Eh, bukan gitu bang! Saya... suka ding... suka banget... Saya malah bisa dance tiktoknya bang... (mencoba dance tiktoknya dengan wagu)
Tapi kenek tetap menariknya keluar. Penumpang pun dilempar keluar.
PENUMPANG 1
Kecoa bunting! Kadal gurun! Buaya ganjen! Eh, itu mah makian jadul ya... Bener-bener gak mendidik... Koruptor bunting! Politikus ganjen! Gub... (Penumpang langsung terdiam saat pantat bisa melewatinya, terbaca jelas tulisan: Penggemar Abang Jago Garis Keras.
Sementara itu, di samping Marja dan Kirina nampak seorang ibu-ibu sedang makan nasi bungkus dengan menggunakan tangan. Ia bingung mencari-cari plastik untuk tangannya. Karena gak menemukannya, ia mengambil kresek di bawah kakinya.
PENUMPANG 2
(Ia tersenyum pada Marja dan Kirina, dan membalik kresek itu) Kalau dibalik, jadi hiegenis lagi...
Marja dan Kirina hanya tersenyum dnegan terpaksa.
Sesaat ibu-ibu itu sibuk makan. Saat nasinya tinggal sedikit, ia seperti baru teringat pada Marja dan Kirina yang ada di sampingnya
PENUMPANG 2
(Cepat-cepat ia menyodorkan nasi bungkusnya) Mari mas, mbak?
KIRINA
Oh, makasih, Bu. Ndak usah repot-repot.
PENUMPANG 2
Ayo, sedikit saja, masih pagi begini kalian pasti belum makan.
KIRINA
Saya sudah, Bu. Yang belum kawan saya ini, dia tadi emang niat nyari makan...
Marja kaget.
PENUMPANG 2
(Langsung menyodorkan ke Marja) Ayo mas, ini masih cukup buat mengganjal perut...
MARJA
Saya juga sudah mak...
KIRINA
(Menyikut Marja) Kamu ini gimana, mumpung ada yang nawarin loh.
Gak banyak orang baik kayak ibu ini, yang masih ingat penumpang di sebelahnya...
MARJA
(Melotot pada Kirina, tapi tetap mencoba tersnyum pada ibu-ibu itu) Saya sudah makan kog, Bu.
PENUMPANG 2
(Melipat-lipat bibirnya)Pasti karena sudah nggak ada lauknya ya, Mas? Atau gak suka makanannya cuma begini?
MARJA
Eh.. saya... bukan, Bu! Bukan!
PENUMPANG 2
Huh, dasar anak muda gak sopan! Orang mau dibantu kog milih-milih. Saya pindah saja! (Ibu-ibu itu segera pindah)
Marja menyenggol Kirana dengan sikunya.
MARJA
Isengmu belum hilang ya? Ingat kita sekarang sudah umur berapa?
KIRANA
(Menjulurkan lidah) Emang kamu sudah gak iseng? Atau cuma jaim aja?
MARJA
Ya enggak jaimlah...
KIRANA
(Mencibir) Tapi... gara-gara naik bis ekonomi kayak gini, aku jadi ingat waktu itu... (Ia menoleh pada Marja) Kita dulu juga pernah naik bis kayak begini, tapi lebih heboh lagi, banyak banget orang-orang jualannya...
Marja menerawang dan akhirnya ikut tersenyum.
KIRINA
Kamu inget kan?
MARJA
Ingetlah...
KIRINA
Ingat juga ada yang sibuk makan kayak ibu tadi?
Marja tersenyum lebih lebar dan mengangguk.
CUT TO
SCENE 16
INT. DALAM BIS YANG LEBIH JADUL – PAGI (FLASHBACK)
Cast: Marja, Kirina, Penumpang 1 (extras), Pedagang Aqua (extras), Pedagang Tahu Sumedang (extras), Pedagang Koran (extras)
Marja dan Kirina duduk bersebelahan di dalam sebuah bis yang nampak ramai. |Keadaan bis nampak jadul. Sepanjang perjalanan dari tape bis, terdengar lagu Broely Pesolima, yang diputar berulang kali. Sementara para penjual tak henti bersliweran, menawarkan dagangannya....
PENJUAL AQUA
Aqua... Aqua...
Aqua merk Aquaria, Aqua merk Akuatik, Aqua merk Akua pakai K...
PENJUAL TAHU SUMEDANG
Tahu Sumedang... tahu Sumedang...
Tahu Sumedang yang beda.... tahu sumedang pakai isi...
isi tahu...
PENJUAL KORAN
Koran... koran...
Koran hari ini, berita utama Pak Harto mancing... Ada foto Sophia Latjuba di belakang... Tapi gak lagi mancing...
Penumpang di sebelah Marja dan Kirina menoleh dan menawarkan roti.
PENUMPANG
Mau Mas? Mbak?
MARJA
Oh, ndak usah, Mas.
KIRINA
Iya, ndak usah. Kami sudah makan.
PENUMPANG 3
Ayo, ndak papa. Buat mengganjal perut sampai tujuan.
Marja dan Kirina saling menoleh sesaat. Sampai akhirnya pun mereka mengambilnya.
MARJA
Baiklah kalau mas memaksa.
KIRINA
Makasih mas...
Marja dan Kirina langsung menggigit rotinya.
PENUMPANG 3
Dua... Jadi lima ribu Mas, Mbak...(sambil tersenyum malu)
Marja dan Kirina hanya bisa bengong.
CUT TO
Perjalanan bis terus berlanjut.
KIRANA
Hmm, bagaimana pekerjaanmu?
MARJA
Lumayan.
KIRANA
Mendapatkan pekerjaan impian?
MARJA
Ya, bisa dibilang begitu.
Kalau kerjaannya sedikit, lemburnya sedikit, namun gajinya lumayan, kupikir itu juga termasuk pekerjaan impian kan? Kamu?
KIRANA
Ya lumayan juga. Sama sepertimu.
Keduanya terdiam sesaat.
MARJA
Kir... hmmm, kenapa kamu masih single? Kamu kan masih yaaaa ‘seperti dulu’, pastilah ada cowok yang kepincut.
KIRINA
‘Seperti dulu’? Seperti dulu apa? Yang jelas dong!
MARJA
Hehe.. kamu tahulah...
KIRINA
Tahu apa?
MARJA
Kalau kamu belagak pilon lagi, kusuruh kenek, ngeluarin kamu loh!
Kirina ketawa.
MARJA
Selama ini... kamu gak mencari pasangan?
KIRANA
Tentu saja nyari. Enak saja gak mencari.
MARJA
Kamu kan yang bilang, gara-gara dukun itu kamu jaddi hmmm, menunggu aku... (menghela napas panjang)
Kamu seharusnya tak menunggu, kamu kan tahu betapa banyak dukun palsu di sini...
KIRANA
(Tersiam sesaat) Yaaa, mungkin aku hanya merasa bersalah saja. Jadi setiap akan membina hubungan, aku jadi.. ya... selalu ragu.
Tapi suwer aku terus mencari. Kamu tahu kan ayah dan ibu, hidup mereka tak pernah tenang selama aku tak bersama siapa-siapa.
Kamu juga begitu kan?
Marja mengangguk.
MARJA
Dan... hasilnya?
KIRINA
Ya, kalau aku masih sendirian di umur seperti sekarang, artinya aku selalu saja tak berhasil. Maka itulah aku kadang merasa ada hal-hal masa lalu yang -bisa jadi- mempengaruhi hidup kita di masa sekarang, termasuk soal dukun itu!
MARJA
Kamu terlalu serius memikirkan dukun itu!
KIRINA
Bisa jadi. Tapi kupikir... hmmm, aku sendiri seperti gak sadar... tiba-tiba waktu bergerak cepat sekali saat menunggu kamu...
MARJA
(Tersenyum samar) Kamu ini...
KIRINA
(Cemberut) Duh pakai tersenyum. Gak sekalian kamu jedot-jedotin kepala kamu di jendela?
Senyumn Marja makin mengembang.
CUT TO