Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Script Film - Gamophobia
Suka
Favorit
Bagikan
5. Kirina, Kekasih dari Masa Lalu

SCENE 09 

EXT. / INT. RUMAH GUPA  –  MALAM

Cast: Marja, Gupa, Istri Tetangga (Extras)

Rumah Gupa ada di daerah elit. Walau rumahnya termasuk yang biasa, rumah tetangganya nampak mewah-mewah. Dari loteng kamar Gupa yang terbuka, bisa terlihat kolam renang salah satu tetangganya. Seorang perempuan paro baya dengan pakaian renang nampak bangkit dari kursi santainya. Sebelum ia masuk ke dalam rumah, sempat ia menoleh ke arah Gupa, dan tersenyum.

 

GUPA

Lihat! Kamu lihat sendiri kan tadi? Asal kamu tahu dulu kursi santai itu ada di situ, di dekat pohon palem yang gak terlalu terlihat dari sini. Tapi sewaktu pemiliknya tahu aku kerap memperhatikan, ia malah memindahkan di situ, di samping kolam yang membuatku dapat melihatnya dengan jelas. Dan jangan salahkan aku kalau hanya perlu beberapa kali saja melihatnya aku jatuh cinta padanya...

 

MARJA

(Duduk santai, dan masih nampak tak peduli) Jatuh cinta pada pemilik rumah? Pak Santoso maksudmu?

 

GUPA

(Melotot) Istrinya dong. Yang tadi itu!

 

MARJA

Oh, kirain tadi pembantunya!

 

Gupa kembali duduk di kursi.

 

GUPA

Kamu ini! Benar-benar tak mendukung!

 

MARJA

Gimana mau mendukung! Ia istri orang?

 

GUPA

Eiit, ia itu istri siri. Kamu tahu kan, perempuan yang terlibat istri siri itu biasanya terpaksa. Nampaknya baru kali inilah, saat melihatku, ia benar-benar mengalami jatuh cinta. Aku bisa merasakan hasratnya... Ooooh...

 

MARJA

Wah, analisamu benar-benar mengangumkan! (Bernada sinis)

 

GUPA

Lihat saja nanti deh!

Sekarang, kembali lagi ke ceritamu tadi, akhirnya semua terjawab gara-gara pertemuanmu dengan Rinto Harahap itu?

 

Marja mengangguk

 

GUPA

Aku kog seperti familier dengan nama temanmu itu ya... Rinto Harahap... kayaknya familiar banget...

 

MARJA

Jangan dipikirkan! Lagian itu hanya satu hipotesaku saja.  Kita tahu kan berapa banyak dukun palsu di sini. Apalagi aku masih tak percata Kirina melakukan hal itu padaku. Ia terlalu baik... hatinya terlalu lembut... dan yang pasti, dulu itu ia pastilah masih mencintaiku...

 

GUPA

Kau ini... (menggeleng-geleng kepala) Karena terlalu mencintaimu itulah, ia melakukannya. Coba kau bayangkan, seorang gadis baik hati yang lembut yang benar-benar mencintaimu, butuh keberanian seperti apa, untuk purpose cowo sepertimu? Huh, dan kau menolaknya lagi, setelah menghishaaappp sarinya!

 

MARJA

(menoyor kepala Gupa) Sialan! Dulu itu, aku masih lugu yaaa, dan belum tahu apa-apa. (Memelan suaranya) Wong bisa gandengan tangan aja aku sujud syukur... Bisa cium pipinya aja langsung bayar nadzar ngasih makan 100 anak yatim...

 

GUPA

Ck... ck.. ck... susah dipercaya...

 

MARJA

Suwer... aku mulai mesum, itu setelah bertemu denganmu.

 

GUPA

Sialan!

 

MARJA

Kan sudah pernah kuceritakan kalau ibuku saja pernah sampai bermimpi supaya aku tidak berteman denganmu? Ini fiks bukan fiksi. Felling orang tua gak pernah salah!

 

GUPA

Mamamu belum mengobrol denganku saja!

 

MARJA

Gimana mau ngobrol, wong auramu sudah menakutkan!

 

GUPA   

Sudah, sudah! Pokonya sekarang, kamu sudah tahu masalahmu. Itu artinya kamu harus melakukan sesuatu. SESUATU!

Kalau kamu membiarkan hal ini begitu saja, bisa-bisa kamu gak pernah bisa membahagiakan orangtuamu? Batal memberimu mereka cucu...

 

MARJA

(Menggeleng-geleng kepala) Heran, kenapa tiba-tiba otakmu jadi sama seperti 250 juta penduduk Indonesia yang ngehe itu? Mikir urusan nikah jadi seperti tujuan hidup?

 

GUPA

(Nyengir) Intinya, kamu harus menyelesaikannya! Kamu harus menemui Kirina lagi dan meminta maaf! Siapa tahu ia tergerak mencabut kutukannya.

 

MARJA

Kutukan? Ah, cari kata yang lain ah. Bikin merinding saja!

Lagian apa itu perlu? Aku sudah belasan tahun tak bertemu dengannya. Aku benar-benar tak tahu di mana dirinya. Mungkin ia sudah pindah dari kota ini, sudah menikah dan punya beberapa anak yang lucu. Bisa jadi juga ia... malah sudah lupa denganku?

 

GUPA

(Menggeleng kepala) Kamu ini! Gaya boleh keliatan milenial, tapi otak tetep bener-bener masih homo sapiens. Sekarang jamannya sosmed, kenapa kamu jadi rumit sendiri?

 

MARJA

Aku tak tahu sosmednya.

 

GUPA

(Menggeleng kepalanya) Wong aku saja tahu. Aku juga tahu ia masih di kota ini.

 

MARJA

Hah?

       

GUPA

Aku juga tahu di mana ia bekerja.

 

MARJA

Apa? Kog malah kamu yang tahu? (Matanya membulat tak percaya)

 

GUPA

Aku bahkan tahu akun instagramnya...

 

MARJA

Duh, kenapa aku tiba-tiba merasa harus hati-hati denganmu?

 

GUPA

Perlu aku kasih tahu juga ukuran bra terbarunya?

 

Marja langsung melempar kursi

 

DISOLVE TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar