Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Persona (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
16. Sekuens 6 (Randi Berhenti Latihan Dengan Fitri - Lesmana Mengetahui Rahasia Randi - Rencana Pertemuan Lesmana dan Fitri)

INT. KELAS - DAY

Randi memperhatikan pelajaran dengan asal. Walau kematian ibunya sudah sangat lama, akan tetapi ada hal-hal yang membuatnya teringat kembali.

INT. RUANG TENGAH - CONTINUOUS

Lesmana sedang berada di rumah, sendirian. Ia mengambil libur lantaran kakinya terkilir ketika bermain bola dengan teman-teman tentaranya kemarin. 

Ia menjalani hari dengan penuh rasa bosan sambil menonton tv.

Hingga akhirnya Lesmana mencoba berjalan kesana-kemari untuk mengerakkan kakinya.

Lesmana terdiam di depan kamar Randi. Ia lalu membuka pintu.

INT. KAMAR RANDI - LATER

Lesmana melihat sekitar kamar Randi. Lesmana sangat jarang sekali masuk ke dalam kamar anak-anaknya.

Lesmana terus berjalan masuk dan duduk di kursi meja belajar.

Lesmana tersenyum melihat pajangan foto keluarga di pigura ukuran sedang yang tersimpan meja belajarnya.

Bukan hanya satu foto, tapi ada beberapa foto. Salah satunya ada foto yang hanya Randi dan Batari disitu.

Lesmana memegang foto tersebut.

LESMANA

Ayah tahu, ayah tidak begitu dekat denganmu.

(beat)

Tapi ucapan terakhir ibu selalu teringat di pikiran ayah.

Lesmana kemudian membuka laci yang ada di meja belajar itu. Terlihat ada banyak sekali kertas-kertas gambar yang berserakkan. Gambar itu dipenuhi oleh gambar desain baju wanita seperti gaun, blouse, blazer hingga yang lainnya.

Lesmana terdiam kaget.

EXT. BUTIK FITRI - AFTERNOON

Fitri menjemput Randi di sekolahnya lalu membawa Randi untuk mengobrol di butiknya.

FITRI

Maafkan saya ya Ran. Saya baru mengetahui kabar duka ibu kamu ketika saya sedang di Paris.

RANDI

Enggak apa-apa kok kak. Saya minta maaf ya jika selama ini ibu mempunyai salah kepada kakak.

Suasana terdiam sunyi, Fitri membuka obrolan. 

FITRI

Ibumu orang yang baik. Kakak mengaguminya.

(beat)

Kakak ingat ketika ibumu dan kakak diam-diam merencanakan jadwal melatih kamu.

Randi tertawa, ia mengingat momen itu.

FITRI

Kalau boleh kakak tahu, apakah ayahmu masih enggan kamu untuk...

RANDI

Menggambar?

Fitri hanya mengangguk.

RANDI

Kak, mungkin sudah saatnya Randi untuk menghentikan ini semua. Menggambar, mewarnai atau semuanya.

FITRI

Maksud kamu?

RANDI

Minggu kemarin kakak memberikan Randi sebuah selebaran seleksi militer. Mau tidak mau Randi harus mengikuti seleksi itu.

(beat)

Ini yang ayah inginkan. Randi tahu betul itu.

Fitri berkata pelan kepada Randi,

FITRI

Bisakah kakak mendapatkan nomor handphone ayahmu? Kakak mau bicara kepadanya.

RANDI

(menaik)

Untuk apa kak? Untuk apa? Semua itu sia-sia. 

Fitri terdiam dengan suara menaik Randi. Beberapa orang di dalam butik kaget mendengar suara Randi.

RANDI

Kakak tidak lihat apa yang terjadi dengan ibu? Ibu dari dulu diam-diam mengajak Randi berlatih dengan kakak karena ibu takut bicara jujur kepada ayah. 

(beat)

Bahkan dulu ketika Randi dimarahi oleh ayah, ibu hanya diam saja. Tidak berani melawan.

Fitri masih terdiam.

RANDI

Makanya itu jika kakak ikut campur, semuanya akan sia-sia. Karena tipikal ayah memang seperti itu! Ia orang yang keras kepala!

Randi terdiam dan menghirup napas panjang-panjang. Fitri memahami.

INT. KAMAR RANDI - CONTINUOUS

Ketika menemukan beberapa gambar di laci, Lesmana mulai mencoba membongkar bagian yang lain. Kali ini ia membuka lemari yang tersimpan persis di samping meja belajar.

Beberapa kertas jatuh ke lantai, bahkan terlihat sertifikat-sertifikat juga ikut jatuh. 

Lesmana terdiam melihat ini semua. Bahkan ia melihat isi dalam lemari itu, ada beberapa piala yang sengaja disembunyikan oleh Randi.

EXT. BUTIK FITRI - LATER

Randi memelankan suaranya kembali, ia merasa tindakkan membentak Fitri salah.

RANDI

Randi minta maaf kak. Bukan maksud Randi untuk seperti itu, tapi emosi Randi dengan mereka sudah tidak bisa Randi tahan. 

(beat)

Sekali lagi Randi minta maaf.

Fitri memahami diri Randi.

FITRI

Iya Ran, kakak paham maksudmu.

Tidak mau situasi bertambah tidak terkendali, Randi pun berdiri dan memutuskan untuk berpamitan.

RANDI

Sekali lagi Randi ucapkan terima kasih atas bantuan Kak Fitri selama ini. Mungkin mimpi Randi ini tidak pernah akan bisa terwujud, tapi berkat kakak Randi jadi tahu kakak adalah orang yang baik, yang mau membantu tanpa pamrih.

(beat)

Sekali lagi terima kasih kak, Randi pamit.

Randi pun keluar dari butik Fitri. Fitri hanya melihat dan merelakannya, ia tidak ingin memaksanya.

INT. KAMAR RANDI - LATER

Lesmana masih duduk di kursi meja belajar Randi. Ia melihat berbagai sertifikat yang disembunyikan oleh anaknya, bahkan ia mengeluarkan seluruh piala yang anaknya sembunyikan.

Lesmana menangis, ia merasa bersalah atas semua ini.

LESMANA

Jadi ini maksudmu Sri...

Tangisan Lesmana kian menjadi, ia terus menyalahkan dirinya sendiri.

Di beberapa sertifikat, terselip sebuah foto Randi kecil dengan ibunya dan wanita yang pernah ia lihat di televisi. Di belakang foto tertulis,

Dengan Kak Fitri, semua mimpi Randi akan tercapai....

INT. KAMAR RANDI - NIGHT

Selepas makan malam, Randi langsung menuju ke kamarnya dan duduk dimeja belajarnya. Ia kebingungan melihat gambaran-gambarannya yang ada di laci tersusun rapi, pun demikian dengan sertifikat dan piala yang ada di dalam lemari.

RANDI

Duh jangan-jangan ayah tahu rahasia ini...

Tak mau kembali terbongkar, Randi pun menyimpan gambaran, piala dan juga sertifikat ke tempat lain, yaitu ke atas lemari pakaiannya.

Randi tidak mau kejadian malam itu terulang lagi.

EXT. HALAMAN RUMAH - CONTINUOUS

Lesmana terdiam sendiri di kursi teras rumahnya. Ia mengambil handphone Batari yang tersimpan lalu menyalakannya.

Di wallpaper handphone, terlihat foto Batari dan Randi yang saling tertawa.

LESMANA

Mereka benar-benar dekat.

Lesmana kemudian mencari kontak dengan nama Fitri dan hanya menemukan satu nama Fitri.

Lesmana pun coba menghubunginya.

(INTERCUT DENGAN FITRI DI RUANG KERJANYA)

FITRI

Halo??

Lesmana terdiam mendengar jawaban telepon ini. Ia tidak mengira akan dijawab.

FITRI

Halo?

Lesmana pun memberanikan diri untuk menjawab.

LESMANA

Iya halo.

Fitri terdiam kaget mendengar suara telepon ini adalah seorang laki-laki.

FITRI

Ra.. Randi? Kamu kah itu?

LESMANA

Bu.. Bukan.. Ini ayahnya.

Fitri terkejut, ia lantas berdiri dari kursi kerjanya.

FITRI

Oh, Bapak.. Bapak Lesmana ya?

Lesmana kaget bahwa Fitri mengenali namanya.

LESMANA

I.. Iya.

FITRI

Kalau boleh tahu, ada apa ya pak?

LESMANA

Bisa kita bertemu?

Fitri memandang ke arah luar jendela. Rasanya ini adalah yang pas untuk menyadarkan Lesmana tanpa sepengetahuan Randi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar