Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Persona (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
2. Sekuens 1 (Juara Dua Tama - Flashback Memori Tama)

SEKUENS 1

INT. GELANGGANG OLAHRAGA - DAY

Suasana gor penuh sesak dengan para penonton yang akan menyaksikan partai final lomba taekwondo tingkat sekolah dasar.

Para penonton terbagi menjadi dua kubu, penonton yang mendukung SD Raya Kencana dan penonton yang mendukung SD Wiyata Bakti.

INT. CONTEST AREA - CONTINUOUS

Di arena, dua finalis telah siap dan saling berhadapan.

Menggunakan body guard dan head guard berwarna merah, kita melihat Tama Adilesmana (12) menatap penuh lawannya, Dani Arifin.

WASIT

Joonbi..

Tatapan Tama makin serius menatap lawan di depannya. 

WASIT

Sijak!

Pertandingan final dimulai. Suara penonton kian keras terdengar.

Tama mencari celah untuk bisa mendapatkan poin. Begitu Juga dengan Dani, lawannya yang mencoba mencari kelemahan Tama.

Sesaat kemudian, meluncurlah sebuah tendangan dari Dani yang mengenai bagian badan dari Tama.

Tama geleng-geleng tidak percaya lawannya mendapat poin.

INT. TRIBUN PENONTON - LATER

Berbeda dari kebanyakkan penonton yang bersorak riang, sambil berdiri, Lesmana Aulia (38) Terdiam fokus memperhatikan permainan anaknya.

BATARI

(tepuk tangan)

Ayo nak! Kamu pasti bisa!

Di sebelah Lesmana, ada Sri Batari Laksmi (34) istrinya dan ibu dari Tama. Ia sangat bersemangat mendukung anaknya walau sambil duduk, lantaran tengah hamil muda.

INT. CONTEST AREA - CONTINUOUS

Satu pukulan mendarat di bagian kepala Dani. Tama mendapatkan poin.

PELATIH (O.S.)

Tama, fokus. Fokus!

Pertandingan kembali dimulai. dua pemain ini kembali mencari ruang untuk mendapatkan poin.

Sesaat, Dani memukul Tama beberapa kali di bagian badan dan mampu menendang Tama.

INT. TRIBUN PENONTON - LATER

Lesmana terlihat tidak puas dengan penampilan anaknya pada partai final ini. Ia kembali duduk di kursi tribun sebelah istrinya.

LESMANA

Anak ini akan kalah.

Batari memandang kecut suaminya. 

BATARI

Belum juga selesai, kamu sudah menghakiminya.

LESMANA

Lihat dia! Dia nampak takut dengan lawannya. 

(beat)

Segala sesuatu yang dimulai dengan rasa takut, pasti tidak akan bisa berkembang.

BATARI

Sudah toh mas. Dia pun masih berusaha kok.

Lesmana menghirukan jawaban istrinya.

INT. CONTEST AREA - CONTINUOUS

Tama mencoba mendapatkan poin, namun usahanya terus digagalkan Dani. Dani bermain cemerlang dan efektif.

Tama yang terus mencari celah kelemahan lawannya, dikejutkan oleh sebuah tendangan berputar dari Dani yang menghajar bagian kepalanya. 

Tama tersungkur.

Seketika waktu berjalan pelan dan Tama ingat akan sesuatu hal.

DISSOLVE TO:

EXT. HALAMAN RUMAH - AFTERNOON - FLASHBACK

Lesmana menghabiskan waktu melatih Tama dengan menggunakan beberapa bantalan yang membantu Tama untuk menendang dan memukul.

LESMANA

Masih kurang kencang kamu memukulnya!

Tama memukul dengan tenaga seadanya.

LESMANA

Kamu itu anak lelaki! Bukan perempuan!

(beat)

Pukul yang keras!

Keringat bercucuran di dahi Tama. Tapi dirinya menolak untuk berhenti.

EXT. HALAMAN RUMAH - LATER

Dari kejauhan, terlihat Batari tengah menyiram bunga sambil terus mengawasi perlakuan Lesmana kepada anaknya.

EXT. HALAMAN RUMAH - CONTINUOUS

Kali ini giliran bagian menendang. Tama mencoba menendang mulai dari tendangan biasa hingga memutar.

LESMANA

Ayo! Ayo!

Tama terus menendang. Sesekali ia kombinasikan dengan memukul sesuai dengan arahan ayahnya.

Ketika berupaya menendang memutar, Tama jatuh tersungkur karena tidak mampu mengenai target yang diberikan ayahnya.

Tangan Tama terluka. Ia meringis kesakitan.

LESMANA

Cuma begitu, itu luka kecil. Ayo lanjut.

Tama terdiam, tidak menggubris ayahnya.

LESMANA

Ayo bangun!

Rasa perih akibat luka membuat Tama emosi kepada ayahnya.

TAMA

Sakit tahu yah!

LESMANA

Itu tidak seberapa. Ayo lanjut.

Mata Tama memerah, ia mau menangis.

LESMANA

Cengeng sekali kamu.

TAMA

Ini perih yah. 

LESMANA

Luka itu bisa sembuh, ayo cepat bangun.

Tama menolak bangun, ia masih terus memegang lukanya. Bahkan mencoba meniupnya.

LESMANA

Jika kamu berhenti, yang ada lawan bakal terus menganggumu.

(beat)

Hentikan lawanmu dengan cara berdiri tegak dan taklukkan dia.

Tama masih tertegun. Ia merasa ayahnya tidak sayang kepadanya.

BATARI

Duh, kenapa nak tangannya?

Batari datang menghampiri Tama. Ia memeriksa luka Tama.

TAMA

Sakit bu...

Lesmana tidak menyukai perlakuan istrinya.

LESMANA

Jangan kamu manja anak kita!

BATARI

Tapi mas, dia terluka...

Batari membantu Tama berdiri, lalu berjalan bersama masuk ke rumah.

LESMANA

Dia anak laki-laki! Dia harus kuat. Bukannya lembek dan menyerah seperti itu!

Batari menghiraukan suaminya. Tapi bagi Tama ucapan ayahnya itu masuk kedalam hatinya yang terdalam.

INT. CONTEST AREA - DAY - PRESENT DAY

Kembali ke masa sekarang.

Tama terbangun dan kembali bersiap.

WASIT

Kamu tidak apa-apa dek?

TAMA

Enggak apa-apa Sit. Ayo lanjut.

Wasit pun kembali melanjutkan pertandingan yang sempat terhenti.

Suasana penonton kian riuh setelah Tama terbangun.

CUT TO BLACK.

TITLE SHOW UP: PERSONA

INT. GARASI RUMAH - AFTERNOON

Mobil terparkir. Batari keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil.

BATARI

Bisa keluarnya?

TAMA (O.S)

Bi.. Bisa bu..

Tama pun keluar dari mobil. Jalannya pincang karena perlombaan itu. Batari merasa kasihan dengan anaknya.

Sementara Lesmana langsung masuk ke dalam rumah.

INT. RUMAH - CONTINUOUS

Di dinding rumah, terpajang beberapa foto. Mulai dari foto Lesmana menggunakan seragam dinas militernya, lalu foto dirinya bersama dengan orang-orang penting. Foto Batari yang bersalaman dengan menteri pendidikan. Hingga beberapa foto keluarga.

Tama berjalan pincang menuju kursi sofa. di lehernya terdapat medali yang menandakan juara ke-2. Mukanya begitu lesu dan tidak bersemangat. Sementara Batari mengawasi langkah anaknya dari belakang.

Tama lantas duduk di sofa sambil meluruskan kakinya. Batari ikut duduk.

BATARI

Masih sakit nak?

TAMA

Lumayan ma.

Lesmana tiba-tiba duduk di samping Tama lalu menyalakan tv.

LESMANA

(melihat kaki Tama)

Dua hari sembuh itu.

Batari geram dengan perilaku suaminya.

FADE OUT.

INT. RUANG MAKAN - NIGHT

Makan malam kali ini tidak seperti biasanya. Batari merasakan perbedaan itu. Nampak anaknya pun masih murung.

Batari mencoba menghiburnya.

BATARI

Tadi mama sama papa lihat kamu disana, mama terus terang bangga nak.

Tama tidak merespon.

BATARI

Bangga karena anak mama yang ganteng ini 

(mencubit pipi Tama)

Bisa masuk sampai ke final. Kamu hebat!

Tama masih tidak merespon. Lesmana melihat Batari dengan kecut.

BATARI

Kalau adik kamu ini nanti lahir, kamu bisa ajarkan dia jadi sepertimu. 

(beat)

Ibu bakalan tenang karena di jaga oleh para pemberani.

Tama tersenyum sedikit mendengar ucapan mamanya. Ia sangat menantikan kelahiran adiknya.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar