Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Persona (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
12. Sekuens 4 (Kedatangan Tama - Duel Tama Melawan Randi)

TEXT: SATU TAHUN KEMUDIAN

INT. MOBIL - AFTERNOON

Randi dan Batari baru saja pulang dari perlombaan desain fashion yang diadakan salah satu merk kosmetik ternama. 

BATARI

Tapi kamu hebat loh nak, kepercayaan dirimu sudah jauh meningkat.

RANDI

Tapi Randi kesal bu, enggak bisa masuk lima besar.

BATARI

Enggak apa-apa nak. Jadikan pembelajaran ya?

(beat)

Lagi pula kemarin kan sudah juara dua kali..

Randi tersenyum dan memeluk ibunya. Anak dan ibu ini saling bercanda saat itu.

FADE OUT.

INT. KAMAR RANDI - NIGHT

Randi terus menggambar. Beberapa sketsa terlihat berserakan di meja belajarnya. Seiring umur dan hari-hari pelatihan dengan Fitri membuat Randi semakin lihai dan berkembang dalam urusan menggambar.

Terdengar suara ketukan pintu. Dengan cepat Randi langsung menaruh kertas-kertas gambarnya dan pewarnanya ke dalam laci meja belajarnya....

Lalu berpura-pura membaca buku matematika.

RANDI

Masuk...

Terbukalah pintu kamarnya. Ternyata ibunya.

RANDI

Haduhh bu.. Buat Randi kaget saja...

Batari tersenyum sambil berjalan mendekati anaknya.

BATARI

Ibu mau tanya, sudah kamu rapihkan segala jenis hal menggambarmu itu?

Randi berdiri dari kursinya lalu membuka pintu lemari yang ada di sebelah meja belajar.

Di dalam lemari tersebut tersimpan beberapa piala dan sertifikat hasil lomba yang Randi ikuti, tidak lupa dengan adanya beberapa gambar.

RANDI

Sudah bu.

Batari tersenyum senang.

BATARI

Baiklah kalau semuanya sudah tersusun. Ayo kita keluar, kakak sudah datang.

RANDI

Kakak?

BATARI

Iya kakak.. Kan dia dapat jadwal libur. Kamu lupa ya?

RANDI

(terkejut)

Bukannya bulan depan ya bu?

BATARI

(tertawa)

Bulan depan darimana? Sudah, sudah. Ayo kita keluar sambut kakak.

Randi pun berdiri dari kursi belajarnya dan berjalan bersama Batari.

Perasaan Randi mendadak gelisah..

INT. RUANG TENGAH - CONTINUOUS

Setelah sekian lama, Randi akhirnya melihat Tama dengan rambut cepak, warna kulit yang berubah gelap dan jaket militer dengan bahasa yang Randi tidak tahu apa artinya.

TAMA

Randi! Sudah besar ya adikku ini!

Randi menyalami Tama. Randi merasa salaman Tama cukup keras.

RANDI

Bagaimana kak kabarnya?

TAMA

Sehat dong. Kamu enggak lihat nih?

Tama menunjukkan otot bisepnya, Randi mesem.

BATARI

Sudah-sudah. Ayo kita makan.

(beat)

Kamu belum makan kan nak?

TAMA

Belum bu! Tama lapar ini..

LESMANA

Ya sudah, ayo makan.

(beat)

Randi, bawa ke kamar tas-tas kakakmu ini ya.

Randi mengangguk menturuti perintah ayahnya.

EXT. HALAMAN RUMAH - CONTINUOUS

Selepas makan malam, Lesmana dan Tama duduk di kursi sambil bercerita segala hal tentang kondisi akademi hingga keluarga.

TAMA

Randi masih taekwondo yah?

LESMANA

Masih...

TAMA

Bagus kalau begitu. Besok aku mau coba lihat dia ke latihannya.

(beat)

Mau lihat sudah sampai mana dia..

Sesudah menyeruput tehnya, Lesmana membalas.

LESMANA

Besok dia libur.

TAMA

Tapi kan di GOR enggak ada kata libur yah.

Lesmana terdiam.

TAMA

Enggak apa-apa kok yah. Sekalian silahturahmi sama bapak-bapak disana.

LESMANA

Iya iya, boleh silahkan. Jaga saja adikmu ya.

Tama memberikan gestur jempol kepada ayahnya. Ia lalu berjalan masuk ke dalam rumah untuk menemui adiknya.

INT. KAMAR RANDI - CONTINUOUS

Randi duduk di kursi belajarnya. Ia pun membuka lacinya dan bersiap untuk menggambar lagi.

Tiba-tiba terdengarlah suara pintu terbuka. Itu Tama. 

Dengan refleks cepat, Randi menutup laci dan pura-pura berlagak membaca.

RANDI

Ketuk pintu dong kak kalau mau masuk!

TAMA

Lah memangnya kenapa?

(menyeringai)

Ada yang kamu sembunyikan ya?

Randi terdiam. Ia sangat tidak menyukai tingkah Tama.

TAMA

Besok sore kita ke GOR. Bisalah kita latihan tipis-tipis.

RANDI

Besok Randi libur kak.

TAMA

Terus kenapa? Kakak cuma sebentar loh disini. Kakak mau lihat perkembangan kamu sudah sejauh mana.

CUT TO:

INT. RUANG TENGAH - DUSK

Tama dan Randi baru pulang dari GOR. Terlihat ada Lesmana dan Batari yang sedang menonton tv.

Batari heran melihat Randi pergi latihan.

BATARI

Loh kok kamu latihan nak?

Dengan cepat Tama memotong kalimat Batari.

TAMA

Tama ajak Randi latihan bu.

(beat)

Dia masih payah, sama seperti dulu.

Randi terdiam tidak membalas ucapan kakaknya.

BATARI

Sudah-sudah, sana kalian mandi. Sebentar lagi kita makan malam.

Randi dan Tama langsung pergi dari hadapan orangtuanya.

INT. KAMAR RANDI - NIGHT

Batari menemani Randi yang sedang belajar. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Randi untuk mencurahkan segala permasalahannya.

RANDI

Kakak kapan pulangnya sih bu?

BATARI

Kan kakak baru datang, masa kamu sudah mau lihat kakak pulang?

RANDI

Habisnya Randi tidak betah bu ada kakak.

(beat)

Dia kadang suka semena-mena kepada Randi.

BATARI

Semena-mena bagaimana?

RANDI

Masa di GOR tadi kakak selalu nyuruh-nyuruh? Nyuruh itu lah, ini lah. Mentertawakan Randi lah.

(beat)

Memangnya dia siapa?

Batari menenangkan Randi dengan mengusap rambutnya.

BATARI

Sudah nak.. Sudah.. Nanti biar ibu yang bicara kepadanya.

Randi mengangguk. Ia yakin kepada ibunya.

BATARI

Yang terpenting, melihat kondisi seperti ini, kamu libur dulu ya latihan gambar sama Mbak Fitri? Nanti ibu coba sampaikan pesan ke dia.

Randi kembali mengangguk.

BATARI

Jangan bocorkan apa-apa kepada kakak, apalagi dia baru datang.

RANDI

Ngapain juga Randi bocorkan kepadanya. Enggak penting.

Batari bersyukur anaknya bisa memahami situasi.

INT. RUANG TENGAH - CONTINUOUS

Batari mendatangi Tama yang sedang bermain handphone di ruang tengah. Batari menceritakan keluhan Randi.

TAMA

Padahal enggak Tama apa-apain kok bu.

BATARI

Enggak mungkin. Kalau begitu adikmu enggak mungkin laporan begitu ke ibu.

Wajah Tama mendadak gusar mendengar ucapan Batari.

TAMA

Tapi beneran Bu. Enggak Tama suruh yang aneh-aneh.

Batari berdiri dari sofa.

BATARI

Mulai besok, ibu enggak mau denger lagi adikmu mengeluh di kerjai kamu.

Batari pun meninggalkan ruang tengah. Sementara Tama memendam rasa kesal kepada adiknya yang dirasa lemah.

CUT TO:

INT. GELANGGANG OLAHRAGA - NIGHT

Suasana gelanggang olahraga tampak sepi karena jam latihan sudah habis.

Sementara Tama dan Randi baru datang.

TAMA

Enggak usah lepas pakaian. Pakai kayak gitu saja.

Randi pun menuruti apa kata kakaknya yang sudah masuk ke dalam contest area.

INT. CONTEST AREA - CONTINUOUS

Tama membuka bajunya dan tersisa hanyalah celana cargonya. Sementara Randi terlihat bingung dengan apa yang akan dilakukan kakaknya.

TAMA

Maju sini.

Randi bingung melihat kakaknya.

TAMA

MAJU!

Akhirnya Randi pun maju dan berhadapan dengan kakaknya.

TAMA

Kalau kamu bisa menjatuhkan kakak, kakak tidak akan ganggu kamu lagi untuk selamanya.

RANDI

Maksud kakak? Maksudnya apa?

Tanpa berbasa-basi, Tama langsung mendorong Randi hingga jatuh tersungkur.

TAMA

AYO BANGUN!

Amarah Randi mulai menyala, dengan cepat ia langsung berlari ke Tama dan coba menghajarnya.

Dengan ilmu yang lebih jauh, Tama mampu menangkis beberapa pukulan dan tendangan dari adiknya.

Berselang kemudian, Tama memukul bagian hidung Randi hingga membuat Randi terjatuh dan hidungnya mengeluarkan darah.

RANDI

(menangis)

Kakak ini apa-apaan sih?

TAMA

DASAR ANAK LEMAH! Kakak tidak pernah mengajarkan kamu menjadi seorang pengadu! Bisa-bisanya kamu mengadu ke ibu yang enggak-enggak!

Tama lalu menarik kerah baju Randi.

TAMA

Kalau sampai kakak dengar kamu beralasan yang tidak-tidak kepada ayah ataupun ibu... Kakak enggak akan segan-segan Ran. Camkan itu!

Tama langsung mendorong Randi hingga terjatuh. Kemudian ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celana cargonya dan melemparkan sapu tangan itu kepada adiknya yang masih menangis.

TAMA

Berhenti jadi orang pengadu dan cengeng! Laki-laki tidak seperti itu.

FADE OUT.

INT. RUMAH - CONTINUOUS

Akhirnya Tama dan Randi pulang. Batari yang sedari tadi khawatir dengan anak-anaknya langsung menghampiri mereka.

BATARI

Dari mana saja kalian?

Pandangan Batari tertuju kepada Randi. Di hidungnya tersumbat sapu tangan dengan noda darah.

BATARI

Kamu kenapa nak??

Randi tidak membalas ucapan Batari, ia langsung lari ke dalam kamarnya.

TAMA (O.S.)

Biasa bu, tadi Randi melawan temannya, enggak sengaja temannya memukul hidungnya.

Batari pun langsung berlari ke arah kamar Randi.

CUT TO BLACK.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar