Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TEXT: SATU TAHUN KEMUDIAN
INT. MOBIL - AFTERNOON
Randi dan Batari baru saja pulang dari perlombaan desain fashion yang diadakan salah satu merk kosmetik ternama.
BATARI
Tapi kamu hebat loh nak, kepercayaan dirimu sudah jauh meningkat.
RANDI
Tapi Randi kesal bu, enggak bisa masuk lima besar.
BATARI
Enggak apa-apa nak. Jadikan pembelajaran ya?
(beat)
Lagi pula kemarin kan sudah juara dua kali..
Randi tersenyum dan memeluk ibunya. Anak dan ibu ini saling bercanda saat itu.
FADE OUT.
INT. KAMAR RANDI - NIGHT
Randi terus menggambar. Beberapa sketsa terlihat berserakan di meja belajarnya. Seiring umur dan hari-hari pelatihan dengan Fitri membuat Randi semakin lihai dan berkembang dalam urusan menggambar.
Terdengar suara ketukan pintu. Dengan cepat Randi langsung menaruh kertas-kertas gambarnya dan pewarnanya ke dalam laci meja belajarnya....
Lalu berpura-pura membaca buku matematika.
RANDI
Masuk...
Terbukalah pintu kamarnya. Ternyata ibunya.
RANDI
Haduhh bu.. Buat Randi kaget saja...
Batari tersenyum sambil berjalan mendekati anaknya.
BATARI
Ibu mau tanya, sudah kamu rapihkan segala jenis hal menggambarmu itu?
Randi berdiri dari kursinya lalu membuka pintu lemari yang ada di sebelah meja belajar.
Di dalam lemari tersebut tersimpan beberapa piala dan sertifikat hasil lomba yang Randi ikuti, tidak lupa dengan adanya beberapa gambar.
RANDI
Sudah bu.
Batari tersenyum senang.
BATARI
Baiklah kalau semuanya sudah tersusun. Ayo kita keluar, kakak sudah datang.
RANDI
Kakak?
BATARI
Iya kakak.. Kan dia dapat jadwal libur. Kamu lupa ya?
RANDI
(terkejut)
Bukannya bulan depan ya bu?
BATARI
(tertawa)
Bulan depan darimana? Sudah, sudah. Ayo kita keluar sambut kakak.
Randi pun berdiri dari kursi belajarnya dan berjalan bersama Batari.
Perasaan Randi mendadak gelisah..
INT. RUANG TENGAH - CONTINUOUS
Setelah sekian lama, Randi akhirnya melihat Tama dengan rambut cepak, warna kulit yang berubah gelap dan jaket militer dengan bahasa yang Randi tidak tahu apa artinya.
TAMA
Randi! Sudah besar ya adikku ini!
Randi menyalami Tama. Randi merasa salaman Tama cukup keras.
RANDI
Bagaimana kak kabarnya?
TAMA
Sehat dong. Kamu enggak lihat nih?
Tama menunjukkan otot bisepnya, Randi mesem.
BATARI
Sudah-sudah. Ayo kita makan.
(beat)
Kamu belum makan kan nak?
TAMA
Belum bu! Tama lapar ini..
LESMANA
Ya sudah, ayo makan.
(beat)
Randi, bawa ke kamar tas-tas kakakmu ini ya.
Randi mengangguk menturuti perintah ayahnya.
EXT. HALAMAN RUMAH - CONTINUOUS
Selepas makan malam, Lesmana dan Tama duduk di kursi sambil bercerita segala hal tentang kondisi akademi hingga keluarga.
TAMA
Randi masih taekwondo yah?
LESMANA
Masih...
TAMA
Bagus kalau begitu. Besok aku mau coba lihat dia ke latihannya.
(beat)
Mau lihat sudah sampai mana dia..
Sesudah menyeruput tehnya, Lesmana membalas.
LESMANA
Besok dia libur.
TAMA
Tapi kan di GOR enggak ada kata libur yah.
Lesmana terdiam.
TAMA
Enggak apa-apa kok yah. Sekalian silahturahmi sama bapak-bapak disana.
LESMANA
Iya iya, boleh silahkan. Jaga saja adikmu ya.
Tama memberikan gestur jempol kepada ayahnya. Ia lalu berjalan masuk ke dalam rumah untuk menemui adiknya.
INT. KAMAR RANDI - CONTINUOUS
Randi duduk di kursi belajarnya. Ia pun membuka lacinya dan bersiap untuk menggambar lagi.
Tiba-tiba terdengarlah suara pintu terbuka. Itu Tama.
Dengan refleks cepat, Randi menutup laci dan pura-pura berlagak membaca.
RANDI
Ketuk pintu dong kak kalau mau masuk!
TAMA
Lah memangnya kenapa?
(menyeringai)
Ada yang kamu sembunyikan ya?
Randi terdiam. Ia sangat tidak menyukai tingkah Tama.
TAMA
Besok sore kita ke GOR. Bisalah kita latihan tipis-tipis.
RANDI
Besok Randi libur kak.
TAMA
Terus kenapa? Kakak cuma sebentar loh disini. Kakak mau lihat perkembangan kamu sudah sejauh mana.
CUT TO:
INT. RUANG TENGAH - DUSK
Tama dan Randi baru pulang dari GOR. Terlihat ada Lesmana dan Batari yang sedang menonton tv.
Batari heran melihat Randi pergi latihan.
BATARI
Loh kok kamu latihan nak?
Dengan cepat Tama memotong kalimat Batari.
TAMA
Tama ajak Randi latihan bu.
(beat)
Dia masih payah, sama seperti dulu.
Randi terdiam tidak membalas ucapan kakaknya.
BATARI
Sudah-sudah, sana kalian mandi. Sebentar lagi kita makan malam.
Randi dan Tama langsung pergi dari hadapan orangtuanya.
INT. KAMAR RANDI - NIGHT
Batari menemani Randi yang sedang belajar. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Randi untuk mencurahkan segala permasalahannya.
RANDI
Kakak kapan pulangnya sih bu?
BATARI
Kan kakak baru datang, masa kamu sudah mau lihat kakak pulang?
RANDI
Habisnya Randi tidak betah bu ada kakak.
(beat)
Dia kadang suka semena-mena kepada Randi.
BATARI
Semena-mena bagaimana?
RANDI
Masa di GOR tadi kakak selalu nyuruh-nyuruh? Nyuruh itu lah, ini lah. Mentertawakan Randi lah.
(beat)
Memangnya dia siapa?
Batari menenangkan Randi dengan mengusap rambutnya.
BATARI
Sudah nak.. Sudah.. Nanti biar ibu yang bicara kepadanya.
Randi mengangguk. Ia yakin kepada ibunya.
BATARI
Yang terpenting, melihat kondisi seperti ini, kamu libur dulu ya latihan gambar sama Mbak Fitri? Nanti ibu coba sampaikan pesan ke dia.
Randi kembali mengangguk.
BATARI
Jangan bocorkan apa-apa kepada kakak, apalagi dia baru datang.
RANDI
Ngapain juga Randi bocorkan kepadanya. Enggak penting.
Batari bersyukur anaknya bisa memahami situasi.
INT. RUANG TENGAH - CONTINUOUS
Batari mendatangi Tama yang sedang bermain handphone di ruang tengah. Batari menceritakan keluhan Randi.
TAMA
Padahal enggak Tama apa-apain kok bu.
BATARI
Enggak mungkin. Kalau begitu adikmu enggak mungkin laporan begitu ke ibu.
Wajah Tama mendadak gusar mendengar ucapan Batari.
TAMA
Tapi beneran Bu. Enggak Tama suruh yang aneh-aneh.
Batari berdiri dari sofa.
BATARI
Mulai besok, ibu enggak mau denger lagi adikmu mengeluh di kerjai kamu.
Batari pun meninggalkan ruang tengah. Sementara Tama memendam rasa kesal kepada adiknya yang dirasa lemah.
CUT TO:
INT. GELANGGANG OLAHRAGA - NIGHT
Suasana gelanggang olahraga tampak sepi karena jam latihan sudah habis.
Sementara Tama dan Randi baru datang.
TAMA
Enggak usah lepas pakaian. Pakai kayak gitu saja.
Randi pun menuruti apa kata kakaknya yang sudah masuk ke dalam contest area.
INT. CONTEST AREA - CONTINUOUS
Tama membuka bajunya dan tersisa hanyalah celana cargonya. Sementara Randi terlihat bingung dengan apa yang akan dilakukan kakaknya.
TAMA
Maju sini.
Randi bingung melihat kakaknya.
TAMA
MAJU!
Akhirnya Randi pun maju dan berhadapan dengan kakaknya.
TAMA
Kalau kamu bisa menjatuhkan kakak, kakak tidak akan ganggu kamu lagi untuk selamanya.
RANDI
Maksud kakak? Maksudnya apa?
Tanpa berbasa-basi, Tama langsung mendorong Randi hingga jatuh tersungkur.
TAMA
AYO BANGUN!
Amarah Randi mulai menyala, dengan cepat ia langsung berlari ke Tama dan coba menghajarnya.
Dengan ilmu yang lebih jauh, Tama mampu menangkis beberapa pukulan dan tendangan dari adiknya.
Berselang kemudian, Tama memukul bagian hidung Randi hingga membuat Randi terjatuh dan hidungnya mengeluarkan darah.
RANDI
(menangis)
Kakak ini apa-apaan sih?
TAMA
DASAR ANAK LEMAH! Kakak tidak pernah mengajarkan kamu menjadi seorang pengadu! Bisa-bisanya kamu mengadu ke ibu yang enggak-enggak!
Tama lalu menarik kerah baju Randi.
TAMA
Kalau sampai kakak dengar kamu beralasan yang tidak-tidak kepada ayah ataupun ibu... Kakak enggak akan segan-segan Ran. Camkan itu!
Tama langsung mendorong Randi hingga terjatuh. Kemudian ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celana cargonya dan melemparkan sapu tangan itu kepada adiknya yang masih menangis.
TAMA
Berhenti jadi orang pengadu dan cengeng! Laki-laki tidak seperti itu.
FADE OUT.
INT. RUMAH - CONTINUOUS
Akhirnya Tama dan Randi pulang. Batari yang sedari tadi khawatir dengan anak-anaknya langsung menghampiri mereka.
BATARI
Dari mana saja kalian?
Pandangan Batari tertuju kepada Randi. Di hidungnya tersumbat sapu tangan dengan noda darah.
BATARI
Kamu kenapa nak??
Randi tidak membalas ucapan Batari, ia langsung lari ke dalam kamarnya.
TAMA (O.S.)
Biasa bu, tadi Randi melawan temannya, enggak sengaja temannya memukul hidungnya.
Batari pun langsung berlari ke arah kamar Randi.
CUT TO BLACK.