Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SEKUENS 6
TEXT: DUA MINGGU KEMUDIAN
INT. PEMAKAMAN - DAY
Batari akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Hari ini ia dimakamkan.
RANDI
(menangis)
Ibu.... Jangan tinggalkan Randi sendirian bu....
TAMA
Ran, sudah Ran. Ibu akan tenang disana.
Lesmana menggotong mayat Batari dan menguburkannya ke dalam tanah.
Setelah kayu dipasang, tanah mulai dimasukkan ke liang lahat.
RANDI
Ibu.... Ibu.....
Randi terus menangis melihat jasad ibunya yang dikubur, sementara Tama dan Lesmana mencoba untuk tegar dan menenangkan Randi.
Lantunan doa-doa membuat tangisan Randi jauh lebih keras. Lesmana coba untuk menerima walau sulit.
INT. RUMAH - ANOTHER DAY
Randi baru saja pulang dari sekolahnya. Beberapa hari ini Randi tidak merasa bergairah. Walaupun ia sudah mencoba merelakan kepergian ibunya, nyatanya itu sulit.
INT. RUMAH - LATER
Randi menghabiskan waktu dengan menggambar di ruang tengah. Randi sudah tidak mengikuti latihan gambar dengan Fitri maupun latihan taekwondo. Hidupnya benar-benar hancur ketika kehilangan ibunya.
CUT TO:
INT. RUANG MAKAN - NIGHT
Sudah beberapa hari ini makan malam terasa sepi. Lesmana sebisa mungkin datang sore hari untuk menemani Randi makan malam.
Tapi seperti makan malam pada hari-hari sebelumya, percakapan di antara mereka sangatlah sedikit. Bahkan Randi lebih banyak termenung terdiam.
LESMANA
Ayo nak, tambah lagi satenya..
Randi menghiraukan ucapan ayahnya. Lesmana mencoba mengerti akan keadaan Randi.
Lesmana merasa bersalah, hubungannya dengan Randi tidaklah sedekat hubungannya dengan Tama.
TEXT: LIMA BULAN KEMUDIAN
EXT. HALAMAN RUMAH - DAY
Tibalah akhir pekan. Kedatangan Tama yang sedang libur beberapa hari membuat suasana rumah nampak hidup bagi Lesmana.
Tapi tidak bagi Randi, ia masih irit bicara sambil mencoba menanam jenis bunga.
TAMA
(memukul samsak)
Kemarin Tama ketemu Pak Hendro yah. Beliau masih kenal dengan ayah.
Lesmana yang sedang membaca koran membalas ucapan Tama.
LESMANA
Iya Tam, dia itu juniornya ayah saat itu. Beda dua angkatan saja soalnya.
TAMA
Pantesan. Katanya mau ngajak ketemu tuh yah.
LESMANA
(tertawa)
Ayah malas keluar, kalau mau suruh dia kesini saja lah.
Tama tersenyum kepada ayahnya lalu melanjutkan olahraganya. Sementara Randi masih sibuk menanam bunga sambil terdiam.
EXT. HALAMAN RUMAH - LATER
Setelah lelah memukul samsak, Tama mendatangi Randi yang menyiram bunga.
TAMA
Sudah tumbuh ya bunganya.
Randi tersenyum, tidak mengeluarkan sepatah katapun.
TAMA
Kamu memang suka berkebun atau bagaimana?
RANDI
Karena ibu kak. Randi diajarkan segala hal berkebun karena ibu dan Randi akan selalu merawat ini semua.
TAMA
Coba dong ajarkan kakak.
Randi menaruh gembor, ia lalu mengajarkan Tama untuk menamam tumbuhan.
Dari kejauhan Lesmana tersenyum melihat keakraban mereka.
INT. RUANG MAKAN - NIGHT
Makan malam kali ini memang tidak begitu sepi lantaran adanya Tama. Tapi tidak begitu bagi Randi yang masih irit untuk berbicara.
Tama datang dari kamarnya membawa selebaran lalu duduk di meja makan.
TAMA
Nih Ran, lihat...
Selebaran itu adalah selebaran seleksi militer tahun ini.
TAMA
Pendaftarannya September. Masih ada waktu tujuh bulan lagi untuk persiapan.
Wajah Randi berubah. Hal itu bisa dirasakan oleh Lesmana karena duduk persis didepannya.
TAMA
Dengan begitu, keluarga kita ini akan menjadi keluarga militer yang terpandang. Ya enggak yah?
Lesmana membalas hanya dengan senyuman kecil, sesekali pandangannya melihat Randi yang terlihat tidak nyaman dengan selebaran itu.
INT. KAMAR RANDI - NIGHT
Randi masih terdiam duduk di meja belajar. Ia terlihat bingung.
RANDI
Jika ku tolak, yang ada aku bakal dimarahi habis-habisan sama ayah dan kakak.
Sejenak Randi berdiri dan berjalan mondar-mandir.
RANDI
Tapi aku tidak suka itu. Militer, olahraga apapun itu!
Randi terus memukulkan kepalanya. Pikirannya kacau.
Akhirnya Randi terdiam di duduk di pojok kamarnya. Ia kembali menangis, mengingat ibunya.
CUT TO BLACK.