Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
188.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-MALAM
Tiga jam berada di ruang operasi Dokter belum juga keluar. Semua orang khawatir dan menunggu dengan cemas.
Yola terdiam menatap Aji penuh pertanyaan dan keraguan, dia tahu bahwa kejadian ini pasti membuat Aji khawatir dan apapun yang terjadi, hubungan Aji dan Dara tidak akan pernah terputus. Ada Bintang di antara mereka.
Yola kemudian menghampiri dan mengusap punggung Aji.
YOLA
AJI
(menggenggam tangan Yola hangat)
Wisnu terduduk di bawah tak percaya dengan apa yang terjadi, sedangkan orang tua Dara tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka sungguh khawatir dan juga marah besar. Terutama Regina yang tidak mau bicara dengan sang suami.
Lia datang bersama Tian terkejut setelah mendengar apa yang terjadi. Dia terduduk lemas. Tian langsung berinisiatif bertanya ke sana kemari.
TIAN
(menyentuh bahu Lia)
189.INT. DI DALAM MOBIL-TENGAH MALAM
Toro berada di dalam mobil ketakutan dan hampir gemetar, pikirannya kalut dan panik.
ROY
(menghampiri perlahan)
TORO
(mengangguk cepat)
Toro dan Roy berjalan cepat menuju tempat check in, dia memilih penerbangan tercepat hari itu menuju San Fransisco. Sampai di depan pintu masuk, beberapa Polisi berlari dari belakang menghampiri mereka. Aji dan Wisnu tidak tinggal diam dengan semua ini, mereka langsung menghubungi polisi untuk meringkus Toro.
POLISI
ROY
(langsung menghadang Polisi tersebut)
POLISI
(memiringkan kepalanya melihat Toro yang tidak mau menatapnya)
Roy terus menghalangi tiga polisi yang ingin membawa Toro, namun Polisi akhirnya kehilangan kesabaran. Mereka menyingkirkan Roy dan membawa paksa Toro ikut bersama mereka.
TORO
(panik)
POLISI
TORO
(terdiam)
POLISI
190.INT. KANTOR POLISI JAKARTA SELATAN-PAGI
Yudho datang dengan wajah datar, di dalam hatinya dia marah begitu dalam.
TORO
YUDHO
(menyeringai)
TORO
YUDHO
TORO
YUDHO
TORO
YUDHO
TORO
(menggebrak meja)
YUDHO
(menggelengkan kepala)
Yudho lalu pergi setelah mengatakan hal tersebut.
Berita telah tersebar kalau pemilik perusahaan Laksmo Corp ditahan namun bukan karena percobaan pembunuhan melainkan penyuapan dan dana gelap. Semua informasi didapatkan dari Yudho. Alhasil orang-orang yang terlibat pun ikut diperiksa termasuk juga Yudho sebagai CEO.
191.INT. RUMAH IRFAN-PAGI
Aji datang dengan wajah lunglai, dia lelah dan cemas. Juga ada satu hal yang mengganjal di hatinya saat ini. Yaitu Yola, dia belum bisa menentukan pilihan.
IRFAN
AJI
NANI
IRFAN
(heran mendengar perkataan sang istri)
AJI
SFX: Suara ponsel Aji berdering.
Aji mengangkat ponsel itu dengan hati berdegup kencang. Dia lalu hanya mendengarkan tanpa berbicara sepatah katapun. Beberapa saat kemudian tangannya menutup ponsel.
AJI
(menoleh pada Irfan penuh misteri)
IRFAN
(tersenyum)
192.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-MALAM
Semua orang berdoa untuk kesembuhan Dara, sudah tiga hari dia tidak sadarkan diri. Setiap hari Regina dan Yudho akan datang dan mengurus Dara. Mereka membasuhnya tubuhnya dan mengajaknya bicara, Syukurlah Dokter dan Perawat bilang kalau keadaannya sudah mulai stabil. Aji juga datang untuk memberikan semangat, dia tidak ingin apapun terjadi pada mantan kekasihnya itu.
193.INT. KANTOR POLISI JAKARTA SELATAN-SIANG
Toro sedang berada di ruang interogasi bersama dengan seorang polisi.
TRESNO
(menatap Toro dalam)
TORO
TRESNO
(menghela napasnya)
TORO
TRESNO
(memberikan beberapa bukti)
Toro hanya menelan ludahnya gugup.
FADE OUT
FADE IN
194.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-SORE
Regina tertidur di samping tempat tidur sang anak, dia tidak mau beranjak dari sisi Dara. Dia takut kalau anaknya akan meninggalkannya, dulu dia hampir gila karena Dara mencoba bunuh diri namun kembali lagi kejadian yang hampir sama terulang sekarang. Anaknya terbujur tak berdaya.
Melihat botol air yang habis, Regina beranjak meninggalkan Dara sendirian. Saat dia kembali betapa terkejutnya dia saat melihat beberapa suster dan dokter sudah mengelilingi tempat tidur Dara. Regina bergegas berlari menghampiri sang anak.
REGINA
(cemas)
Saat melihat putrinya, ternyata Dara telah sadarkan diri. Regina pun langsung menangis. Dara hanya diam tak bertenaga, tubuhnya lemah.
JUMP CUT TO:
195.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-PAGI
Dara baru bisa duduk setelah tiga hari masa perawatan pasca sadarkan diri. Dia meminta untuk bertemu dengan Bintang dan Aji mengijinkan.
DARA
(berbinar melihat Bintang)
Bintang berlari dan langsung lompat ke atas kasur Dara.
DARA (CONT’D)
BINTANG
(tersenyum)
Dara terhentak, dia tersentuh dan terharu mendengarnya. Rasanya dia ingin keluar dari Rumah Sakit hari ini dan bermain dengan putrinya. Dengan mata berkaca-kaca Dara memeluk Bintang erat yang disaksikan oleh Aji dan juga Yola.
CUT TO:
196.INT. KANTOR LADARA-PAGI
Setelah dua minggu absen, Dara datang bersama dengan Sarah. Semua orang menyapanya dengan ramah dan begitu juga sebaliknya.
DARA
(duduk di kursi kerjanya)
FARAH
DARA
FARAH
DARA
(tersenyum)
SFX: Suara ponsel berdering.
DARA
(melirik ponselnya datar)
FARAH
DARA
(mengangkat ponselnya)
AJI
CUT TO:
197.INT. HOTEL KEMPINSKI-MALAM
Dara dan Aji berhadapan canggung satu sama lain.
DARA
AJI
AJI (CONT’D)
(dengan perasaan berat)
DARA
(mengangguk)
AJI
DARA
Aji menatap Dara dalam sebelum akhirnya dia mengangguk.
DARA (CONT’D)
AJI
CUT TO:
198.INT. HOTEL DARMAWANGSA-MALAM
Setahun kemudian pernikahan Aji dan Yola digelar dengan mewah. Semua orang bahagia dan tersenyum lebar. Dara datang bersama Bintang menghadiri pernikahan lelaki yang selamanya akan terhubung dengan mereka.
AJI
(berbinar melihat Bintang berlari memeluknya)
YOLA
DARA
(melangkah naik)
AJI
(tersenyum)
DARA
Dara memeluk Aji lalu bergantian memeluk Yola memberikan selamat.
YOLA
Dara tersenyum mengusap punggung Yola sebelum dia turun menggandeng Bintang.
CUT TO:
199.EXT. GEDUNG PARKIR HOTEL DARMAWANGSA-MALAM
BINTANG
LS:
DARA
BINTANG
Monolog DARA:
Permintaanku saat itu pada Aji adalah agar membiarkan Bintang tinggal bersamaku. Aku ingin sekali menghabiskan waktu bersamanya, lagipula Aji akan sibuk mempersiapkan pernikahannya dan saat menikah aku berharap dia mendapatkan pengalaman terbaik.
Untungnya dia setuju membiarkan Bintang bersamaku, walau aku lihat matanya begitu memancarkan keraguan dan kesedihan. Tapi menurutku ini adalah yang terbaik.
END