Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
17. Episode 17

188.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-MALAM

Tiga jam berada di ruang operasi Dokter belum juga keluar. Semua orang khawatir dan menunggu dengan cemas.

Yola terdiam menatap Aji penuh pertanyaan dan keraguan, dia tahu bahwa kejadian ini pasti membuat Aji khawatir dan apapun yang terjadi, hubungan Aji dan Dara tidak akan pernah terputus. Ada Bintang di antara mereka.

Yola kemudian menghampiri dan mengusap punggung Aji.


YOLA

Dia pasti selamat.


AJI

(menggenggam tangan Yola hangat)

Ya.


Wisnu terduduk di bawah tak percaya dengan apa yang terjadi, sedangkan orang tua Dara tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka sungguh khawatir dan juga marah besar. Terutama Regina yang tidak mau bicara dengan sang suami.

Lia datang bersama Tian terkejut setelah mendengar apa yang terjadi. Dia terduduk lemas. Tian langsung berinisiatif bertanya ke sana kemari.


TIAN

(menyentuh bahu Lia)

Dokter yang menangani Dara adalah yang terbaik, jangan terlalu cemas.


189.INT. DI DALAM MOBIL-TENGAH MALAM

Toro berada di dalam mobil ketakutan dan hampir gemetar, pikirannya kalut dan panik.


ROY

(menghampiri perlahan)

Semuanya sudah siap, Bapak tinggal berangkat saja.


TORO

(mengangguk cepat)

Oke, kamu tolong bawakan barang-barang saya.

Toro dan Roy berjalan cepat menuju tempat check in, dia memilih penerbangan tercepat hari itu menuju San Fransisco. Sampai di depan pintu masuk, beberapa Polisi berlari dari belakang menghampiri mereka. Aji dan Wisnu tidak tinggal diam dengan semua ini, mereka langsung menghubungi polisi untuk meringkus Toro.


POLISI

Apa Bapak yang bernama Toro Hadi Laksmono?


ROY

(langsung menghadang Polisi tersebut)

Ada apa Anda mencari Tuan Toro.


POLISI

(memiringkan kepalanya melihat Toro yang tidak mau menatapnya)

Tolong ikut kami ke kantor polisi, ada yang ingin kami tanyakan?


Roy terus menghalangi tiga polisi yang ingin membawa Toro, namun Polisi akhirnya kehilangan kesabaran. Mereka menyingkirkan Roy dan membawa paksa Toro ikut bersama mereka.


TORO

(panik)

Saya nggak ngapa-ngapain Pak, apa salah saya?


POLISI

Kami menerima laporan kalau Anda menembak cucu Anda sendiri sampai dalam keadaan kritis.


TORO

(terdiam)

Dara, kritis?


POLISI

Dia sedang dalam ruang operasi, berdoalah semoga tidak terjadi apa-apa.


190.INT. KANTOR POLISI JAKARTA SELATAN-PAGI

Yudho datang dengan wajah datar, di dalam hatinya dia marah begitu dalam.


TORO

Cepat selesaikan semuanya, Papa mau pulang. Capek seharian begini.


YUDHO

(menyeringai)

Selama ini saya salah, saya mengorbankan semuanya demi menuruti dan mencapai keinginan Papa.


TORO

Kamu ngomong apa Hah? Cepat keluarkan Papa dari sini kita bisa membahasnya di rumah.


YUDHO

Seharusnya saya tidak melarang Dara bersama dengan Aji.


TORO

Apa?


YUDHO

Selama 2 tahun saya sulit untuk tenang, saya selalu merasa gelisah dan tidak bisa tidur. Kejadian itu selalu menghantui saya.


TORO

Jadi sekarang kamu mau melawan saya?


YUDHO

Saya lelah, dan sekarang putri saya satu-satunya tengah berjuang untuk nyawanya. Papa tahu? Ini bukan yang pertama kalinya. Dan lagi-lagi ini semua karena Papa.


TORO

(menggebrak meja)

Jangan lancang kamu, kalau bukan karena Aji dan anak sialan itu ini semua tidak akan terjadi.


YUDHO

(menggelengkan kepala)

Untungnya saya sudah tersadar sekarang bahwa apapun yang saya katakan tidak akan pernah merubah pikiran Papa. Jujur saya heran dan kecewa. Sudah lama jiwa saya terusik, Maaf Pa, saya tidak bisa menolong Papa kali ini. Ada istri dan anak juga cucu yang perlu saya perjuangkan.


Yudho lalu pergi setelah mengatakan hal tersebut.

Berita telah tersebar kalau pemilik perusahaan Laksmo Corp ditahan namun bukan karena percobaan pembunuhan melainkan penyuapan dan dana gelap. Semua informasi didapatkan dari Yudho. Alhasil orang-orang yang terlibat pun ikut diperiksa termasuk juga Yudho sebagai CEO. 


191.INT. RUMAH IRFAN-PAGI

Aji datang dengan wajah lunglai, dia lelah dan cemas. Juga ada satu hal yang mengganjal di hatinya saat ini. Yaitu Yola, dia belum bisa menentukan pilihan.


IRFAN

Bagaimana keadaannya?


AJI

Operasinya berjalan lancar, dia sekarang ada di ruang ICU.


NANI

Apa dia akan selamat?


IRFAN

(heran mendengar perkataan sang istri)

Mama ini.


AJI

Semoga saja dia selamat, nggak nggak, dia harus selamat. (Aji kemudian menoleh pada Bintang)
Ada seseorang yang ingin ia temui.


SFX: Suara ponsel Aji berdering.


Aji mengangkat ponsel itu dengan hati berdegup kencang. Dia lalu hanya mendengarkan tanpa berbicara sepatah katapun. Beberapa saat kemudian tangannya menutup ponsel.


AJI

(menoleh pada Irfan penuh misteri)

Proyek denim kita lolos.


IRFAN

(tersenyum)

Sudah waktunya.



192.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-MALAM

Semua orang berdoa untuk kesembuhan Dara, sudah tiga hari dia tidak sadarkan diri. Setiap hari Regina dan Yudho akan datang dan mengurus Dara. Mereka membasuhnya tubuhnya dan mengajaknya bicara, Syukurlah Dokter dan Perawat bilang kalau keadaannya sudah mulai stabil. Aji juga datang untuk memberikan semangat, dia tidak ingin apapun terjadi pada mantan kekasihnya itu.


193.INT. KANTOR POLISI JAKARTA SELATAN-SIANG

Toro sedang berada di ruang interogasi bersama dengan seorang polisi.


TRESNO

(menatap Toro dalam)

Apa benar bapak mencoba melakukan pembunuhan pada Almarhum Bapak Jaelani Surya?


TORO

Sudah saya katakan berkali-kali dan penyelidikannya sudah selesai kok, kenapa dipermasalahkan lagi?


TRESNO

(menghela napasnya)

Lalu bagaimana dengan Dara? Apa itu percobaan pembunuhan juga?


TORO

Itu adalah kesalahpahaman, saya tidak bermaksud untuk melukai cucu saya sendiri. Coba Bapak pikir, untuk apa saya melakukan itu?


TRESNO

(memberikan beberapa bukti)

Ini coba Bapak lihat? Apakah benar itu semua terhubung dengan Bapak?


Toro hanya menelan ludahnya gugup.


FADE OUT


FADE IN


194.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-SORE

Regina tertidur di samping tempat tidur sang anak, dia tidak mau beranjak dari sisi Dara. Dia takut kalau anaknya akan meninggalkannya, dulu dia hampir gila karena Dara mencoba bunuh diri namun kembali lagi kejadian yang hampir sama terulang sekarang. Anaknya terbujur tak berdaya.


Melihat botol air yang habis, Regina beranjak meninggalkan Dara sendirian. Saat dia kembali betapa terkejutnya dia saat melihat beberapa suster dan dokter sudah mengelilingi tempat tidur Dara. Regina bergegas berlari menghampiri sang anak.


REGINA

(cemas)

Dara!


Saat melihat putrinya, ternyata Dara telah sadarkan diri. Regina pun langsung menangis. Dara hanya diam tak bertenaga, tubuhnya lemah.


JUMP CUT TO:



195.INT. RUMAH SAKIT JAKARTA-PAGI

Dara baru bisa duduk setelah tiga hari masa perawatan pasca sadarkan diri. Dia meminta untuk bertemu dengan Bintang dan Aji mengijinkan.


DARA

(berbinar melihat Bintang)

Bintang!


Bintang berlari dan langsung lompat ke atas kasur Dara.


DARA (CONT’D)

Bintang sudah makan?


BINTANG

(tersenyum)

Sudah Ma.


Dara terhentak, dia tersentuh dan terharu mendengarnya. Rasanya dia ingin keluar dari Rumah Sakit hari ini dan bermain dengan putrinya. Dengan mata berkaca-kaca Dara memeluk Bintang erat yang disaksikan oleh Aji dan juga Yola.


CUT TO:


196.INT. KANTOR LADARA-PAGI

Setelah dua minggu absen, Dara datang bersama dengan Sarah. Semua orang menyapanya dengan ramah dan begitu juga sebaliknya.


DARA

(duduk di kursi kerjanya)

Ada masalah selama saya pergi?


FARAH

Ada sedikit penurunan nilai saham, dan beberapa proyek gagal kita dapatkan. Anak-anak sepertinya begitu khawatir dengan Ibu sehingga konsentrasi mereka terbagi.


DARA

Jangan merayu saya, berikan data penjualan tiga bulan terakhir. Dan bagaimana kabar Dita?


FARAH

Dia sedang ujian semester. Nilainya bagus sejak awal, dia memang berbakat.


DARA

(tersenyum)

Saya memang tidak salah pilih.


SFX: Suara ponsel berdering.


DARA

(melirik ponselnya datar)

Kamu boleh pergi.


FARAH

Baik.


DARA

(mengangkat ponselnya)

Halo, kebetulan sekali ada yang aku ingin bicarakan.


AJI

Aku juga ingin bicara denganmu.


CUT TO:


197.INT. HOTEL KEMPINSKI-MALAM

Dara dan Aji berhadapan canggung satu sama lain.


DARA

Kita harus bicara soal Bintang.


AJI

Itu juga yang ingin aku bicarakan, tapi sebelumnya aku ingin memberitahumu sesuatu.


AJI (CONT’D)

(dengan perasaan berat)

Aku minta maaf. Aku tidak bisa meninggalkan Yola, kami akan menikah tahun depan.


DARA

(mengangguk)

Aku sudah tahu ini akan terjadi, dia wanita yang baik. Kamu serasi dengannya.


AJI

Aku minta maaf, seandainya aku tahu apa yang terjadi aku pasti…


DARA

Sesuatu yang tidak berjodoh tidak akan pernah bersatu. Kita tidak bisa memaksakan takdir.


Aji menatap Dara dalam sebelum akhirnya dia mengangguk.


DARA (CONT’D)

Tapi boleh aku meminta sesuatu?


AJI 

Apa?


CUT TO:


198.INT. HOTEL DARMAWANGSA-MALAM

Setahun kemudian pernikahan Aji dan Yola digelar dengan mewah. Semua orang bahagia dan tersenyum lebar. Dara datang bersama Bintang menghadiri pernikahan lelaki yang selamanya akan terhubung dengan mereka.


AJI

(berbinar melihat Bintang berlari memeluknya)

Bintang, Papa kangen sekali sama Bintang.


YOLA

Makin gemas saja kamu Bintang.


DARA

(melangkah naik)

Dia semakin bawel dan ingin tahu segalanya.


AJI

(tersenyum)

Dar,


DARA

Selamat ya.


Dara memeluk Aji lalu bergantian memeluk Yola memberikan selamat.


YOLA

Makasih ya Dar.


Dara tersenyum mengusap punggung Yola sebelum dia turun menggandeng Bintang.


CUT TO:


199.EXT. GEDUNG PARKIR HOTEL DARMAWANGSA-MALAM


BINTANG

Ma, besok kita ke kebun binatang Yuk. Bintang mau lihat-lihat Binatang kata teman-teman Bintang binatangnya lucu-lucu.


LS:


DARA

Ok, Mama kira kamu sudah pernah kesana. 


BINTANG

Papa sibuk.


Monolog DARA:

Permintaanku saat itu pada Aji adalah agar membiarkan Bintang tinggal bersamaku. Aku ingin sekali menghabiskan waktu bersamanya, lagipula Aji akan sibuk mempersiapkan pernikahannya dan saat menikah aku berharap dia mendapatkan pengalaman terbaik.

Untungnya dia setuju membiarkan Bintang bersamaku, walau aku lihat matanya begitu memancarkan keraguan dan kesedihan. Tapi menurutku ini adalah yang terbaik.


END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar