Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
2. Episode 2

Mata Aji mengerjap beberapa kali, ini sudah lima tahun semenjak dia tidak melihat wajah itu. Wajah ceria nan lembut. Beberapa saat mereka terdiam saling menatap sampai akhirnya Aji berpaling dan meneruskan lari paginya.


9.INT. TAMAN BERMAIN-PAGI

Aji menjemput Bintang di sebuah taman bermain dekat tempatnya  berolahraga.


BINTANG

(berlari menghampiri Aji)

Papa!


AJI

(tersenyum)

Kita pulang ya.


CUT TO:


10.INT. KANTOR LADARA FASHION-PAGI

Dara tengah berada di dalam ruang kerjanya. Seperti biasa dia akan membuat desain untuk peluncuran koleksi pakaian terbaru miliknya tiga bulan lagi. Kalau sedang mendesain dia terkadang lupa waktu.


INSERT: FARAH mengetuk pintu perlahan


DARA

Masuk!


FARAH

Mohon maaf mengganggu Ibu,rapat akan segera dilaksanakan.


DARA

(mengangguk)

Baiklah, aku sudah selesai. Tolong dibawakan semuanya ya.


Farah asisten Dara langsung mengangguk dengan patuh. Dia membawa semua gambar desain yang dihasilkan atasannya itu. Dara memang pemilik perusahaan tersebut sekaligus desainer utama Ladara Fashion. Dia senang menggambar terutama pakaian dan tas.


DARA

(duduk di tengah ruang rapat)

Mari kita mulai presentasinya.


Dara kemudian mempresentasikan semua desain yang ia buat untuk musim hujan di Indonesia ini.


DARA

Ini adalah desain yang saya kerjakan untuk musim hujan kali ini. Kita bisa lihat konsep yang kali ini saya gunakan adalah awan, saya memasukkan unsur awan mendung ke tiap desain yang saya buat. Ini memang sedikit gelap namun sangat cocok untuk musim hujan di Indonesia kebanyakan memang jaket dan mantel.


HUSEIN 

(Direktur Pemasaran)

(mengangguk)

Menarik, konsepnya jelas dan sangat detail. Tapi jika produk ini dipasarkan, apa bedanya dengan produk-produk kita sebelumnya atau dengan Perusahaan lain?


DARA

Pertanyaan bagus, memang sulit jika hanya mengandalkan desain. Orang di sini membeli barang kebanyakan karena kebutuhan, selain jaket dan mantel saya berencana untuk meluncurkan sweater dan baju lengan panjang. Jadi cangkupannya akan luas dan jaket yang diluncurkan mungkin akan lebih modern namun dengan kesan kuat. Jaket kulit. 


Husein mengangguk, dia setuju dengan Dara kali ini. Anak itu walau masih muda tapi memiliki penglihatan yang tajam.


DARA

Apa ada pertanyaan lagi?


Semua orang diam mendengarnya, menatap anak buahnya satu per satu Dara menaikkan alisnya sambil tersenyum. Setelah itu baru dia kembali duduk di kursinya.


INTERCUT TO:


11.INT.RUANG KERJA DARA-SIANG

Dara memijat kepalanya pusing, entah kenapa tiba-tiba kepalanya sakit dan jadi pusing seperti ini.


FARAH

(mengamati Dara sejak tadi)

Ibu apa mau saya belikan obat?


DARA

(menggeleng)

Nggak usah, obatnya ada di tas saya kok.


Saat merogoh tas keluaran Dior miliknya, Dara mendapatkan botol obat yang hanya tersisa satu butir tablet. Dia lupa kalau obatnya sudah mau habis. Mendesah kecewa, dia harus kembali menemui dokternya hari ini.

CUT TO:


12.INT. THE LANGHAM HOTEL JAKARTA-SORE

Farid datang dan langsung menghampiri Aji yang sedang menikmati kudapan sorenya.


FARID

Tumben lo minta ketemu sama gue.


AJI

Duduk!


Farid menyeringai mendengar perintah Aji.


FARID (V.O)

Beraninya dia nyuruh-nyuruh gue.



Dengan raut kesal, Farid akhirnya duduk di hadapan Aji.


AJI

Gue bertemu lagi sama dia.


FARID

(berpikir keras)

Dia? Maksud lo… Dara.


AJI

(mengangguk)

Gue bertemu di Taman Jogging dekat sini.


FARID

(tersenyum miring)

Itu berarti dia tinggal di dekat sini. Dia menghilang selama lima tahun lalu kembali lagi ke sini.


Farid kemudian menoleh menatap Aji


FARID (CONT’D)

Bagaimana reaksinya saat bertemu dengan lo?


AJI

(menghela napas)

Datar, tatapannya ke gue seperti orang yang tidak kenal.


FARID

Kalau dia ngeliat gue, apa yang akan dia lakukan kira-kira?


Mendengarnya Aji langsung menatap temannya itu tajam.


AJI

Lo. Mau apa lo sama dia?


FARID

Bro, dia menghilang begitu aja dan membuang kita. Sedikit pun gue tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Kita bertiga seharusnya dihukum.


Aji sontak menaruh sendoknya kasar.


AJI

(kesal)

Kenapa lo jadi bahas masalah itu? Kita sudah menguburnya dalam-dalam.


FARID

(dengan mata berkaca-kaca)

Kita seharusnya menyerahkan diri.


AJI

Lupakanlah. Ingat, lo jangan sampai make lagi. Sekali lo ketahuan kita semua akan terseret, tahu lo.


FARID

(menyeringai menyepelekan)

Apa lo nggak rindu dengan masa-masa kita dulu? Gue punya barang bagus mau nggak?

  

Tangan Aji mengepal kuat, rasanya dia ingin sekali menghajar orang di depannya ini.


AJI

Jangan bawa-bawa gue dalam masalah lo. Gue punya hal yang harus gue lindungi.


FARID

Bercanda gue, yaudah gue mau balik dulu. Gue banyak urusan.


AJI

Ingat pesan gue, jangan membuat masalah.


Farid tersenyum mendengarnya, dia lalu pergi dengan tatapan kesal.

CUT TO:


13.INT. RUMAH SAKIT DARMAWAN-MALAM

CU: Nama dr. Hana Dinata, Sp.KJ

 

DARA

Saya mau minta obat yang kemarin.


HANA

(tersenyum getir)

Kepalamu masih suka sakit?


DARA

Iya,kemarin tiba-tiba saja kepala saya pusing.


HANA

Apa kamu telah melakukan saran yang saya ber⁸ikan? Ini tidak akan berhasil kalau kamu masih belum menyelesaikan akarnya.


DARA

(termenung bingung)

Sejujurnya saya tidak tahu akarnya ada dimana, setelah ingatan saya kembali saya tidak tahu harus bagaimana dan percaya pada siapa. Dok, saya takut kalau hal buruk yang saya ingat benar-benar terjadi.


HANA

(tersenyum lembut)

Dara, ingatan bukan sebuah mimpi. Itu memang terjadi dan itu mengartikan kamu belum bisa melupakan hal itu. Ini yang harus kamu cari, apa yang sebenarnya terjadi?


Dara hanya terdiam tanpa membalas omongan Dokter tersebut.


HANA (CONT’D)

Baiklah kalau kamu tidak mau cerita, kamu sendiri yang harus menemukan titik balik untuk dirimu. Saya akan meresepkan obat, tolong digunakan dengan benar dan selesaikan urusanmu yang belum selesai. 


DARA

Iya.

CUT TO:


14.INT. RUMAH DARA-MALAM


Dara sampai di rumahnya larut malam, meletakkan kunci mobilnya di atas nakas dia tiba-tiba terdiam saat melihat foto dirinya bersama ketiga temannya. Mereka dulu sangat dekat dan sering kumpul bersama. Tersenyum melihat foto itu beberapa saat, Dara meletakkannya kembali.


SFX: Suara ponsel nyaring terdengar meminta video call.


Dara mengangkat dengan senyum merekah.


DARA

Halo Kak,


WISNU

Hey, apa kabar?


DARA

Baik, Kakak apa kabar di sana?


WISNU

Baik, itu si Jun kemarin baru menang lomba basket.


DARA

Wah, hebat. Kayaknya nurunin bakat bapaknya nih.


WISNU

(tertawa)

Iyalah, siapa lagi. Tuh anaknya. Jun sini, Tante Dara mau ngomong.


Jun menoleh dan langsung menghampiri Ayahnya.


JUN

Hello Tante.


DARA

Hello Jun, congratulations for your win.


JUN

(menjawab malu-malu)

Thank You


WISNU

Mau hadiah nggak? Minta Tante tuh.


Jun hanya tersenyum mendengar Ayahnya bicara.


DARA

Ah, what do you want Jun? Let me give you a present, sweet boy.


JUN

(dengan raut wajah berpikir)

Hmm, Jun mau drone. New drone.


DARA

(tersenyum)

Ok, Tante belikan drone untuk Jun.


JUN

Ok, thank you Tante.


Setelah bicara Jun kembali bermain dengan mobil mainannya.


DARA

Oh iya, Mama bilang Kakak jarang menghubungi rumah. Kenapa Kak?


WISNU

(menghela napas)

Kakak hanya sedang sibuk, nanti Kakak akan hubungi mereka.


Dara mengangguk, namun dia merasa ada sesuatu yang Kakaknya tutupi tapi dia tidak tahu apa itu.


DARA

Ok jangan lupa.


WISNU

Iya, yaudah Kakak mau keluar dulu mau beli susu buat Jun dan adiknya Anna.


DARA

Oh yaudah, salam buat Kak Jasmin ya Kak. Bye.


Dara menutup telepon dan berjalan ke kamarnya melemparkan tubuhnya yang lelah ke atas kasur.


CUT TO:


15.INT. KANTOR MODE INDONESIA-PAGI

Irfan dan Aji berjalan masuk ke dalam lobby. Di sana mereka telah ditunggu oleh para petinggi Perusahan Mode yang telah berdiri sejak lima belas tahun lalu.


MARWAN

(mengulurkan tangan)

Selamat pagi Pak, terima kasih telah meluangkan waktu.


IRFAN

(tersenyum mengambil jabat tangan Marwan)

Saya menunggu apa yang kamu telah kerjakan.


MARWAN

(tertawa)

Baiklah, silahkan kita langsung saja.


Marwan langsung mendampingi Irfan dan Aji menuju ruang rapat. Sampai di sana mereka duduk dan mengamati pemaparan yang disampaikan oleh Vino, anak buah Marwan. Dengan seksama mereka menyimak dengan tenang, setelah selesai barulah Irfan bicara.


IRFAN

Baik, saya mengerti. Jadi produk kali ini akan menelan biaya yang cukup besar. Bagaimana Ji?


AJI

Apa kalian yakin produk ini akan laku di pasaran?


VIN0

Sesuai dengan trend yang sedang digemari. Kami mengemasnya lebih baik dan menambahkan nuansa lokal yang kental. Bisa dilihat, kain tenun pandai sikek merupakan salah satu ornamen pilihan yang kita tambahkan. Dan ini data penjualan untuk produk serupa.


Aji lalu mengangguk sambil menoleh pada sang Ayah.


IRFAN

Ok, berikan saya sampelnya kalau sudah siap.


Menaikkan alisnya tersenyum, Irfan beranjak dari kursinya diikuti oleh Aji dan asistennya Aryo. Mereka kembali ke ruangan direksi ditemani dengan secangkir teh hangat.


IRFAN

Hmm, sudah lama saya tidak menikmati teh buatanmu Yo. Menyegarkan.


ARYO

Terima kasih atas sanjungan. Anda terlalu berlebihan memuji saya.


IRFAN

Hahaha, beruntungnya Aji punya seseorang sepertimu. 


IRFAN (CONT’D)

Ehm, Pak Ari menghubungi Papa soal kamu dan Yola. Dia bilang kamu belum menemui mereka lagi. Ada apa?


AJI

Saya hanya tidak mau terburu-buru Pa. Nanti kalau sudah waktunya saya pasti kesana.


IRFAN

Ingat, bintang butuh seorang Ibu.


AJI

Karena itu saya tidak mau terburu-buru, Bintang yang akan memilih.


Irfan hanya membersihkan tenggorokannya tanpa bicara.


IRFAN

Kamu tidak berharap dia akan kembali kan? Kalian tidak boleh kembali. Sudah cukup semua tragedi itu. Kamu tidak boleh kembali ke dunia gelap itu. 


AJI

Saya sudah bersih. Saya sudah berjanji tidak akan kembali ke sana.


Beberapa saat kemudian, Steven asisten Irfan datang mengetuk pintu ruangan.


STEVEN

Maaf mengganggu Pak, ada Pak Syarif ingin bertemu.


IRFAN

Huft, mengganggu saja. Suruh dia menunggu di ruangan saya.


STEVEN

Baik.


Irfan menatap anaknya dengan tatapan menilai beberapa saat sebelum akhirnya pergi dari ruangan itu.


CUT TO:


16.INT. RUANGAN KANTOR IRFAN-SIANG

Dia berhadapan dengan Syarif untuk membicarakan bisnis yang mereka lakukan.

SYARIF

Akhirnya kita bisa bertemu setelah beberapa kali saya mencoba menghubungi Bapak.


IRFAN

Iya, iya akhir-akhir ini saya sibuk jadi baru bisa menemui Bapak sekarang. Bagaimana? Mobil aman?


SYARIF

Oh itu aman Pak, ini saat saya memeriksa lagi ternyata masih ada kekurangan di laporan pajak yang Bapak berikan. Dengan jumlah yang lumayan.


IRFAN

Loh bukannya kemarin sudah selesai. Memang jumlahnya berapa?


Syarif bertanya dengan ramah.


SYARIF

Ini saya periksa masih selisih 4 Miliar.


Mata Irfan sedikit terbelalak.


IRFAN

Kemarin kamu bilang sudah bersih semua, sekarang kenapa jadi begini?


SYARIF

Iya kemarin ternyata anak buah saya salah hitung, sebenarnya ini masalah gampang Pak. Kita juga sudah kenal lama kan.


IRFAN

(tersenyum miring)

Katakan.


SYARIF

Ada jabatan kosong di sini?


Mendengarnya Irfan seperti ingin tertawa terbahak-bahak. Bisa-bisanya pria di depannya ini meminta secara terang-terangan. Dia mengerti, sangat mengerti apa yang diinginkan pria ini.

CUT TO:


17.EXT. LUAR LOBBY LADARA FASHION-SORE

Dara sedang berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan oleh supir pribadinya. Tepat sesaat sebelum meraih pintu mobil, Dara seperti melihat seseorang yang mengamatinya dari jauh. Menoleh mencari seseorang tersebut namun tidak ada siapa-siapa di sana. Dara kemudian meneruskan langkahnya masuk ke dalam mobil. Sepertinya itu hanya perasaannya saja.

Setelah masuk ke dalam mobil dan pergi, barulah Farid keluar tersenyum menyeringai.


FARID (V.O)

Ternyata benar kalau dia telah kembali.


CUT TO:


18.INT. LIVING HOME GROUP-SIANG

Aji menemui teman bisnis lamanya yang biasa memamerkan karya perusahaannya. Berdiri sembari menunggu, Aji memindai seisi ruangan.


ANTON 

(datang dengan langkah cepat)

Sudah lama menunggu? maaf ada sesuatu yang harus saya urus.


AJI

Nggak apa-apa, sayang ngerti kamu pasti sibuk. 


ANTON

Gimana jadinya?


AJI

Saya jujur bingung, kenapa tiba-tiba kamu ingin menggeser hari pementasan busana perusahaan saya? Bukannya sejak awal kita sudah sepakat dan selalu seperti itu kan?


Anton terdiam seribu bahasa.


AJI 

(mengerutkan dahi)

Sepertinya banyak perubahan sejak terakhir kali saya datang ke sini, sebulan lalu sepertinya. Toko perhiasan di depan apakah akan diganti?


ANTON

(dengan wajah penuh rasa bersalah)

Maaf Pak Aji, ada produk baru yang akan masuk. Kami sudah lama mengincar produk itu untuk bisa berada di sini.


AJI

Ah, jadi karena itu peragaan busana saya dialihkan.


ANTON

`Tapi tenang saja Pak, kami berjanji akan memberikan fasilitas terbaik.


Aji menaikkan kedua alisnya dan mulai menghela napas, dia jadi penasaran produk apa yang akan berada di sana.


INSERT: Datang beberapa orang dengan seragam ‘Ladara Fashion’ berjalan cepat menuju kantor Living Home Group. 


Aji mengeraskan rahangnya kesal, dia tahu sekali siapa produk baru itu. Selama ini Ladara tidak pernah tertarik untuk masuk ke Living Home, kenapa tiba-tiba mereka masuk ke sini. 


AJI

(berbisik pada Aryo)

Segera kamu cari tahu kenapa tiba-tiba Ladara Fashion ingin masuk ke sini.

 

Aryo mengangguk, mereka kemudian langsung pergi dari tempat itu. 

CUT TO:


19.INT. FOUR SEASON HOTEL-MALAM

Dara sedang menikmati anggurnya dengan penuh kenyamanan. Dia sengaja ingin menenangkan diri dan menjauh dari orang-orang yang mengenalnya. Matanya menutup menikmati alunan musik yang menghibur hati.


Aji berdiri di samping Dara sambil menuangkan minuman ke gelas mantan tunangannya itu.


AJI

Sendirian?


DARA

(Sontak membuka matanya terkejut)

Apa yang kamu lakukan di sini?


AJI

(dengan tatapan menggoda)

Entahlah, menemani seseorang mungkin.


DARA

(tersenyum miring)

Aku tidak mau ada gosip, pergilah sebelum ada yang melihatmu.


AJI

Kamu jangan kegeeran, aku kesini untuk bisnis. Keluarlah dari proyek Living Home, sejak kapan kamu tertarik dengan proyek yang tidak terlalu besar itu?


DARA

Ah, jadi karena itu kamu rela untuk menemuiku. Living Home memang Perusahaan menengah dengan pasar yang lumayan besar. Ladara diminta untuk menjadi persembahan khusus untuk acara Peragaan Busana mereka. Bayarannya cukup besar, sayang untuk dilewatkan. Kenapa? Kamu tidak yakin produkmu akan laku di sana?

 

AJI

(menggeleng tak percaya)

Bertahun-tahun Perusahaanmu tidak pernah tertarik untuk masuk. Aku penasaran, kenapa tiba-tiba sekarang kalian tertarik?


DARA

Setahuku aku tidak punya kewajiban apapun untuk menjelaskannya kepadamu. Jadi impan rasa penasaranmu itu.


Dara mengucapkannya sembari menepuk dada Aji beberapa kali membuat hati laki-laki itu bergetar. Dara kemudian pergi tanpa berkata apa-apa. Aji tersenyum penuh makna.



FADE OUT


CONTINUE

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar